You are on page 1of 14

A.

Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang
sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim).
Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari
awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan
merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar
dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu
maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil
yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi.
Faktor resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua, banyak
anak, dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara
tidak langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil.
Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan mungkin terjadi
penyebab langsung kematian ibu, misalnya pendarahan melalui jalan
lahir, eklamsia, dan infeksi.

2. Tanda dan Gejala Awal Kehamilan


Tanda dan gejala pada masing-masing wanita hamil berbeda-beda. Ada
yang mengalami gejala-gejala kehamilan sejak awal, ada yang beberapa
minggu kemudian, atau bahkan tidak memiliki gejala kehamilan dini.
Namun, tanda yang pasti dari kehamilan adalah terlambatnya periode
menstruasi. Selain itu didapatkan tanda-tanda lain yaitu :
a. Nyeri atau payudara yang terasa membesar, keras, sensitif dengan
sentuhan. Tanda ini muncul dalam waktu 1-2 minggu setelah konsepsi
(pembuahan). Dalam waktu 2 minggu setelah konsepsi, payudara
seorang wanita hamil akan mengalami perubahan untuk persiapan
produksi ASI yang dipengaruhi oleh hormon estrogen dan
progesteron.
b. Mual pagi hari (morning sickness) umum terjadi pada triwulan
pertama. Meskipun disebut morning sickness, namun mual dan
muntah dapat terjadi kapan saja selama kehamilan. Penyebab mual
dan muntah ini adalah perubahan hormonal yang dapat memicu
bagian dari otak yang mengontrol mual dan muntah. Gejala ini
dialami oleh 75% wanita hamil.
c. Mudah lelah, lemas, pusing, dan pingsan adalah gejala kehamilan
yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah dalam kehamilan
atau kadar gula darah yang rendah.
d. Sakit kepala pada umumnya muncul pada minggu ke-6 kehamilan
yang disebabkan oleh peningkatan hormon.
e. Konstipasi (sulit BAB) terjadi karena peningkatan hormon
progesteron yang menyebabkan kontraksi usus menjadi lebih pelan
dan makanan lebih lambat melalui saluran pencernaan.

f. Perubahan mood karena pengaruh hormon.

g. Bercak perdarahan. Terjadi ketika telur yang sudah dibuahi


berimplantasi (melekat) ke dinding rahim sekitar 10-14 hari setelah
fertilisasi (pembuahan). Tipe perdarahan umumnya sedikit, bercak
bulat, berwarna lebih cerah dari darah haid, dan tidak berlangsung
lama.

3. Suplemen yang dianjurkan selama kehamilan

a. Asam folat. Asam folat yang dikonsumsi sebelum hamil dan selama
kehamilan melindungi dari gangguan saraf pada janin (anensefali,
spina bifida). Wanita hamil disarankan mengkonsumsi asam folat 400
μg/hari selama 12 minggu kehamilan karena kebutuhan asam folat
tidak dapat dipenuhi hanya dari makanan.

b. Zat besi. Zat besi adalah komponen utama dari hemoglobin yang
bekerja mengangkut oksigen di dalam darah. Selama kehamilan,
suplai darah meningkat untuk memberikan nutrisi ke janin. Suplemen
besi yang dibutuhkan adalah 30 – 50 mg/hari dan disarankan pada
wanita hamil dengan hemoglobin < 10 atau 10,5 g/dl pada akhir
kehamilan. Selain suplemen, zat besi juga terkandung pada daging,
telur, kacang, sayuran hijau, gandum, dan buah-buahan kering.
Suplemen besi sebaiknya dikonsumsi diantara waktu makan dengan
perut yang kosong atau diikuti jus jeruk untuk meningkatkan
penyerapan.
c. Kalsium. Kalsium penting di dalam mengatur kekuatan tulang wanita
hamil dan pertumbuhan tulang bagi janin. Kalsium yang disarankan
sebanyak 1.200 mg untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin.
Kalsium sebaiknya dikonsumsi ketika sedang makan, diikuti dengan
jus buah yang kaya vitamin C untuk meningkatkan penyerapan.

