Professional Documents
Culture Documents
Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang
sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim).
Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari
awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan
merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar
dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu
maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil
yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat menjadi berisiko tinggi.
Faktor resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua, banyak
anak, dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara
tidak langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil.
Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan mungkin terjadi
penyebab langsung kematian ibu, misalnya pendarahan melalui jalan
lahir, eklamsia, dan infeksi.
a. Asam folat. Asam folat yang dikonsumsi sebelum hamil dan selama
kehamilan melindungi dari gangguan saraf pada janin (anensefali,
spina bifida). Wanita hamil disarankan mengkonsumsi asam folat 400
μg/hari selama 12 minggu kehamilan karena kebutuhan asam folat
tidak dapat dipenuhi hanya dari makanan.
b. Zat besi. Zat besi adalah komponen utama dari hemoglobin yang
bekerja mengangkut oksigen di dalam darah. Selama kehamilan,
suplai darah meningkat untuk memberikan nutrisi ke janin. Suplemen
besi yang dibutuhkan adalah 30 – 50 mg/hari dan disarankan pada
wanita hamil dengan hemoglobin < 10 atau 10,5 g/dl pada akhir
kehamilan. Selain suplemen, zat besi juga terkandung pada daging,
telur, kacang, sayuran hijau, gandum, dan buah-buahan kering.
Suplemen besi sebaiknya dikonsumsi diantara waktu makan dengan
perut yang kosong atau diikuti jus jeruk untuk meningkatkan
penyerapan.
c. Kalsium. Kalsium penting di dalam mengatur kekuatan tulang wanita
hamil dan pertumbuhan tulang bagi janin. Kalsium yang disarankan
sebanyak 1.200 mg untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin.
Kalsium sebaiknya dikonsumsi ketika sedang makan, diikuti dengan
jus buah yang kaya vitamin C untuk meningkatkan penyerapan.
4. Masa Kehamilan
Minggu Ke-1
* Calon Ibu
Idealnya calon ibu berada dalam kondisi sehat optimal. Kebiasaan seperti
merokok, minum beralkohol dan obat-obatan yang tidak perlu sudah
seharusnya dihentikan pada masa ini. Suhu tubuh basal akan sedikit
meningkat pada masa ovulasi dan berkisar antara 36,6 C dan berangsur -
angsur akan meningkat. Konsultasi genetik bisa dilakukan dengan dokter
kandungan untuk mengetahui apakah adanya riwayat penyakit menurun
dalam keluarga seperti hemofili, fibrosis kistik atau berbeda tipe golongan
darah Rhesus.
Minggu Ke-2
* Calon Ibu
* Janin Bayi
Jenis kelamin bayi pada masa ini ditentukan oleh 46 kromosom yang
menyusun karakteristik genetik-nya. Sel sperma dan sel telur membawa
kode genetiknya masing-masing. Sel telur hanya memiliki kromosom X,
namun sel sperma membawa kromosom X atau Y. Bila sperma yang
membuahi sel telur membawa kromosom X maka akan membentuk
seorang bayi perempuan. Lain halnya bila yang membuahi sel telur
adalah sel sperma yang membawa kromosom Y, maka bayi laki-laki-lah
yang akan terbentuk. Pada hal ini, calon ayah-lah yang sebenarnya
menentukan jenis kelamin bayi.
Sel telur yang telah dibuahi akan mebelah dua menjadi 2 sel, kemudian 4
sel dan kemudian terus membelah sambil bergerak meninggalkan tuba
falopi menuju rahim. Saat ini, dengan perkiraan kasar terdapat 30 sel
hasil pembelahan. Kumpulan sel tersebut dinamakan morula, dari bahasa
Latin yang berarti anggur.
