Professional Documents
Culture Documents
Kami memproduksi paket mesin pengolahan pelet pakan ternak. Mesin pembuat pelet pakan ternak terdiri dari :
Dimensi : 120x100x61 cm
Kapasitas 50-100 kg / jam
Penggerak : diesel 8 PK
Bhaan dasar : Plat St
Dimensi : 900x800x1250 mm
Kapasitas 300 kg / jam
Penggerak : diesel 20 HP
Pakan adalah suatu bahan pakan atau campuran bahan pakan yang dimakan hewan atau
ternak serta mengandung energi, protein, dan nutrien lainnya yang dibutuhkan oleh
Nah klo menurut asalnya, pakan ini mah dibedakan menjadi 3 apa hayo??
a.hijaun pakan (Forages) nah hijauan pakan ini dikenal pula dengan istilah
tetes)
B. Bahan pakan asal Hewan—>Tepung daging, tpg tulang, tpg darah, tpg susu, tpg telur
C. Bahan Pakan asal ikan—> Tepung ikan, tepung kepala udang dll
,shorgum.nah klo untuk pakan ini biasanya disukai oleh ternak unggas), Bentuk
Tepung(co: dedak, bekatu, tepung ikan,dll), Bentuk cair(Co: minyak ikan dan minyak
kedelai).
rendah, PK tinggi Co: Bungkil 2 kacang, kedelai, kapas dan kelapan, tepung daging,
darah,susus, urea.
4. Menurut Kelazimannya
Bahan pakan konvensional adalah bahan pakan yang lazim dipakai unuk
menyusun ransum, bahan pakan ini dapat berasala dari tanaman ataupun hewan,
ikan, dan hasil sampingan industri pertanian.(Co: Rumput, tp daging, bekatul dll)
Bahan pakan inkonvensional adalah bahan pakan yang tidak atau belum lazim
dipakai untuk menyusun ransum.bahan pakan inibisa berasal dari industri kimia,
pertamian maupun hasil fermentasi (CO: Urea, Diamonium fosfat, baggase, isi
itu??
3. Silase—> yi hijauan yang diawetkan dan ditambah dengan sumber protein, vitamin dan
mineral.
4. Makanan yang mengandung sumber Energi—> contohnyapakana yang berasal dari biji-
5. Makanan sumber Protein—> bisa berasal dari protein hewani(tepung ikan) maupun
yang sedikit dengan tujuan tetentu. Co: Antibiotika, bahan pewarna, hormon dll.
mesin pelet pakan ternak - ikan
ALAT UNTUK MENCETAK PELLET
Fungsi :
bahan baku pellet tersebut antara lain tepung dedak, tepung ikan,
tepung jagung, dll.
Ukuran pellet untuk pakan ikan antara 3-4 mm, dan bila untuk
pakan ternak 5-7 mm.
tag:
Jual, Mesin, Chopper, Pakan, Ternak, Hammer, Mill, Pellet, Mixer,
Crumble, pengering, pencetak, basah, extruder, perajang, rumput,
Sampah, Organik, kompos,
Pencacah, Pengayak, Rotary, Mixer, Plastik, Pencuci, Conveyor,
Produk, Hammer, Mill, Incinerator, Pemarut, Kelapa, Pengaduk,
Dodol, Pengayak, Serbaguna, ` Pengupas, Pengayak, biji, Jarak,
Pengurai, Sabut, Kelapa, Perajang, Sagu, Slicer, Rice, Milling,
Penggiling, Padi, Pembelah, Pinang, Rotary, Dryer, Penyaring, Sagu,
Hammermill, Destilator, Minyak, Pengering, Serbaguna, Perontok,
Bulu, Ayam, Bor, Pori, Tanah, Disc, Mill, Penyangray, Gasing, Ray,
Grader, Power, Trasher, Hammermill, Cyclone, Jagung, murah,
bogor, jawa, barat, indonesia
TEKNOLOGI PEMBUATAN PELET
Pelet merupakan bentuk bahan pakan yang dipadatkan sedemikian rupa dari bahan
konsentrat atau hijauan dengan tujuan untuk mengurangi sifat keambaan pakan. Patrick
dan Schaible (1980) menjelaskan keuntungan pakan bentuk pelet adalah meningkatkan
konsumsi dan efisiensi pakan, meningkatkan kadar energi metabolis pakan, membunuh
bakteri patogen, menurunkan jumlah pakan yang tercecer, memperpanjang lama
penyimpanan, menjamin keseimbangan zat-zat nutrisi pakan dan mencegah oksidasi
vitamin.Stevent (1981) menjelaskan lebih lanjut keuntungan pakan bentuk pelet adalah 1)
meningkatkan densitas pakan sehingga mengurangi keambaan, mengurangi tempat
penyimpanan, menekan biaya transportasi, memudahkan penanganan dan penyajian
pakan; 2) densitas yang tinggi akan meningkatkan konsumsi pakan dan mengurangi
pakan yang tercecer; 3) mencegah “de-mixing” yaitu peruraian kembali komponen
penyusun pelet sehingga konsumsi pakan sesuai dengan kebutuhan standar. Proses
pengolahan pelet merujuk pada Pujaningsih (2006) terdiri dari 3 tahap, yaitu pengolahan
pendahuluan, pembuatan pelet dan perlakuan akhir.
