You are on page 1of 26

N G

SI
UR
N LD
RE OR II

CA E W A
S

R Y H N
IT

A D T O
M
U

I M N N
K

R
P OU A
T
A

AR
W
A
R
E
P
E
K
KELOMPOK 3
• Ade Sulistyawan
• Azizatu Zahro
• Dedeh Suhaidah
• Endah Sarwendah
• Ica Solihatunisa
• Imam Maula Fikri
• Mar’atush Shalihah
• Risma Budiyanti
• Sri Fitdiyah Ningsih
KEPERAWATAN
• Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan.

• Pelayanan keperawatan yang profesional merupakan praktek keperawatan yang


dilandasi oleh nilai-nilai profesional.

• Nilai-nilai profesional tersebut diantaranya adalah ; otonomi dalam


pekerjaannya, bertanggung jawab dan bertanggung gugat, pengambilan
keputusan yang mandiri, kolaborasi dengan disiplin lain, pemberian pembelaan
dan memfasilitasi kepentingan klien.

• Tuntutan terhadap kualitas pelayanan keperawatan mendorong perubahan


dalam memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan bermutu.
MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL

a. Model Fungsional

b. Model Keperawatan Tim

c. Model Keperawatan Primer

d. Model Manajemen Kasus

e. Modifikasi Model Keperawatan Tim Primer


DASAR PERTIMBANGAN PEMILIHAN MODEL
ASUHAN KEPERAWATAN

a. Sesuai dengan Visi dan Misi Institusi

b. Dapat diterapkannya proses keperawatan dalam asuhan keperawatan

c. Efisien dan efektif penggunaan biaya

d. Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga, dan masyarakat

e. Kepuasan kinerja perawat

f. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim


kesehatan lainnya.
MODEL FUNGSIONAL

• Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan


keperawatan.

• Perawat melaksanakan tugas (tindakan tertentu) berdasarkan jadwal


kegiatan yang ada.

• Model ini bukan merupakan model manajemen asuhan keperawatan


Profesional.
MODEL FUNGSIONAL
MODEL KEPERAWATAN TIM

• Model ini menggunakan tim yang terdiri dari atas anggota yang
berbeda-beda, dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien.

• Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga
profesional, tenaga teknis, dan pembantu dalam satu group kecil yang
saling membantu.
MODEL KEPERAWATAN TIM
MODEL KEPERAWATAN PRIMER
• Keperawatan primer ialah metode penugasan dimana satu orang perawat
bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien.

• Hal ini dilakukan mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.

• Keperawatan primer mendorong praktik kemandirian perawat, karena ada


kejelasan antara si pembuat rencana asuhan dan pelaksana.

• Metode ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara
pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan
mengkoordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
MODEL KEPERAWATAN PRIMER
MODEL MANAJEMEN KASUS
• Dalam model ini setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan
pasien saat berdinas.

• Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak
ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya.

• Penugasan untuk kasus biasa menggunakan metode satu pasien-satu perawat.

• Hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk perawatan
khusus, seperti ruang isolasi dan intensive care.
MODIFIKASI MODEL KEPERAWATAN TIM-PRIMER

• Model ini merupakan kombinasi dari dua sistem, yaitu keperawatan tim dan
keperawatan primer.

