You are on page 1of 11

TEORI AKUNTANSI TRADISIONAL MENURUT BELKAOI

Tujuan utama dari teoeri akuntansi adalah memberikan basis bagi peramalan dan penjelasan
perilaku dan peristiwa akuntansi. Perbedaan opini ini memancing Komite Konsep dan Standar
(Committee on Concepts and Standarts) atau Laporan Keuangan Eksternal (External Financial
Report) dari American Accounting Association untuk menyimpulkan bahwa :

1. Tidak ada satu pun teori yang mengatur tentang akuntansi keuangan
yang cukup kaya untuk mencakup secara menyeluruh spesifikasi lingkungan pengguna
dengan efektif; sehingga,
2. Dicantumkan dalam literature akuntansi keuangan bukan sebagai teori
akuntansi keuangan melainkan kumpulan teori – teori yang dapat mengatasi perbedaan –
perbedaan yang terjadi dalam spesifikasi lingkungan pengguna.

Hendriksen mendefinisikan teori akuntansi sebagai “serangkaian prinsip – prinsip yang luas
yang (1) memberikan suatu kerangka referensi umum dimana praktik akuntansi dapat
dievaluasi dan (2) memandu perkembangan dari praktik dan prosedur baru. Definisi ini
memungkinkan kita untuk melihat teori akuntansi sebagai penyedia suatu kumpulan prinsip
koheren yang disusun secara logis dan menjadi kerangka referensi untuk mengevaluasi dan
mengembangkan praktikk – praktik akuntansi.
McDonald berpendapat bahwa suatu teori harus memiliki tiga elemen :: (1) Pengodean
fenomena ke dalam suatu penyajian simbolis, (2) manipulasi atau kombinasi yang mematuhi
aturan tertentu, dan (3) penerjemahan kembali ke fenomena dunia nyata.

METODOLOGI DALAM PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI


Dalam dunia akuntansi professional, ada kepercayaan umum bahwa akuntansi adalah suatu
seni yang tidak dapat diformalisasikan dan bahwa metodologi yang digunakan dalam
formulasi suatu teori akuntansi secara tradisional adalah usaha untuk menjustifikasi apa yang
terjadi dengan mengodifikasikan praktik – praktik akuntansi. Teori seperti ini dinamakan
akuntansi deskriptif (descriptive accounting) atau teori deskriptif akuntansi (descriptive
theory of accounting).
PENDEKATAN UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI
Pendekatan tradisional tersebut adalah :
Nonteoretis, praktis, atau pragmatis (informal);
Teoretis
a. Deduktif
b. Induktif
c. Etis
d. Sosiologi
e. Ekonomi
f. Selektif

PENDEKATAN NONTEORITIS
Pendekatan nonteoritis adalah suatu pendekatan pragmatis (atau pragmatis) dan pendekatan
kekuasaan.
Pendekatan pragmatis (pragmatic approach) terdiri atas penyusunan suatu teori yang
ditandai oleh kesamaannya dengan praktik dunia nyata yang berguna dalam artian
memberikan solusi yang sifatnya praktis. Berdasarkan pendekatan ini, teknik dan prinsip
akuntansi seharusnya dipilih atas dasar kegunaan mereka bagi para pengguna informasi
akuntansi dan relevansi mereka terhadap proses pengambilan keputusan. Kegunaan, atau
utilitas, berarti “sifat yang mencocokkan sesuatu untuk melayani atau memfasilitasi tujuan
yang dimaksudkannya.
Pendekatan kekuasaan (authoritarian approach) untuk perumusan suatu teori akuntansi,
yang terutama dipergunakan oleh organisasi professional, terdiri atas penerbitan pernyataan
sebagai regulasi dari praktik – praktik akuntansi.
Intinya, pendekatan pragmatis untuk mengembangkan prinsip akuntansi telah dikirim oleh
otoritas akuntansi di masa lampau, dan usaha untuk menurunkan konflik – konflik dan
praktik yang ada hingga saat ini masih bersifat sangat hati – hati dan sementara. Hal ini
terlihat berdasarkan pengalaman bahwa pendekatan ini tidak akan, dengan usahanya sendiri,
mampu mendekati penyelesaian masalah konflik dalam prinsip – prinsip akuntansi yang
berlaku.
Pendekatan teori akuntansi merasionalisasikan pilihan dari tehnik – tehnik akuntansi yang
berdasarkan atas pemeliharaan persamaan akuntansi, yaitu persamaan neraca dan persamaan
laba akuntansi.
Persamaan neraca biasanya dinyatakan sebagai :

Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemilik


Persamaan laba akuntansi biasanya dinyatakan sebagai :
Laba Akuntansi = Pendapatan – Biaya

PENDEKATAN DEDUKTIF
Langkah yang digunakan untuk memperoleh pendekatan ddeduktif akan meliputi :
1. menentukan tujuan dari laporan keuangan
2. memilih “postulat” dari akuntansi
3. menghasilkan “prinsip” dari akuntansi
4. mengembangkan “teknik” dari akuntansi

PENDEKATAN INDUKTIF
Pendekatan induktif dalam penyusunan dari suatu teori diawali dengan observasi dan
pengukuran serta berlanjut pada kesimpulan umum. Dalam penerapannya dalam akuntansi,
pendekatan induktif diawali dengan observasi mengenai informasi keuangan dari perusahaan
bisnis dan dilanjutkan dengan menyusun generalisasi dan prinsip – prinsip akuntansi dari
observasi tersebut berdasarkan kepada hubungan yang berulang kembali. Argumentasi
induktif dikatakan didahului oleh kondisi khusus (informasi akuntansi yang menggambarkan
hubungan yang berulang kembali) ke umum (rumus dan prinsip dari akuntansi). Pendekatan
induktif untuk suatu terori mencakup empat tahap :
1. mencatat seluruh observasi;
2. menganalisis dan mengklasifikasikan observasi ini untuk mendeteksi
adanya hubungan yang berulang kembali (“seperti[likes] dan “kesamaan”
[similarities]).
3. penurunan induktif dan generalisasi dan prinsip akuntansi dari
observasi yang menggambarkan hubungan berulang.
4. menguji generalisasi.

PENDEKATAN ETIS
Inti dasar dari pendekatan etis terdiri atas konsep kewajaran (fairness), keadilan (justice),
ekuitas (equity), dan kenyataan (truth). Apa pun konotasinya, kewajaran telah menjadi salah
satu tujuan dasar akuntansi. Committee on Auditing Procedures mengacu pada criteria dari
“kewajaran dari penyajian” seperti : (1) kepatuhan terhadap prinsip – prinsip akuntansi yang
berlaku umum, (2) pengungkapan (3) konsistensi (4) dapat diperbandingkan. Dalam suatu
laporan wajar, auditor tidak hanya menyatakan sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi yang
berlaku umum dan standar audit yang berlaku umum tetapi juga suatu opini dengan kata –
kata “menyajikan secara wajar”.

PENDEKATAN SOSIOLOGI
Pendekatan sosiologi bagi perumusan teori akuntansi menekankan pengaruh sosial dari
tehnik akuntansi. Hal ini merupakan pendekatan etis yang berpusat pada suatu konsep dari
kewajaran yang lebih luas, kesejahteraan sosial. Berdasar pada pendekatan sosiologi, prinsip
atau tehnik akuntansi yang ada dievaluasi untuk penerimaan dari dasar pengaruh laporannya
terhadap seluruh kelompok dalam komunitas. Juga tersirat dalam pendekatan ini adalah
adanya ekspetasi bahwa data akuntansi akan berguna dalam pembuatan kesejahteraan sosial.
Untuk mencapai tujuannya, pendekatan sosiologi mengasumsikan keberadaan dari “nilai
sosial baku” yang mungkin digunakan sebagai kriteria untuk menentukan teori akuntansi.

PENDEKATAN EKONOMI
Pendekatan ekonomi dalam merumuskan suatu teori akuntansi menekankan pada
pengendalian perilaku dari indikator – indikator makroekonomi yang dihasilkan oleh adopsi
dari berbagai tehnik akuntansi. Ketika pendekatan etis berfokus pada suatu konsep
“kewajaran” dan pendekatan sosiologi pada suatu konsep “kesejahteraan sosial”, pendekatan
ekonomi berfokus pada suatu konsep dari “kesejahteraan ekonomi umum”. Berdasarkan
pendekatan pada pendekatan, pilihan dari tehnik akuntansi yang berbeda akan tergantung
pada pengaruh mereka pada situasi ekonomi nasional.