Minggu Ke-3
* Calon Ibu
* Janin Bayi
Minggu Ke-4
* Calon Ibu
* Janin Bayi
Pada minggu ini blastokista yang tadinya berbentuk seperti bola mulai
berubah menjadi sebuah embrio. Embrio ini dibedakan menjadi 3 jenis
lapisan yang nantinya membentuk 3 jenis jaringan, yaitu:
Minggu Ke-5
* Calon Ibu
* Janin Bayi
Pada saat ini janin dalam rahim sang ibu telah memiliki bentuk yang
lebih jelas. Janin telah memiliki bagian atas bawah, kanan kiri, serta
depan belakang. Di daerah punggung terdapat suatu celah melengkung
yang akan membentuk struktur seperti tabung silinder yang disebut
neural tube (tabung saraf). Dalam perkembangannya, pada tabung ini
akan terbentuk sumsum tulang belakang dan otak. Bagian atas dari
tabung tersebut akan meluas dan mendatar untuk mebentuk otak depan.
Selain itu di bagian pusat janin akan terbentuk suatu tonjolan yang
merupakan bakal jantung. Tonjolan tersebut akan dialiri oleh pembulu
darah rudimenter (pembuluh darah yang belum sempurna).
Minggu Ke-6
* Calon Ibu
* Janin Bayi
Minggu Ke-7
* Calon Ibu
* Janin Bayi
Di minggu ini terjadi perubahan pada tubuh, wajah, dan kaki bayi.
Saluran pencernaan janin mulai terbentuk dan usus depan telah terlihat.
Bentuk tulang ekor juga jelas terlihat namun akan menghilang di minggu
ke-10 atau 11. Paru-paru juga mulai berkembang sementara itu tali pusat
akan berkembang setelah plasenta dewasa. Selain itu telah terbentuk pula
bakal wajah, sedikit pigmentasi pada iris mata dan lubang pada
mulutnya. Seminggu setelah pembentukan bakal kaki, maka bakal lengan
justru telah dapat dibedakan menjadi segmen tangan dan bahu.
Minggu Ke-8
* Calon Ibu
* Janin Bayi
Minggu Ke-9
* Calon Ibu
* Janin Bayi
Punggung bayi saat ini akan sedikit menegak dan tulang ekornya akan
sedikit memendek. Proporsi kepala masih lebih besar dari anggota tubuh
lainnya dan bagian kepala masih menekuk ke arah dada. Kedua mata
bayi telah berkembang dengan baik namun masih ditutupi oleh membran
kelopak. Selain itu bayi sudah dapat melakukan gerakan-gerakan kecil
setelah otot-ototnya mulai berkembang dan perubahan ini dapat dilihat
melalui USG. Anggota badan lainnya juga muali berkembang, seperti
perkembangan lengan dan jari tangan lebih cepat daripada tungkai dan
jari kaki. Pada tahap ini, telapak tangan janin telah memiliki batas jari
tangan yang jelas. Kelima jari tangan tampak terpisah satu sama lain.
B. Persalinan
1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses fisiologik dimana uterus mengeluarkan atau
berupaya mengeluarkan janin dan plasenta setelah masa kehamilan 20
minggu atau lebih dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau
jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan.
2. Pembagian Persalinan
Menurut cara persalinan dibagi menjadi :
Persalinan biasa atau normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada
kehamilan cukup bulan (aterm, 37-42 minggu), pada janin letak
memanjang, presentasi belakang kepala yang disusul dengan pengeluaran
plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari
24 jam tanpa tindakan/pertolongan buatan dan tanpa komplikasi.
Persalinan abnormal adalah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-
alat maupun melalui dinding perut dengan operasi caesarea.
3. Faktor-Faktor Dalam Persalinan
Ada beberapa faktor yang berperan dalam persalinan yaitu :
a. Tenaga atau Kekuatan (power) ; his (kontraksi uterus), kontraksi otot
dinding perut, kontraksi diafragma pelvis, ketegangan, kontraksi
ligamentum rotundum, efektivitas kekuatan mendorong dan lama
persalinan.
b. Janin (passanger) ; letak janin, posisi janin, presentasi janin dan letak
plasenta. 2.3.3. Jalan Lintas (passage) ; ukuran dan tipe panggul,
kemampuan serviks untuk membuka, kemampuan kanalis vaginalis dan
introitus vagina untuk memanjang.
c. Kejiwaan (psyche) ; persiapan fisik untuk melahirkan, pengalaman
persalinan, dukungan orang terdekat dan intregitas emosional.