• Menurut Ratna S. Sudarsono (2000), penetapan model ini didasarkan pada


beberapa alasan sebagai berikut :
• Metode keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat
primer memerlukan latar belakang pendidikan S1 keperawatan atau yang
setara.
• Metode keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab
asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.
KEPERAWATAN PRIMER DI INDONESIA
• Sebagai suatu profesi yang dituntut memberi pelayanan kesehatan yang
optimal. Indonesia juga berupaya mengembangkan Model Praktik
Keperawatan Profesional (MPKP).
• MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan,
termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut.
• Dengan pengembangan MPKP, diharapkan nilai profesional dapat
diaplikasikan secara nyata, sehingga meningkatkan mutu asuhan dan
pelayanan keperawatan.
• Karena keterbatasan jumlah dan pendidikan sumber daya perawat di
Indonesia, mayoritas tenaga keperawatan masih lulusan Sekolah Perawat
Kesehatan (SPK)-praktik keperawatan profesional tidak bisa seperti yang
dilakukan di negara maju. Yang dilakukan adalah modifikasi keperawatan
primer.
KEPERAWATAN PRIMER DI INDONESIA
• Penetapan jumlah tenaga keperawatan didasarkan jumlah klien/pasien dan
derajat ketergantungan klien.
• Dengan pengembangan MPKP, diharapkan nilai profesional dapat
diaplikasikan secara nyata, sehingga meningkatkan mutu asuhan dan
pelayanan keperawatan.
• Karena keterbatasan jumlah dan pendidikan sumber daya perawat di
Indonesia, mayoritas tenaga keperawatan masih lulusan Sekolah Perawat
Kesehatan (SPK)-praktik keperawatan profesional tidak bisa seperti yang
dilakukan di negara maju. Yang dilakukan adalah modifikasi keperawatan
primer.
• Jenis tenaga adalah perawat primer (PP) yang lulusan S1 keperawatan, perawat
asosiet (PA) lulusan D3 keperawatan, serta SPK. Tenaga lain adalah pembantu
keperawatan. Mereka berada dalam satuan tim yang dibimbing dan diarahkan
oleh Clinical Care Manager (CCM) yang merupakan magister spesialis
keperawatan.
KEPERAWATAN PRIMER DI INDONESIA
• Asuhan keperawatan dilakukan berdasar standar rencana keperawatan yang
ada. Ketua tim (PP) melakukan validasi terhadap diagnosis keperawatan
klien berdasarkan pengkajian yang dilakukan.
• Pelayanan keperawatan profesional mewujudkan dampak positif yang
memungkinkan pemberian asuhan keperawatan klien secara
berkesinambungan dan dapat dipertanggunggugatkan oleh perawat primer.
• Secara kualitatif, PP ada kebanggaan profesional karena ada otonomi dan
kesempatan mengobservasi perkembangan klien secara berkesinambungan
dan PA dapat bekerja lebih terencana.
KEPERAWATAN PRIMER DI JERMAN
• Di Jerman, praktek kesehatan primer tidak seperti di negara lain, di negara
ini setiap dokter banyak yang membuka praktek pribadi.
• Dengan praktek seperti ini, dokterpun semakin menjamur dan tentu saja
memerlukan “pembantu” dalam pekerjaan mereka. Profesi ini dikenal
sebagai “Asisten Dokter”.
• Dokter lebih banyak yang memilih untuk memperkerjakan mereka
dibanding harus berkolaborasi dengan perawat.
• Hal ini disebabkan karena para “Asisten Dokter” termasuk pekerjaan yang
bergaji rendah (jauh lebih rendah dibanding perawat), tapi tetap dapat di
delegasikan pekerjaan layaknya seorang perawat.
• Melihat kondisi yang seperti ini, otomatis peran perawat menjadi
termarjinalkan diantara pelayanan kesehatan primer.
KEPERAWATAN PRIMER DI JERMAN
• Perawat merancang program baru, dimana mereka lebih memilih untuk
bekerja di sebuah komunitas/kelompok masyarakat tertentu.
• Apalagi setelah sistem Asuransi Kesehatan/JamKesMas di perkenalkan,
praktek keperawatan di negara ini pun semakin berkembang.
• Praktek keperawatan yang berbasis komunitas ini dikelola oleh para perawat
itu sendiri.
• Dilihat dari sudut pandang keperawatan sebagai profesi hal ini dinilai cukup
baik untuk perkembangan keprofesian.
• Dimana perawat sudah dapat bekerja sebagai sebuah profesi yang
independen dan memiliki tanggung gugat yang jelas.
KEPERAWATAN PRIMER DI BELANDA
• Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, Pemerintah Belanda bersama Asosiasi Dokter di Negara
tersebut membuat sebuah kebijakan baru tentang pelayanan kesehatan,
dimana saat ini pelayanan kesehatan terpusat di satu kelompok
(Medizinische Versorgungszentren).
• Sistem pelayanan kesehatan di negara ini juga hampir mirip seperti di
Jerman, dimana seorang dokter boleh mempekerjakan “Asisten Dokter”
