You are on page 1of 17

KAJIAN TERHADAP JENIS, KEGUNAAN DAN KONSERVASI

TUMBUHAN TENGKAWANG DARI PERSEKTIF SOSIAL-BUDAYA


MASYARAKAT DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN
Hutan alam merupakan salah satu sumber daya yang memberikan
kontribusi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Hutan alam tropik
merupakan kekayaan alam yang memegang peranan penting sebagai
penghasil devisa negara serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Banyak hasil hutan yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat
dalam meningkatkan perekonomiannya. Salah satu hasil hutan yang dapat
dimanfaatkan adalah tumbuhan tengkawang.
Tengkawang adalah salah satu jenis tumbuhan khas Kalimantan Barat
yang biasanya tumbuh di kawasan hutan. Tumbuhan tengkawang termasuk
pada famili Dipterocarpacea. Famili Dipterocarpaceae memiliki tiga sub famili
yaitu Dipterocarpaceae, Pakaraimoideae dan Monotoideae. (Irwanto, 2006).
Hutan hujan tropik biasanya disebut sebagai hutan dipterocarpacea
campuran (mixed dipterocarp forest). Hal ini dikarenakan kawasan hutan
tropis banyak ditumbuhi oleh tanaman tengkawang. (Panjaitan, dkk). Daerah
penyebaran tumbuhan tengkawang adalah kawasan Asia Tenggara yaitu
Thailand, Malaysia, Indonesia (Kalimantan dan Sumatera), Serawak, Sabah
dan Phillipina.
Di Indonesia, terdapat 13 jenis pohon penghasil tengkawang, di mana
10 jenis di antaranya terdapat di Kalimantan dan 3 jenis lainnya di Sumatera.
Adapun jenis yang biasanya tumbuh di daerah Kalimantan Barat adalah jenis
tengkawang tungkul yang biasanya disebut meranti merah dengan nama latin
Shorea Stenoptera Burcks atau Shorea macrophylla. Jenis lain yang
biasanya juga dapat tumbuh adalah jenis tengkawang tayan. Tumbuhan
tengkawang bahkan sudah ditetapkan sebagai tanaman khas Kalimantan
Barat.

1
Tabel 1. Penyebaran dan jumlah jenis
pohon Dipterocarpaceae di Indonesia.

Sumber : Irwanto, 2006


Tumbuhan tengkawang adalah tumbuhan yang banyak memberikan
manfaat bagi masyarakat. Hal tersebut tentu memacu terjadinya eksploitasi
terhadap tumbuhan tersebut sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
kepunahan. Oleh sebab itu pemerintah melakukan konservasi terhadap
tengkawang baik melalui program hutan tanaman industri (HTI) oleh
departemen kehutanan dan penetapan tengkawang sebagai spesies yang
langka dan harus dilindungi oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia).

2
Konservasi yang dilakukan terhadap tengkawang tidak hanya
dilakukan oleh pemerintah. Masyarakat pengguna tengkawang ternyata telah
melakukan konservasi tradisional terhadap tengkawang sesuai dengan
peraturan adat istiadat mereka. Melalui makalah ini akan dibahas bagaimana
masyarakat pengguna tengkawang melakukan usaha konservasi dari
perspektif sosial budaya masyarakat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Klasifikasi Tengkawang
Klasifikasi imliah tengkawang tungkul
Kerajaan : Plantae
Ordo : Malvales
Famili : Dipterocarpaceae
Genus : Shorea
Nama binomial : Shorea macrophylla
(http://id.wikipedia.org/wiki/Tengkawang_tungkul)

Gambar 1. Pohon tengkawang tungkul


(http://id.wikipedia.org/wiki/Tengkawang_tungkul)
Tumbuhan tengkawang adalah tanaman yang dapat tumbuh dengan
baik pada daerah yang beriklim tropis basah, serta di lokasi yang bertanah
liat, berpasir, maupun berbatu yang digenangi atau tidak digenangi air.

