You are on page 1of 25

TUGAS

PEMERIKSAAN PARAMETER AIR DAN UDARA

KELOMPOK 2

1. Bernadita Tyas Ayu E2A006014


2. Dian Eka Pratiwi E2A006026
3. Ika Yuniarti Salindri E2A006047
4. Lady Okta Isabela E2A006056

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2009
Parameter Pemeriksaan Air
(Ca, Mg, CO3, HCO3, Kesadahan Tetap, Kesadahan Sementara)
1. MAGNESIUM
a. Sifat Magnesium
Magnesium adalah logam yang kuat, putih keperakan, ringan
(satu pertiga lebih ringan daripada aluminium), tahan terhadap
korosi di udara tetapi tidak tahan terhadap air laut, dan akan
menjadi kusam jika dibiarkan pada udara. Dalam bentuk serbuk,
logam ini sangat reaktif dan bisa terbakar dengan nyala putih
apabila udaranya lembab. Apabila pita logam magnesium
dibakar lalu direndam dalam air, maka akan tetap terbakar
hingga pita magnesiumnya habis. Magnesium, ketika dibakar
dalam udara, menghasilkan cahaya putih yang terang.

b. Bentuk di Alam
Magnesium murni tidak terdapat di alam sebagai unsur, namun
dalam bentuk sebagai senyawa dalam mineral. Sebagai contoh
magnesium dalam bentuk senyawa karbonat terdapat dalam
mineral magnesit dan dolomit (MgCO3.CaCO3). Air laut
mengandung 0,13% magnesium, dan merupakan sumber
magnesium yang tidak terbatas.
1) Magnesit
Jumlah mineral yang mengandung magnesium tercatat
sebanyak 244 buah. Magnesit dapat ditemukan dalam
mineral sekunder dan biasanya berasosiasi dengan batuan
sedimen atau batuan metamorfik, berasal dari endapan
marin, kecuali brukit. Magnesit ditemukan didalam batuan
serpentin. Mineral-mineral lain yang sering ditemukan
bersama magnesium adalah talk, limonit, opal, dan kalsit.
Magnesit umumnya jarang ditemukan dalam bentuk
mineral, tetapi secara utuh terdapat pada larutan padat
siderit (FeCO3) bersama-sama Mn dan Ca yang dapat
menggantikan unsur Mg.
Magnesit sering digunakan untuk bahan refraktori,
industri semen sorel, bahan isolasi, pertanian, peternakan,
industri karet, dll. Mineral magnesit keterdapatannya
berasosiasi dengan batuan ubahan, sehingga cadangan
magnesit akan mengikuti pola cadangan bahan ubahan
tersebut. Batuan atau mineral yang mengandung mangnesit
adalah dolomit (CaMg(CO3)2, magnesit zedin (MgCO3),
epsonil (MgSO4)7 H2O, dan brukit (Mg(OH)2.
Batuan dan mineral tersebut dapat ditemukan di DI.
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah ,
Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Maluku, Irian Jaya.
2) Dolomit
Dolomit termasuk rumpun mineral karbonat, mineral
dolomit murni secara teoritis mengandung 45,6% MgCO3
atau 21,9% MgO dan 54,3% CaCO3 atau 30,4% CaO.
Rumus kimia mineral dolomit dapat ditulis meliputi
CaCO3.MgCO3, CaMg(CO3)2 atau CaxMg1-xCO3, dengan
nilai x lebih kecil dari satu. Dolomit di alam jarang yang
murni, karena umumnya mineral ini selalu terdapat bersama-
sama dengan batu gamping, kwarsa, rijang, pirit dan
lempung. Dalam mineral dolomit terdapat juga pengotor,
terutama ion besi.
Dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan
dengan kekerasan lebih lunak dari batu gamping, yaitu
berkisar antara 3,50 - 4,00, bersifat pejal, berat jenis antara
2,80 - 2,90, berbutir halus hingga kasar dan mempunyai sifat
mudah menyerap air serta mudah dihancurkan. Klasifikasi