Pengolahan Pendahuluan
Pembuatan Pelet
Proses kondisioning adalah proses pemanasan dengan uap air pada bahan yang ditujukan
untuk gelatinisasi agar terjadi perekatan antar partikel bahan penyusun sehingga
penampakan pelet menjadi kompak, durasinya mantap, tekstur dan kekerasannya bagus
(Pujaningsih, 2006). Proses kondisioning ditujukan untuk gelatinisasi dan melunakkan
bahan agar mempermudah pencetakan. Disamping itu juga bertujuan untuk membuat : (1)
Pakan menjadi steril, terbebas dari kuman atau bibit penyakit; (2) Menjadikan pati dari
bahan baku yang ada sebagai perekat; (3) Pakan menjadi lebih lunak sehingga ternak
mudah mencernanya dan (4) Menciptakan aroma pakan yang lebih merangsang nafsu
makan ternak.
Walker (1984) menjelaskan bahwa selama proses kondisioning terjadi penurunan
kandungan bahan kering sampai 20% akibat peningkatan kadar air bahan dan
menguapnya sebagian bahan organik. Proses kondisioning akan optimal bila kadar air
bahan berkisar 15 – 18%.Winarno (1997) menjelaskan lebih lanjut bahwa kadar air yang
lebih dari 20% akan menurunkan kekentalan larutan gel hasil gelatinisasi.
Efek lain dari proses kondisioning yaitu menguapnya asam lemak rantai pendek,
denaturasi protein, kerusakan vitamin bahkan terjadinya reaksi “Maillard”. Reaksi
‘Maillard’ yaitu polimerisasi gula pereduksi dengan asam amino primer membentuk
senyawa melanoidin berwarna coklat, proses ini terjadi akibat adanya pemanasan
(Muller, 1988). Warna coklat pada bahan ini menurut Muller (1988) menurunkan mutu
penampakan warna pelet. Nikersond dan Louis (1978) menambahkan bahwa pemanasan
dapat menyebabkan dehidrasi pada gula. Gula yang terdehidrasi membentuk polimer
sesama gula yang diikuti oleh gugus amina membentuk senyawa coklat.
Selama proses kondisioning terjadi peningkatan suhu dan kadar air dalam bahan sehingga
perlu dilakukan pendinginan dan pengeringan (Walker, 1984). Proses pendinginan
(cooling) merupakan proses penurunan temperatur pelet dengan menggunakan aliran
udara sehingga pelet menjadi lebih kering dan keras. Proses ini meliputi pendinginan
butiran-butiran pelet yang sudah terbentuk, agar kuat dan tidak mudah pecah.
Pengeringan dan pendinginan dilakukan pada tahap ini untuk menghindarkan pelet itu
dari serangan jamur selama penyimpanan
Pengeringan pada intinya adalah mengeluarkan kandungan air di dalam pakan menjadi
kurang dari 14%, sesuai dengan syarat mutu pakan ternak pada umumnya. Proses
pengeringan perlu dilakukan apabila pencetakan dilakukan dengan mesin sederhana. Jika
pencetakan dilakukan dengan mesin pelet sistem kering, cukup dikering anginkan saja
hingga uap panasnya hilang, sehingga pelet menjadi kering dan tidak mudah berubah
kembali ke bentuk tepung (Pfost, 1964).
Proses pengeringan bisa dilakukan dengan penjemuran di bawah terik sinar matahari atau
menggunakan mesin. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Penjemuran secara
alami tentu sangat tergantung kepada cuaca, higienitas atau kebersihan pakan harus
dijaga dengan baik, jangan sampai tercemar debu atau kotoran dan gangguan hewan atau
unggas yang dikhawatirkan akan membawa penyakit. Jika alat yang digunakan mesin
pengering, tentu akan memerlukan biaya investasi dan biaya operasional yang cukup
tinggi.