3
Tengkawang tungkul atau biasa disebut meranti merah merupakan flora
(tumbuhan) khas provinsi Kalimantan Barat. Tumbuhan ini sudah lama
dimanfaatkan dibudidayakan oleh masyarakat. Tengkawang jenis ini banyak
tumbuh di tanah aluvial di hutan hujan tropis dan wilayah dataran rendah
sekitar 600 meter diatas permukaan laut.

Gambar 2. Daun Meranti Merah


Sumber : Atlas Kayu Indonesia dalam Irwanto, 2006
II.2. Jenis Tengkawang
Tumbuhan tengkawang adalah jenis tumbuhan yang mempunyai nilai
ekonomi yang tinggi. Newman, Burgess dan Whitmore (1999) dalam
Panjaitan dkk (2006) mengatakan bahwa dipterocarpaceae merupakan suku
penghasil kayu yang sangat unggul dari kawasan hutan tropik di Asia.
Tumbuhan ini memiliki banyak jenis. Beberapa jenis tumbuhan tengkawang
yang ada di dunia antara lain :
1) Shorea amplexicaulis (Tengkawang merah telur).
Pohon berukuran sedang sampai besar. Tinggi pohon 30-40 m. Tajuk
bulat melebar. Daun beruikuran 11 - 21 x 5 - 8 cm. Buah bersayap 5
dengan ukuran 3,7 x 2,5 cm.
2) Shorea beccariana Martelli (Tengkawang bukit).
Pohon berukuran sedang sampai besar. Tinggi pohon 40 m. Daun
berukuran 11 - 20 x 5,5 - 8 cm. Buah bersayap 5 dengan ukuran 3,7 x
2,5 cm.
3) Shorea lepidota (Meranti bunga).
Pohon berukuran besar, berbanir. Daun berukuran 6 - 14 x 36 cm,
buah 16 x 11 cm.

4
4) Shorea macrantha (Meranti lengkong daon).
Pohon kecil sampai sedang. Daun berukuran 6 - 17 x 2,5 - 8 cm, buah
5,5 x 2,5 cm.
5) Shorea mecistopteryx Ridl. (Tengkawang layar).
Pohon besar, 6 - 17 x 2,5 - 8 cm, buah 5,5 x 2,5 cm.
6) Shorea palembanica Miq (Majau). Pohon kecil hingga sedang,
berbanir. Daun berukuran 8 - 25 x 4 - 10 cm, buah 3,5 cm.
7) Shorea pinanga Sceff. (Tengkawang layar). Pohon sedang sampai
besar (diameter 50 - 55 cm, tinggi 30 - 40 m), Daun berukuran 11 - 24
x 4 - 9 cm, buah 2 - 4 cm. Bentuk tajuk bulat melebar. Tidak berbanir.
8) Shorea scaberima Burck (Tengkawang kijang). Pohon berukuran
sedang tidak berbanir. Tajuk bulat melebar. Daun berukuran 7 - 20 x 4
- 9 cm, buah 5 x 2,5 cm.
9) Shorea seminis (de Vriese) Slooten (Terindak). Pohon sedang sampai
besar, tidak berbanir. Tajuk bulat melebar. Daun berukuran 17 - 35 x
10 - 14 cm, buah 6 x 4 cm.
10) Shorea macrophylla Ashton (Tengkawang tunggul jantong). Pohon
sedang hingga besar, tinggi 20 - 40 m, berbanir. Tajuk bulat melebar.
Daun berukuran 17 - 35 x 10 - 14 cm, buah 6 x 4 cm.
11) Shorea splendida / Shorea martiniana (Tengkawang rambai). Pohon
berukuran kecil sampai sedang. Tidak berbanir. Tajuk bulat. Daun
berukuran 8,5 - 23 x 4,2 - 11 cm, buah 5,5 x 3 cm.
12) Shorea stepnoptera Burck (Tengkawang tungkul). Pohon kecil tidak
berbanir. Tajuk bulat melebar. Daun berukuran 18 - 40 x 8 - 22 cm,
buah 5 x 3 cm.
13) Shorea sumatrana (Slooten ex Thorel Symington) (Tengkawang
besak). Pohon sedang sampai besar. Tinggi 30 m. Berbanir. Tajuk
bulat melebar. Daun berukuran 9 - 18 x 2,5 - 8 cm, buah 1 x 1 cm.
(http://www.indonesianforest.com/Hasil%20hutan/Tengkawang.htm)

