You are on page 1of 13

TUGAS MATA KULIAH

KAJIAN KURIKULUM MATEMATIKA

DOSEN PENGAMPU : SLAMET WIJONO, M.Pd

Oleh

Kelompok A

Nama NIM
1. Noraini 09144100048
2. Mey Indah Lestari 09144100049

PR0GRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

2011

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Standar isi tidak terpisahkan dari delapan standar yang termasuk


dalam lingkup standar nasional pendidikan. Standar isi tersebut
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Suatu standar yang berfungsi sebagai acuan di dalam membuat
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan, maka rumusan-
rumusan standar isi hendaknya bersifat konseptual, fundamental,
esensial, bermakna, akurat, konsisten dan praktis guna mencapai Tujuan
Pendidikan Nasional. Kita telah ketahui bersama, bahwa sampai saat ini
dokumen standar isi telah dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) dan telah diimplementasikan di beberapa satuan
pendidikan termasuk jenjang Pendidikan Dasar dalam hal ini SMP.
Sejauh ini belum diketahui bagaimana keterlaksanaan standar isi
tersebut di lapangan atau adakah permasalahan di lapangan sehubungan
dengan pelaksanaan standar isi. Selain itu, sesuai dengan tugas dan
fungsinya yakni memberikan usulan rekomendasi kebijakan kepada
BSNP dan mengembangkan model-model kurikulum sebagai masukan
bagi BSNP. Pusat Kurikulum memandang perlu mengkaji Standar Isi.
Untuk mengefektifkan dan mempertajam pengkajian standar isi
tersebut khususnya untuk dokumen standar isi tingkat satuan pendidikan
dasar (SMP), maka kegiatan yang dilakukan adalah berupa diskusi
diantara para ahli dan praktisi-praktisi di lapangan. Data hasil kajian
dokumen standar isi dan kajian empiris diharapkan membuahkan suatu
rekomendasi untuk jangka pendek berupa usulan terhadap
penyempurnaan standar isi maupun jangka panjang berupa usulan

2
tentang bentuk standar isi yang bisa memenuhi kaidah standar isi
seharusnya. Hasil-hasil yang telah diperoleh akan dipresentasikan kepada
pihak-pihak terkait.

B. Tujuan
Kajian standar isi kurikulum pendidikan dasar (SMP) bertujuan
1. Memperoleh gambaran tentang keunggulan dan kelemahan Standar isi
SMP ditinjau dari pelaksanaannya maupun isi/muatannya.
2. Memperoleh berbagai kesimpulan tentang standar isi pada
implementasi maupun sebagai naskah dokumen.
3. Memberikan saran jangka pendek berupa penyempurnaan standar isi.
4. Memberikan saran jangka panjang berupa usulan bentuk standar isi
atau kurikulum untuk tahun-tahun mendatang.

C. Ruang Lingkup
Secara umum standar isi mencakup kerangka dasar, struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan dan
kalender pendidikan. Kegiatan pengkajian ini dibatasi pada kerangka
dasar, struktur kurikulum, beban belajar, dan kalender pendidikan.
Sedangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan tidak dikaji pada kegiatan
saat ini. Jenjang pendidikan terdiri atas pendidikan dasar dan pendidikan
menengah. Jenjang pendidikan dasar antara lain bisa berbentuk SMP/ Mts.
Pengkajian standar isi ini dibatasi pada SMP/Mts.

3
BAB II
LANDASAN

A. Landasan Yuridis
Secara yuridis, penetapan Sandar Isi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Dasar (SMP) didasarkan atas beberapa peraturan, yaitu :
1. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Bab IX : Standar Nasional Pendidikan
Pasal 35
ayat (1): Standar Isi merupakan bagian integral dari Standar Nasional
Pendidikan,
ayat (2) : Standar Isi dijadikan acuan pengembangan kurikulum,
ayat (4) : Standar isi lebih lanjut diatur oleh Peraturan Pemerintah,

Bab X : Kurikulum
Pasal 36
ayat (1) : Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Isi,
ayat (2) : Kurikulum SMP dikembangkan dengan prinsip diversifikasi
sesuai satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik,
ayat(3) : Kurikulum SMP harus memperhatikan iman dan takwa,
peningkatan akhlak mulia peningkatan potensi, kecerdasan,
dan minat peserta didik; keragaman potensi daerah dan
nasional, tuntutan dunia kerja, perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, agama, dinamika
perkembangan global, persatuan nasional dan nilai-nilai
kebangsaan.