4. Masa Kehamilan
Minggu Ke-1
* Calon Ibu
Idealnya calon ibu berada dalam kondisi sehat optimal. Kebiasaan seperti
merokok, minum beralkohol dan obat-obatan yang tidak perlu sudah
seharusnya dihentikan pada masa ini. Suhu tubuh basal akan sedikit
meningkat pada masa ovulasi dan berkisar antara 36,6 C dan berangsur -
angsur akan meningkat. Konsultasi genetik bisa dilakukan dengan dokter
kandungan untuk mengetahui apakah adanya riwayat penyakit menurun
dalam keluarga seperti hemofili, fibrosis kistik atau berbeda tipe golongan
darah Rhesus.
Minggu Ke-2

* Calon Ibu

Masa fertilisasi atau pembuahan dimana berjuta-juta sperma pasangan


akan masuk ke vagina dan mencapai tuba falopi. Beberapa ratus sperma
akan menuju sel telur sambil mengeluarkan enzim yang membuat salah
satu sperma berhasil menembus lapisan pelindung sel telur yang matang.
Pada saat ini terjadi perubahan kimiawi yang mencegah sperma lain
memasuki sel telur. Tubuh sperma yang berhasil masuk sel telur akan
terurai dan inti sel yang membawa kode genetik akan menyatu dengan
kode genetik sel telur yang telah dibuahi.

* Janin Bayi

Jenis kelamin bayi pada masa ini ditentukan oleh 46 kromosom yang
menyusun karakteristik genetik-nya. Sel sperma dan sel telur membawa
kode genetiknya masing-masing. Sel telur hanya memiliki kromosom X,
namun sel sperma membawa kromosom X atau Y. Bila sperma yang
membuahi sel telur membawa kromosom X maka akan membentuk
seorang bayi perempuan. Lain halnya bila yang membuahi sel telur
adalah sel sperma yang membawa kromosom Y, maka bayi laki-laki-lah
yang akan terbentuk. Pada hal ini, calon ayah-lah yang sebenarnya
menentukan jenis kelamin bayi.

Sel telur yang telah dibuahi akan mebelah dua menjadi 2 sel, kemudian 4
sel dan kemudian terus membelah sambil bergerak meninggalkan tuba
falopi menuju rahim. Saat ini, dengan perkiraan kasar terdapat 30 sel
hasil pembelahan. Kumpulan sel tersebut dinamakan morula, dari bahasa
Latin yang berarti anggur.

Minggu Ke-3

* Calon Ibu

Kira-kira 7 hari setelah fertilisasi, morula akan tertanam di lapisan dalam


rahim (endometrium). Secara formal hal ini dapat dikatakan sebagai
suatu kehamilan. Kelompok sel tersebut akan semakin matang dan
menjadi blastokista, substansi yang akan men-stimulasi terjadinya
perubahan dalam tubuh calon ibu termasuk terhentinya siklus menstruasi.

* Janin Bayi

Selama minggu-minggu awal kehamilan, bayi akan berkembang pesat.


Setiap hari pasti akan terjadi perubahan besar. Hanya dalam waktu 7 hari,
sebuah sel akan menjadi suatu kelompok berisi ratusan sel. Walau secara
kasat mata bahkan dengan bantuan mikroskop tetap sulit dilihat, sel-sel
ini telah mengatur dirinya sendiri dengan benar. Sebagian membentuk
embrio, sedangkan yang lain menjadi struktur penyokong yang memberi
nutrisi kepada embrio. Bagaimana hal ini terjadi masih menjadi misteri
bagi para ahli.

Minggu Ke-4

* Calon Ibu

Meskipun kehamilan bisa diketahui sendiri, namun tes darah yang


mampu membuktikan kehamilan secara akurat, terutama pada minggu-
minggu ini. Hal ini disebabkan adanya blastokista yang akan
mengeluarkan sejumlah hormon kehamilan (Human Chorionic
Gonadotrophin / hCG). Hormon ini dapat terdeteksi dalam darah. Urin
juga dapat digunakan untuk men-tes hormon ini, namun hasilnya tidak
seakurat tes darah.