5
Tabel 2. Penyebaran Beberapa Jenis Pohon Perdagangan
Dipterocarpaceae di Indonesia

6
Sumber : Irwanto, 2006
II.3. Kegunaan Tengkawang
Tengkawang tungkul (meranti merah) dapat tumbuh hingga mencapai
tinggi 30 meter dan menghasilkan kayu ringan. Biasanya kayu dimanfaatkan
untuk konstruksi ringan seperti kayu lapis, perabot rumah tangga, dinding
rumah, dan bahan kertas.
Selain kayu, biji tengkawang juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber
penghasil minyak nabati. Buah tengkawang kering biasanya diekspor ke
Singapura dan Jepang untuk diproses dan diambil (ekstraksi) minyaknya.
Minyak tersebut digunakan untuk pengolahan makanan (seperti cokelat),
kosmetik, dan lilin. Bijinya dapat dipakai sebagai sumber penghasil minyak
nabati karena dibandingkan dengan biji dari meranti lainnya, biji tengkawang
tungkul mempunyai kadar minyak nabati paling tinggi.

7
Gambar 3. Buah tengkwang yang baru dipanen
(http://tansania.dimedis.de/cipp/ded/custom/pub/content,lang,3/oid,15885/tick
et,g_u_e_s_t/~/Musim_Tengkawang_di_Kapuas_Hulu.html)

Gambar 4. Buah tengkawang yang telah dikeringkan dan biasanya diekspor


(http://tuahtanto.blogspot.com/2007/08/buah-tengkawang.html)

Secara garis besar, kegunaan dari tengkawang adalah :


1) Bijinya yang mengandung lemak dapat digunakan sebagai bahan
dasar untuk pembuatan coklat, margarine, malam, sabun dan bahan
kosmetika.
2) Kayu umumnya termasuk meranti merah banyak dipergunakan untuk
kayu pertukangan dan plywood.

8
II.4. Kerangka Pemikiran

Tumbuhan Tengkawang
(Tumbuhan khas Kalbar)

Famili Dipterocarpaceae

Spesies : Shorea
Macrophylla / Shorea
Stenopthera Burcks

Nama lokal :
Meranti Merah

Masyarakat
Kayu Manfaat
dayak
Biji

Eksploitasi

Konservasi

Tembawang
g

Pemerintah Dephut Program HTI

LIPI Penetapan
tengkawang sebagai
spesies prioritas
konservasi

Gambar 5. Kerangka pemikiran

9
III. PEMBAHASAN
Pada bulan September tahun 2010, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia) telah menetapkan 2 suku (famili) tumbuhan sebagai prioritas
konservasi yaitu suku Dipterocarpaceae (meranti-merantian) dan
Thymelaeaceae (gaharu-gaharuan). Kedua tanaman ini dinyatakan sebagai
jenis tanaman yang dikonservasi karena terancam kepunahan akibat
kegiatan eksploitasi yang berlebihan.
Usaha untuk menghindari eksploitasi yang berlebihan terhadap
tanaman hutan, sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1984 melalui program
pembangunan hutan tanaman (HTI). Tujuan utama dari pembangunan hutan
tanaman khususnya jenis meranti antara lain adalah sebagai berikut:
1) Melestarikan jenis meranti (Shorea spp.) yang memiliki nilai komersial
dalam
dunia perdagangan yang mendominasi kebutuhan bahan baku industri
perkayuan nasional
2) Untuk mengatasi kesenjangan antara supply dan demand bahan baku
industri utamanya kayu pertukangan
3) Untuk menunjang pembangunan daerah secara berkelanjutan melalui
hasil penjualan dari usaha pengelolaan hutan tanaman secara lestari
4) Menyediakan lapangan perkerjaan
5) Memfasilitasi penelitian dan pendidikan baik untuk tujuan komersial
maupun ilmu pengetahuan. (Panjaitan dkk, 2006).
Tengkawang banyak dieksploitasi dikarenakan memiliki nilai ekonomis
yang tinggi. Tidak hanya batang yang dapat menjadi bahan baku industri
perkayuan, tetapi biji dari tengkawang juga dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan minyak yang bermutu tinggi.