4
Pasal 37
ayat (1) : Kurikulum Pendidikan Dasar wajib memuat : pendidikan
agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya,
pendidikan jasmani dan olah raga keterampilan/kejuruan,
muatan lokal.

Pasal 38
ayat (1) : Kerangka dasar dan struktur kurikulum Pendi-dikan dasar
ditetapkan pemerintah,
ayat (2):Kurikulum pendidikan dasar dikembangkan oleh satuan
pendidikan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi
dinas pendidikan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan.

Bab III : Standar Isi


Pasal 5
ayat (1) : Standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan,
ayat (2) : Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum,
beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan
kalender pendidikan.
Pasal 6 Kerangka dasar dan struktur kurikulum.
Ayat (1): Kurikulum SMP terdiri atas: kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian, kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok
mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan,

5
ayat (4) : Setiap kelompok mata pelajaran dilaksanakan secara holistik,
ayat (5): Semua kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam
menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan
dasar
Pasal 7
Ayat (1): Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada
SMP/MTs dilaksanakan melalui kegiatan agama,
kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan
teknologi, estetika, jasmani, olah raga dan kesehatan
ayat (2) : Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
SMP/MTs dilaksanakan melalui muatan atau kegiatan agama,
akhlak mulia, kewarnegaraan,bahasa, seni dan budaya, dan
pendidikan jasmani,
ayat (3) : Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SMP/MTs dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, keterampilan dan/atau teknologi informasi, serta muatan
lokal yang relevan,

ayat (4) : Kelompok mata pelajaran estetika pada SMP/MTs dilaksanakan


melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya,
keterampilan, dan muatan lokal yang relevan
ayat (5): Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan ada
SMP/MTs dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
pendidikan jasmani, olah raga, pendidikan kesehatan, ilmu
pengetahuan alam, dan muatan lokal yang relevan
Pasal 8
ayat (1) : Kedalaman muatan kurikulum SMP/MTs dituang-kan dalam
kompetensi pada setiap tingkat dan atau semester sesuai Standar
Nasional Pendidikan dan

6
ayat (2): Kompetensi terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi
dasar.
Pasal 10 Beban Belajar
ayat (1) : Beban belajar SMP/MTs menggunakan jam pembelajaran setiap
minggu setiap semester dengan tatap muka, penugasan
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur sesuai
kebutuhan dan ciri khas masing-masing,
ayat (3) : Ketentuan beban belajar, jam pembelajaran, waktu efektif tatap
muka, dan persentase beban belajar setiap kelompok mata
pelajaran ditetapkan dengan Peraturan Menteri berdasarkan
usulan BSNP.
Pasal 11
ayat (1) : Beban belajar untuk SMP/MTs dinyatakan dalam satuan kredit
semester(SKS),
ayat (4): Beban belajar minimal dan maksimal bagi SMP/MTs yang
menerapkan sistem SKS ditetapkan dengan Peraturan Menteri
berdasarkan usul dari BSNP.
Pasal 12
ayat (2) :Beban belajar efektif per tahun ditentukan dengan Peraturan
Menteri berdasarkan usulan BSNP.
Pasal 13
ayat (1) : Kurikulum untuk SMP/MTs dapat memasukkan pendidikan
kecakapan hidup
ayat (2) : Pendidikan kecakapan hidup mencakup kemampuan pribadi,
kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan
vokasional,
ayat (3) : Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari
pendidikan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
pendidikan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian, pendidikan kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahauan dan teknologi, pendidikan kelompok mata