* Janin Bayi

Pada minggu ini blastokista yang tadinya berbentuk seperti bola mulai
berubah menjadi sebuah embrio. Embrio ini dibedakan menjadi 3 jenis
lapisan yang nantinya membentuk 3 jenis jaringan, yaitu:

1. Endoderm: lapisan terdalam yang akan membentuk paru-paru, hati,


sistem pencernaan dan pankreas
2. Mesoderm: lapisan tengah yang akan membentuk tulang, otot, ginjal,
pembuluh darah dan jantung
3. Ektoderm: lapisan terluar yang akan membentuk kulit, rambut, lensa
mata, email gigi dan sistem saraf

Keseluruhan sel dalam setiap jaringan akan bergerak mengelilingi untuk


menuju tempat masing-masing dan bentuk bakal kepala embrio akan
meruncing seperti tetesan air mata.

Minggu Ke-5

* Calon Ibu

Tanda utama kehamilan adalah tidak menstruasi sekitar 2-3 minggu


setelah konsepsi. Namun ketiadaan menstruasi (amenore) ini bisa juga
disebabkan oleh hal-hal lain. Untuk memastikan perlu dilakukan tes urin
sehingga dokter dapat menaksir perkiraan hari persalinan dihitung
semenjak hari pertama siklus menstruasi terakhir.
Selain tidak menstruasi (amenore) terdapat tanda-tanda awal lainnya
yang juga perlu diperhatikan, misalnya mual muntah atau biasa disebut
morning sickness, perubahan selera makan, perubahan pada payudara,
dan kelelahan.

Kehamilan biasanya terbagi dalam periode, yang dikenal sebagai


triwulan, yaitu:

1. Triwulan I : berlangsung hingga minggu kehamilan ke-13. Pada


masa ini terjadi perkembangan janin yang cepat. Pada masa ini risiko
keguguran juga termasuk tinggi.
2. Triwulan II : berlangsung dari minggu ke-14 hingga minggu
kehamilan ke-27
3. Triwulan II : berlangsung dari minggu ke-28 hingga masa kelahiran

* Janin Bayi

Pada saat ini janin dalam rahim sang ibu telah memiliki bentuk yang
lebih jelas. Janin telah memiliki bagian atas bawah, kanan kiri, serta
depan belakang. Di daerah punggung terdapat suatu celah melengkung
yang akan membentuk struktur seperti tabung silinder yang disebut
neural tube (tabung saraf). Dalam perkembangannya, pada tabung ini
akan terbentuk sumsum tulang belakang dan otak. Bagian atas dari
tabung tersebut akan meluas dan mendatar untuk mebentuk otak depan.
Selain itu di bagian pusat janin akan terbentuk suatu tonjolan yang
merupakan bakal jantung. Tonjolan tersebut akan dialiri oleh pembulu
darah rudimenter (pembuluh darah yang belum sempurna).

Minggu Ke-6

* Calon Ibu

Pada saat ini banyak wanita yang menghubungkan kehamilan dengan


timbulnya keluhan, khususnya nausea (pusing dan mual). Biasanya para
ibu saat ini merasa lebih mudah tersinggung dan lelah daripada
sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya peningkatan hormon
progesteron. Biasanya isitrahat yang cukup akan membantu proses
relaksasi dalam neghadapi hal-hal tersebut.

* Janin Bayi

Tabung saraf di sepanjang tulang belakang telah menutup. Di salah satu


ujungnya telah terbentuk bakal otak yang akan mengisi tulang tengkorak.
Sementara itu terdapat 2 buah piringan pigmen kecil yang membentuk
struktur seperti mangkuk di kedua sisi kepalanya. Bagian ini disebut
vesikel optikus yang merupakan bakal mata.
Walaupun jantung bayi pada awalnya hanya berupa tabung kecil, namun
pada tahap ini bakal jantung telah berdenyut dan tidak akan pernah
berhenti hingga akhir hidup. Bakal kaki dan tangan juga mulai terlihat,
demikian pula tulang ekor akan makin terlihat jelas di tahap ini.