dolomit dalam perdagangan mineral industri didasarkan atas
kandungan unsur magnesium, Mg (kimia), mineral dolomit
(mineralogi) dan unsur kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
Kandungan unsur magnesium ini menentukan nama dolomit
tersebut. Misalnya, batugamping mengandung ± 10 %
MgCO3 disebut batugamping dolomitan, sedangkan bila
mengandung 19 % MgCO3 disebut dolomite.
Penggunaan dolomit dalam industri tidak seluas
penggunaan batu gamping dan magnesit. Kadang-kadang
penggunaan dolomit ini sejalan atau sama dengan
penggunaan batu gamping atau magnesit untuk suatu
industri tertentu. Akan tetapi, biasanya dolomit lebih disukai
karena banyak terdapat di alam.
Madiapoera, T (1990) menyatakan bahwa penyebaran
dolomit yang cukup besar terdapat di Propinsi Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan
Madura dan Papua. Di beberapa daerah sebenarnya
terdapat juga potensi dolomit, namun jumlahnya relatif jauh
lebih kecil dan hanya berupa lensa-lensa pada endapan batu
gamping. Daerah tersebut antara lain:
1. Propinsi Nangroe Aceh Darussalam; Aceh Tenggara, desa
Kungki berupa marmer dolomit. Cadangan masih berupa
sumberdaya dengan kandungan MgO = 19%.
2. Propinsi Sumatera Utara; Tapanuli Selatan, desa Pangoloan,
berupa lensa dalam batu gamping. Cadangan berupa
sumberdaya dengan kandungan MgO = 11 - 18%.
3. Propinsi Sumatera Barat; Daerah Gunung Kajai. (antara
Bukittinggi - Payakumbuh). Umur diperkirakan Permokarbon.
4. Propinsi Jawa Barat; daerah Cibinong, yaitu di Pasir Gedogan.
Dolomit di daerah ini umumnya berwarna putih abu-abu dan
putih serta termasuk batu gamping dolomitan yang bersifat
keras, kompak dan kristalin.
5. Propinsi Jawa Tengah; 10 km timur laut Pamotan. Endapan
batuan dolomit dan batu gamping dolomitan.
6. Propinsi Jawa Timur;
- Gn. Ngaten dan Gn. Ngembang, Tuban, formasi batu
gamping Pliosen. MgO = 18,5% sebesar 9 juta m 3,
kandungan MgO = 14,5% sebesar 3 juta m 3;
- Tamperan, Pacitan. Cadangan berupa sumberdaya dengan
cadangan sebesar puluhan juta ton. Kandungan MgO =
18%;
- Sekapuk, sebelah Utara Kampung Sekapuk (Sedayu –
Tuban). Terdapat di Bukit Sekapuk, Kaklak dan Malang,
formasi gamping umur Pliosen, ketebalan 50 m, bersifat
lunak dan berwarna putih. Cadangan sekitar 50 juta m 3;
Kandungan MgO di Sekapuk (7,1 - 20,54%); di Sedayu
(9,95- 21,20 %); dan di Kaklak (9,5 - 20,8%);
- Gunung Lengis, Gresik. Cadangan sumberdaya, dengan
kandungan MgO = 11,1- 20,9 %, merupakan batuan dolomit
yang bersifat keras, pejal, kompak dan kristalin;
- Socah, Bangkalan, Madura; satu km sebelah Timur Socah.
Cadangan 430 juta ton dan sumberdaya. Termasuk Formasi
Kalibeng berumur Pliosen, warna putih, agak lunak, sarang.
Ada di bawah batu gamping dengan kandungan MgO 9,32 -
20,92%.
- Pacitan, Sentul dan Pancen; batugamping dolomitan 45,5 -
90,4%, berumur Pliosen. Di Bukit Kaklak, Gresik endapan
dolomit terdapat dalam formasi batu gamping Pliosen, tebal
± 35 m dan cadangan sekitar 70 juta m 3.
7. Propinsi Sulawesi Selatan; di Tonassa, dolomit berumur Miosen
dan merupakan lensa-lensa dalam batu gamping.
8. Propinsi Papua; di Abe Pantai, sekitar Gunung Sejahiro,
Gunung Mer dan Tanah Hitam; kandungan MgO sebesar 10,7-
21,8%, dan merupakan lensa-lensa dan kantong-kantong
dalam batu gamping.