7
pelajaran estetika, pendidikan kelompok mata pelajaran
pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan.
ayat (4) : Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari
satuan pendidikan yang bersangkutan atau dari satuan
pendidikan non formal yang sudah memperoleh akreditasi.
Pasal 14
ayat (1) : Kurikulum SMP/MTs dapat memasukkan pendidikan berbasis
keunggulan lokal
ayat (2) : Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat merupakan bagian
dari pendidikan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia, pendidikan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan
dan kepribadian, pendidikan kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahauan dan teknologi, pendidikan kelompok mata
pelajaran estetika, pendidikan kelompok mata pelajaran
pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan,
ayat (3) : Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta
didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan atau dari
satuan pendidikan nonformal yang sudah memperoleh
akreditasi.
Pasal 17
ayat (1) : Kurikulum tingkat satuan pendidikan SMP/MTs dikembangkan
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik
daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.
Pasal 18
ayat (1) : Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur,
ayat (2) : Hari libur dapat berbentuk jeda tengah semester selama-lamanya
satu minggu dan jeda antar semester,
ayat (3): Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Menteri.
2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun

8
2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan dasar.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 23 tahun
2006 tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 24 tahun
2006 pelaksanaan Permen No. 22 tentang standar isi untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah.
Sedangkan kegiatan pengkajian standar isi ini mengacu pada Peraturan
Mendiknas no. 24 tahun 2006 Pasal 7, yang memuat tugas Badan Penelitian
dan Pengembangan Departemen Pendidikan antara lain:
a. Mengembangkan model-model kurikulum sebagai masukan bagi BSNP.
b. Memberikan usulan rekomendasi kebijakan kepada BSNP dan/atau Menteri.

B. Landasan Teoritis
1. Rasionalisasi Perubahan Kurikulum
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat
serta globalisasi dewasa ini berdampak positif dan negatif terhadap
kehidupan masyarakat. Dampak positif tersebut adalah terbukanya
peluang pasar kerja sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan negara.
Adapun dampak negatifnya adalah terjadinya perubahan nilai dan norma
kehidupan yang seringkali kontradiksi dengan norma dan nilai kehidupan
yang telah ada di masyarakat. Pendidikan berperan sangat penting untuk
memelihara dan melindungi norma dan nilai kehidupan positif yang telah
ada di masyarakat suatu negara dari pengaruh negatif perkembangan iptek
dan globalisasi.
2. Esensi Karakteristik Pendidikan Dasar
Peningkatan kualitas penyelenggaraan sistem pendidikan dasar di
masa depan memerlukan berbagai input pandangan, antara lain: gagasan
tentang pendidikan dasar masa depan. Pendidikan dasar untuk anak di
bataskan sebagai pendidikan awal yang pada prinsipnyaberlangsung dari
usia sekitar 3 tahun sampai sekurang-kurangnya 12 sampai 15 tahun.

9
Pada tahap awal, pendidikan dasar berusaha mengecilkan berbagai
perbedaan yang alami dari berbagai kelompok masyarakat, seperti:
perempuan, penduduk pedesaan, orang miskin di kota, minoritas etnik yang
bersifat marginal, anak yang tidak bersekolah dan anak yang bekerja.
Pendidikan dasar dalam waktu yang sama bersifat universal dan spesifik.
Pendidikan dasar harus memberikan hal umum yang mempersatukan semua
manusia, sedangkan dalam waktu yang sama harus berkenaan dengan
tantangan khusus dari setiap kelompok peserta didik yang sangat berbeda.
Untuk mendukung keberhasilan penyelengaraan pendidikan dasar yang
bermutu di masa depan, maka strategi yang dapat dilakukan adalah, antara
lain: pemantapan prioritas pendidikan dasar 9 tahun, pemberian beasiswa
dengan sasaran yang strategis, pemberian insentif kepada guru yang
bertugas di wilayah terpencil, pemantapan peran SD kecil dan SMP terbuka,
penggalakkan Kejar Paket A dan B, pemantapan sistem pendidikan terpadu
untuk anak berkelainan dan peningkatan keterlibatan masyarakat untuk
menunjang “pendidikan untuk semua” (education for all).
Supaya lebih bermakna, maka pemerataan dan perluasaan
kesempatan pendidikan dasar tidak hanya bernuansa kuantitatif melainkan
juga kualitatif. Strategi perluasan dan pemerataan kesempatan pendidikan
dasar yang bermutu, termasuk pengembangan pendidikan alternatif, dapat
dijadikan sebagai wahana untuk aktualisasi asas pendidikan sepanjang
hayat.
3. Kurikulum Pendidikan Dasar Masa Depan.
Secara konseptual, sekurang-kurangnya kurikulum pendidikan dasar
masa depan perlu mangakomodasikan secara sistematis dimensi-dimensi
pengembangan peserta didik sebagai berikut:
1. Pengembangan individu aspek-aspek hidup pribadi (dimensi pribadi):
a. Religi: kesadaran beragama
b. Fisik: kesehatan jasmani dan pertumbuhan
c. Emosi: kesehatan mental dan stabilitas emosi