Minggu Ke-7

* Calon Ibu

Lima minggu setelah konsepsi, dinding rahim melunak sehingga


mempermudah penanaman blastosit. Pada saat ini serviks (mulu tahim
mulai melunak. Perubahan yang terjadi di organ dalam lain adalah
penebalan lendir serviksyang akan menggumpal membentuk sumbat
(plug) dalam saluran mulut rahim. Nantinya lendir ini akan dikeluarkan
sesaat sebelum proses persalinan, yaitu saat serviks mulai membuka (hal
ini disebut show).

* Janin Bayi

Di minggu ini terjadi perubahan pada tubuh, wajah, dan kaki bayi.
Saluran pencernaan janin mulai terbentuk dan usus depan telah terlihat.
Bentuk tulang ekor juga jelas terlihat namun akan menghilang di minggu
ke-10 atau 11. Paru-paru juga mulai berkembang sementara itu tali pusat
akan berkembang setelah plasenta dewasa. Selain itu telah terbentuk pula
bakal wajah, sedikit pigmentasi pada iris mata dan lubang pada
mulutnya. Seminggu setelah pembentukan bakal kaki, maka bakal lengan
justru telah dapat dibedakan menjadi segmen tangan dan bahu.

Minggu Ke-8

* Calon Ibu

Walauoun rahim mulai membesar, perubahan ini biasanya belum terlihat


dari luar. Yang lebih dahulu mendeteksi perubahan ini secara umum
adalah dokter. Dokter akan meraba pembesaran saat melakukan
pemerikasaan panggul. Biasanya ukuran baju sang ibu mulai membesar
karena pinggang terasa mulai adanya pengetatan akibat membesarnya
janin yang tumbuh.

* Janin Bayi

Pada ujung-ujung tubuh yang sedang berkembang, mulai terbentuk bakal


jari tangan dan kaki, sedangkan bakal lengan akan sedikit fleksi
(membengkok) pada bagian pergelangan dan siku. Pada bagian sisi
lehernya nampak bakal telinga luar yang mulai tumbuh, begitu pula
halnya bakal bibir atas dan ujung hidung pada wajahnya. Bakal mata
janin masih saling berjauhan satu sama lain, namun bakal kelopak mata
mulai terbentuk mengitarinya. Dalam tubuh janin, usus halus tampak
panjang sekali sehingga rongga perut tidak mampu menampung.
Beberapa akan menonjol ke tali pusat janin yang disebut hernia
(penonjolan) fisiologik.

Minggu Ke-9

* Calon Ibu

Pada saat in hormon kehamilan hCG sedang berada di posisi puncak


sehingga sang ibu akan mengalami beberapa perubahan. Kulit wajah
sang ibu akan terasa lebih halus dan kencang walau mungkin akan sedikit
berjerawat pula. Rambut sang ibu akan terasa lebih kering dan payudara
terlihat sedikit mengencang, kadang-kadang padat, atau sedikit nyeri bila
ditekan. Pada saat ini pula cairan keluar dari vagina dalam jumlah
bervariasi.

* Janin Bayi

Punggung bayi saat ini akan sedikit menegak dan tulang ekornya akan
sedikit memendek. Proporsi kepala masih lebih besar dari anggota tubuh
lainnya dan bagian kepala masih menekuk ke arah dada. Kedua mata
bayi telah berkembang dengan baik namun masih ditutupi oleh membran
kelopak. Selain itu bayi sudah dapat melakukan gerakan-gerakan kecil
setelah otot-ototnya mulai berkembang dan perubahan ini dapat dilihat
melalui USG. Anggota badan lainnya juga muali berkembang, seperti
perkembangan lengan dan jari tangan lebih cepat daripada tungkai dan
jari kaki. Pada tahap ini, telapak tangan janin telah memiliki batas jari
tangan yang jelas. Kelima jari tangan tampak terpisah satu sama lain.

