You are on page 1of 3

Siklus Batuan (bagian I)

Ditulis oleh admin pada April 23rd, 2008 3 Tanggapan Tampilan Cetak
Semua batuan yang ada di permukaan bumi akan mengalami pelapukan. Penyebab pelapukan
tersebut ada 3 macam:
 Pelapukan secara fisika: perubahan suhu panas ke dingin dan sebaliknya akan
berpengaruh terhadap batuan. Hujan dapat membuat rekahan-rekahan di batuan menjadi
berkembang sehingga membuat batuan pecah menjadi partikel yang lebih kecil.
 Pelapukan secara kimia: Bahkan air pun dapat bereaksi melarutan beberapa jenis batuan.
Udara yang terpolusi dapat menyebabkan “hujan asam” yang dapat menyebabkan
pelapukan batuan secara kimiawi.
 Pelapukan secara biologi: Pelapukan yang disebabkan oleh gangguan dari akar tanaman.
Akar-akar dapat menyebabkan timbulnya rekahan-rekahan di batuan dan lama kelamaan
batuan akan terpecah menjadi partikel yang lebih kecil.
Setelah mengalami pelapukan, batuan-batuan tersebut akan pecah menjadi partikel yang lebih
kecil sehingga mudah untuk berpindah tempat. Perpindahan tempat dari partikel-partikel kecil ini
disebut erosi. Proses erosi ini dapat terjadi melalui beberapa cara:
 Akibat grafitasi: akibat adanya grafitasi bumi maka pecahan batuan yang ada bisa
langsung jatuh ke permukaan tanah atau menggelinding melalui tebing sampai akhirnya
terkumpul di permukaan tanah/dasar.
 Akibat air: air yang melewati pecahan-pecahan kecil batuan yang ada dapat mengangkut
pecahan tersebut dari satu tempat ke tempat yang lain. Proses ini dapat di amati dengan
jelas di sungai.
 Akibat angin: angin pun dapat mengangkut pecahan-pecahan batuan yang kecil
ukurannya seperti halnya yang saat ini terjadi di daerah gurun.
 Akibat glasier: sungai es atau yang sering disebut glasier seperti yang ada di Alaska
sekarang juga mampu memindahkan pecahan-pecahan batuan yang ada.
Siklus batuan menggambarkan seluruh proses yang dengannya batuan dibentuk, dimodifikasi,
ditransportasikan, mengalami dekomposisi, dan dibentuk kembali sebagai hasil dari proses
internal dan eksternal Bumi. Siklus batuan ini berjalan secara kontinyu dan tidak pernah
berakhir. Siklus ini adalah fenomena yang terjadi di kerak benua (geosfer) yang berinteraksi
dengan atmosfer, hidrosfer, dan biosfer dan digerakkan oleh energi panas internal Bumi dan
energi panas yang datang dari Matahari.
Kerak bumi yang tersingkap ke udara akan mengalami pelapukan dan mengalami transformasi
menjadi regolit melalui proses yang melibatkan atmosfer, hidrosfer dan biosfer. Selanjutnya,
proses erosi mentansportasikan regolit dan kemudian mengendapkannya sebagai sedimen.
Setelah mengalami deposisi, sedimen tertimbun dan mengalami kompaksi dan kemudian
menjadi batuan sedimen. Kemudian, proses-proses tektonik yang menggerakkan lempeng dan
pengangkatan kerak Bumi menyebabkan batuan sedimen mengalami deformasi. Penimbunan
yang lebih dalam membuat batuan sedimen menjadi batuan metamorik, dan penimbunan yang
lebih dalam lagi membuat batuan metamorfik meleleh membentuk magma yang dari magma ini
kemudian terbentuk batuan beku yang baru. Pada berbagai tahap siklus batuan ini, tektonik dapat
mengangkat kerak bumi dan menyingkapkan batuan sehingga batuan tersebut mengalami
pelapukan dan erosi. Dengan demikian, siklus batuan ini akan terus berlanjut tanpa henti
(Gambar 5).

Gambar 5. Siklus batuan. Menggambarkan proses yang menyebabkan batuan berubah dari satu
bentuk ke bentuk yang lain dan ditransportasikan. Sumber: Skinner dan Porter (2000)

TIPS DAN TRIK MENJADI MAHASISWA


GEOLOGI

Siklus Batuan
Posted on 20:44 by Jurnal Geologi

Siklus batuan menggambarkan seluruh proses yang dengannya batuan dibentuk, dimodifikasi,
ditransportasikan, mengalami dekomposisi, dan dibentuk kembali sebagai hasil dari proses
internal dan eksternal Bumi. Siklus batuan ini berjalan secara kontinyu dan tidak pernah
berakhir. Siklus ini adalah fenomena yang terjadi di kerak benua (geosfer) yang berinteraksi
dengan atmosfer, hidrosfer, dan biosfer dan digerakkan oleh energi panas internal Bumi dan
energi panas yang datang dari Matahari.

Kerak bumi yang tersingkap ke udara akan mengalami pelapukan dan mengalami transformasi
menjadi regolit melalui proses yang melibatkan atmosfer, hidrosfer dan biosfer. Selanjutnya,
proses erosi mentansportasikan regolit dan kemudian mengendapkannya sebagai sedimen.
Setelah mengalami deposisi, sedimen tertimbun dan mengalami kompaksi dan kemudian
menjadi batuan sedimen. Kemudian, proses-proses tektonik yang menggerakkan lempeng dan
pengangkatan kerak Bumi menyebabkan batuan sedimen mengalami deformasi. Penimbunan
yang lebih dalam membuat batuan sedimen menjadi batuan metamorik, dan penimbunan yang
lebih dalam lagi membuat batuan metamorfik meleleh membentuk magma yang dari magma ini
kemudian terbentuk batuan beku yang baru. Pada berbagai tahap siklus batuan ini, tektonik dapat
mengangkat kerak bumi dan menyingkapkan batuan sehingga batuan tersebut mengalami
pelapukan dan erosi. Dengan demikian, siklus batuan ini akan terus berlanjut tanpa henti.

Dari kesimpulan diatas, jika kita hubungkan siklus batuan dengan sedimentologi, maka batua
sedimen itu bisa berasal dari batuan apa saja, baik itu batuan beku, batuan metamorf, ataupun
batuan sedimen itu sendiri

Geologi Secara Umum, monggo dipilih dan di baca:

01. Pengertian Geologi


02. Cabang Ilmu Geologi
03. Struktur dan Komposisi Bumi
04. Batuan Dan Mineral
05. Siklus Batuan

06. Batuan Beku


07. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Genetik Batuan
08. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Kandungan Senyawa Kimia
09. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Kandungan Mineraloginya
10. Struktur batuan beku

11. Batuan Metamorf


12. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Metamorfisme
13. Tipe Metamorfisme
14. Klasifikasi Batuan Metamorf (Berdasarkan komposisi kimianya)
15. Struktur dan Tekstur Batuan Metamorf

You might also like