You are on page 1of 53

SILABUS MATA KULIAH

Identitas Mata Kuliah :


a. Kode dan Nama Mata Kuliah : BIO 205/ Pengetahuan Lingkungan
b. Jumlah Satuan Kredit Semester : 3 SKS
c. Kelompok dan Jenis Mata Kuliah : MPK/ Kelompok Pendukung
d. Standar Kopetensi :

Setelah perkuliahan selesai diharapkan mahasiswa dapat membentuk prabadi


yang tanggap terhadap peran lingkunagan hidup dalam pembangunan, sehingga
memelihari kelestarian dan keserasian antar komponen lingkungan hidup.

2.Subtansi Kajian :
a. Mempelajari sejarah lahirnya Ilmu lingkungan (Ekologi) dan perkembangannya.
B. Konsep-konsep Ekosistem.
c. Arti Lingkugan Hidup
d. Mutu Lingkungan Hidup
e. Lingkugan hidup Sebagai Sumber Daya
f. Dampak-Dampak dari Aktifitas Pembangunan dan Kegiatan Manusia terhadap
Lingkungaaaan hidup
g. Etika Lingkungan Hidup
h. Pengelolaan Lingkungan Hidup
i. Bio konservasi Sumber-Sumber Daya Alam
j. Prinsip Dasar analisis Mengenai dampak Lingkngan Hidup (AMDAL).
SEJARAH EKOLOGI

Ilmu lingkungan menjadi perhatian yang sangat serius hampir diseluruh


belahan dunia terutama terjadi dalam tahun 1972 yang diselenggarakannya
Konperensi PBB tentang lingkungan hidup sedunia di Stockholm, yang dikenal
dengan komperensi Stockolm jatuh pada tanggal 5 Juni dan disepakati sebagai Hari
Lingkungan Hidup Sedunia. Dari hasil komperensi tersebut lahir satu badan yang
mengurus permasalahan-permasalahan lingkungan hidup dunia yang tergabung dalm
PBB adalah UNEP ( United Nations Environmental Programme ).
Di Indonesia pertama sekali dipopulerkannya permasalahan lingkungaan
hidup ini adalah pada tanggal 15-18 Mei 1972 dengan diadakannya seminar pertama
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembanguan Nasional oleh universitas
Pajajaran di Bandung, yang merupakan tonggak sejarah bagi Indonesia untuk
memulai melihat permasalahan –permasalahan lingkungan hidup.
Permasalahan lingkungan hidup sebenarnya sudah ada sejak manusia ada di
jagat raya ini ,berbagai permasalahan muncul disebabkan oleh karena manusi
menggunakan alam semesta ini sebagai lingkugan hidupnya, sebagai sumber
dayanya, Oleh sebab itu kita melihat berbagai petunjuk yang terjadi merupakan awal
terjadinya kerusakan lingkungan dimuka bumi ini, seperti perubahan iklim, bencana
alam, kepunahan hewan dan tumbuhan, serta berbagai pencemaran lingkugan hidup.
Para ahli lingkungan hidup dapat memperkirakan umur bumi ini sudah
mencapai lebih kurag 5 milyar tahun . Pada awalnya diperkirakan bumi tidak terdapat
Oksigen (O2 ), sedangkan kadar karbondioksida (CO2) sangat tinggi. Pada waktu
itu di atmosfir belum ada kehidupan. Kira-kira 4,5 milyar tahun yang lalu mulailah
terdapat acairan di muka bumi, sehingga dimulainya suatu kehidupan yang sangat
sederhana dalam bentuk molekul organic yaitu zat hijau daun (klorofil). Dengan
terbentuknya klorofil menjadi awal mulanya terjadi proses kehidupan yaitu proses
fotosintesis. Dalam proses ini makhluk hidup yang berklorofil mengolah
karbondioksida (CO2) dan air degan bantuan sinar matahari sebagai sumber energi
akan terbentuk zat-zat organic dan oksigen. Dengan berkembangnya organisme
berklorofil proses fotosintesispun makin berkembang sehingga menyebabkan kadar
karbondioksida dalam atmosfirpun makin berkurang dan kadar oksigen semakin
bertambah.
Proses ini selanjutnya memungkinkan terbentuknya lapisan ozon di atmosir
atas (Stratosfer), sehingga bumi terlindung dari sinar matahari bergelombang pendek
yang dapat memaatikan makhluk hidup. Dengan terbentuknya lapisan ozon
kehidupan yang semula hanya ada di dasar laut yang paling dalam kemudian
menyebar kepermukaan laut bahkan semakin sempurnanya perlindungan oleh lapisan
ozon maka kehidupan juga terbentuk di darat terutama organisme-organisme Aerob,
yang membutuhkan oksigen bebas dari udara sehingga lambat laun terbentuklah
organisme bersel satu dan ber sel banyak yang tersusun dalam bebtuk struktur yang
kompleks dan teratur sehingga terbentuklah suatu sistem.
Demikianlah awal sejarah terbentuknya suatu lingkungan hidup yang tidak
terjadi begitu saja melainkan terjadi dengan berbagai proses-proses secara alamiah,
disamping itu hal-hal yang mungkin terjadi juga berlangsung secara alamiah seperti
terbentuknya pegunungan dan berbagai fluktuasi – fluktuasi yang memungkinkan
akan terjadi perubahan-perubahan dalam lingkngan hidup makhluk hidup, seperti
kepunahan hewan-hewan purba kala. yang masih kita ingat seperti Dinousaurus
bahkan nenek moyang manusia sekalipun seperti, Australopithecus africanus dan
Australopithecus robustus, Homo erectus di Afrika, manusia Neanderthal di
Eropa dan Timur Tengah. Serta manusia primitive Solo di Jawa. Mereka punah
diperkirakan karena terjadinya kompetisi terhadap sumber daya, bencana alam,
perubahan iklim dan wabah penyakit, semua ini menjadi tolak ukur permasalahaan
lingkungan hidup yang dicermati oleh setiap manusia dari generasi ke generasi.
PENGERTIAN EKOLOGI

Pengertian Ekologi adalah : Suatu ilmu yang mempelajari hubungan


timbal balik antara makhluk hidup dengan ligkugannya. (Soemarwoto :1994). Kata
Ekologi berasal dari bahasa Yunani, Oikos yang berarti “ rumah atau tempat
untuk hidup”.Secara harfiah, Ekologi adalah pengkajian organisme-organisme di
rumahnya. Sehingga Ekologi dapat didefinisikan sebagai pengkajian hubungan
organisme-organisme atau kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya,
atau suatu ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme hidup dan
lingkungannya. Pengertian Ekologi ini pertama sekali dikemukakan oleh seorang ahli
Biologi bangsa Jerman yaitu: Ersnst Haeekel pada tahun 1869. (Odum : 1996).
Pemahaman terhadap ilmu Ekologi tidaklah dapat berdiri sendiri melainkan
berkaitan erat dengan ilmu-ilmu yang lain seperti ilmu Biologi yang tergambar dalam
bentuk potongan-potongan kecil “kue lapis” biologi yang dapat dibagi secara
mendatar kedalam bentuk dasar yaitu yang menjadi dasar dari seluruh bentuk-bentuk
kehidupan seperti ilmu-ilmu Morfologi, Fisiologi, Genetika, Ekologi, Evolusi,Biologi
Molekuler,dan Biologi perkembangan. Pembagian selanjutnya dengan cara fertikal
yaitu suatu pembagian “Taksonomi”seperti ilmu-ilmu Zoologi, Botani, Bakteriologi,
Entomologi, Ornitologi dan sebagainya, adalah pembagian-pembagian yang
membahasKelompok organisme yang lebih terbatas lagi. Jadi jelaslah bahwa Ekologi
merupakan pembagian dasar dari Biologi tetapi merupakan bahagian yang sangat
integral. Konsep di atas dapat diperlihatkan pada gambar di bawah ini :
Gambar : 1.1 Biologi Kue lapis dengan pembagian Dasar dan Taksonomi.

Suatu cara yang paling baik untuk membatasi Ekologi mutakhir adalah
melalui sudut pandang tingkat-tingkat organisasi makhluk hidup yang dapat
digambarkan sebagai suatu “ Spektrum Biologi “ seperti terlihat pada gambar di
bawah ini :
Gambar 1.2. Tingkat-tingkat Spektrum Organisme.
Tingkat Organisasi yang digambarkan dalam spectrum ini adalah dimulai dari
tingkat yang paling rendah dari suatu organisme yaitu Gen, Sel, Organ, Organisme,
Populasi,dan Komunitas, semua tingkatan ini termasuk ke dalam komponen Biotik
yang setiap saat berinteraksi dengan Bahan dan Energi sehingga menghasilkan
system-sistem fungsional yang khas. Komponen-komponen yang secara teratur
berinteraksi dan saling ketergantungan membentuk system biologi yang disebut
dengan Biosistem.
Dari tingkat spectrum organisme ini, Ekologi dapat dipandang pada sudut
sebelah kanan yaitu diatas tingkat organisme, adalah Populasi dan Komunitas.
Yang menyatakan sekelompok manusia dan golongan-golongan indifidu dari suatu
jenis organisme apa saja dinamakan dengan populasi dan komunitas dapat diartikan
semua populasi yang menduduki daerah atau suatu tempat tertentu. Komunitas dan
lingkungan yang tidak hidup berfungsi dan saling beriteraksi membentuk suatu
system yang dikenal dengan Ekosistem. Lebih lanjut dinyatakan bahwa system
Biologi yang terbesar adalah Biosfer atau Ekosfer yang meliputi semua organisme-
organisme hidup di bumi ini yang berinteraksi dengan lingkungan fisik yang
merupakan satukesatuan yang sangat erat, sehingga terpelihara suatu system antara
Arus Materi dan Arus Energi
PEMBAGIAN – PEMBAGIAN EKOLOGI