B. Persalinan
1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses fisiologik dimana uterus mengeluarkan atau
berupaya mengeluarkan janin dan plasenta setelah masa kehamilan 20
minggu atau lebih dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan.
2. Pembagian Persalinan
Menurut cara persalinan dibagi menjadi :
Persalinan biasa atau normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada
kehamilan cukup bulan (aterm, 37-42 minggu), pada janin letak
memanjang, presentasi belakang kepala yang disusul dengan pengeluaran
plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari
24 jam tanpa tindakan/pertolongan buatan dan tanpa komplikasi.
Persalinan abnormal adalah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-
alat maupun melalui dinding perut dengan operasi caesarea.
3. Faktor-Faktor Dalam Persalinan
Ada beberapa faktor yang berperan dalam persalinan yaitu :
a. Tenaga atau Kekuatan (power) ; his (kontraksi uterus), kontraksi otot
dinding perut, kontraksi diafragma pelvis, ketegangan, kontraksi
ligamentum rotundum, efektivitas kekuatan mendorong dan lama
persalinan.
b. Janin (passanger) ; letak janin, posisi janin, presentasi janin dan letak
plasenta. 2.3.3. Jalan Lintas (passage) ; ukuran dan tipe panggul,
kemampuan serviks untuk membuka, kemampuan kanalis vaginalis dan
introitus vagina untuk memanjang.
c. Kejiwaan (psyche) ; persiapan fisik untuk melahirkan, pengalaman
persalinan, dukungan orang terdekat dan intregitas emosional.
4. Tanda Persalinan
a. Tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya
wanita memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut
kala pendahuluan (preparatory stage of labor). Ini memberikan tanda-
tanda sebagai berikut :
a. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki
pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak
begitu terlihat, karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul
menjelang persalinan.

b. Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri menurun.

c. Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena


kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.

d. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-


kontraksi lemah dari uterus (false labor pains).

e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah


bisa bercampur darah (bloody show).
b. Tanda in-partu
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.

b. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-


robekan kecil pada serviks.

c. Dapat disertai ketuban pecah dini.

d. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan terjadi pembukaan


serviks.

c. Tahap Persalinan
Tahap persalinan meliputi 4 fase/kala :
1) Kala I : Dinamakan kala pembukaan, pada kala ini serviks membuka
sampai terjadi pembukaan 10 cm. Proses membukanya serviks
dibagi atas 2 fase :

a. Fase laten berlangsung selama 7-8 jam pembukaan terjadi sangat


lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.

b. Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi dalam waktu 2
jam, pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm dan fase dilatasi maximal
dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4
menjadi 9 cm dan fase deselerasi pembukaan menjadi lambat
kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap
10 cm.

Kala I ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap.


Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam sedang pada
multigravida 8 jam. Pembukaan primigravida 1 cm tiap jam dan
multigravida 2 cm tiap jam.
2) Kala II : Kala pengeluaran karena berkat kekuatan his dan kekuatan
mengedan janin didorong keluar sampai lahir. Kala ini berlangsung
1,5 jam pada primigravida dan 0,5 jam pada multipara.

3) Kala III : Kala uri/plasenta terlepas dari dinding uterus dan


dilahirkan. Prosesnya 6-15 menit setelah bayi lahir.

4) Kala IV : Observasi dilakukan mulai lahirnya plasenta selama 1 jam,


hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perdarahan
postpartum. Observasi yang dilakukan melihat tingkat kesadaran
penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi dan
pernapasan), kontraksi uterus dan terjadinya pendarahan.