c. Dampak Terhadap Kesehatan


Kekurangan Magnesium
Kekurangan magnesium bisa terjadi pada kekurangan protein dan
energi serta sebagai komplikasi penyakit-penyakit yang
menyebabkan gangguan absorpsi dan atau penurunan fungsi
ginjal, endokrin, terlalu lama mendapat makanan tidak melalui
mulut (intravena). Penyakit yang menyebabkan muntah-muntah,
diare, penggunaan diuretika (perangsang pengeluaran urin) juga
dapat menyebabkan kekurangan magnesium. Kekurangan
magnesium berat menyebabkan kurang nafsu makan, gangguan
dalam pertumbuhan, mudah tersinggung, gugup, kejang/ tetanus,
gangguan system saraf pusat, halusinasi, koma dan gagal
jantung.
Kelebihan Magnesium
Akibat kelebihan magnesium belum diketahui dengan pasti.
Kelebihan magnesium biasanya terjadi pada penyakit gagal ginjal.

2. KALSIUM
a. Senyawa Kimia
Kalsium hidroksida dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida
(CaO) dengan air. Senyawa ini juga dapat dihasilkan dalam
bentuk endapan melalui pencampuran larutan kalsium klorida
(CaCl2) dengan larutan natrium hidroksia (NaOH).
Nama Kimia: Ca(OH)2
b. Bentuk di Alam
Kristal tak berwarna atau bubuk putih.
c. Standar Baku Mutu Air
Kadar kalsium dalam air minum tidak boleh melebihi 130 mg per 1
liter air minum.
d. Dampak Terhadap Kesehatan
Kalsium adalah salah satu mineral yang diperlukan tubuh kita,
manfaatnya antara lain: membantu pertumbuhan tulang, aktivitas
serabut saraf, memperlancar peredaran darah, melenturkan otot,
memelihara keseimbangan cairan, membantu mineralisasi gigi,
mencegah pengeroposan tulang, dan lain-lain.
Kekurangan Kalsium
Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan. Tulang kurang kuat,
mudah bengkok dan rapuh. Semua orang dewasa, terutama
sesudah usia 50 tahun, kehilangan kalsium dari tulangnya.
Tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Hal ini dinamakan
osteoporosis yang dapat dipercepat oleh keadaan stress
sehari-hari. Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita
daripada laki-laki dan lebih banyak pada kulit putih daripada
kulit berwarna. Di samping itu osteoporosis lebih banyak
terjadi pada perokok dan peminum alkohol.
Kekurangan kalsium dapat pula menyebabkan
osteomalasia, yang dinamakan juga riketsia pada orang
dewasa dan biasanya terjadi karena kekurangan vitamin D
dan ketidakseimbangan konsumsi kalsium terhadap fosfor.
Mineralisasi matriks tulang terganggu, sehingga kandungan
kalsium di dalam tulang menurun.
Kadar kalsium darah yang sangat rendah dapat
menyebabkan tetani atau kejang. Kepekaan serabut saraf
dan pusat saraf terhadap rangsangan meningkat, sehingga
terjadi kejang otot misalnya pada kaki. Tetani dapat terjadi
pada ibu hamil yang makannya terlalu sedikit mengandung
kalsium atau terlalu tinggi mengandung fosfor. Tetani kadang
terjadi pada bayi baru lahir yang diberi minuman susu sapi
yang tidak diencerkan yang mempunyai rasio kalsium : fosfor
rendah.
Kelebihan Kalsium
Kelebihan kalsium dapat menimbulkan batu ginjal atau
gangguan ginjal. Di samping itu, dapat menyebabkan
konstipasi (susah buang air besar).

