You are on page 1of 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah perusahaan dalam menjalankan segala kegiatan dan tujuan yang ingin dicapai
diperlukan suatu aturan yang mengatur dan membatasi segala kegiatannya. Oleh karena itu,
pemerintah mengeluarkan suatu aturan yang mengatur sebuah perusahaan yang dituangkan
dalam Hukum Perusahaan. Hukum ini dibuat dengan tujuan agar perusahaan dalam menjalankan
segala aktivitasnya sesuai dengan etika berbisnis. Segala yang berhubungan dengan perusahaan
ini diatur oleh Hukum Perusahaan.
Di Indonesia pengaplikasian hukum mengenai hukum perusahaan tidak dapat berjalan
secara maksimal karena hukum perusahaan yang ada sekarang bersifat kurang akomodatif dalam
mengatur segala aktivitas perusahaan.
Dalam permasalahan hukum perusahaan ini harus ada solusi yang efektif. Banyak
perusahaan-perusahaan asing yang ingin masuk ke Indonesia mengurungkan niat untuk masuk ke
Indonesia karena sistem yang terlalu menyusahkan pihak investor dan hukum perusahaan yang
tidak dapat menjamin keberadaan atau tidak dapat menjamin investasi mereka diindonesia
dikarenakan hukum perusahaan yang ada di Indonesia kurang mengakomodir segala
permasalahan yang terdapat di dunia bisnis perusahaan seperti yang telah di sebutkan diatas.
Dalam hal perbankan hukum perusahaan juga kurang bisa mengakomodir salah satu hal
yang bisa di jadikan acuan yaitu peraturan atau hukum yang tidak cukup akomodatif untuk
mengatur masalah kredit macet. Hal ini terbukti dari: a) UU Perbankan No.7 Tahun 1992 tidak
cukup banyak pasal yang mengatur tentang kredit macet; b) UU Perbankan No.7 Tahun 1992
tidak mengatur jalan keluar dan langkah yang ditempuh perbankan menghadapi kredit macet; c)
UU Perbankan No.7 Tahun 1992 tidak menunjuk lembaga mana yang menangani kredit macet,
dan sejauh mana keterlibatannya, dan 4) UU Perbankan No.7 Tahun 1992 tidak memberikan
tempat yang cukup baik kepada komisaris bank sebagai badan pengawas. Untuk itu perlu
dibentuk UU khusus tentang penanggulangan kredit macet baik dari segi hukum substantif,
pengawasan preventif ataupun segi prosedural atau segi represif lainnya.
Dalam makalah ini kami mengangkat sebuah contoh permasalahan tentang kasus kredit
macet Bank Sumut. Salah satu penyebabnya adalah seperti yang telah disebutkan di atas. Hal ini
membuktikan bahwa hukum perusahaan di Indonesia belum cukup efektif untuk menyelesaikan
masalah ini.
Oleh karena itu diperlukan hukum yang tegas dan lebih terperinci untuk mengatasi
berbagai hal yang saat ini belum bisa diakomodir oleh hukum perusahaan yang telah ada. Serta
diperlukan ketegasan dan kejujuran dari sisi penegak hukumnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka diperoleh rumusan
masalah yaitu bagaimana solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan kredit macet pada
Bank Sumut?

You might also like