C. Nifas
1. Pengertian nifas
Masa nifas adalah suatu masa dimana tubuh menyesuaikan baik fisik
maupun psikologis terhadap proses melahirkan yang lamanya kurang lebih
6 minggu. Selain itu pengertian masa nifas adalah masa mulainya
persalinan sampai pulihnya alat-alat dan anggota badan yang berhubungan
dengan kehamilan/persalinan (Ahmad Ramli. 1989).
Dalam proses adaptasi pada masa postpartum terdapat tiga metode yang
meliputi ”immediate puerperineum” yaitu 24 jam pertama setelah
melahirkan, ”early puerperineum” yaitu setelah 24 jam hingga 1 minggu,
dan ”late puerperineum” yaitu setelah satu minggu sampai 6 minggu
postpartum.

2. Kondisi masa nifas


Perubahan fisiologis terjadi sejak hari pertama melahirkan. Adapun
perubahan fisik yang terjadi adalah :

Sistem kardiovaskuler
Sebagai kompensasi jantung dapat terjadi bradikardi 50-70 x/menit,
keadaan ini dianggap normal pada 24-48 jam pertama. Penurunan tekanan
darah sistolik 20 mmHg pada saat klien merubah posisi dari berbaring ke
duduk lebih disebabkan oleh reflek ortostatik hipertensi.

Perubahan sistem urinarius


Selama masa persalinan trauma pada kandung kemih dapat mengakibatkan
edema dan mengurangi sensitifitas kandung kemih. Perubahan ini dapat
terjadi sebagai akibat peregangan yang berlebihan dan pengosongan
kandung kemih yang tidak tuntas.

Perubahan sistem gastro intestinal


Keadaan gastro intestinal kembali berfungsi ke keadaan semula setelah
satu minggu post partum. Konstipasi terjadi akibat penurunan motilitas
usus, kehilangan cairan tubuh dan rasa tidak nyaman di daerah perineum,
penggunaan enema pada kala I dan penurunan tonus otot abdominal.

Keadaan muskuloskletal
Pada masa kehamilan otot abdomen meregang sedemikian rupa
dikarenakan pembesaran uterus yang mengakibatkan otot abdomen
melemas dan kendor sehingga teraba bagian otot-otot yang terpisah
disebut diastasis recti abdominis.

Perubahan sistem endokrin


Perubahan sistem endokrin di sini terjadi penurunan segera kadar hormon
esterogen dan progesteron. Hormon prolaktin pada masa laktasi akan
meningkat sebagai respon stimulasi pengisapan puting susu ibu oleh bayi.

Perubahan pada payudara


Payu dara dapat membengkak karena sistem vaskularisasi dan limfatik di
sekitar payudara dan mengakibatkan perasaan tegang dan sakit.
Pengeluaran air susu ke duktus lactiferus oleh kontraksi sel-sel mioepitel
tergantung pada sekresi oksitosin dan rangsangan pengisapan puting susu
oleh bayi.

Perubahan uterus
Involusi uterus terjadi setelah melahirkan. Tinggi fundus uteri pada saat
plasenta lahir 1-2 jam setinggi 1 jari di atas pusat, 12 jam setelah
melahirkan tinggi fundus uteri pertengahan pusat dan sympisis, pada hari
kesembilan uterus tidak teraba lagi. Bersama dengan involusi uteri ini
teraba terdapat pengeluaran lokhea. Lokhea pada hari ke 1-3 berwarna
merah muda (rubra), pada hari ke 4-9 warna coklat/pink (serosa), pada hari
ke 9 warna kuning sampai putih (alba).

Perubahan dinding vagina


Segera setelah melahirkan dinding vagian tampak edema, memar serta
rugae atau lipatan-lipatan halus tidak ada lagi. Pada daerah perineum akan
tampak goresan akibat regangan pada saat melahirkan dan bila dilakukan
episiotomi akan menyebabkan rasa tidak nyaman.

Adaptasi psikologi pada masa postpartum/nifas

Adaptasi psikologi ibu


Menjadi orang tua merupakan suatu krisis tersendiri dan harus melewati
masa transisi. Masa transisi pada postpartum yang harus diperhatikan
perawat adalah :

Honeymoon
Honeymoon adalah fase setelah anak lahir dan terjadi kontak yang lama
antara ibu, ayah dan anak. Masa ini dapat dikatakan sebagai psikis
honeymoon yang memerlukan hal-hal romantis, masing-masing saling
memperhatikan anaknya dan manciptakan hubungan yang baru.