Bidang Ekologi mempunyai cakupan yang amat luas namun dapat


digolongkan menurut kajiannya yaitu :
1. Autekologi adalah : Ekologi yang yang mempelajari suatu jenis (spesies
organisme yang berinteraksi dengan lingkungannya , seperti aspek siklus Hidup,
adaptasi terhadap lingkungannya, sifat parasitis, atau non parasitis
2. Sinekologi adalah : Ekologi yang mengkaji berbagai kelompok organisme
sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi dalam satu daerah tertentu,
Seperti Ekologi jenis, Ekologi populasi, Ekologi komunitas dan Ekologi
Ekosistem.
3. Pembagian menurut Habitat adalah : Ekologi yang menunjukkan tempat-tempat
suatu jenis atau kelompok jenis tertentu seperti, Ekologi bahari, Ekologi perairan
tawar,Ekologi darat ataaaaau teresterial, Ekologi esturia (muara sungaai ke laut),
Ekologi padang rumput.
4. Pembagian menurut taksonomi adalah : Ekologi yang sesuai menurut sisti-
Matika makhluk hidupnya, seperti Ekologi Manusia, Ekologi tumbuhan, Ekologi
hewan, (Ekologi serangga, Ekologi burung, Ekologi mikroba, dll ).
HUBUNGAN EKOLOGI DENGAN ILMU-ILMU YANG LAIN

Ekologi adalah suatu ilmu yang tidak dapat dipisahkan dengan ilmu biologi
dan juga dengan ilmu –ilmu yang lainnya seperti :
1. Ilmu Fisika : Di dalam Ekologi faktor-faktor fisik sangat berpengaruh
terhadap peri kehidupan semua organisme seperti, sinar matahari,
perubahan suhu, factor iklim, curah hujan, daya serap tanah dan lain
sebagainya.
2. Ilmu Kimia : Di dalam Ekologi proses-proses kimia sangat berperan
seperti, sintesis, analisis dan proses metabolisme didalam dan di luar
tubuh organisme.
3. Ilmu Bumi dan Antariksa : berperan karena Ekologi berkaitaaan
dengan berbagai proses yang dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa siang
dan malam, musim kemarau, musim hujan musim panas, musim dingin,
musim gugur, grafitasi bumi, erosi, abrasi, sedimentasi dan lain
sebagainya.
4. Ilmu-ilmu sosial : Hubungan ilmu social dengan Ekologi sangat penting
apabila komponen manusia dimasukkan ke dalam cakupan ekosistem dan
Sosioekologi (Manusia dan lingkugan hidupnya}.
KONSEP-KONSEP EKOSISTEM

Pernyataan organisme-organisme hidup dan lingkungan tidak hidupnya


(abiotik) Berhuibugan erat tak terpisahkan dan saling pengaruh – mempengaruhi satu
sama lain. Satuan yang mencakup semua organisme (komunitas) di dalam suatu
daerah yang saling mempengaruhi dengan lingkungan fisiknya sehingga arus energi
mangarah ke struktur makanan, keanekaragaman biotik, dan daur-daur bahan yang
jelas (pertukaran bahan-bahan antara bagian-bagian yang hidup dan yang tidak hidup)
di dalam sistem merupakan sistem ekologi atau ekosistem. (Odum :1996).

Komponen-komponen ekosistem terdiri dari :

1. Senyawa-senyawa Anorganik ( C, N, CO2, H2O, dll ).


2. Senyawa-senyawa Organik ( Protein, Karbohidrat, Lemak, ) yang
menghubungkan komponen biotik dan abiotik.
3. Komponen fisik, terdiri dari faktor-faktor penunjang ekosistem yang terdiri dari
temperature, cahaya matahari, air dan sebagainya.
4. Produsen-produsen , yaitu organisme-organisme Autotrofik, yang mampu
membuat makanan sendiri dari senyawa-senyawa anorganik menjadi senyawa
organic.
5. Makrokonsumen (fagotrof), yaitu organisme-organisme heterotrofik yang
mencernakan bahan-bahan organic.
6. Mikrokonsumen, adalah organisme heterotrof terutama bakteri dan cendawan
yang merombak senyawa-senyawa kompleks dari protoplasma organisme yang
sudah Perkembangan dan evolusi
7. mati, dikenal juga dengan nama organisme Saprotrof ( membusuk ).
Berdasarkan dari fungsional suatu ekosistem maka dapat dikatagorikan
beberapa komponen yaitu :
1. Rantai-rantai makanan
2. Siklus-siklus energi
3. Pola-pola keanekaragaman dalam waktu dan ruang
4. Daur-daur makanan (Siklus Biogeokimia)
5. Pengendalian (Cybernetics).

Ekosistem adalah satuan fungsional dasar dalam ekologi, karena merupakan


su yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan antara organisme-organisme
,komunitas-komunitas, (unsure biotic) dengan lingkugan abiotiknya. Masing-masing
saling mempengaruhi dan membentuk suatu keteraturan dan saling memelihara
kehidupan secara terus menerus.
Konsep ekosistem pertama sekali dikemukakan oleh seorang ahli Ekologi
berkebangsaan Inggris yaitu : A.G. Tansley pada tahun 1935, yang mengambil
rujukannya dari berbagai ahli ekologi lainnya seperti, Karl Mobius pada tahun
1877, menulis tentang komunitas-komunitan organisme dalam karang Oyster sebagai
suatu Biocoenosis (dalam bahasa Jerman}, banyak lagi para ahli ekologi lainnya,
G.F. Morozov (1846-1903) bangsa Rusia yang menulis tentang Ekologi hutan.
Yang memberikan penekanan pada Biocoenosis, yang kemudian dikembangkan oleh
ahli-ahli Ekologi Rusia menjadi Geobiocoenosis.

CONTOH-CONTOH EKOSISTEM

Salah satu contoh dari banyaknya ekosistem di muka bumi ini yang paling
sederhana adalah” ekosistem kolam “ . Di dalam kolam terdapat empat komponen
yang saling berinteraksi dan menunjang berlangsungnya aktifitas di dalam kolam
tersebut, komponen-komponennya adalah :
A. Senyawa-senyawa abiotik adalah : senyawa-senyawa anorganik dasar seperti
air, karbon dioksida,oksigen, kalsium, nitrogen, dan garam-garam posfor,asam
amino dan humus. Sebahagian kecil dari bahan makanan yang penting berada di
dalam larutan yang siap dimakan oleh konsumen-konsumen kolam, dan sebagian
besar terdapat di dasar kolam dalam bentuk sedimen.

B. Organisme-Organisme Produsen : Di dalam kolam yang berperan sebagai


produsen adalah tumbuhan berakar yang terdapat di dalam kolam, dan tumbuhan
besar yang terapung di permukaan kolam biasanya pada kolam yang dangkal,
kemudian tumbuhan kecil yang melayang di permukaan kolam yaitu
Fitoplankton, seperti Algae atau Ganggang yang hidup pada laaut yang dangkal
yang dapat ditembusi oleh cahaya matahari. Dalam jumlah yang banyak,
fitoplankton ini dapat menyebabkan air kelihatan hijau.

C. Organisme –organisme Makrokonsumen yaitu hewan-hewan yang memakan


tumbuhan (herbivora) yang terdiri dari Zooplankton dan bentos. Konsumen
kedua terdiri dari karnivora seranggapemangsa dan ikan-ikan yang memakan
konsumen primer dan konsumen sekudar. Konsumen yang lain adalah Detritivor
yang hidup dari hasil pembusukan bahan organic.

D. Organisme Saprotrofik yaitu mikro organisme seperti Bakteri air, Flagellata-


Flagellata dan cendawan yang tersebar di seluruh permukaan kolam, dan juga
terdapat di dasar kolam bersama dengan Lumpur yang menjadi tempat tumbuhan
daaaan hewan .

Tingkat stratafikasi di dalam kolam dapat dilihat mulai dari tingkat prodsen,
yaitu pada daerah paling atas sampai pada tingkat paling bawah dimana terjadinya
proses-proses pembusukan di dalam kolam, dapat dilakukan pengukuran –
pengukuran sederhana yaitu dengan teknik “botol gelap dan botol terang”.
Di bawah ini adalah diagram ekosistem kolam yang terdiri dari satuan :
senyawa organic, produsen ,konsumen,dan saprotrop-saprotrop, system metabolisme
di dalam kolam berlangsung dengan bantuan energi sinar matahari,sedangkan laju
metabolisme dan kemantapan nisbi kolam tergantung pada arus masuk, bahan-bahan
dari hujan dan dari daerah pangairan kolam.