4. Tanda Persalinan
a. Tanda Permulaan Persalinan
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya
wanita memasuki bulannya atau minggunya atau harinya yang disebut
kala pendahuluan (preparatory stage of labor). Ini memberikan tanda-
tanda sebagai berikut :
a. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki
pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak
begitu terlihat, karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul
menjelang persalinan.
c. Tahap Persalinan
Tahap persalinan meliputi 4 fase/kala :
1) Kala I : Dinamakan kala pembukaan, pada kala ini serviks membuka
sampai terjadi pembukaan 10 cm. Proses membukanya serviks
dibagi atas 2 fase :
b. Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu fase akselerasi dalam waktu 2
jam, pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm dan fase dilatasi maximal
dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4
menjadi 9 cm dan fase deselerasi pembukaan menjadi lambat
kembali dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap
10 cm.
C. Nifas
1. Pengertian nifas
Masa nifas adalah suatu masa dimana tubuh menyesuaikan baik fisik
maupun psikologis terhadap proses melahirkan yang lamanya kurang lebih
6 minggu. Selain itu pengertian masa nifas adalah masa mulainya
persalinan sampai pulihnya alat-alat dan anggota badan yang berhubungan
dengan kehamilan/persalinan (Ahmad Ramli. 1989).
Dalam proses adaptasi pada masa postpartum terdapat tiga metode yang
meliputi ”immediate puerperineum” yaitu 24 jam pertama setelah
melahirkan, ”early puerperineum” yaitu setelah 24 jam hingga 1 minggu,
dan ”late puerperineum” yaitu setelah satu minggu sampai 6 minggu
postpartum.
Sistem kardiovaskuler
Sebagai kompensasi jantung dapat terjadi bradikardi 50-70 x/menit,
keadaan ini dianggap normal pada 24-48 jam pertama. Penurunan tekanan
darah sistolik 20 mmHg pada saat klien merubah posisi dari berbaring ke
duduk lebih disebabkan oleh reflek ortostatik hipertensi.
Keadaan muskuloskletal
Pada masa kehamilan otot abdomen meregang sedemikian rupa
dikarenakan pembesaran uterus yang mengakibatkan otot abdomen
melemas dan kendor sehingga teraba bagian otot-otot yang terpisah
disebut diastasis recti abdominis.
Perubahan uterus
Involusi uterus terjadi setelah melahirkan. Tinggi fundus uteri pada saat
plasenta lahir 1-2 jam setinggi 1 jari di atas pusat, 12 jam setelah
melahirkan tinggi fundus uteri pertengahan pusat dan sympisis, pada hari
kesembilan uterus tidak teraba lagi. Bersama dengan involusi uteri ini
teraba terdapat pengeluaran lokhea. Lokhea pada hari ke 1-3 berwarna
merah muda (rubra), pada hari ke 4-9 warna coklat/pink (serosa), pada hari
ke 9 warna kuning sampai putih (alba).
Honeymoon
Honeymoon adalah fase setelah anak lahir dan terjadi kontak yang lama
antara ibu, ayah dan anak. Masa ini dapat dikatakan sebagai psikis
honeymoon yang memerlukan hal-hal romantis, masing-masing saling
memperhatikan anaknya dan manciptakan hubungan yang baru.
”taking in”
Suatu periode dimana ibu hanya berorientasi pada kebutuhan diri sendiri,
tingkah laku klien pasif dengan berdiam diri, tergantung pada orang lain.
Ibu belum mempunyai inisiatif untuk kontak dengan bayinya, dia sangat
membutuhkan orang lain untuk membantu, kebutuhannya yang utama
adalah istirahat dan makan. Selain itu ibu mulia menerima
penganlamannya dalam melahirkan dan menyadari bahwa hal tersebut
adalah nyata, periode ini berlangsung 1-2 hari. Menurut Gottible, pada fase
ini ibu akan mengalami ”proses mengetahui/menemukan” yang terdiri dari
:
Identifikasi
Ibu mengidentifikasi bagian-bagian dari bayi, gambaran tubuhnya untuk
menyesuaikan dengan dengan yang diharapkan/diimpikan.