sebagai pegawainya. Sehingga menyebabkan pergeseran peran perawat.
Perawat biasanya tidak berasosiasi dengan dokter dalam memberikan
pelayanan kesehatan.
• Dokter dan perawat mempunyai porsi masing-masing dalam memberikan
pelayanan kesehatan, biasanya perawat dikhususkan memberikan pelayanan
kesehatan (perawatan) kepada anak –anak dan orang tua (lanjut usia),
sedangkan dokter khusus menangani masalah kesehatan yang bersifat
carative.
KEPERAWATAN PRIMER DI BELANDA
• Dari sini terlihat jelas terdapat “pembagian tugas” yang setara dan sejajar
antar profesi. Sehingga memungkinkan seorang perawat untuk menerima
pasien yang ingin berkonsultasi, mengunjungi pasien ke rumah, merawat
pasien kronis secara mandiri, serta menyusun program vaksinasi/imunisasi
secara mandiri.
• Namun, jika dibanding di Jerman peran perawat di Belanda jauh lebih
lemah, hal ini juga dikarenakan adanya profesi “Asisten Dokter” dan
ditambah perawat tidak bisa membuka pelayanan kesehatan khusus perawat
seperti di Jerman.
KEPERAWATAN PRIMER DI ITALIA
• Pelayanan kesehatan di Italia sudah di-desentralisasikan sejak tahun 1978.
Jadi setiap pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab yang besar
terhadap finansial dan manajemen pelayanan kesehatan di daerahnya.
• Tanggung jawab yang besar ini dibagi lagi kepada setiap area-area lokal dari
daerah tersebut.
• Setiap pasien di setiap area lokal di daftarkan kepada seorang praktisi
kesehatan, dan dibebaskan untuk memilih dokter yang mereka mau. Dokter-
dokter tersebut biasanya membuka layanan praktek sendiri, tanpa
memperkerjakan perawat ataupun asisten dokter.
• Yang unik di negara ini adalah lambatnya perkembangan profesi perawat
dikarenakan terlalu tingginya jumlah dokter dibanding jumlah perawat.
• Perawat di negara ini jarang yang membuka praktek pelayanan kesehatan
sendiri. Mereka biasanya bekerja di Rumah Sakit atau merawat pasien
secara homecare.
KEPERAWATAN PRIMER DI ITALIA
• Saat ini sedang dikembangkan sebuah sistem untuk mengoptimalkan peran
perawat di negara ini, yaitu dengan melebarkan jangkauan pelayanan
kesehatan yang dilakukan olah perawat.
• Salah satunya adalah melakukan follow up protokol tindakan dokter kepada
pasien, tapi dengan tetap dibawah tanggung jawab dokter tersebut.
KEPERAWATAN PRIMER DI SWEDIA
• Pada dasarnya sistem pelayanan kesehatan di Swedia menggunakan
pelayanan terpusat yang menyediakan jangkauan yang lebih luas.
• Tidak hanya pelayanan medis yang bersifat carative, pelayanan kesehatan di
sini juga mencakup preventif care hingga paliative care.
• Berbeda dengan negara lain di Eropa, di negara Swedia, perawat memegang
peranan penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
• Hal ini dikarenakan jumlah perawat yang sangat banyak jika dibandingkan
dengan jumlah dokter. Karena jumlahnya yang banyak, perawat di negara
ini memiliki tugas termasuk menjadi praktisi kesehatan masyarakat, mulai
dari kesehatan anak di sekolah, perencana dan penyuluh dalam keluarga,
dsb.
• Di negara ini, anggota masyarakat yang merasa sakit biasanya pertama kali
berkonsultasi kepada perawat.
KEPERAWATAN PRIMER DI SWEDIA
• Lalu perawat melakukan pengkajian dan memberikan saran/rujukan untuk
penanganan selanjutnya.
• Bahkan banyak pasien yang memilih untuk berkonsultasi lewat telepon, lalu
jika kondisi memburuk ia membuat janji dengan perawat untuk diperiksa
secara langsung.
• Karena pentingnya peran perawat di negara ini, perawat diperbolehkan
melakukan tindakan seperti dokter. Bahkan diperbolehkan untuk
meresepkan obat kepada pasien.
KEPERAWATAN PRIMER DI MALAYSIA
• Sebagai sebuah negara yang sedang berkembang, Malaysia juga sama seperti
Indonesia yang menghadapi banyak tantangan di dalam dunia keperawatannya.
• Bedanya, jika di Indonesia kelebihan/terlalu banyak jumlah lulusan perawat, di
Malaysia justru sebaliknya. Malaysia kekurangan jumlah perawat.
• Malaysia saat ini sedang berupaya untuk meningkatkan jumlah lulusan di bidang
keperawatannya, untuk membangun sebuah pusat pelayanan masyarakat yang
memadai.
• Pemerintah negara tersebut mempunyai prinsip lebih baik menciptakan tenaga
keperawatan daripada menarik perawat yang sudah siap dari negara lain.
• Karena mereka ingin menciptakan budaya keperawatan mereka sendiri, seperti
yang sudah sering didengar adalah budaya perawat disana yang selalu
menerapkan 7s (senyum, salam, sapa, sentuh, segak, sensitif, dan Sopan).
TERIMA KASIH

You might also like