3. KESADAHAN
a. Pengertian Kesadahan Air
Kesadahan atau hardness adalah salah satu sifat kimia yang
dimiliki oleh air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya
ion-ion Ca2+, Mg2+. Atau dapat juga disebabkan karena adanya ion-ion
lain dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al, Fe,
Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat
dalam jumlah kecil.
Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk
membentuk busa apabila dicampur dengan sabun. Pada air
berkesadahan rendah, air akan dapat membentuk busa apabila
dicampur dengan sabun, sedangkan pada air berkesadahan tinggi
tidak akan terbentuk busa. Disamping itu, kesadahan juga merupakan
petunjuk yang penting dalam hubungannya dengan usaha untuk
memanipulasi nilai pH.
Kesadahan air adalah kemampuan air mengendapkan sabun,
dimana sabun ini diiendapkan oleh ion-ion Ca2+, Mg2+. Karena
penyebab dominan/utama kesadahan adalah Ca 2+ dan Mg2+,
khususnya Ca2+, maka arti dari kesadahan dibatasi sebagai sifat/
karakteristik air yang menggambarkan konsentrasi jumlah dari ion
Ca2+ dan Mg2+, yang dinyatakan sebagai CaCO3.
Kesadahan air bervariasi dari satu tempat ke tempat yang lainnya.
Air bawah tanah (groundwater) pada umumnya lebih sadah daripada
air permukaan tanah. Kesadahan yang tinggi dapat ditemukan di
daerah yang keadaan geografisnya adalah batuan berkapur
contohnya di daerah Gunungkidul, Yogyakarta. Hal ini disebabkan
CO2 yang ada didalam tanah akan melarutkan batu kapur tersebut
dan batu kapur tersebut akan menguraikan ion kalsium (Ca 2+).

b. Sifat Kesadahan
1) Kesadahan Sementara
Adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam
bikarbonat, seperti Ca(HCO3)2, Mg(HCO3)2. Kesadahan sementar
ini dapat/ mudah dieliminir dengan pemanasan (pendidihan),
sehingga terbentuk encapan CaCO3 atau MgCO3.
Reaksinya:
- Ca(HCO3)2 – dipanaskan → CO2 (gas) + H2O (cair) + CaCO3
(endapan)
- Mg(HCO3)2 – dipanaskan → CO2 (gas) + H2O (cair) + MgCO3
(endapan)
2) Kesadahan Tetap
Adalah kesadahan yang disebabkan oleh adanya garam-garam
klorida, sulfat dan karbonat, misal CaSO 4, MgSO4, CaCl2, MgCl2.
Kesadahan tetap dapat dikurangi dengan penambahan larutan
soda - kapur (terdiri dari larutan natrium karbonat dan magnesium
hidroksida ) sehingga terbentuk endapan kalium karbonat
(padatan/ endapan) dan magnesium hidroksida (padatan/
endapan) dalam air.
Reaksinya:
- CaCl2 + Na2CO3 → CaCO3 (padatan/endapan) + 2 NaCl (larut)
- CaSO4 + Na2CO3 → CaCO3 (padatan/endapan) + Na2SO4
(larut)
- MgCl2 + Ca(OH)2 → Mg(OH2 (padatan/endapan) + CaCl2 (larut)
- MgSO4 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2 (padatan/endapan) + CaSO4
(larut)

c. Tipe Kesadahan
1) Kesadahan Kalsium dan Magnesium
Kalsium dan magnesium merupakan penyebab terkuat
kesadahan dalam air. Kalsium dan magnesium merupakan dua
anggota dari kelompok alkali logam. Kedua struktur ini mempunyai
struktur elektron dan reaksi kimia yang sama. Dalam beberapa
hal, cukup penting kiranya mengetahui jumlah kesadahan kalsium
dan magnesium dalam air. Sebagai contoh, kita perlu mengetahui
kesadahan oleh magnesium atau Mg 2+ yang akan digunakan
dalam perhitungan pelunakan oleh kapur soda.
Kesadahan kalsium dan magnesium akan diperhitungkan dari
pemeriksaan kimia yang lengkap, namun demikian informasi tidak
selalu mudah didapat, dan jalan lain adalah membuat metode
pemeriksaan yang dapat mengukur tingkat kesadahan kalsium
atau magnesium. Apabila kalsium telah ditentukan, magnesium
dapat diperoleh dengan mengurangi jumlah kalsium dari total
kesadahan.