10
Di Kalimantan Barat, daerah yang paling banyak ditemukan tumbuhan
tengkawang adalah di Kabupaten Sanggau, Sintang, Sekadau dan Kapuas
Hulu. Umumnya masyarakat di Kabupaten tersebut mayoritas adalah suku
Dayak. Pada musim panen buah tengkawang, masyarakat dayak banyak
memanfaatkan tengkawang untuk keperluan sehari-hari dan bahkan
sebagian dijual untuk meningkatkan perekonomian.
Pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat dayak biasanya dengan
mengambil buah tengkawang yang sudah masak, kemudian
mengeringkannya dibawah sinar matahari, yang dikenal dengan istilah
proses penyalaian. Buah tersebut kemudian diolah secara tradisional untuk
diambil minyaknya.
Minyak tengkawang hasil olahan digunakan untuk memasak dan juga
sebagai obat. Masyarakat bahkan memakan minyak tersebut langsung
dicampur dengan nasi. Masyarakat dayak tidak hanya memanfaatkan hasil
dari tengkawang tersebut, tetapi secara tidak langsung mereka juga
melakukan usaha konservasi. Usaha konservasi yang mereka lakukan
dikenal dengan istilah tembawang.
Tembawang merupakan sistem penggunaan lahan di masyarakat suku
dayak Kalimantan Barat. Sistem ini dianggap sebagai sistem yang unik
karena menyimpan nilai-nilai yang sangat tinggi. Tidak hanya sekedar
memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, tetapi juga mengandung nilai
ekonomi dan moral konservasi. Tembawang atau sering disebut sebagai
agroforest tembawang adalah suatu bentuk sistem penggunaan lahan yang
terdiri dari berbagai jenis tumbuhan, (Soeharto, tanpa tahun).

11
Pada awalnya masyarakat dayak melakukan sistem pola pemukiman
dan peladangan berpindah. Mereka menanam tanaman yang dianggap
sebagai sumber makanan. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, mereka
juga menanam karet dan tengkawang karena memiliki banyak manfaat.
Tetapi tidak semua tumbuhan adalah hasil tanaman masyarakat, ada
sebagian yang merupakan hasil proses regenerasi alamiah.
Dalam pengelolaan ladang sistem tembawang, masyarakat adat
membagi agroforest tembawang menjadi empat jenis yaitu:
1) Agroforest tembawang umum yang dapat dimanfaatkan secara
bersamasama bagi penduduk dalam satu desa atau lebih;
2) Agroforest tembawang waris tua yang telah dimiliki antara tiga sampai
enam oleh kelompok seketurunan;
3) Agroforest tembawang waris muda yang dimiliki antara satu sampai
dua generasi yang dimanfaatkan secara bersama-sama oleh keluarga
besar dan
4) Agroforest tembawang pribadi yaitu tembawang muda yang dimiliki
secara perorangan. (Soeharto, tanpa tahun).
Pengelolaan agroforest tembawang yang diatur kepemilikan dan
pemanfaatannya berdasarkan kelompok-kelompok masyarakat, mulai dari
pemanfaatan pribadi, keluarga inti, keluarga besar sampai ke tingkat desa
mengandung nilai-nilai sosial budaya yang sangat tinggi. Kepatuhan anggota
masyarakatnya dalam memenuhi aturan merupakan bentuk dari rasa
tanggung jawab yang tinggi. Aturan tersebut secara tidak langsung menjadi
pembatas dari kerusakan dan kepunahan akibat pemanfaatan dan
penebangan pohon yang tanpa memperhatikan kemampuan regenerasi dari
pohon tersebut. Hal ini merupakan salah satu dari bentuk usaha konservasi
dari perspekstif sosial dan budaya msayarakat dayak.