Perlakuan Akhir
Penentuan ukuran pelet disesuaikan dengan jenis ternak. Pujaningsih (2206) melaporkan
bahwa diameter pelet untuk sapi perah dan sapi pedaging adalah 1,9 cm (0,75 inci), untuk
anak babi 1,5 cm (0,59 inci) dan babi masa pertumbuhan 1,6 cm (0,62 inci), untuk ayam
pedaging periode starter dan finisher 1,2 cm (0,48 inci). Garis tengah pelet untuk pakan
dengan konsentrasi protein tinggi adalah 1,7 cm (0,67 inci) dan 0,97 cm (0,38 inci) untuk
pakan yang mengandung urea.
cara sederhana pembuatan PELET dirumahsolid aquatic
Bahan-bahan:
1. Tepung kanji
2. ragi
3. Bahan-bahan pakan ( sesuai selera anda ).
Pembuatan:
Bahan-bahan pakan dicampur jadi satu kemudian diblender sampai halus.
setelah itu tambahkan air panas sebanyak ± 1/4 berat bahan baku. dan aduk di
atas api kecil,
pengadukan adonan dilakukan sampai terjadi perubahan warna segera
masukkan tepung kanji
dengan perbandingan 1/3 dari bahan aduk terus sampai adonan mengental, bila
perlu
tambahkan sedikit lagi air panas.
Adonan didinginkan . Setelah dingin masukkan ragi roti dan aduk sampai merata.
Bahan baku yang telah dingin dicetak dengan penggiling daging dan akan
diperoleh bentuk
batangan-batangan. Batangan basah tersebut dipotong-potong sepanjang 3 cm
atau terserah
anda.
Pelet basah yang telah dipotong-potong dijemur sampai kadar airnya 10- 20%.
pengeringan
dapat juga dengan menggunakan oven. Pengeringan dihentikan apabila pelet
kering, keras
dan mudah patah
(a). Pakan rebus :
Bahan baku pembuatan pakan rebus terdiri atas ikan asin kualitas rendah (below
standard =
BS), tepung katul dan dedak halus dengan komposisi sebagaimana terdapat
pada Tabel 3.
Jumlah bahan baku yang disediakan adalah untuk pemberian pakan bagi 10 ribu
ekor ikan.
Adapun peralatan yang digunakan untuk pembuatan pakan adalah wadah dari tong
(ukuran
setengah drum), kompor pompa minyak tanah dan tungku masak. Cara membuatnya
adalah
sebagai berikut. Campuran bahan diramu di dalam tong dan ditambah air bersih, diaduk
sampai rata dan direbus selama 2 jam, kemudian didinginkan. Setelah dingin, pakan yang
masih diwadahi dalam tong atau dimasukkan kedalam karung plastik diangkut dengan
perahu
ke lokasi fence. Pemberian pakan dilakukan sekali dalam sehari pada sore hari dengan
cara
pakan dikepalkan dalam genggaman kemudian disebarkan di seluruh permukaan air.
Menurut
keterangan pembudidaya pemberian pakan dengan cara ini, hanya 75% pakan yang dapat
dimakan oleh ikan, sedangkan sisanya 25% tidak termakan dan terbuang oleh arus air
sungai
yang mengalir.
(b). Pakan tidak dimasak :
Bahan baku untuk pembuatan pakan tidak dimasak terdiri dari dedak, ikan asin BS,
ampas
singkong, bekatul dan ampas tahu. Komposisi dan jenis bahan baku pembuatan pakan
tidak
dimasak buatan sendiri adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 4. Jumlah bahan baku
pada
tabel dipergunakan untuk memberikan pakan bagi 12,5 ribu ekor ikan.
Pengolahan pakan menggunakan seperangkat alat-alat mekanis yang dirancang sendiri.
Peralatannya terdiri dari generator diesel berkekuatan 15.000 watt, mesin cincang daging
(molen) ukuran besar 4 buah dan dinamo sebagai tenaga penggerak. Cara pembuatan
pakan
adalah sebagai berikut: Masing-masing bahan baku pakan ditimbang sesuai kebutuhan
dan
dicampur di dalam wadah ukuran persegi empat yang terbuat dari papan serta diaduk
sampai
rata, kemudian dimasukkan kedalam molen untuk diproses menjadi pelet. Kemudian
pelet di
tampung dalam wadah plastik, dijemur beberapa jam di sinar matahari dan siap untuk
diberikan kepada ikan. Hasil pakan olahan hampir sama dengan pakan buatan pabrik
yaitu
pelet berbentuk silindris ukuran diameter 5 mm dan panjang 45 cm. Menurut keterangan
pembudidaya pemberian pakan dengan cara ini lebih efektif karena sebanyak 99% pakan
dapat dimakan oleh ikan, sedangkan sisanya sebanyak 1% terbuang bersama arus air
sungai
yang mengalir.