Bonding attachment/ikatan kasih


Dimulai sejak dini begitu bayi dilahirkan. Bonding adalah suatu istilah
untuk menerangkan hubungan antara ibu dan anak, sedangkan attachment
adalah suatu keterikatan antara orangtua dan anak. Peran perawat penting
sekali untuk memikirkan bagaimana hal tersebut dapat terlaksana.
Partisipasi suami dalam proses persalinan merupakan suatu upaya untuk
meningkatkan ikatan kasih tersebut.

Perubahan fisiologis pada klien postpartum akan diikuti oleh perubahan


psikologis secara simultan sehingga klien harus beradaptasi
secaramenyeluruh. Menurut klasifikasi Rubin terdapat tiga tingkat
psikologis klien setelah melahirkan adalah :

”taking in”
Suatu periode dimana ibu hanya berorientasi pada kebutuhan diri sendiri,
tingkah laku klien pasif dengan berdiam diri, tergantung pada orang lain.
Ibu belum mempunyai inisiatif untuk kontak dengan bayinya, dia sangat
membutuhkan orang lain untuk membantu, kebutuhannya yang utama
adalah istirahat dan makan. Selain itu ibu mulia menerima
penganlamannya dalam melahirkan dan menyadari bahwa hal tersebut
adalah nyata, periode ini berlangsung 1-2 hari. Menurut Gottible, pada fase
ini ibu akan mengalami ”proses mengetahui/menemukan” yang terdiri dari
:
Identifikasi
Ibu mengidentifikasi bagian-bagian dari bayi, gambaran tubuhnya untuk
menyesuaikan dengan dengan yang diharapkan/diimpikan.

Relating (menghubungkan)
Ibu mengambarkan bayinya mirip dengan anggota keluarga yang lain

Menginterpretasikan
Ibu mengartikan tingkah laku bayi dan kebutuhan yang dirasakan. Pada
fase ini dikenal dengan istilah ”finger tie touch”

Taking hold
Periode dimana terjadi perpindahan dari keadaan ketergantungan ke
keadaan mandiri. Perlahan-lahan tingkat energi klien meningkat merasa
lebih nyaman dan mulai berfokus pada bayi yang dilahirkan. Klien lebih
mandiri, dan pada akhirnya mempunyai inisiatif untuk merawat dirinya,
mampu untuk mengontrol fungsi tubuh, fungsi eleminasi dan
memperhatikan aktifitas yang dilakukannya setiap hari. Jika ibu merawat
bayinya, maka ia harus memperhatikan kualitas dan kuantitas dari
produksi ASI. Selain itu, ibu seharusnya tidak hanya mengungkapkan
keinginannya saja akan ktetapi harus melakukan hal tersebut, misalnya
keinginan berjalan, duduk, bergerak seperti sebelum melahirkan. Di sini
juga klien sangat antusias merawat bayinya. Pada fase ini merupakan saat
yang tepat untuk memberikan pendidikan perawatan diri dan bayinya.
Pada saat ini perawat mutlak memberikan semua tindakan keperawatn
seperti halnya menghadapi kesiapan ibu menerima bayi, petunju-petunjuk
yang harus idiikuti tentang bagaimana mengungkapkan dan bagaiman
mengaturnya. Perawat harus berhati-hati dalam memberikan instruksi dan
tidak memaksakan kehendaknya sendiri. Pabila klien merasa tidak mampu
berbuat seperti yang diperbuat oleh perawat maka perawat harus
membantu ibu dalam melaksanakan kegiatan/tugas yang teleh
didemonstrasikan dan memberi pujian untuk setiap tindakan yang tepat.