Relating (menghubungkan)
Ibu mengambarkan bayinya mirip dengan anggota keluarga yang lain
Menginterpretasikan
Ibu mengartikan tingkah laku bayi dan kebutuhan yang dirasakan. Pada
fase ini dikenal dengan istilah ”finger tie touch”
Taking hold
Periode dimana terjadi perpindahan dari keadaan ketergantungan ke
keadaan mandiri. Perlahan-lahan tingkat energi klien meningkat merasa
lebih nyaman dan mulai berfokus pada bayi yang dilahirkan. Klien lebih
mandiri, dan pada akhirnya mempunyai inisiatif untuk merawat dirinya,
mampu untuk mengontrol fungsi tubuh, fungsi eleminasi dan
memperhatikan aktifitas yang dilakukannya setiap hari. Jika ibu merawat
bayinya, maka ia harus memperhatikan kualitas dan kuantitas dari
produksi ASI. Selain itu, ibu seharusnya tidak hanya mengungkapkan
keinginannya saja akan ktetapi harus melakukan hal tersebut, misalnya
keinginan berjalan, duduk, bergerak seperti sebelum melahirkan. Di sini
juga klien sangat antusias merawat bayinya. Pada fase ini merupakan saat
yang tepat untuk memberikan pendidikan perawatan diri dan bayinya.
Pada saat ini perawat mutlak memberikan semua tindakan keperawatn
seperti halnya menghadapi kesiapan ibu menerima bayi, petunju-petunjuk
yang harus idiikuti tentang bagaimana mengungkapkan dan bagaiman
mengaturnya. Perawat harus berhati-hati dalam memberikan instruksi dan
tidak memaksakan kehendaknya sendiri. Pabila klien merasa tidak mampu
berbuat seperti yang diperbuat oleh perawat maka perawat harus
membantu ibu dalam melaksanakan kegiatan/tugas yang teleh
didemonstrasikan dan memberi pujian untuk setiap tindakan yang tepat.
Bila ibu sudah merasakan lebih nyaman maka ibu sudah masuk dalam
tahap kedua ”maternal touch”, yaitu ”total hand contact” dan akhirnya
pada tahap ketiga yang disebut ”envolding”. Dan periode ini berlangsung
selama 10 hari.
”Letting go”
Pada fase ini klien sudah mampu merawat dirinya sendiri dan mulai
disibukkan tanggung jawabnya sebagai ibu. Secara umum fase ini terjadi
ketika ibu kembali ke rumah.
Bila keadaan ini berlangsung lebih dari 2 minggu dan klien tidak mampu
menyesuaikan diri dengan tuntutan tugasnya maka keadaan ini dapat
menjadi serius yang dikenal sebagai post partum depresi.
Gejala lain yang dapat timbul kemudian seperti susah tidur, perasaan putus
asa dan bisa mempengaruhi nafsu makan. Dengan demikian, paling tidak
dapat mengandalikan emosi dalam diri. Langkah ini, setidaknya dapat
mengeliminir faktor resiko terjadinya depresi. Untk cara mengaatasinya
bergantung berat ringan depresi. Depresi ringan dapat diatasi tanpa
pengobatan. Biasanya akan pulih sendiri setelah 5-6 minggu. Sementara
depresi berat bisa diatasi dengan pemberian obat-obatan anti depresan.
Karena jika depersi paska persalinan ini tidak ditangani sejak dini bisa
berkembang menjadi depresi berat. Repotnya untuk memulihkan bisa
memakan waktu berbulan-bulan, selain itu bayi akan menjadi terlantar.
Sebab perasaan tidak berdaya membuat ibu enggan memberikan ASI pada
bayinya, padahal pemberian ASI saat baru lahir sangatlah penting.