10
d. Etika: integritas moral
e. Estétika: pengejaran kultural dan rekreasi
2. Pengembangan cara berpikir dan teknik memeriksa – kecerdasan yang
terlatih (dimensi kecerdasan):
a.Penguasaan pengetahuan: konsep-konsep dan informasi
b.Komunikasi pengetahuan: keterampilan untuk memperoleh dan
menyampaikan informasi
c.Penciptaan pengetahuan: cara pemeriksaaan, diskriminasi, dan
imaginasi.
d. Hasrat akan pengetahuan: kesukaan akan belajar.
3. Penyebaran warisan budaya – nilai-nilai civic dan moral bangsa (dimensi
sosial):
a. Hubungan antar manusia: kerjasama, toleransi
b. Hubungan individu-negara: hak dan kewajiban civic, kesetiaan dan
patriotisme, solidaritas nasional
c. Hubungan individu-dunia: hubungan antar bangsa-bangsa, pemahaman
dunia.
d. Hubungan individu-lingkungan hidupnya: ekologi.
4. Pemenuhan kebutuhan sosial yang vital dan menyumbang kepada
kesejahteraan ekonomi, social, dan politik – lapangan teknik (dimensi
produktif):
a. Pilihan pekerjaan: informasi dan bimbingan
b. Persiapan untuk bekerja: latihan dan penempatan
c.Rumah dan keluarga: mengatur rumah tangga, ketrampilan
mengerjakan sesuatu sendiri, perkawinan
d. Konsumen: membeli, menjual, investasi.
4. Kurikulum dan Standar Isi
Kurikulum dinyatakan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan
mengena itujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu (UURI SPN No. 20 tahun 2003).

11
Kurikulum juga dimaknai sebagai rencana yang memberikan
kesempatan bagi siswa untuk mencapai tujuan umum dan khusus pendidikan
(Saylor dan Alexander : 1974 dalam Mazer, Bev et al,1994) kurikulum
sebagai proses untuk merekonstruksi pengetahuan dan pengalaman secara
sistematik, sehingga siswa mampu meningkatkan pengendalian terhadap
pengetahuan dan pengalamannya kurikulum dibangun oleh beberapa
komponen yaitu : isi, proses, kompetensi (tujuan), pendidik dan tenaga
kependidikan (personil), sarana dan prasarana (fasilitas), pengelolaan,
pembiayaan, dan penilaian (PP No. 19 tentang Standar Pendidikan Nasional;
Wiles, John & Bondi Joseph, 1989).
Standar isi dari suatu tingkat satuan pendidikan yang ditampilan
dalam bentuk mata pelajaran dan non mata pelajaran harus dipilih dan dipilah
sesuai dengan kriteria yaitu
(1) Sahih (Valid).
(2) Tingkat Kepentingan (Significance).
(3) Kebermanfaatan (utility).
(4) Layak dipelajari (learnability).
(5) Menarik minat (interest).
Ciri-ciri dasar Sistem Kredit Semester ialah :
(1) adanya variasi dan keluwesan program yang memungkinkan peserta
didik menyusun program studinya sesuai dengan kemampuan dan
minatnya
(2) adanya variasi dan keluwesan program yang memungkinkan peserta
didik menyusun kombinasi antar berbagai program.
(3) sistem kredit semester memungkinkan peserta didik untuk menabung
kredit yang diperolehnya untuk sampai kepada penyelesaiaan program
pada satuan pendidikan
(4) peserta didik yang merencanakan kegiatan ekstra kurikuler yang dapat
mengurangi kesempatan mengikuti progran intra kurikuler diperbolehkan
mengambil program tersebut dengan jumlah kredit kurang dari yang
seharusnya.

12
13

You might also like