PENDEKATAN SELEKTIF UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI


Secara umum, perumusan suatu teori akuntansi dan pengembangan prinsip – prinsip
akuntansi telah mengikuti pendekatan selektif, atau kombinasi dari berbagai pendekatan, dan
bukannya hanya satu dari pendekatan yang disajikan di sini. Pendekatan selektif adalah
terutama merupakan akibat dari berbagai usaha oleh individu dan professional serta organisasi
pemerintahan untuk berpartisipasi dalam pematangan konsep dan prinsip dalam akuntansi.
Pendekatan selektif ini telah memberikan peningkatan kepada pendekatan baru yang
diperdebatkan dalam literatur pendekatan peraturan, pendekatan perilaku, serta pendekatan
kejadian, prediksi dan positif.
KESIMPULAN
Pendekatan tradisional terhadap perumusan suatu teori akuntansi telah menggunakan
metodologi normatif atau metodologi deskrptif, suatu pendekatan teoritis tau non teoritis,
suatu bentuk alas an deduktif atau induktif, dan telah berfokus pada suatu konsep
“kewajaran”, “kesejahteraan sosial”, atau “kesejahteraan ekonomi”. Pendekatan tradisional
telah berubah secara perlahan menjadi pendekatan selektif dan mulai digantikan oleh
pendekatan – pendekatan yang lebih baru. Apa pun pendekatan yang dipilih, penting untuk
diingat bahwa suatu teori akuntansi harus dikonfirmasikan untuk dapat diterima.
TEORI AKUNTANSI TRADISIONAL
MENURUT ELDON S. HENDRIKSEN

PENDEKATAN TERHADAP TEORI AKUNTANSI


Pendekatan Pajak
Bila kita mengkaji asal mula teoritis akuntansi pajak, kita akan segera menemukan bahwa
tujuan – tujuan akuntansi akuntansi pajak sangat berbeda dengan tujuan – tujuan pelaporan
keuangan. IRS tidak begitu tertarik pada pengukuran penghasilan suatu perusahaan
dibandingkan dengan penetapan suatu dasar untuk keperluan pajak. Akibatnya, kesimpulan
akuntansi pajak tidak relevan untuk keperluan kita.
Aturan – aturan pajak penghasilan mempunyai pengaruh yang merugikan pada teori dan
prinsip akuntansi dalam banyak bidang. Kecenderungan untuk menerima ketentuan pajak
penghasilan sebagai prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum ini patut disayangkan.
Berikut adalah contoh – contohnya :
1. Setiap metode penyusutan yang dapat diterima untuk keperluan pajak
juga dapat diterima untuk keperluan akuntansi, tanpa memperhatikan apakah metode itu
mengikuti atau tidak mengikuti teori akuntansi yang baik dalam situasi yang
bersangkutan.
2. LIFO harus digunakan untuk keperluan pelaporan keuangan jika
metode itu digunakan dalam laporan pajak.
3. Karena undang – undang pajak tidak mengijinkan, biasanya tidak
dibuat penyisihan dalam laporan keuangan untuk “mengakui” beban – beban perbaikan
dan pemeliharaan kecuali yang dilakukan secara tidak langsung dan secara tidak
beraturan melalui penyusutan yang dipercepat.

Singkatnya, pengaruh pemajakan penghasilan perusahaan pada akuntansi di Amerika


Serikat dan negara – negaa lain memang besar, tetapi sebagian besar bersifat tidak langsung.
UU pajak itu sendiri tidak menjadi perintis jalan dalam pemikiran akuntansi.

PENDEKATAN LEGAL
Pendekatan kedua terhadap akuntansi yang banyak dipakai para pendatang baru untuk
menganalisis situasi – situasi seperti kasus ABC adalah dengan menyarankan untuk
memperoleh pendapat hukum (legal). Tentu saja, seperti yang dikatakan sebagian orang, suatu
penjualan harus diakui bila hak milik legal berpindah. Sayangnya, cara ini tidak
menyelesaikan masalah tersebut segampang yang diharapkan orang karena biasanya hak
berpindah bila persidangan yang mengadili suatu kasus memutuskan bahwa hak memang
sudah berpindah.
FASB dalam menetapkan suatu Kerangka Dasar Konseptual untuk akuntansi, menyelidiki
penggunaan hokum untuk menetapkan prinsip – prinsip akuntansi. Mereka mencatat bahwa
dalam banyak situasi selalu ada masalah ekonomi selain masalah legal. “Para pengacara dan
hakim memandang konsep properti dan konsep – konsep yang terkait dengan cara yang
hampir sama dengan cara para akuntan dan pengusahan memandang aktiva, dan mereka
menghadapi kesulitan dalam hal yang hampir sama dalam hal definisi. Bahwa mereka tidak
selalu sampai pada kesimpulan yang sama seringkali mencerminkan fakta bahwa para
pengacara itu biasanya tertarik pada penghasilan yang tersedia untuk pajak atau penghasilan
yang tersedia untuk dividend an bukan pada penghasilan dalam pengertian suatu pertambahan
nilai atau suatu ukuran efisiensi operasional.
Pendekatan etika terhadap teori akuntansi menekankan konsep – konsep keadilan,
kebenaran, dan kewajaran (Justice, truth, fairness). Yang menarik, setiap konsep ini
menemukan jalannya sendiri untuk sampai pada Kerangka Dasar Konseptual yang diciptakan
oleh FASB. Pertimbangan seperti tidak adanya kesengajaan untuk memihak (bias) dan
kejujuran penyajian (repsepsentional faitfulness) dianggap sebagai karakteristik yang perlu
dalam sistem akuntansi yang andal. Netralitas, yang berarti bahwa informasi tidak boleh
dipoles agar mempengaruhi perilaku ke arah tertentu, adalah sifat yang sangat penting dalam
penetapan standar. Pertimbangan etika, dengan kata lain, mempunyai pengaruh yang meresap
di seluruh aspek akuntansi.