Total Kesadahan – Kesadahan Kalsium = Kesadahan Magnesium

Prosedur ini menghasilkan hasil yang layak karena sebagian


besar kesadahan dalam air disebabkan oleh dua kation ini.
Metode yang paling sering digunakan untuk mengukur kesadahan
kalsium juga akan digunakan pada kesadahan strontium.
2) Kesadahan Karbonat dan Non Karbonat
Bagian dari kesadahan total yang secara kimia ekivalen/
setara dengan alkalinitas bikarbonat dan karbonat dalam air yang
disebut sebagai kesadahan karbonat. Sejak alkalinitas dan
kesadahan terlihat dalam CaCO3, maka kesadahan karbonat
dapat dicari dengan:
Ketika alkalinitas < kesadahan total
kesadahan karbonat (mg/l) = alkalinitas
(mg/l)

Ketika alkalinitas ≥ kesadahan total


kesadahan karbonat (mg/l) = kesadahan
total (mg/l)
Kesadahan karbonat adalah satu-satunya kesadahan yang
istimewa, karena disebabkan oleh ion bikarbonat dan karbonat
dengan kecenderungan berikatan untuk membentuk endapan
karena kesadahan pada temperatur yang tinggi yang juga terjadi
seperti dalam proses pelunakan dengan kapur soda.

Ca2+ + 2HCO3-→ CaCO3 + CO2+ H2O


Ca2+ + 2HCO3-+Ca(OH)2→2CaCO3+2H2O
Ini juga memungkinkan menjadi salah satu pertimbangan
dalam penentuan kesadahan, karena yang menyebabkan
kesadahan berasal dari reaksi asam dan soda kapur.
Jumlah kesadahan dengan penyebab karbonat berlebih
disebut sebagai kesadahan non karbonat dan dapat dihitung
dengan cara:

Kesadahan Non Karbonat = Total Kesadahan - Kesadahan


Karbonat

Kesadahan nonkarbonat telah lebih dahulu disebut dengan


kesadahan tetap kaena tak bisa dihilangkan atau diendapkan
dengan cara pemanasan. Kesadahan nonkarbonat disebabkan
karena berhubungan dengan sulfat, klorida, dan anion nitrat.

d. Contoh Kesadahan Dalam Kehidupan Sehari-hari


Jika di suatu tempat anda mencuci apapun menggunakan sabun
dan ternyata busa yang terbentuk jumlahnya dibawah perkiraan
anda atau tidak seperti biasanya sehingga utuk memperbanyak
busa (karena sugesti bahwa mencuci yang baik harus banyak
busa) anda harus menambah sabun sehingga mengakibatkan
boros sabun, maka besar kemungkinan air yang digunakan utnuk
mencuci tersebut memiliki kesadahan tinggi. Hal itu terjadi karena
sebagian sabun yang ditambahkan kedalam air bereaksi dengan
garam karbonat dari Ca2+ dan Mg2+.
Jika menemukan endapan putih seperti bedak atau kadang
berbentuk kerak didasar panci untuk memasak air, maka besar
kemungkinan air yang dimasak tersebut memiliki kesadahan
tinggi. Hal itu terjadi karena gas CO 2 lepas saat pemanasan,
sehingga yang tertinggal hanya endapan karbonat, terutama
kalsium karbonat.

e. Dampak Negatif Kesadahan


Air sadah mengakibatkan konsumsi sabun lebih tinggi, karena
adanya hubungan kimiawi antara ion kesadahan dengan molekul
sabun menyebabkan sifat detergen sabun hilang. Kelebihan ion Ca2+
serta ion CO32- (salah satu ion alkaliniti) mengakibatkan terbentuknya
kerak pada dinding pipa yang disebabkan oleh endapan kalsium
karbonat CaCO3. Kerak ini akan mengurangi penampang basah pipa
dan menyulitkan pemanasan air dalam ketel.

f. Metode Penentuan Kesadahan


Kesadahan secara umum berhubungan dengan CacO3. Banyak
metode penentuan yang diusulkan, diantaranya telah sering
digunakan saat ini.
1) Metode Kalkulasi (Perhitungan)
Mungkin metode yang lebih akurat dalam menetapkan
kesadahan adalah dengan cara kalkulasi, berdasarkan ion
bervalensi 2 yang telah ditemukan dan dilakukan analisa
perhitungan yang lengkap. Metode ini lebih sering digunakan
ketika akan dilakukan pemeriksaan yang teliti dan lengkap, tetapi
terkadang analisis tidak dapat berjalan dengan lancar.
Membuat analisis secara lengkap sangat jarang dilakukan,
kecuali dalam pekerjaan yang berhubungan dengan suatu
penyelidikan.
Baru-baru ini telah diperlihatkan ada beberapa jenis air sadah
dengan jumlah strontium yang cukup besar. Kecuali, apabila
dianalisis dengan cara terpisah , ini akan dapat mengukur kalsium
dan kalkulasi dari kesadahan berdasarkan perhitungan dengan
kesalahan kecil.
Perhitungan kesadahan disebabkan oleh ion lainnya, dapat
dihitung dengan perhitungan umum:

Kesadahan (mg/l) yaitu CaCO3 = M2+ (mg/l) x 50


Nilai M2+
Dimana, M2+ : mewakili banyaknya ion logam

2) Metode Titrasi EDTA


a. Analisa Kesadahan Total (Ca2+ + Mg2+) melalui Titrasi EDTA
1. Definisi
Kesadahan total yaitu jumlah ion-ion Ca2+ dan Mg2+ yang
dapat ditentukan melalui titrasi dengan EDTA sebagai
titran dan menggunakan indicator yang peka terhadap
semua kation tersebut. Kesadahan total tersebut dapat
juga ditentukan dengan menjumlah ion Ca 2+ dan ion Mg2+
yang dianalisa secara terpisah misalnya dengan metode
AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry).

2. Prinsip Analisa
Eriochrome Black T (Eriokrom Hitam T) adalah sejenis
indicator yang berwarna merah muda bila berada dalam
larutan yang mengandung ion kalsium dan ion magnesium
dengan pH 10,0 ± 0,1.
Sejenis molekul lain yaitu asam etilendiamintetraasetat
dan garam-garam natriumnya (EDTA), dapat membuat
pasangan kimiawi (chelated complex) dengan ion-ion
kesadahan dan beberapa jenis ion lain. Pasangan tersebut
lebih kuat daripada hubungan antara indicator dengan ion-
ion kesadahan. Oleh karena itu pada pH 10, larutan akan
berubah menjadi biru yaitu pada saat jumlah molekul
EDTA yang ditambahkan sebagai titran, sama (ekuivalen)
dengan jumlah ion kesadahan dalam sampel, dan molekul
indicator terlepas dari ion kesadahan.
Perubahan semakin jelas bila pH tinggi, namun pH
yang tinggi dapat menyebabkan ion-ion kesadahan hilang
dari larutan, karena terjadi pengendapan Mg(OH)2 dan
CaCO3. Pada pH > 9, CaCO3 sudah mulai terbentuk
sehingga titrasi harus selesai dalam waktu 5 menit.
Pembentukan Mg(OH)2 pada sampel air alam (air sungai,
air tanah) belum terjadi pada pH 10.
3. Perhitungan
Kesadahan (sebagai mg CaCO3/l) = A x 1,0009 x 1000 x f
B
= 1000,9 x A x f
B
dimana A = ml titran EDTA
B = ml sampel (sebelum diencerkan)
1,0009 = ekuivalensi antara 1 ml EDTA 0,01 M dan
1 mg kesadahan sebagai CaCO3
f = faktor perbedaan antara kadar larutan
EDTA 0,01 M menurut standardisasi
dengan CaCO3 (f ≤ 1)

b. Analisa Kesadahan Kalsium (Ca2+) melalui Titrasi EDTA


1. Prinsip Analisa
EDTA akan bergabung dahulu dengan ion Ca 2+
kemudian baru dengan ion Mg2+ dan dengan beberapa
jenis ion lain tetapi tidak sepenuhnya. Konsentrasi ion Ca 2+
dapat ditentukan secara terpisah bila ion Mg2+ dihapuskan
dari larutan pada keadaan pH yang tinggi dimana hamper
semua ion Mg2+ mengendap sebagai Mg(OH)2. Sejenis
indicator Eriochrome Blue Black R (Calcon) atau Murexid,
yang peka hanya terhadap ion Ca2+ digunakan.
2. Perhitungan
Konsentrasi Ca2+ sebagai mg CaCO3/l = A x 1000,9 x f
B
atau
Konsentrasi Ca2+ sebagai ml/l = A x 400,8 x f
B
dimana A = ml titran EDTA
B = ml sampel (sebelum diencerkan)
1,0009 = ekuivalensi antara 1 ml EDTA 0,01 M dan
1 mg kesadahan sebagai CaCO3
f = faktor perbedaan antara kadar larutan
EDTA 0,01 M menurut standardisasi
dengan CaCO3 (f ≤ 1)

g. Pelunakan (Cara Menghilangkan Kesadahan)


1) Pengertian Pelunakan
Pelunakan adalah penghapusan ion-ion tertentu yang ada dalam
air dan dapat bereaksi dengan zat-zat lain yang mengakibatkan
distribusi air serta penggunaanya terganggu.