Gambar 2.1. Diagram Ekosistem Kolam


ARTI LINGKUNGAN HIDUP

Semua makhluk hidup yang hidup di muka bumi ini tidak lah sendirian,
melainkan banyak makhluk hidup dan benda –bendaa tidak hidup lainnya, Mereka
bukan hanya hidup berdampingan, melainkan saling ketergantungan satu sama yang
lainnya. Sebagai contoh kita hidup sangat tergantung pada tumbuhan, hewan, bahkan
mikro organisme.juga benda-da yang tidak hidup seperti oksigen, air, tanah, rumah
dan lain sebagainya.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diartikan “Lingkungan Hidud”


adalah : Suatu ruang yang ditempati oleh makhluk hidup bersama-sama benda yang
tidak yang hidup dan saling membutuhkan {berinteraksi) Lingkungan hidup bukan
hanya untuk manusia, melainkan juga untuk semua organisme mempunyai
lingkungan hidupnya masing-masing. Ruang lingkup lingkungan hidup, dapat berarti
sempit maupun luas. Seperti sebuah rumah dengan pekarangan yang kecil ,dalam arti
luas seperti pulau Irian, Lapisan bumi dan udara yang ada makhluknya, dan Biosfer.

Sifat-sifat lingkungan hidup dapat ditentukan oleh beberapa factor


diantaranya adalah :

1. Jumlah masing-masing jenis unsur ligkungan hidup, sebagai contoh dalam


lingkungan hidup ada 10 orang manusia, seekor anjing, tiga ekor burung
perkutut, sebatang pohon kelapa dan sebuah bukit batu, akan berbeda sifatnya
dari lingkungan yang sama besarnya tetapi hanya ada seorang manusia degan
10 ekor anjing tertutup rimbun dengan pohon bambu dan rata tidak berbukit
batu.
2. Hubungan atau interaksi antara unsur-unsur dalam lingkungan hidup.Sebagai
contoh interaksi sosial manusia dalam lingkungan masyarakat, interaksi
dengan sesama makhluk hidup, antara manusia dan hewan,juga dengan unsur-
unsur abiotik lainnya
3. Kelakuan atau kondisi unsur-unsur lingkungan hidup. Sebagai contoh suatu
lingkungan yang penduduknya aktif dan bekerja keras, berbeda dengan
lingkungan yang kuondisinya sama tetapi penduduknya santai dan malas.
Demikian juga pada suatu lingkngan dengan lahan yag landai dan subur,
berbeda dengan lahan yang berlereng , tandus dan tererosi.

PENGERTIAN LINGKUNGAN

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik


lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari
lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan
lingkungan.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak
langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika
kalian berada di kampus, lingkungan biotiknya berupa teman-teman kampus, bapak
ibu dosen serta karyawan, dan semua orang yang ada di kampus, juga berbagai jenis
tumbuhan yang ada di pekarangan kampus, serta hewan-hewan yang ada di
sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung
sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai
lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang
besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.

 
A. LINGKUNGAN HIDUP

Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk


menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap
makhluk hidup di bumi.
Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:


1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk
hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada
di pekarangan kampus, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan.
Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah
teman-teman atau sesama manusia.
2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia
yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai
makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya
sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-
benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim dan lain-lain. Keberadaan
lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap
kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi
atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan
berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan
tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit,
dan lain-lain.
B. KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia
telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang
tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5
skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh
fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi.

Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup


antara lain:

1. Letusan gunung berapi


Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang
menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara lain berupa:
1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4) Gas yang mengandung racun.
5) Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.

2. Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa
hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun,
maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa
intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan
terjadinya gempa.
Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat
dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi
beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1) Berbagai bangunan roboh.
2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
3) Tanah longsor akibat guncangan.
4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).

3. Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi
menuju ke kawasan bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena
perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di
kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi
wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti Korea
dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia
baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi
perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala pemanasan
global.
Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan
keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan
kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan
lingkungan hidup dalam bentuk:
1) Merobohkan bangunan.
2) Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
3) Membahayakan penerbangan.
4) Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.
1. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam
menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana
sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali
apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan
kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia
membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara
lain:
a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak

adanya kawasan industri.

b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air

dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan

hutan.

c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.

Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung
membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:

a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).


b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda


lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara
saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula.
Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di
sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha yang
kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak huni bagi
generasi anak cucu kita kelak.
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi
rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan
menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai
pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas
manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan
berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan. Konsep
pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di Rio de
Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang
hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai berikut:


a. Menjamin pemerataan dan keadilan.
b. Menghargai keanekaragaman hayati.
c. Menggunakan pendekatan integratif.
d. Menggunakan pandangan jangka panjang.
Pada masa reformasi sekarang ini, pembangunan nasional dilaksanakan tidak
lagi berdasarkan GBHN dan Propenas, tetapi berdasarkan UU No. 25 Tahun 2000,
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN).
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:
a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan.
b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.

1. Upaya yang Dilakukan Pemerintah


Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya
memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan
terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara
lain:
a. Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata
Guna Tanah.
b. Menerbitkan UU No. 4 Tahun 1982, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL
(Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
d. Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan,
dengan tujuan pokoknya:
1) Menanggulangi kasus pencemaran.
2) Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
3) Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
e. Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
1. Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
2. Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang
tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan
kemampuan masing-masing.

Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan


pelestarian lingkungan hidup antara lain:

a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)


Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang
berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah
oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah
serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan
karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga
menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan
mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah
dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau
penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah
perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering
atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.

b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme
bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung
beranekaragam gas, salah satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan
kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan
hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran
udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan
untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman
mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan
menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer
jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga
kelembapan udara akan tetap terjaga.
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik
pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot
kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara
di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas
berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi
lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
3) Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak
lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC
maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas
yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon
menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter
bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar
angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan
merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara.
Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di
atmosfer.

c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini
tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi
rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab
utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian
kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun
bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan
menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai
pengelolaan hutan.

d. Pelestarian laut dan pantai


Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial.
Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia.
Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan
kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya
abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di
sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan
cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal
sekitar pantai.
2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar
laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari
ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan,
tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem
tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.Oleh karena itu, kelestarian
flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup
manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di
antaranya adalah:
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2) Melarang kegiatan perburuan liar.
3) Menggalakkan kegiatan penghijauan.

Pelestarian lingkungan hidup

Environmentalism adalah perlindungan lingkungan hidup dari pengaruh-


pengaruh luar, misalnya pencemaran, bising, pemanasan global, dan perusakan
sumber daya alam.
Salah satu contoh pertama adalah orang-orang Bishnois di Rajasthan, India,
yang rela mati demi mencegah penebangan pohon-pohon di desa mereka atas perintah
raja.
Konsep lingkungan di Indonesia
Lingkungan, di Indonesia sering juga disebut "lingkungan hidup". Misalnya
dalam Undang-Undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain.

Kelembagaan
Secara kelembagaan di Indonesia, instansi yang mengatur masalah lingkungan
hidup adalah Kementeria Lingkungan Hidup (dulu: Menteri Negara Kependudukan
dan Lingkungan Hidup) dan di daerah atau provinsi adalah Bapedal. Sedangkan di
Amerika Serikat adalah EPA (Environmental Protection Agency).
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang
tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi
ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik
tersebut.

Jadilah Sahabat Bumi


Apakah kita pernah tersadar dimanakah kita sekarang ini? Kita sebagai
manusia hidup di Bumi mulai dari lahir, kecil, beranjak dewasa, sampai kita
meninggal. Kita sangat berhutang budi pada Bumi, planet tempat tinggal kita yang
tercinta ini.
Tetapi, berapa banyak kita telah mengotori Bumi, merusak Bumi, dan
membuat Bumi ini menjadi tidak indah lagi? Kadang-kadang kita tidak sadar bahwa
perbuatan kita sangat merusak Bumi dan terkesan tidak berterima kasih pada Bumi
yang telah berjasa banyak pada Bumi.
Oleh karena itu, kita harus mulai mengubah hidup kita agar perbuatan kita ini
tidak lagi merusak Bumi. Tentunya kita adalah manusia yang tidak dapat melakukan
semua hal. Jadi, kita cukup melakukan perbuatan yang dapat kita lakukan dan tidak
perlu memaksakan diri. Jika kita hanya dapat berbuat hal-hal yang sederhana, ya kita
lakukan hal sederhana tersebut. Jangan hanya karena hal sederhana yang bis kita
lakukan, kita malu untuk melakukannya sehingga kita tidak melakukan apa-apa.
Tetapi juga kita harus mengembangkan diri supaya bisa melakukan hal yang lebih
besar lagi. Yang terpenting adalah niat dan keikhlasan.
Oleh karena itu, maka untuk menjaga lingkungan kita ini, lingkungan Bumi
kita yang tercinta ini, lakukanlah suatu hal yang kecil karena sesuatu yang besar itu
tidak ada sebelum ada hal yang kecil. Jika hal kecil itu dilakukan oleh banyak orang,
maka hal kecil itu akan menjadi hal yang besar. Jika seribu orang membuang sampah
pada tempatnya dan menjaga kebersihan, maka daerah tersebut akan menjadi bersih.
Tetapi jika seribu orang membuang sampah sembarangan, maka tentunya daerah itu
akan sangat kotor sekali.
Jadi, janganlah pernah meremehkan hal-hal kecil seperti menghemat listrik,
menghemat air, menghemat BBM, atau membuang sampah pada tempatnya. Lakukan
mulai dari diri sendiri lalu tularkanlah pada orang-orang disekitar anda. Jadilha
sahabat Bumi dan cintailah Bumi ini. Semoga jika kita telah melakukan hal terbaik
yang bisa kita lakukan, Bumi ini kembali indah, sejuk, segar dan udaranya nyaman
sehingga ita semakin senang hidup di Bumi ini.
Salah satu penyebab global warming adalah emisi karbon dioksida yang
sangat tinggi. Emisi ini dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Menurut
struktur kimianya, bahan bakar yang juga disebut hidrokarbon terdiri dari rantai
ataom karbon dan hidrogen. Jika hidrokarbon ini dibakar dengan oksigen, maka akan
menghasilkan karbondioksida dan uap air. Tetapi jika pembakarannya tidak sempurna
maka akan dihasilkan juga karbonmonoksida yang sangat beracun.
Asapdari pabrik banyak mengandung karbondioksida.

Sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global ada 2 macam.


Pertama, pembangkit listrik bertenaga batubara. Pembangkit listrik ini membuang
energi 2 kali lipat dari energi yang dihasilkan. Semisal, energi yang digunakan 100
unit, sementara energi yang dihasilkan 35 unit. Maka, energi yang terbuang adalah 65
unit! Setiap 1000 megawatt yang dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga
batubara akan mengemisikan 5,6 juta ton karbondioksida per tahun! Kedua,
pembakaran kendaraan bermotor. Kendaraan yang mengonsumsi bahan bakar
sebanyak 7,8 liter per 100 km dan menempuh jarak 16 ribu km, maka setiap tahunnya
akan mengemisikan 3 ton karbondioksida ke udara! Bayangkan jika jumlah
kendaraan bermotor di Jakarta lebih dari 4 juta kendaraan! Berapa ton karbondioksida
yang masuk ke atmosfer per tahun?
Penting diingat, emisi Gas Rumah Kaca harus dikurangi! Jadi harus dibangun
sistem industri dan transportasi yang TIDAK bergantung pada bahan bakar fosil
(minyak bumi dan batu bara). Kalau perlu, TIDAK menggunakannya SAMA
SEKALI! Karena Perubahan Iklim adalah masalah global, penyelesaiannya pun mesti
secara internasional. Langkah pertama yang dilakukan adalah pembuatan Kerangka
Konvensi untuk Perubahan Iklim (Framework Convention on Climate Change) tahun
1992 di Rio de Janeiro, Brazil, yang ditandatangani oleh 167 negara. Kerangka
konvensi ini mengikat secara moral semua negara-negara industri untuk menstabilkan
emisi karbondioksida mereka.
Sayangnya, hanya sedikit negara industri yang memenuhi target. Langkah
selanjutnya berarti membuat komitmen yang mengikat secara hukum dan
memperkuatnya dalam sebuah protokol. Dibuat lah Kyoto Protocol atau Protokol
Kyoto. Tujuannya: mengharuskan negara-negara industri menurunkan emisinya
secara kolektif sebesar 5,2 persen dari tingkat emisi tahun 1990.

Pencairan Es di Bumi
Greenland adalah sebuah pulau yang pada permukaannya terhampar berkilo-
kilometer persegi salju atau es. Greenland ini juga merupakan salah satu penyimpan
es terbesar di bumi setelah antartika. Menurut riset para ilmuwan, Greenland terkena
imbas dari pemanasan global, yaitu mencairnya permukaan es di Greenland. Para
ilmuwan memperkirakan jika es di Greenland terus mencair maka permukaan laut
akan naik dan dapat membanjiri daerah pesisir pantai. Jika itu terjadi, maka orang-
orang yang biasa tinggal di tepi pantai harus mengungsi untuk mendapat rumah baru.

Antartika Dikhawatirkan mencairseluruhnya karena Global Warming.

Bagaimanakah pencairan es di Greenland bisa terjadi? Pencairan es di


Greenland sebenarnya wajar terjadinya, tetapi diimbangi oleh pembentukan di puncak
gletser yang merupakan sumber es. tetapi karena pemanasan global, gletser yang
mencair jauh lebih banyak dibandingkan dengan gletser yang terbentuk. Itulah yang
menyebabkan es atau gletser di Greenland semakin sedikit.
Proses pencairan es di Greenland diawali oleh pecahnya balok-balok es
raksasa di Greenland. Greenland dapat terpecah-pecah karena sifat air yang
membeku. Sifat tersebut adalah bertambahnya volume air pada saat menjadi es. Pada
permukaan gletser di Greenland, terdapat celah-celah yang mencapai dasar gletser. Es
yang mencair akan menjadi air dan masuk ke celah-celah gletser ini. Air yang masuk
ke celah-celah ini kemudian membeku. Air yang membeku memiliki volume yang
lebih besar daripada saat bentuk cair sehingga air yang membeku ini mendorong es
disekitarnya dan membuat gletser di Greenland pecah.
Para ilmuwan merasa kesulitan untuk mencegah hal ini karena untuk
menghentikan pencairan ini, maka harus menghentikan pemanasan global. Untuk itu
dunia sedang mengusahakan pengurangan emisi gas buang dari perindustrian
terutama dari negara-negara maju.
Selain di Greenland, Antartika juga semakin terancam oleh pemanasan global.
Proses pencairan es di Antartika berlangsung lebih cepat karena seluruh permukaan
antartika merupakan es tidak seperti di Greenland. Hal ini menyebabkan
bertambahnya kecepatan pencairan dikarenakan sifat es yang lainnya, yaitu es lebih
mudah bergerak di atas permukaan cair dibandingkan di atas permukaan padat.
Di Greenland, gletser berada di atas permukaan padat, tetapi di antartika es
langsung berada di atas air. Es yang berada di atas air mengalami gerakan yang lebih
cepat dibandingkan es yang berada di atas permukaan padat. Ini menambah faktor
yang menyebabkan es pecah. Jika es di antartika pecah, maka balok es raksasa akan
terapung di laut dan mengalami pencairan lebih cepat karena volumenya lebih kecil.

BBM alternatif, perlukah


Semenjak penggunaan mesin berbahan bakar fosil digunakan, hampir setiap
hari minyak bumi dikonsumsi oleh manusia. Ladang-ladang minyak didirikan, pom
bensin banyak dibangun dipinggir jalan, mobil-mobil diproduksi setiap hari, dan
masih bayak lagi hal-hal lainnya yang memanfaatkan minyak bumi sebagai bahan
bakar. Kita sangat merasa terbantu sekali dengan adanya minyak bumi ini.
Tetapi, tanpa kita sadari, konsumsi akan minyak bumi semakin tinggi. Semua
orang berebut untuk mendapatkan bahan bakar minyak. Dan kita akhirnya lupa
dengan satu hal yang penting, yaitu dampak penggunaan minyak bumi. Kita terlalu
asyik untuk memikirkan cara menggunakan bahan bakar minyak tanpa berfikir
dampak penggunaanya. Dan akhirnya kita semua tahu dampaknya adalah plusi udara
dan pemanasan global.
Udara dikota-kota industri sangat kotor dengan banyaknya asap hitam hasil
pembakaran di pabrik-pabrik. Udara semakin panas sehingga menyebabkan berbagai
dampak lingkungan hidup. Es di kutub selatan dan di Greenland mulai mencair.
Itulah berbagai akibat yang terjadi karena eksploitasi besar-besaran minyak bumi.
Mengapa semua itu bisa terjadi? Polusi udara sebenarnya adalah hal yang
wajar terjadi dalam dunia ini. Sebelum adanya manusia polusi terjadi akibat letusan
gunung berapi yang mengotori udara. Hanya saja, yang membuat polusi udara
menjadi berbahaya adalah jka kadarnya terlalu tinggi tanpa diimbangi dengan
pembersihan udara. Tumbuhan dapat mengurangi polusi karbon dioksida dengan
proses fotosintesis. Tetapi jumlah karbon dioksida yang ada di atmosfer sekarang
tidak sebanding dengan jumlah karbondioksida yang diserap oleh tumbuhan. Hal itu
menyebabkan karbon dioksida berkumpul di atmosfer dan diudara sehingga terjadi
polusi. Dengan peningkatan karbon dioksida juga menyebabkan suhu bumi
meningkat karena karbon dioksida adalah salah satu gas rumah kaca.
Dampak buruk dari pestisida, para petani lebih dianjurkan menggunakan
sistem pertanian organik yang tidak menggunakan bahan kimia sama sekali. Tetapi
pertanian dengan metode ini juga memiliki resiko yaitu rentan untuk terserang hama.
Tetapi hasil dari pertanian ini sanngat sehat dan tidak akan mengganggu kesehatan.
Oleh karena itu, para petani diharapkan tidak terlalu banyak menggunakan
pestisida dan melakukan pertanian organik. Pertanian organik ini sangat bermanfaat
dan tidak memiliki efek samping yang membahayakan bagi lingkungan maupun
tubuh.
Penelitian lain juga menyebutkan bahwa resiko kanker pada oarang-orang
yang merokok disebabkan oleh penggunaan pestisida pada saat menanam tembakau.
Jika kita membandingkan orang-orang zaman dahulu, walaupun mereka perokok,
tetapi mereka tetap sehat dan tidak mengalami penyakit kanker. Kemungkinan ini
disebabkan karena zaman dahulu belum digunakannya pestisida saat menanam
tembakau.

MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP

Karena pemanasan global, polusi, hutan yg berkurang, dan pasokan terbatas


sumber daya alam, orang menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan.
Sampah di lingkungan yang mempengaruhi udara, air, tanah, hewan, tumbuhan, dan
manusia. Apabila kita menggunakan lingkungan sebagai limbah, kita mengambil
tanah dari alam liar, polusi lingkungan, dan menguras sumber daya alam.
Maka sedikit demi sedikit Alam yang ada disekitar kita akan berubah menjadi
tempat yang tak pernah akan kita impikan untuk anak cucu kita nanti, Ada beberapa
hal yang dapat kita lakukan seperti yang dilakukan oleh rekan-rekan kita yang
terdaftar di BlackInnovationAwards atau biasa di singkat BIA, yaitu membuat suatu
terobosan atau inovasi baru untuk tetap tinggal selaras dengan alam.
- Beli produk yang tidak memerlukan banyak energi dan sumber daya untuk
manufaktur. Mencari produk yang ramah lingkungan berisi kemasan.
- Mengurangi penggunaan mobil dengan naik sepeda, carpooling dengan
teman-teman, jalan kaki, atau dengan bus.
- Composting merupakan cara untuk membuang sampah dapur. Itu sehat untuk
tanah dan sedikit sampah yang akan masuk ke lokasi penimbunan.
- Matikan lampu yang tidak digunakan dan menggunakan lampu hemat energi
bulbs.
- Menonaktifkan Keran Air bila Anda penyikatan gigi.
- Gunakan tas kain grocery, bukan kantong plastik. Mereka dapat digunakan
berulang kali.
- Logam kaleng dan plastik kontainer dapat digunakan untuk menyimpan item.
- Donasikan pakaian lama anda, mebel, dan mainan untuk amal, atau berikan
kepada tetangga, teman yang membutuhkan

Disadari bahwa peranan manusia begitu besar dalam menentukan kondisi dan
kualitas lingkungan.  Apabila peran aktif manusia nyatanya tidak peduli terhadap
kelestarian mutu dan fungsi lingkungan, maka akan rusaklah lingkungan hidup dan
demikian sebaliknya. 
Apabila di banyak wilayah seputar Indonesia termasuk Sumatera Selatan
tercatat banyak bencana lingkungan khususnya insiden kebakaran hutan dari tahun ke
tahun (Iam Kompas 2006), maka hal itu mengindikasikan adanya kondisi sosial yang
masih memerlukan injeksi pendidikan lingkungan yang bersifat formal maupun
pendidikan informal (kursus-kursus dan pelatihan) dan pendidikan non formal
maupun pendidikan (penyuluhan dan kegiatan studi banding). 
Hutan beserta dengan isinya sebagai himpunan aneka sumberdaya alami
merupakan komponen penting dalam lingkungan hidup ( yang menurut Sjarkowi,
2004) terdiri dari lingkungan alami, lingkungan sosial, dan lingkungan binaan). 
Sumberdaya alami sebagai unsur lingkungan alami dan harus dijaga kelestarian mutu
dan fungsinya, secara teoritis memiliki empat dimensi yaitu :
a) Dimensi  mutu (Kualitas) dengan memperhatikan beberapa fungsi ciri atribut dan
peran yang melekat pada sumberdaya tersebut, maka dapat dibedakan mana
diantaran sejumlah sumberdaya sejenis yang lebih bermutu dan apa penyebab
turun naiknya mutu tersebut.
b) Dimensi  jumlah ( kuantitas) suatu sumberdaya selalu dapat dinyatakan
jumlahnya menurut satuan ukur tertentu.
c) Dimensi waktu, mengacu kepada lambat atau cepatnya ketersediaan sumberdaya
akan ludes atau dapat dipulihkan kembali.  Dimensi ini tergantung kepada
keadaan teknologi yang ada dan yang memberikan makna manfaat serta makna
jumlah bagi suau sumberdaya yang dimanfaatkan.
d) Dimensi ruang merupakan penunjuk tempat kedudukan sumberdaya disebut
sumberdaya in-situ, sehingga perlu disebarkan ke tempat dimana benda itu
dirasakan lebih langka adanya ( sumberdaya eks-situ)

MUTU ATAU KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP

1. Lingkungan Hidup
  Manusia hidup di bumi tidaklah sendirian, melainkan bersama mahkluk
lain yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Mahkluk hidup yang lain itu
bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif
terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa
mereka manusia tidaklah dapat hidup. Kenyataan ini dapat kita lihat dengan
mengandaikan di bumi ini tidak ada hewan dan tumbuhan. Dari manakah kita
mendapat oksigen dan makanan? Sebaliknya seandainya tidak ada manusia,
tumbuhan, hewan dan jasad renik akan dapat melangsungkan kehidupannya
seperti terlihat dari sejarah bumi sebelum ada manusia. Karena itu anggapan
bahwa manusia adalah mahkluk yang paling berkuasa sebenarnya tidak benar.
Seharusnya kita menyadari bahwa kitalah yang membutuhkan mahkluk hidup
yang lain untuk kelangsungan hidup kita dan bukannya mereka yang
membutuhkan kita untuk kelangsungan hidup mereka.

2. Mutu Lingkungan Hidup


  Pengertian tentang mutu lingkungan sangatlah penting, karena merupakan
dasar dan pedoman untuk mencapai tujuan pengelolaan lingkungan.
Perbincangan tentang lingkungan pada dasarnya adalah perbincangan tentang
mutu lingkungan. Namun dalam perbincangan itu apa yang dimaksud dengan
mutu lingkungan tidak jelas. Mutu lingkungan hanyalah dikaitkan dengan
masalah lingkungan misalnya pencemaran, erosi, dan banjir.
Apa yang dimaksud dengan kualitas lingkungan?
Secara sederhana kualitas lingkungan hidup diartikan sebagai keadaan
lingkungan yang dapat memberikan daya dukung yang optimal bagi
kelangsungan hidup manusia di suatu wilayah. Kualitas lingkungan itu dicirikan
antara lain dari suasana yang membuat orang betah/kerasan tinggal ditempatnya
sendiri. Berbagai keperluan hidup terpenuhi dari kebutuhan dasar/fisik seperti
makan minum, perumahan sampai kebutuhan rohani/spiritual seperti pendidikan,
rasa aman, ibadah dan sebagainya. Pengelolaan lingkungan untuk mendapatkan
kondisi optimum, didasarkan pada pertimbangan untung rugi. Orang bersedia
untuk mengurangi atau mengorbankan suatu keuntungan untuk mendapatkan
keuntungan yang lain atau mengurangi suatu kerugian. Dengan demikian pada
hakikatnya orang menganalisis mamfaat dan resiko lingkungan agar kebutuhan
hidupnya dapat terpenuhi secara optimum.tidak semua kebutuhan hidup bersifat
asensial, melainkan hanya bersifat hanya sekedar tambahan agar dapat
menikmati hidup dengan lebih baik. Kebutuhan hidup essensial merupakan
kebutuhan hidup dasar. Kebutuhan itu mutlak diperlukan untuk dapat hidup
sehat, aman dan manusiawi.
Berdasarkan uaraian diatas Mutu lingkungan hidup dapat diartikan Juga
sebagai kondisi lingkungan dan hubungan dengan mutu hidup. Makin tinggi
derajat mutu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, makin tinggi pula derajat
mutu hidup dalam suatu lingkungan tertentu. Makin tinggi derajat pemenuhan
kebutuhan dasar dalam kondisi lingkungan tersebut. Makin tinggi derajat
pemenuhan kebutuhan dasar dalam kondisi lingkungan tersebut.Makin tinggi
derajat pemenuhan dasar itu, makin tinggi pula mutu lingkungn dan sebaliknya .

Kualitas lingkungan hidup dibedakan berdasarkan biofisik, sosial ekonomi,


dan budaya yaitu :
a. Lingkungan biofisik adalah lingkungan yang terdiri dari komponen biotik
dan abiotik yang berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Komponen biotik merupakan makhluk hidup seperti hewan, tumbuhan dan
manusia, sedangkan komponen abiotik terdiri dari benda-benda mati seperti
tanah, air, udara, cahaya matahari. Kualitas lingkungan biofisik dikatakan
baik jika interaksi antar komponen berlangsung seimbang.
b. Lingkungan sosial ekonomi, adalah lingkungan manusia dalam hubungan
dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Standar kualitas
lingkungan sosial ekonomi dikatakan baik jika kehidupan manusia cukup
sandang, pangan, papan, pendidikan dan kebutuhan lainnya.
c. Lingkungan budaya adalah segala kondisi, baik berupa materi (benda)
maupun nonmateri yang dihasilkan oleh manusia melalui aktifitas dan
kreatifitasnya. Lingkungan budaya dapat berupa bangunan, peralatan,
pakaian, senjata. Dan juga termasuk non materi seperti tata nilai, norma,
adat istiadat, kesenian, sistem politik dan sebagainya. Standar kualitas
lingkungan diartikan baik jika di lingkungan tersebut dapat memberikan
rasa aman, sejahtera bagi semua anggota masyarakatnya dalam
menjalankan dan mengembangkan sistem budayanya.
 