PENDEKATAN EKONOMI
Makroekonomi : Pendekatan makroekonomi mencoba menjelaskan pengaruh prosedur
pelaporan alternative pada pengukuran ekonomi dan aktivitas ekonomi pada tingkatan yang
lebih luas daripada perusahaan, seperti industri atau perekonomian nasional.
Mikroekonomi : Pendekatan mikroekonomi terhadap teori akuntansi mencoba menjelaskan
pengaruh prosedur pelaporan alternative pada pengukuran ekonomi dan aktivitas ekonomi
pada tingkatan perusahaan. Teori akuntansi modern, yang didasarkan pada mikroekonomi,
oleh karenanya berfokus pada perusahaan sebagai satuan usaha ekonomi yang kegiatan
utamanya mempengaruhi perekonomian melalui operasi di pasar. Pandangan inilah yang
dianut oleh FASB dalam Kerangka Dasar Konseptualnya. Pendekatan ini mengambil sebagai
fundamennya dasar pemikiran (premis) bahwa informasi keuangan memiliki konsekuensi
ekonomi yang tidak dapat dielakkan
Akuntansi Sosial Korporasi : Pandangan mikroekonomi terhdap akuntansi tidak mesti
mencakup semua pengaruh perusahaan pada masyarakat. Biaya polusi lingkungan,
pengangguran, kondisi kerja yang tidak sehat, dan masalah – masalah sosial lannya tidak
dilaporkan oleh perusahaan, kecuali sejauh biaya – biaya itu ditanggung langsung oleh
perusahaan melalui pemajakan dan regulasi.

PENDEKATAN PERILAKU
Pendekatan perilaku terhadap teori akuntansi telah mendorong para akuntan akademisi
maupun praktisi untuk mencari tujuan – tujuan dasar akuntansi serta jawaban untuk
pertanyaan – pertanyaan seperti : Siapa pemakai laporan keuangan yang dipublikasikan ?
Bagaimana sifat informasi spesifik yang diinginkan oleh beberapa kelompok pemakai?
Dapatkah ditemukan kebutuhan – kebutuhan yang sama agar dapat disajikann laporan –
laporan untuk tujuan umum, atau haruskah kebutuhan – kebutuhan spesifik yang dipenuhi?
Bagaimana para investor, kreditor, dan manajer bereaksi terhadap prosedur dan penyajian
akuntansi yang berbeda – beda ?

PENDEKATAN STRUKTRAL
Sebagian besar dasar pemikiran dalam pendekatan ini, khususnya pada tingkatan lokal,
dilakukan dengan analogi. Pendekatan ini mencoba untuk memberlakukan hal – hal yang
serupa dengan cara yang serupa. Pertimbangan mengenai titik mana yang paling tepat untuk
mengakui perstiwa tertentu biasanya didasarkan pada saat yang dipilih untuk mencatat
peristiwa – peristiwa lain. Dengan kata lain, para akuntan mencoba untuk mengklasifikasikan
transaksi – transaksi yang serupa dengan cara yang serupa atau, lebih formalnya,
mengupayakan adanya konsistensi dalam mencatat dan melaporkan transaksi. Hanya bila
mereka menghadapi transaksi yang tidak sesuai dengan cetakan yang sudah ada saja mereka
dipaksa untuk kembali ke prinsip – prinsip yang lebih mendasar.

MENGKLASIFIKASIKAN TEORI – TEORI AKUNTANSI


Teori sebagai Bahasa
Para ahli teori menyatakan bahwa ada tiga pertanyaan yang harus diajukan mengenai
sebuah bahasa serta kata – kata dan frasa – frasa yang membentuk bahasa itu :
1. Apa pengaruh kata – kata itu pada pendengar?
2. Apa arti, jika ada, yang dimiliki kata – kata itu ?
3. Apakah kata – kata itu sudah masuk akal?
Jawaban terhadap setiap pertanyaan di atas membentuk bagian dalam ilmu bahasa.
Pragmatik adalah ilmu tentang pengaruh bahasa; Semantik adalah ilmu tentang makna bahasa
dan siktaksis adalah ilmu tentang logika atau tata bahasa.

