You are on page 1of 8

UJIAN AKHIR SEMESTER

BAHASA INDONESIA

Disusun Oleh:
Weindy Pramita A. (070210101088)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2010
UJIAN AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

1. Keterampilan berbicara dan menulis merupakan aktif produktif dan aktif


ekspresif. Jelaskan apa yang dimaksud aktif produktif, aktif ekspresif, dan
berikan contoh!
Jawab: Keterampilan berbicara dan menulis merupakan aktif produktif,
pelakunya dapat secara aktif menghasilkan suatu karya. Contohnya, seorang
penulis yang banyak menghasilkan judul-judul buku, dan seseorang yang
berpidato dengan isi pidato hasil karyanya sendiri. Sedangkan, Keterampilan
berbicara dan menulis merupakan aktif ekspresif, pelakunya dapat
berimajinasi atau berekspresi dalam karyanya tersebut. Contohnya, seorang
penulis puisi, dan seorang proklamator.

2. A. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keterampilan membaca tersurat,


tersirat, dan tersorot!
Jawab: Keterampilan membaca tersurat dapat diartikan dengan makna
yang dapat diambil dari apa saja yang tertulis, keterampilan membaca tersirat
adalah keterampilan membaca yang bermakna konotasi/kiasan yang terdapat
dalam sebuah karya tulis, sedangkan keterampilan membaca tersorot
mengandung makna yang secara mudah dapat diambil dari sebuah karya tulis
ataupun karya sastra.

B. Jelaskan dengan singkat apa yang harus Saudara lakukan dalam langkah-
langkah metode SQ3R!
Jawab: SQ3R pada prinsipnya merupakan singkatan dari langkah-langkah
mempelajari teks atau buku yang terdiri dari : (1) Survey; (2) Question; (3)
Read; (4) Recite; dan (5) Review . Dengan merujuk pada pemikiran Muhibbin
Syah (2003), di bawah ini akan diuraikan secara singkat langkah-langkah
teknik membaca ini.
1. Survey
Pada langkah yang pertama ini dilakukan penelaahan sepintas kilas
terhadap seluruh struktur teks. Tujuannya adalah untuk mengetahui
panjangnya teks, judul bagian (heading), judul subbagian (sub-heading),
istilah, kata kunci, kalimat kunci, dan hal-hal lainnya yang dianggap penting
dalam tulisan itu, sehingga diperoleh gambaran yang bersifat umum dari isi
yang terkandung dalam buku atau teks. Dalam melakukan survey, dianjurkan
menyiapkan pensil, kertas, dan alat pembuat ciri seperti stabilo (berwarna
kuning, hijau dan sebagainya) untuk menandai bagian-bagian tertentu. Bagian-
bagian penting akan dijadikan sebagai bahan pertanyaan yang perlu ditandai
untuk memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan yang akan dilakukan
pada langkah kedua.
2. Question
Langkah kedua adalah menyusun pertanyaan-pertanyaan yang jelas,
singkat, dan revelan dengan bagian-bagian teks yang telah ditandai pada
langkah pertama. Jumlah pertanyaan bergantung pada panjang-pendeknya
teks, dan kemampuan dalam memahami teks yang sedang dipelajari. Jika teks
yang sedang dipelajari berisi hal-hal yang sebelumnya sudah diketahui,
mungkin hanya perlu membuat beberapa pertanyaan. Sebaliknya, apabila latar
belakang pengetahuan tidak berhubungan dengan isi teks, maka perlu
menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya.
3. Read
Langkah ketiga adalah membaca secara aktif dalam rangka mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Membaca secara
aktif juga berarti membaca yang difokuskan pada paragraf-paragraf yang
diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang relevan dengan pertanyaan
yang telah disusun pada langkah kedua.
4. Recite
Langkah keempat adalah menyebutkan atau menceritakan kembali
jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah tersusun. Sedapat mungkin
diupayakan tanpa membuka catatan jawaban sebagaimana telah dituliskan
dalam langkah ketiga. Jika sebuah pertanyaan tidak terjawab, diusahakan tetap
terus melanjutkan untuk menjawab pertanyaan berikutnya. Demikian
seterusnya, hingga seluruh pertanyaan, termasuk yang belum terjawab, dapat
diselesaikan dengan baik.
5. Review
Pada langkah terakhir dilakukan peninjauan ulang atas seluruh pertanyaan
dan jawaban sehingga diperoleh sebuah kesimpulan yang singkat, tetapi dapat
menggambarkan seluruh jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan.