12
Tiga hal utama dalam konservasi adalah perlindungan, pelestarian dan
pemanfaatan. Masyarakat dayak melakukan perlindungan dan pelestarian
terhadap pohon tengkawang dengan membuat aturan perizinan penebangan
pohon. Pohon baru dapat ditebang jika sudah mendapat persetujuan (izin)
dari seluruh anggota keluarga besar. Selain itu mereka juga selektif dalam
melakukan penebangan terhadap pohon tengkawang. Mereka memilih
tengkawang yang sudah berumur tua untuk ditebang dan dimanfaatkan
kayunya.
Selain perlindungan dan pelestarian, aspek lainnya dalam konservasi
adalah pemanfaatan. Masyarakat dayak memanfaatkan kayu dan biji
tengkawang. Kayu tengkawang dijual untuk kebutuhan industri kayu ringan
seperti plywood. Sedangkan biji tengkawang, selain diekstrak untuk diambil
minyaknya, juga dijual dalam bentuk biji yang telah kering. Di pasaran
internasional, biji tengkawang yang telah diekstrak menjadi minyak, biasanya
digunakan dalam pembuatan coklat, lipstik, margarin dan lainnya.

IV. KESIMPULAN
1) Tengkawang adalah salah satu jenis tumbuhan khas Kalimantan Barat
yang biasanya tumbuh di kawasan hutan dan termasuk pada famili
Dipterocarpacea.
2) Jenis tengkawang yang biasanya tumbuh di daerah Kalimantan Barat
adalah jenis tengkawang tungkul yang biasanya disebut meranti
merah dengan nama latin Shorea Stenoptera Burcks atau Shorea
macrophylla.
3) Biji tengkawang yang mengandung lemak dapat digunakan sebagai
bahan dasar untuk pembuatan coklat, margarine, malam, sabun dan
bahan kosmetika. Sedangkan kayu tengkawang (umumnya termasuk
meranti merah) banyak dipergunakan untuk kayu pertukangan dan
plywood.

13
4) Suku dayak sebagai masyarakat yang mengambil manfaat dari

tengkawang melakukan sistem konservasi yang disebut tembawang.

V. DAFTAR PUSTAKA

Buku

Newman, Burgess, Whitmore, 1999, Pedoman Indentifikasi Pohon-

Pohon Dipterocarpaceae Pulau Kalimantan, Terjemahan

Budiman,R.,R., Bogor : Prosea Indonesia.

Jurnal

Soejito,H., 2009, Kawasan Konservasi Tak Sekadar Pelestarian,

Buletin Konservasi Alam Edisi II Tahun 2009.

Tesis
Hartoyo, 1979, Masalah Asam Lemak Bebas pada Biji Tengkawang
Ditinjau Dari Segi Ekonomi Perdagangan, Tesis : Institut
Pertanian Bogor.
Laporan
International Tropical Timber Organization, 2006, Operational
Strategies for The Conservation of Tengkawang Genetic
Diversity and for Sustainable Livelihood of Indigineous People
in Kalimantan, Government of Indonesia
Soekotjo dan Moch. Na’iem, tanpa tahun, Petunjuk Koleksi Buah
Dipterocarpa, Yogyakarta : Universiats Gajah Mada.

