You are on page 1of 8

KAJIAN PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR

PENYEDIAAN AIR BERSIH

Air merupakan kebutuhan pokok bagi seluruh mahluk hidup. Tanpa air, manusia dan mahluk
hidup lainnya tidak bisa hidup dan beraktifitas, karena air merupakan komponen utama dari tubuh,
rata-rata tiap orang memiliki 80% air dari berat tubuhnya. Semua sistem didalam tubuh tergantung
oleh air. Sebagai contoh, air akan membilas racun dari organ vital, membawa nutrisi ke sel tubuh dan
menghasilkan kelembapan bagi jaringan telinga, hidung dan tenggorokan. Kurangnya air dalam tubuh
dapat menyebabkan dehidrasi, yaitu keadaan yang timbul karena tubuh kekurangan air sehingga tidak
dapat menjalankan fungsi normalnya. Agar terhindar dari penyakit, manusia membutuhkan air bersih
untuk keperluan hidup, seperti air minum dan air untuk mencuci. Suatu air dapat dikatakan sebagai air
bersih apabila air tersebut secara fisik tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Secara kimia
suatu air dikatakan air bersih apabila memiliki pH dengan kisaran 6,5-8 dan tidak terdapat zat kimia
yang berbahaya. Apabila syarat tersebut sudah dipenuhi maka air tersebut dapat dikategorikan air
bersih dan aman untuk dikonsumsi.
Kebutuhan air bersih Kota Bandung semakin meningkat sejalan dengan pertumbuhan
penduduk dan pertumbuhan kota. Saat ini penyediaan air bersih diselenggarakan oleh PDAM, akan
tetapi kapasitasnya belum bisa mencukupi seluruh kebutuhan warga kota. Menurut data yang didapat
dari situs resmi PDAM www.pambdg.co.id, pada bulan Desember 2010 penduduk Kota Bandung
yang sudah dilayani oleh PDAM berjumlah 1.610.938 atau 66% dari total jumlah penduduk Kota
Bandung. Pada tahun 2012, PDAM Kota Bandung merencanakan dapat meningkatkan cakupan
pelayanan air untuk masyarakat Kota Bandung hingga 70%.

Penyediaan Air oleh PDAM Kota Bandung Desember 2010

Saat ini sumber air baku yang digunakan oleh PDAM Kota Bandung terdiri atas air permukaan
dan air tanah yang berlokasi di dalam Wilayah Kota Bandung dan di luar Wilayah Kota Bandung.
Sumber air baku yang ada di Kota Bandung kapasitasnya sangat terbatas.

Sumber air baku yang potensial untuk dimanfaatkan bagi PDAM Kota Bandung diantaranya
adalah air permukaan dari Sungai Cisangkuy, Sungai Cikapundung (bagian hulu), dan Waduk
Saguling yang berlokasi di Wilayah Kabupaten Bandung, yang kemudian diproses di Instalasi
Pengolahan Air (IPA) Badaksinga, IPA Dago Pakar, mini treatment Dago Pakar, mini treatment
Cibeureum, dan mini treatment Cipanjalu.
Waduk Saguling

Kapasitas Produksi Air PDAM Kota Bandung (Desember tahun 2010)

Untuk menyalurkan air kepada seluruh konsumen di Kota Bandung, PDAM menggunakan 3
metode distribusi air, yaitu sistem jaringan pipa (dengan cara gravitasi ke daerah pelayanan), sistem
pelayanan air tangki, dan sistem kran umum dan terminal air. Sistem pelayanan air tangki yang
menggunakan armada tangki difungsikan untuk melayani kebutuhan masyarakat secara aktif dalam
waktu 24 jam sementara sistem kran umum dan terminal air difungsikan untuk melayani kebutuhan
masyarakat akan air bersih di daerah permukiman yang cukup padat dan penduduknya belum mampu
mengakses air minum melalui sambungan rumah. Proses pendistribusian air baku di Kota Bandung
dibagi menjadi 4 wilayah yaitu Wilayah Barat, Wilayah Tengah Selatan, Wilayah Timur, dan Wilayah
Utara, pembagian wilayah ini juga dengan mempertimbangkan IPA terdekat dari wilayah masing-
masing sehingga proses pendistribusian air dapat berjalan dengan efisien.

Peta distribusi air di Kota Bandung

Proses penyediaan air bersih oleh infrastruktur pengolahan air saat ini masih belum efisien,
disebabkan oleh pengolahan air yang menghasilkan residu sehingga air yang dihasilkan tidak jernih.
Residu yang dihasilkan yaitu lumpur karena pada instalasi pengolahan air, air diproses dengan proses
koagulasi sehingga memungkinkan tersisanya lumpur yang terikat oleh koagulan masih terdapat dalam
air. Penyebab lain tidak efisiennya instalasi pengolahan air yaitu residu yang dihasilkan oleh instalasi
pengolahan air sampai saat ini tidak diproses terlebih dahulu sebelum dibuang. Limbah residu yang
dihasilkan dari pengolahan air baku pada umumnya dibuang ke sungai terdekat dari lokasi instalasi
pengolahan air tersebut, yang menyebabkan turunnya kualitas air sungai.
Sungai Cikapundung yang keruh karena pembuangan limbah

Pipa yang dimiliki oleh instalasi pengolahan air Kota Bandung saat ini pada umumnya sudah
tidak layak dipakai untuk pendistribusian air bersih. Kualitas pipa yang sudah jauh dibawah kondisi
standarnya menjadi alasan utama air yang didistribusikan mengalami penurunan kualitas sehingga air
yang dikonsumsi oleh konsumen sudah tercemar oleh berbagai polutan. Pipa yang sudah tua dan
kurangnya perawatan oleh pihak terkait mengakibatkan terjadinya kebocoran pada pipa dan pipa
menjadi berkarat. Karat pada pipa dapat mencemari air yang disalurkan dengan berbagai logam berat
dan klorin, hal ini dapat membahayakan konsumen apabila menggunakan secara berkelanjutan air
yang sudah tidak layak pakai.

Pipa yang sudah berkarat

Pihak yang menangani masalah air bersih di Kota Bandung yaitu Pemerintah dan PDAM Kota
Bandung diharapkan dapat segera menangani masalah dalam penyediaan air bagi masyarakat Kota
Bandung, seperti masalah utama yaitu proses pengolahan dan pendistribusian air kepada konsumen.
Dalam proses pengolahan, sebaiknya kualitas dalam pengolahan limbah dan residu dapat ditingkatkan
untuk mengurangi pencemaran air yang disampaikan kepada konsumen, dan agar tidak membuang
limbah di sungai agar mengurangi pencemaran lingkungan. Dan dalam proses distribusi, sebaiknya
dilakukan pembaharuan dan perawatan pada pipa agar pipa dapat melakukan fungsinya secara normal
dan kualitas air yang dikonsumsi oleh konsumen menjadi baik, dan layak konsumsi oleh para
konsumen.

Referensi

www.pambdg.co.id

eprints.undip.ac.id
TUGAS PENGANTAR REKAYASA INFRASTRUKTUR
KAJIAN PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR PENYEDIAAN AIR BERSIH

OLEH : GAMMA RAIS RIZANI


16610131

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

You might also like