3. Berdasarkan wacana di bawah ini, silahkan Saudara perbaiki kesalahan ejaan,


diksi, kalimat, dan pengalineaan dengan benar!
Jawab:
Produktivitas dan mutu karya tulis seorang dosen mencerminkan
kualitasnya sebagai dosen yang mampu menjalankan fungsi keilmuan, bukan
hanya sekadar mengajar pada saat gilirannya. Kinerja dosen yang banyak
membaca, menulis, dan meneliti akan berbeda dengan dosen yang hanya
membaca, kemudian mengajar.
Dalam mengajar, tipe dosen yang pertama akan lebih kaya karena mereka
telah memperlakukan ilmu, baik sebagai proses maupun produk. Mereka tidak
kehilangan akal dalam mengajar atau membimbing mahasiswanya. Hal
tersebut dikarenakan banyaknya referensi di dalam pikirannya.
Di lain pihak, tipe dosen yang kedua hanya memperlakukan ilmu sebagai
produk sehingga cara mengajarnya akan kering kegiatan keilmuan. Dalam hal
ini, yang dimaksud kering kegiatan keilmuan meliputi salah satu dari empat
kegiatan, yaitu penelitian, pengkajian, pengkomunikasian hasil penelitian, dan
aplikasi hasil ke dalam praktik. Dalam keempat kegiatan ini, termasuk di
dalamnya usaha untuk memahami, memecahkan, dan menemukan suatu
petunjuk pemecahan masalah.
Kegiatan keilmuan ini memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi
dalam rangka menjelaskan dan menjawab masalah-masalah keilmuan.
4. Baca suatu artikel atau jurnal tentang Pendidikan Matematika, kemudian
ikhtisarkan pokok pikiran yang dikemukakan dalam artikel atau jurnal tersebut
dalam satu halaman kuarto (dalam 1 ½ spasi) dan gunakan ejaan yang baik
dan benar!
Jawab: Pada halaman lampiran.

5. A. Jelaskan sejarah perkembangan Bahasa Indonesia!


Jawab: Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. pada saat itu,
para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dan berikrar (1)
bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia, (2) berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia, dan (3) menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para
pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah Pemuda.
Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad
bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada
tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa
nasional.
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada
tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945
disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam
Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa  Bahasa negara ialah bahasa
Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain,
menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa
Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu
sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya
di Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa
kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa Melayu juga
dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan sebagai
bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun
sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar
Nusantara.
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak makin jelas dari
peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu bertulis, seperti tulisan
pada batu nisan di Minye Tujoh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil
susastra (abad ke-16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-
Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan
menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu mudah
diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau,
antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan karena bahasa
Melayu tidak mengenal tingkat tutur.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.
Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan
bahasa Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam perkumpulan
pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa
Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia
(Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945, telah
mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia secara konstitusional
sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan
masyarakat Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah.

B. Jelaskan apa yang membedakan antara bahasa Melayu dengan bahasa


Indonesia!
Jawab:
Sebelum kemerdekaan, Bahasa Melayu:
a. Bahasa resmi kedua di samping bahasa Belanda, terutama untuk tingkat
yang dianggap rendah.
b. Bahasa yang diajarkan di sekolah-sekolah yang didirikan atau menurut
sistem pemerintah Hindia Belanda.
c. Penerbitan-penerbitan yang dikelola oleh jawatan pemerintah Hindia
Belanda.
Sebelum kemerdekaan, Bahasa Indonesia:
a. Bahasa yang digunakan dalam gerakan kebangsaan untuk mencapai
kemerdekaan Indonesia.

b. Bahasa yang digunakan dalam penerbitan-penerbitan yang bertujuan untuk


mewujudkan cita-cita perjuangan kemerdekaan Indonesia baik berupa:
1) bahasa pers,
2) bahasa dalam hasil sastra
Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia semakin berkembang sehingga
membedakannya terhadap bahasa Melayu. Perbendaharaan kata dari bahasa
Indonesia kini tidak hanya berisi kata-kata yang disempurnakan dari bahasa
Melayu, tetapi diperkaya juga dengan kata-kata yang diserap atau diambil dari
hasil hubungan kebudayaan bangsa Indonesia dengan bangsa lain bahkan dari
agama yang ada di Indonesia.
Ditinjau dari segi kata, kedua bahasa ini memiliki perbedaan, seperti contoh
beberapa kata di bawah ini:
Perkataan Bahasa Melayu Bahasa Indonesia
biji pil, tablet benih
seronok bagus, nyaman tidak sopan (dalam
berpakaian)
budak anak-anak hamba abdi, hamba sahaya
jahat nakal durjana, tidak baik
tewas kalah mati
dan masih banyak lagi kata-kata yang lain yang membedakan bahasa Melayu
dengan bahasa Indonesia.

6. Perbaikilah dengan memberi pungtuasi dan perbaiki ejaan serta bahasa


bakunya sehingga mudah dipahami!
Jawab:
Norma-norma atau perilaku teratur yang menyebabkan terganggunya
ketertiban dan ketentraman kehidupan manusia merupakan perilaku yang
diklasifikasikan sebagai kejahatan. Biasanya, perilaku ini dilakukan oleh
sebagian besar warga masyarakat atau penguasa yang menjadi wakil-wakil
masyarakat. Seharusnya, ada keserasian pendapat antara kedua unsur tersebut.
Hal ini mungkin timbul karena kedua unsur tadi tidak sepakat mengenai
kepentingan-kepentingan pokok yang harus dilindungi.

You might also like