B. Keterbatasan Ekologis Dalam Pembangunan dan Upaya Pelestariannya

  Ekologi berkaitan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang relevan


dengan kehidupan (peradaban) manusia. Komponen-komponen yang ada di
dalam lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
dan membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu
ekosistem akan menjamin keberlangsungan kehidupan apabila lingkungan itu
dapat mencukupi kebutuhan minimum dari kebutuhan organisme.
Keterbatasan ekologis
Planet bumi yang menjadi tempat tinggal makhluk hidup untuk tumbuh
dan berkembang biak memiliki keterbatasan-keterbatasan dalam mencukupi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Dalam perkembanganya pada organisme
mengalami seleksi alam, misalnya telur ikan yang beribu-ribu itu dari induknya,
yang dapat hidup terus hingga dewasa hanya beberapa ekor saja.
Begitu juga tiram, binatang laut ini dapat menghasilkan 500 milion telur
sekali bertelur. Jika semua telur-telur itu berkembang menjadi tiram-tiram
dewasa dan semua keturunannya hidup, maka sesudah generasi keempat kita
dapat menemukan tumpukan tiram-tiram seluas bumi selama 8 tahun. Demikian
pula tumbuhan mempunyai kemampuan berkembang biak secara cepat jika
spora-spora atau biji-biji yang disebarkan tumbuh semua menjadi dewasa, maka
populasi tumbuhan akan naik luar biasa. Demikianlah seleksi alam selalu
terjadi.
Semua hewan dan tumbuhan cenderung untuk tumbuh bereproduksi dan
mati, sampai dikurangi oleh pengaruh lingkungan, faktor yang mula-mula
menghentikan pertumbuhan dan penyebaran dari organisme disebut faktor
pembatas. Hal ini terjadi pada makhluk hidup, sedangkan pada lingkungan
hidup secara luas mempunyai keterbatasan. Lahan pertanian yang tadinya subur
karena diolah terus menerus, maka kesuburannya menjadi berkurang. Apabila
pada lahan tersebut penduduknya bertambah, maka “beban”nya menjadi
bertambah pula karena dipacu untuk memproduksi melebihi kapasitasnya
dengan cara diberi pupuk dan sebagainya. Sebagai akibat dari hal tersebut maka
lahan itu mengalami penurunan kemampuan produksi ataupun yang disebut
dengan deteriorasi lingkungan. Kondisi lingkungan yang dalam keadaan
produktifitasnya optimal dan seimbang secara ekologi dikatakan dalam kodisi
homeostatis. Deteriorasi lingkungan salah satunya ditandai oleh pemulihan
produktifitas yang berjalan lambat.
Ekologi, Pemanfaatan dan Dampak Aktivitas Manusia terhadap
Ekosistem Mangrove

Ekosistem mangrove adalah tipe ekosistem di daerah pantai yang selalu


atau secara teratur digenangi air laut dan dipengaruhi pasang surut air laut.
Kondisi daerah pantai merupakan tanah berlumpur, berpasir atau lumpur
berpasir (Indriyanto, 2006). Sebagai salah satu komponen ekosistem pesisir,
hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik dan rawan. Ekosistem ini
mempunyai fungsi ekologis dan ekonomis.
Fungsi ekologis hutan mangrove antara lain sebagai pelindung garis
pantai, pencegah intrusi air laut, tempat tinggal (habitat), pencari makan
(feeding ground), pengasuhan dan
pembesaran (nursery ground), pemijahan
(spawning ground) bagi aneka biota
perairan, serta sebagai pengatur iklim
mikro. Sedangkan fungsi ekonominya
antara lain sebagai penghasil keperluan
rumah tangga, industri, dan penghasil bibit
(Rochana, 2006).
Indonesia merupakan negara
kepulauan, yang terdiri dari lebih 17.508
buah pulau besar dan kecil dengan panjang garis pantai sekitar 81. 000 km
Soegiarto, (1984) dalam Onrizal dan Kusmana (2008). Sebagian daerah tersebut
ditumbuhi hutan mangrove dengan lebar beberapa meter sampai beberapa
kilometer. Dipandang dari segi luas areal, hutan mangrove di Indonesia adalah
yang terluas di dunia.
Di Indonesia, mangrove tersebar hampir di seluruh pulau besar mulai
dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi sampai ke Papua, dengan luas
sangat bervariasi bergantung pada kondisi fisik, komposisi substrat, kondisi
hidrologi, dan iklim yang terdapat di pulau-pulau tersebut FAO (1992);
Soemodihardjo, Ongkosono dan Abdullah (1986) dalam Onrizal dan Kusmana
(2008).
Pada tahun 1982, hutan mangrove di Indonesia tercatat seluas 4,25 juta
ha, sedangkan menurut Departemen Kehutanan (1997) dalam Onrizal dan
Kusmana (2008) pada tahun 1993 luas hutan mangrove menjadi 3,7 juta ha,
sehingga terjadi penurunan luas 0,55 juta ha dalam kurun waktu 11 tahun atau
laju kerusakan 0,05 juta ha/tahun.
Kerusakan hutan mangrove juga terjadi di Sumatera Utara yang
merupakan salah satu propinsi yang memiliki hutan mangrove terluas. Luas
keseluruhan hutan mangrove di Sumatera Utara mencapai 364.580,95 ha, seluas
280. 939,71 ha dilaporkan dalam keadaan rusak berat (77,06 %), 47.645,41 ha
rusak sedang (13,06 %) dan 35.995, 83 ha tidak rusak (9,87 %) hutan mangrove
di Sumatera Utara yang masih baik (Balai Pengelolaan Hutan Mangrove
Wilayah II, 2006).
Kerusakan hutan mangrove juga terjadi di Kabupaten Langkat, Propinsi
Sumatra Utara. Jika dilihat di 12 kabupaten/kota yang memiliki hutan
mangrove di Sumatera Utara, kerusakan paling tinggi berada di wilayah
Kabupaten Labuhan Batu yaitu mencapai 121.702,1 ha dari luas yang ada yakni
128. 438,2 ha sedangkan kondisi yang masih baik yaitu 2.250,7 ha. Seperti
halnya di Kabupaten Labuhan Batu, kerusakan hutan mangrove juga terjadi di
Kabupaten Langkat yakni mencapai 22.387,57 ha dari total keseluruhan yaitu
43.014,47 ha sedangkan kondisi hutan mangrove yang masih baik hanya
2.711,05 ha (Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah II, 2006).

  DAMPAK EKOLOGIS
Sebagian masyarakat pesisir dalam memenuhi keperluan hidupnya
memanfaatkan ekosistem mangrove, misalnya dengan memanfaatkan flora dan
fauna mangrove untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk komersil. Selain
itu, lahan (mangrove) banyak yang dikonservasi menjadi tambak, pemukiman,
industri, dan sebagainya (Rochana, 2006).
Dampak ekologis akibat berkurang dan rusaknya ekosistem mangrove
adalah hilangnya berbagai spesies flora dan fauna yang berasosiasi dengan
ekosistem mangrove, yang dalam jangka panjang akan mengganggu
keseimbangan ekosistem mangrove khususnya dan ekosistem pesisir umumnya.
Selain itu, menurunnya kualitas dan kuantitas hutan mangrove telah
mengakibatkan dampak yang sangat mengkhawatirkan, seperti abrasi yang
selalu meningkat, penurunan tangkapan perikanan pantai, intrusi air laut yang
semakin jauh ke arah darat, malaria dan lainnya.

LINGKUNGAN HIDUP SEBAGAI SUMBERDAYA


Lingkungan merupakan sumberdaya, dari lingkungan itu kita
mendapatkan unsur-unsur yang kita perlukan untuk produksi dan komsumsi,
sebagian sumber daya itu dimiliki oleh perorangan dan badan tertentu, mis
lahan dan epetak hutan, sebagian lagi sumber daya itu merupakan milik umum,
mis sungai, pantai udara.
Air adalah faktor lain yang kita perlukan untuk berproduksi,
pertanian,perikanan, dan peternakan, pabrik juga memerlukan air, Sumber daya
milik umum mempunyai sifat-sifat yang berbeda-beda, orang dapat
menggunakannya tampa pungutan atau dengan bayaran murah , mis
menggunakan sungai dan laut untuk pelayaran dan penangkapan ikan , serta
menikmati pemandangan alam yang segar dipegunungan.sumber daya
mempunyai daya regenerasi dan asimilasi yang terbatas. Selama eksploitasi
dan permintaan pelayanan ada dibawah batas daya regenerasi atau asimilasi,
sumber daya terpebaharui itu dapat digunakan secara lestari. Akan tetapi
apabila batas itu dilampoi, sumber daya itu akan mengalami kerusakan dan
fungsi sumber daya itu sebagai faktor produksi dan komsumsi atau sarana
pelayanan akan mengalami gangguan.
Pemanfaatan sumber daya lingkungan milik umum dapat dilakukan
atau tampa atau hanya dengan pungutan bayaran yang ringan saja, pembuangan
limbah ke udara dn perairan juga terus bertambah, dibanyak tempat telah
nampak banyak gejala-gejala bhwa daya udara dan air untuk mengamilasikan
limbah itu telah dilampoi dan menghadapkan kita pada masalah
pencemaran.dorongan untuk memaksimumkan pemanfaatan sumberdaya milik
umum, masing-masing unit produksi dan komsumsi tidak atau sedikit merasa
bertanggung jawab atas pemeliharaan sumber daya itu. Ketidak adaan atau
sedikit adanya perasaan tanggung jawab itu akan mengakibatkan pila
pemanfaatan sumber daya yang tidak rasional.

Untuk menghindari penggunaan yang tidak rasional itu diperlukan


campur tangan pemerintah dalam pengelolaan sumber daya itu. dasar hukum ini
terdapat dalam uud 1945, “pasal 33, ayat 3, yang mewajibkan agar bumi, air,
dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan sebesar-besrnya untuk kemakmuran rakyat”.