14
Rujukan elektronik
Alamedah, 2010, Spesies Tanaman Prioritas Konservasi
Ditetapkan LIPI, melalui
http://alamendah.wordpress.com/2010/09/28/spesies-tanaman-
prioritas-konservasi-ditetapkan-lipi/
Alamedah, 2009, Pohon Tengkawang Berbuah 7 Tahun Sekali, melalui
http://alamendah.wordpress.com/2009/10/18/pohon-
tengkawang-berbuah-7-tahun-sekali/.
Aldy, 2010, Pedoman Pengunduhan Benih Dipterokarpa, melalui
http://indohijau.net/archives/pedoman-pengunduhan-benih-
dipterokarpa/
Anonim, tanpa tahun, Detil data Shorea stenoptera Burck, melalui
http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=120
Anonim, tanpa tahun, Tengkawang, melalui
http://id.wikipedia.org/wiki/Tengkawang
Anonim, tanpa tahun, Tengkawang tungkul, melalui
http://id.wikipedia.org/wiki/Tengkawang_tungkul
Anonim, 2007, Buah Tengkawang, melalui
http://tuahtanto.blogspot.com/2007/08/buah-tengkawang.html
Anonim, tanpa tahun, Definisi 'tengkawang', melalui
http://www.artikata.com/arti-354146-tengkawang.php
Anonim, tanpa tahun, Informasi Spesies, melalui
http://www.plantamor.com/index.php?plant=1157
Anonim, tanpa tahun, Musim Tengkawang di Kapuas Hulu, melalui
http://tansania.dimedis.de/cipp/ded/custom/pub/content,lang,3/o
id,15885/ticket,g_u_e_s_t/~/Musim_Tengkawang_di_Kapuas_H
ulu.html
Anonim, tanpa tahun, Tumbuhan dan Satwa Liar yang dilindungi
Berdasarkan PP 7 Tahun 1999, melalui
http://125.162.119.102/?v=pr&id=81

15
Hambali dkk, 2002, Pemanfaatan Lemak Tengkawang Sebagai
Subtituen Malam pada Pembuatan Lipstik, melalui
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/4138/Pe
manfaatan_Lemak.pdf?sequence=2
Hamzah dan Buhaira, tanpa tahun, Perbanyakan Bibit dan
Penanaman Pemerkayaan Tanaman Tengkawang (Shorea
spp.), melalui http://www.unja.ac.id/lpm/index.php/artikel/4-
pengabdian/12-ibmtengkawang.
Hakim,L., tanpa tahun, Eksplorasi dan Pengumpulan Benih Jenis
Shorea Penghasil Tengkawang, di PT.Sari Bumi Kusuma (SBK)
Kalimantan Tengah melalui
http://forplan.or.id/images/File/Apforgen/flyer/2010/shorea
%20lukman.pdf.
Irwanto, 2007, Budidaya Tanaman Kehutanan melalui
http://www.freewebs.com/irwantoforester/tanamanhutan.pdf
Leonald,L., 2009, Minyak Tengkawang, melalui
://www.riobelajar.co.cc/2009/07/minyak-tengkawang.html
Soeharto.,B., tanpa tahun, Tembawang Bukan Sekedar Sistem
Agroforestri, melalui
http://www.worldagroforestry.org/sea/Publications/files/magazin
e/MA0053-10.PDF.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan RI, tanpa
tahun, Tengkawang, melalui
http://www.indonesianforest.com/Hasil
%20hutan/Tengkawang.htm

16
Panjaitan,S, Rusmana, Alamsyah, 2006, Pertumbuhan Tanaman
Meranti Merah Penghasil Tengkawang (Shorea Stenoptera
Burck) Umur 12 Bulan Dengan Metode Rumpang di Hutan
Penelitian Kintap, Kalimantan Selatan, melalui
http://www.docstoc.com/docs/22704173/PERTUMBUHAN-
TANAMAN-MERANTI-MERAH-PENGHASIL-TENGKAWANG-
%28SHOREA.
Wahyudi dan Panjaitan,S., tanpa tahun, Pengaruh Aplikasi
Ektomikoriza Terhadap Pertumbuhan Semai Tengkawang
(Shorea Stenoptera Burck) di Persemaian, melalui
http://www.docstoc.com/docs/22703773/PENGARUH-
APLIKASI-EKTOMIKORIZA-TERHADAP-PERTUMBUHAN-
SEMAI
Widiyatno, dkk, tanpa tahun, Buah Tengkawang Untuk Kelestarian
Hutan Hujan Tropis dan Sosial Masyarakat, melalui
http://saribumikusuma.com/.

17

You might also like