TEORI SEBAGAI PEMIKIRAN


Pemikiran deduktif. Tujuan merupakan bagian yang penting dalam proses deduktif, karena
tujuan yang berbeda mungkin memerlukan struktur yang sama sekali berbeda dan
menghasilkan prinsip yang berbeda.
Pemikiran Induktif. Proses induksi terdiri atas penarikan kesimpulan umum dari hal – hal
spesifik. Argumentasi induktif biasanya dimulai dengan seperangkat contoh khusus,
menyatakan bahwa contoh – contoh ini mewakili suatu kesatuan yang lebih besar, dan
menyimpulkan suatu generalisasi tentang kesatuan itu.

TEORI SEBAGAI PANDUAN (SCRIPT)


Baik teori induktif maupun deduktif dapat bersifat deskriptif (positif) atau preskriptif
(normatif). Teori – teori yang deskriptif mencoba mengemukakan dan menjelaskan informasi
keuangan apa yang disajikan dan dikomunikasikan kepada para pemakai data akuntansi serta
bagaimana penyajian dan pengkomunikasiannya. Teori – teori yang normatif mencoba
menentukan data apa yang harus dikomunikasikan kepada para pemakai data akuntansi serta
bagaimana penyajian dan pengkomunikasiannya. Teori – teori yang normatif mencoba
menentukan data apa yang hars dikomunikasikan dan bagaimana data itu harus disajikan;
berarti, teori itu mencoba menjelaskan apa yang seharusnya dan bukan apa yang sebenarnya
disajikan.

VERIFIKASI TEORI
Verifikasi dapat definisikan sebagai penetapan akseptabilitas, atau kebenaran, suatu teori.
Semua teori haruslah baik secara logika, tetapi diluar itu sifat verifikasi akan tergantung pada
sifat teori yang diverifikasi. Teori – teori normatif dinilai dengan cara yang satu; teori – teori
positif dengan cara yang lain.
TEORI AKUNTANSI TRADISIONAL
MENURUT WATT DAN ZIMMERMAN

SIFAT TEORI
Tujuan teori akuntansii adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi
definisi kita tentang praktik akuntansi yang luas. Karena pembangunan dan sifat akuntansi
terkait erat dengan praktek audit – audit di masukkan sebagai bagian dari praktek akuntansi.
Sebagai contoh, teori akuntansi harus menjelaskan mengapa perusahaan tertentu
menggunakan last in first out (LIFO) metode persediaan dan bukan pada pertama, metode
pertama out (FIFO).

EVOLUSI TEORI AKUNTANSI


Teori akuntansi menjadi jauh lebih peduli dengan resep bagaimana perusahaan harus
melaporkan.
Lain dasar teori akuntansi yang muncul adalah perdebatan atas keinginan peraturan
pemerintah keterbukaan keuangan. Penelitian empiris awal telah mempertanyakan alasan-
alasan yang ada untuk peraturan, tetapi penelitian ditemukan alasan-alasan baru dalam teori
ekonomi. Perdebatan atas orang alasan-alasan baru, pada gilirannya, menyebabkan pengakuan
bahwa alasan-alasan mengandalkan pada model sederhana dari perilaku politisi dan birokrat
yang tidak konsisten dengan bukti yang muncul dalam ekonomi. Kesadaran ini menyebabkan
akuntansi penelitian untuk mengadopsi asumsi bahwa politisi dan birokrat, seperti para
manajer dan akuntan, bertindak untuk memaksimalkan kesejahteraan mereka sendiri dan
menggunakan asumsi bahwa pada model pengaruh regulasi pada praktek akuntansi.

GARIS BESAR METODOLOGI


Teori terdiri dari dua bagian, asumsi, termasuk definisi variabel dan logika yang
berhubungan mereka, dan set hipotesis substantif. Asumsi, definisi, dan logika yang
digunakan untuk mengatur, menganalisis, dan memahami fenomena empiris dari bunga,
sedangkan hipotesis adalah prediksi yang dihasilkan dari analisis.
Pengembangan teori dimulai dengan peneliti pemikiran penjelasan untuk beberapa
fenomena. Misalnya, penjelasan untuk penggunaan LIFO atau FIFO mungkin bahwa manajer
memilih metode yang meminimalkan kewajiban pajak.

You might also like