DAMPAK LINGKUNGAN AKIBAT KEGIATAN MANUSIA

lingkungan alami pasti mengalami perubahan-perubahan secara


kontinyu. Hal ini mungkin saja berlangsung dalam jangka waktu ratusan juta
tahun, seperti misalnya terangkatnya kontinental dan pembentukan gunung api;
atau dalam jangka waktu puluhan ribu tahun seperti Jaman Es dan perubahan
per-mukaan air laut yang menyertainya; atau dalam jangka waktu ratusan tahun
seperti halnya eutrofikasi alami dan siltasi danau-danau dangkal; atau bahkan
dalam jangka waktu beberapa tahun, seperti kalau koloni binatang "beaver"
mengubah lahan kering menjadi rawa-rawa. Sebagian dari perubahan-peruba-
han alami tersebut bersifat tidak dapat balik (irreversible) seperti eutrofikasi
danau, sedangkan lainnya bersifat siklis seperti siklus klimatik tahunan, atau
transien seperti kekeringan.
Bersamaan dengan perubahan-perubahan lingkungan secara alami
tersebut juga terjadi perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh kegiatan
manusia. Bahkan pada tingkat budaya masyarakat pemburu dan pengumpul
hasil hutan, penggunaan api telah memodifikasi beberapa lingkungan alami.
Kemudian dengan domestikasi hewan dan introduksi pertanian, efek-efek dari
kegiatan-kegiatan ini menjadi lebih luas, terutama kalau semakin banyak manu-
sia yang terlibat. Laju perubahan tersebut meningkat dengan berkem-bangnya
industri karena tenaga otot digantikan dengan enerji yang berasal dari bahan
bakar fosil hingga beberapa dekade terakhir ini. Dampak manusia telah
mencapai intensitas yang tidak diharapkan dan mempengaruhi seluruh dunia,
karena jumlah penduduk meningkat dengan pesat dan konsumsi setiap kapita
yang lebih tinggi.

DAL (DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP)


Dampak lingkungan adalah perubahan lingkungan yang sangat

mendasar yang diakibatkan oleh suatu kegiatan. Perubahan mendasar ini

meliputi tiga kelompok besar, yaitu:

(1). Perubahan akibat suatu kegiatan yang (secara kumulatif) menghilangkan

identitas rona lingkungan awal secara nyata.

(2). Perubahan akibat suatu kegiatan yang menimbulkan ekses nyata pada

kegiatan lain di sekitarnya

Dampak (L) penting adalah perubahan lingkungan yang sangat mendasar yang
diakibatkan oleh suatu kegiatan. Perubahan mendasar ini meliputi tiga
kelompok besar, yaitu:
(1). Perubahan akibat suatu kegiatan yang (secara kumulatif) menghilangkan
identitas rona lingkungan awal secara nyata.
(2). Perubahan akibat suatu kegiatan yang menimbulkan ekses nyata pada
kegiatan lain di sekitarnya
(3). Perubahan akibat suatu kegiatan yang menyebabkan suatu rencana tata
ruang (SDA) tidak dapat dilaksanakan secara konsisten lagi.

Cara penentuan Dampak lingkungan adalah:


(1). Berdasarkan pengalaman empiris profesional (expert judgement)
(2). Perubahan dibandingkan dengan baku mutu lingkungan
(3). Perubahan dibandingkan dengan sistem nilai, fasilitas, pelayanan sosial
dan sumberdaya yang diperlukan.
Kriteria penentuan dampak penting adalah:
1. Jumlah penduduk yang terkena dampak lingkungan
2. Luas wilayah persebaran dampak lingkungan
3. Lamanya dampak lingkungan berlangsung
4. Intensitas dampak lingkungan
5. Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak lingkungan
6. Sifat kumulatif dampak lingkungan
7. Reversibilitas /irreversibilitas akibat dampak lingkungan.

dampak lingkungan yang penting di negara-negara sedang berkembang


dengan yang terjadi di negara industri, meskipun tidak diadakan pembedaan
yang tegas di antara keduanya. Walaupun telah diketahui ada pengaruh-penga-
ruh negatif terhadap lingkungan sebagai akibat dari intervensi manusia, namun
pada kenyataannya pembangunan diperlukan untuk memperbaiki kesejahteraan
sosial dan ekonomi masya rakat. Kualitas hidup tidak dapat diperbaiki tanpa
perkembangan ekonomi, dengan menjamin penyediaan pangan dan jasa-jasa
esensial di daerah-daerah yang laju pertumbuhan penduduknya tinggi.
Masalah yang sangat penting di daerah pembangunan ialah bagaimana
penggunaan lahan dan sumberdaya alam lainnya dengan sebaik-baiknya, tanpa
mengakibatkan kerusakan atau degradasi yang disebabkan oleh proses- proses
seperti pemupukan, pestisida, erosi, perkembangan gurun, atau meluasnya
penyakit-penyakit yang berpangkal dari air dan perairan seperti tipus, desentri,
hepatitis, dan cacing sistosomiasis. Kultivasi lahan secara berpindah, yang
merupakan praktek umum di berbagai penjuru daerah tropika basah, dapat
digunakan sebagai teladan ilustratif. Praktek seperti ini apabila tersedia cukup
waktu akan memungkinkan berlangsungnya regenerasi hutan, sehingga
memungkinkan pemeliharaan dan pemulihan kesuburan tanah. Pada masa lalu,
faktor-faktor alami (budaya tabu, pandangan dan pola hidup tradisional,
gangguan penyakit dan perang) telah berhasil mempertahankan keseimbangan
sistem alami. Akan tetapi dengan ditemukannya obat-obat modern dan nilai-
nilai sosial yang baru, laju pertumbuhan penduduk telah meningkat pesat, rasio
antara luas lahan dengan populasi penduduk telah menurun dan kondisi
keseimbangan orisinal telah terganggu sedemikian rupa sehingga siklus
kultivasi tidak memungkinkan lagi pemulihan kesuburan tanah secara memadai.
Dalam banyak kasus bahkan tidak ada periode pemulihan kesuburan tanah, dan
daerah-daerah yang sangat luas telah ditumbuhi oleh vegetasi sekunder dan
telah menjadi tidak sesuai lagi untuk penggunaan pertanian.
Faktor lain yang telah mempersulit praktek pertanian berpindah ialah
bahwa lahan-lahan luas yang secara tradisional dikuasai dan dimiliki oleh
penduduk telah diambil alih pemerintah untuk memproduksi kayu hutan atau
dikonversi menjadi daerah perkebunan. Praktek-praktek seperti ini telah ikut
menyebabkan lebih rendahnya rasio luas lahan pertanian dengan pupulasi
penduduk. Teknik-teknik pertanian "modern" yang menggunakan jenis-jenis
unggul serealia dan subsidi enerji pupuk dan pestisida telah mmenghancurkan
struktur desa-desa tradisional karena terjadinya perubahan distribusi
kesejahteraan. Penduduk yang tidak mempunyai lahan terusir dari desa dan
bermigrasi menuju kota-kota besar atau mendaki pegunungan. Di kota-kota
besar para imigran ini telah memperparah masalah pembuangan dan pengelo-
laan limbah, penyediaan air bersih, kekurangan perumahan dan pengangguran.
Di pegunungan, mereka telah menebang hutan untuk dipanen hasil kayunya
dan dijual, serta membuka lahan-lahan baru untuk digarap; lahan- lahan
marjinal ini yang biasanya terletak pada lereng yang curam telah digarap tanpa
memperhatikan teknik-teknik konservasi tanah, sehingga erosi telah terjadi
secara intensif dan mengakibatkan kemerosotan produktivitas tanah; disamping
itu, perubahan-perubahan pada pola aliran air dan siltasi juga telah
membahayakan keletarian berbagai bangunan esensial di daerah aliran sungai.

LIMBAH

INDUSTRI
Aliran sungai

USAHA PERIKANAN SUNGAI

Gambar 3. Pencemaran sungai oleh industri


Obj101

Gambar 4. Pencemaran tanah dan air akibat pemupukan

Problem lingkungan di negara-negara yang sedang berkembang jelas berkai-


tan dengan pembangunan yang tidak seimbang. Transfer teknik-teknik yang sekarang
digunakan di negara-negara maju belum tentu merupakan cara terbaik untuk
mengatasi problematik tersebut.

Kegiatan manusia

menyebabkan
Efek lingkungan

yang menghasilkan

Dampak Lingkungan

Tulisan ini membahas masalah pendugaan dampak lingkungan, yang


didefinisikan sebagai aktivitas yang dirancang untuk mengidentifikasikan dan
meramalkan dampak ter-hadap kesehatan dan kesejahteraan manusia, yang timbul
sebagai akibat dari usulan kegiatan legislatif, kebijakan, program, proyek, dan
prosedur-prosedur operasional; serta untuk menginterpretasikan dan
mengkomunikasikan informasi mengenai dampak tersebut (Gambar 8). Kalau kata
"pendugaan" digunakan sendirian, maka uraian yang mengiringinya yang akan
menjelaskan apakah pendugaan lingkungan ataukah pendugaan dampak lingkungan
yang sedang dibahas.

Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Analisis Mengenai Dampak


Lingkungan (AMDAL)

Latar belakang AMDAL


Sebelum suatu proyek dilaksanakan khususnya dinegara yang telah maju
harus disusun terlebih dahulu suatu studi yng maneliti mengenai kelayakan
(feasibility) dikembangkan suatu proyek. Studi ini juga telah dipergunakan oleh
Indonesia, pada dasarnya studi kelayakan itu meliputi kelayakan teknis, finansial,
ekonomi, politis dan sosial.namun demikian ahir-ahir ini telah ditambah macam tudi
kelayakan itu, yaitu kelayakan yang dilihat dari dampak proyek terhadap kondisi
lingkungan hidup.yang disebut sebagai Analisis Dampak Lingkungan.
Pada mulanya banyak keresahan dengan adanya ketentuan pemerintah untuk
membuat suatu studi kelayakan yang mencakup analisis dampak lingkungan. Banyak
industri yang sudah berkembang terpaksa meneliti ulang apa yang telah
dikerjakannya selama ini dan mengadakan pengembangan harus mengajukan erlabih
dahulu studi evaluasi mengenai dampak lingkungan (SEMDAL) dan analisis
mengenai dampak lingkungan (AMDAL), yag bersangkutan dengan usaha
pengembangan itu. Demikian pula industri-industri baru dalam pendiriannya harus
terlebih dahulu Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) tersebut.

PENGERTIAN ANDAL Dan AMDAL


Kita perlu membedakan pengertian ANDAL dan AMDAL. ANDAL adalah
singkatan dari Analisis Dampak Lingkungan yang sudah sejak tahun 1970-an
dikembangkan dinegara-negara yang sudah maju yang dikenal dengan
”Environmental Impact Analysis, adapun pengertian dari analisis dampak lingkungan
adalah analisis mengenai dampak ligkungan (AMDAL) dari suatu proyek yang
meliputi pekerjaan evaluasi dan pendugaan dampak proyek dari bangunannya,
prosesnya maupun sistem dari proyek tersebut terhadap lingkungan dan kehidupan
manusia, dalam pasal 1, ayat 10 undang-undang lingkungan hidup. No. 4, 1982
dinyatakan bahwa Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah
sebagai hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap
lingkungan hidup. Dengan kata lain yang dimaksud dengan analisis dampak
lingkungan (ANDAL) merupakan bagian dari analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL), di mana dalam AMDAL tercakup tiga unsur kegiatan yaitu ANDAL,
RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan dan RKL (Rencana Kelola Lingkungan)
Dalam menganalisis dampak lingkungan itu dilakukan pendugaan mengenai
apa yang timbul, tidak terbatas pada dampak yang sifatnya negatif saja tetapi juga
dampak proyek pembagunan yang positif, artinya yang berupa manfaat dari adanya
suatu proyek tersebut. Yang dimaksud dengan lingkunga adalah lingkungan di mana
suatu kegiatan atau proyek dilaksanakan berarti segala sesuatu di sekitar objek
kegiatan yang sling mempengaruhi. Adapun segala sesuatu yang ada dalam suatu
lingkungan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumberdaya alam dan sistem
hubungan antara sumberdaya alam tersebut.
Sesungguhnya sebelum sutu ANDAL dilaksanakan terlebih dahulu harus
dilaksanakan pnyajian informasi lingkungan (PIL) sebagai suatu studi untuk
memperkirakan kemungkinan timbulnya dampak suatu kegiatan apakah kegiatan
yang akan dilaksanakan itu memerlukan analisis dampak lingkungan atau tidak. Jadi
PIL merupakan suatu telaahan secara garis besar mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan, kondisi atau rona lingkungan awal dari kegiatan
Pendugaan dampak lingkungan

a. Menduga Dampak Fisik


Dalam mencoba untuk melakukan pendugaan dampak suatu proyek,
dalam buku ini kita akan membatasi diri pada dampak yang dapat digolongkan
sebagai dampak sosial ekonomi yang kemudian harus dapat dinilai dalam rupiah.
Dampak yang dapat diperhitungkan dari adanya suatu proyek sangat tergantung pada
kejelian sipeneliti. Secara umum kita perlu membedakan antara dampak langsung
(direct impacts) dan dampak tidak langsung (indirect impacts) atau antara dampak
primer (primary impacts) dan dampak sekunder (secondary impacts). Diantara
berbagai dampak itu ada dampak yang sifatnya mudah dinilai dengan uang (tangible
impacts)dan sukar dinilai dengan uang (intangible impacts)
b. Penilaian (Valuation) sesuatu dampak
Setelah ditentukan macam dampak fisik yang positif dan yang negatif dari
suatu proyek. Ada beberapa cara yang dapat digunakan terutama yang berkaitan
dengan harga pasar. Ada beberapa cara penentuan nilai sebagai berikut:
 Harga pasr
 Biaya Alternatif
 Nilai Barang pengganti
 Nilai Kekayaan (Hedonic value)
 Tingkat Upah
 Biaya Transpor
 Service atau Contingent valuation Method
 Metode “Delphi”
 Nilai Ekonomi Total

BIO KONSERVASI SUMBER-SUMBER DAYA ALAM

Giffrord pinch mengartikan konservasi sebagai penggunaan sumberdaya alam


untuk kebaikan secara optimal, dalam jumlah yang terbanyak dan untuk jangka waktu
yang paling lama. Lebih dari itu konservasi diartikan sebagai pengembangan dan
proteksi terhadap sumberdaya alam.
Selanjutnya Profesor Wantrup menyatakan bahwa konserpsi sumberdaya alam
bukanlah memelihara persediaan secara permanen, tanpa pengurangan dan perusakan.
Apabila konservasi diartikan demikian, tingkat penggunaan sama dengan nol;
sedangkan konservasi itu sebenarnya tidaklah berarti tidak ada penggunaan sama
sekali. Sering pula konservas diartikan sebagai pengurangan atau peniadaan
penggunaan karena lebih mengutamakan bentuk penggunaan lain dalam hal
sumberdaya alam itu memiliki penggunaan yang bermacam-macam (multiples use
resource).
Jadi dapat disimpulkan bahwa konservasi adalah suatu tindakan untuk
mencegah pengurasan sumberdaya alam dengan cara pengambilan yang tidak
berlebihan sehingga dalam jangka panjang sumberdaya alam tetap tersedia.
Tindakan-tindakan konservasi dapat berupa beberapa cara antara lain:
1.) Melakukan perencanaan terhadap pengambilan sumberdaya alam, yaitu
dengan pengambilan secara terbatas, dan tindakan yang mengarah pada
pengurasan perlu dicegah.
2.) Mengusaha eksploitasi sumberdaya alam secara efisien yakni dengan limbah
sesedikit mungkin.
3.) Mengembangkan sumberdaya alternatif atau mencari sumberdaya pengganti
sehingga sumberdaya alam yang terbatas jumlahnya dapat disubtitusikan
dengan sumberdaya alam jenis yang lain.
4.) Menggunakan unsur-unsur teknologi yang sesuai dalam mengeksploitasi
sumberdaya alam agar dapat menghemat penggunaan sumberdaya tersebut
dan tidak merusak lingkungan.
5.) Mengurangi, membatasi dan mengatasi pencermaran lingkungan karena
pencermaran akan mengakibatkan cadangan sumberdaya alamsemakin cepat
habis karena kepunahan, seperti ikan, tanah dan sebagainya.

PESIMISME DAN OPTIME TERHADAP SUMBERDAYA ALAM

Mengenai sejauh mana sumberdaya alam itu dapat melayani kebutuhan


manusia ada dua kelompok pemikir yang masing-masing berbeda pendapat. Satu
kelompok merasa optimis mengenai tersedianya sumberdaya alam dan kelompok satu
lagi merasa pesimis.
a. Kelompok Pesimis menyatakan bahwa sumberdaya alam itu terbatas adanya,
sehingga apbila terus-menerus diambil/diolah, maka persediaannya makin
lama akan semakin berkurang dan sampai pada saatnya nnti pasti akan habis.
Pemikiran yang pesimis ini sudah diawali oleh tokoh-tokoh ekonomi terkenal
seperti Adam Smith dan David Ricardo. Demikian pula Thomas Robert
Malthus sudah melihat lebih awal bahwa pertumbuhan penduduk akan selalu
mengikuti deret ukur, sedangkan pertumbuhan pemuas kebutuhan manusia,
khususnya pangan akan meningkat sesuai dengan deret hitung, sehingga
manusia di muka bumi ini pada sesuatu saat akan mengalami kekurangan
bahan makan dan kebutuhan lainnya.
Tersedianya sumberdaya alam dibumi ini adalah terbatas baik dalam arti
kuantitas maupun dalam arti kualitas. Kemudian karena kuantitas sumberdaya yang
tinggi kualitasnya ini akan habis, manusia beralih menggunakan sumberdaya alam
yang lebih rendah kualitasnya.
Pendapat kelompok pesimis ini dapat kita sederhanakan sebagai berikut:
1.) Dunia ini terbatas adanya, sehingga terbatas pulalah sumberdaya alam yang
ada, dan ini membatasi pula sumberdaya alam yang ada, dan ini membatasi
pulau tersedianya barang-barang produksi kebutuhan manusia.
2.) Hampir semua kegiatan produksi saat ini pertumbuhannya bersifat
eksponensial.
3.) Produksi barang dan jasa pasti akan berhenti bila batas persediaan
sumberdaya alam itu sudah tercapai.
4.) Batas persediaan itu akan segera tercapai.
5.) Batas dalam proses menuju batas tersebut bersifat kehancuran.
6.) Akhirnya harus berusaha untuk mengubah tendensi pertumbuhan yang
sifatnya eksponensial itu dan membatasi kegiatan manusia sesuai dengan
batasan-batasan alamiah.
MODUL Pengetahuan Lingkungan
Disusun Oleh:
Dra. Armi, M.Si
Yusnanda Sari, S.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
2010

You might also like