Bila ibu sudah merasakan lebih nyaman maka ibu sudah masuk dalam
tahap kedua ”maternal touch”, yaitu ”total hand contact” dan akhirnya
pada tahap ketiga yang disebut ”envolding”. Dan periode ini berlangsung
selama 10 hari.

”Letting go”
Pada fase ini klien sudah mampu merawat dirinya sendiri dan mulai
disibukkan tanggung jawabnya sebagai ibu. Secara umum fase ini terjadi
ketika ibu kembali ke rumah.

Post partum blues


Pada fase ini terjadi perubahan kadar hormon esterogen dan progesteron
yang menurun, selain itu klien tidak siap dengan tugas-tugas yang harus
dihadapinya. Post partum blues biasanya terjadi 6 minggu setelah
melahirkan. Gejala yang tampak adalah menangis, mudah tersinggung,
gangguan nafsu makan, gangguan pola tidur, dan cemas.

Bila keadaan ini berlangsung lebih dari 2 minggu dan klien tidak mampu
menyesuaikan diri dengan tuntutan tugasnya maka keadaan ini dapat
menjadi serius yang dikenal sebagai post partum depresi.

Adaptasi psikologis ayah


Respon ayah pada masa sesudah klien melahirkan tergantung
keterlibatannya selama proses persalinan, biasanya ayah akan merasa
lelah, ingi selalu dekat dengan istri dan anaknya, tetapi kadang-kadang
terbentur dengan peraturan RS.

Adaptasi psikologis keluarga


Kehadiran bayi baru lahir dalam keluarga menimbulkan perubahan peran
dan hubungan dalam keluarga tersebut, misalnnya anak yang lebih besar
menjadi kakak, orang tua menjadi kakek/nenek, suami dan isteri harus
saling membagi perhatian. Bila banyak anggota keluarga yang membantu
merawat bayi, maka keadaan tidaklan sesulit dengan tidak ada yang
membantu, sementara klien harus ikut aktif melibatkan diri dalam merawat
bayi dan membantu rumah tangga.

Depresi dapat berlangsung berbulan-bulan, minim setelah berakhirnya


masa nifas atau 40 hari.

Selain karena faktor hormonan, faktor psikososial bisa memicu terjadinya


depresi. Sebenarnya gejala depresi cukup beragam, tapi biasanya ada tiga
gejala utama yang menyertai. Yaitu perasaan sedih, tidak memiliki energi,
dan tidak bisa merasakan kesenangan.

Gejala lain yang dapat timbul kemudian seperti susah tidur, perasaan putus
asa dan bisa mempengaruhi nafsu makan. Dengan demikian, paling tidak
dapat mengandalikan emosi dalam diri. Langkah ini, setidaknya dapat
mengeliminir faktor resiko terjadinya depresi. Untk cara mengaatasinya
bergantung berat ringan depresi. Depresi ringan dapat diatasi tanpa
pengobatan. Biasanya akan pulih sendiri setelah 5-6 minggu. Sementara
depresi berat bisa diatasi dengan pemberian obat-obatan anti depresan.

Psikoterapi juga menjadi langkah penting demi pemulihan depresi.


Tindakan supportive dan psikiater akan membantu meringankan beban
penderita. Yaitu memdengarkan segala problem dan keluhan pasien.
Kemudian menganalisa persoalan dan memberikan dukungan. Dukungan
pertama terutama harus diberikan suaminya. Sebab orang lain terdekat
pada saat itu adalah suaminya.
Di samping itu juga bisa dilakukan cognitive behavior teraphy untuk
mengubah kognitif penderita. Dengan terapi ini diharapakan semua
pandangan-pandangan pasien dapat kembali seperti semula.

Karena jika depersi paska persalinan ini tidak ditangani sejak dini bisa
berkembang menjadi depresi berat. Repotnya untuk memulihkan bisa
memakan waktu berbulan-bulan, selain itu bayi akan menjadi terlantar.
Sebab perasaan tidak berdaya membuat ibu enggan memberikan ASI pada
bayinya, padahal pemberian ASI saat baru lahir sangatlah penting.

You might also like