2) Tujuan Pelunakan
a. Mengurangi penggunaan sabun, biaya, waktu dan tenaga
pencucian.
b. Meningkatkan efisiensi penyaringan.
c. Mencegah terjadinya kerak dalam pipa atau ketel uap.
d. Menghilangkan warna yang ditimbulkan oleh besi atau
mangan.
e. Mengurangi sifat korosfi air dan memperbaiki sifat air.

3) Metode Pelunakan
Pelunakan air berarti menghilangkan penyebab
kesadahan. Prinsip pelunakan air pada berbagai metoda
adalah sama, yaitu menghilangkan sifat garam penyebab
kesadahan, Kesadahan sementara dapat dihilangkan
dengan cara pendidihan air, sedangkan kesadahan tetap
dengan cara ini tidak dapat dilakukan. Tetapi garam-garam
Mg dan Ca – sulfat, nitrat dan klorida dapat dirubah menjadi
garam karbonat yang tidak larut, yang kemudian dipisahkan
dengan pengendapan dan penyaringan.
4) Beberapa Metode Pelunakan
a. Proses pengendapan senyawa Ca2+ dan Mg2+ (Proses Kapur
Soda)
Ada proses kapur soda, kapur (Ca[OH2]) dan abu soda
(NaCO3) ditambahkan ke air, akan bereaksi dengan garam
kalsium dan magnesium untuk membentuk endapan kalsium
karbonat (CaCO3) dan Magnesium hidroksida [Mg(OH 2)],
reaksi kimiawi yang umum adalah:
Ca(HCO3)2 + Ca(OH)2 → 2CaCO3 + 2H2O
Mg(HCO3)2 + 2Ca(OH)2 → 2CaCO3 + Mg(OH)2 + 2H2O
MgSO4 + Ca(OH)2 → Mg(OH)2 + CaSO4
CaSO4 + NaCO3 → CaCO3 + Na2SO4
Keuntungan metode kapur soda adalah:
- Proses cepat (1 - 2 jam)
- Dapat dilakukan bersamaan dengan flokulasi
- Cara sederhana
- Efisiensi cukup tinggi
- Biaya murah
c. Proses pertukaran ion Ca2+ dan Mg2+ dengan Na+, K+ dan H+
(Proses Zeolit)
Suatu perangkat pertukaran ion mirip dengan suatu filter
pasir yang medium filternya berupa suatu getah pertukaran ion
R, yang dapat bersifat alamiah (zeolit) atau sintesis.
Prinsip pada proses ini yaitu air sadah dialirkan
melalui saluran/kolom yang berisi zeolit (ion exchanger =
penukar ion), sehingga setelah melalui zeolit ion Ca atau
Mg yang di dalam air sadah akan diikat dan sebagai
gantinya akan dilepaskan ion Na, K dan H dari zeolit.
Keuntungan metode pertukaran ion adalah:
- Proses sangat cepat (10 – 20 menit)
- Efisiensi tinggi
- Air dapat dilunakkan hingga nol
- Selama proses tidak terbentuk endapan
Kerugian metode pertukaran ion adalah:
- Memerlukan instalasi yang lengkap dengan penukar
ion.
- Memerlukan regenerasi jika penukar ion sudah tidak
mampu lagi untuk melakukan proses penukaran ion.
- Tidak dapat dilakukan bersamaan dengan proses lain.
- Air yang diproses tidak boleh keruh.
- Cara penggunaan instalasi rumit.
- Biaya pengoperasian sangat mahal.
- Menghasilkan konsentrasi sodium yang mungkin
berbahaya bagi orang yang sakit jantung.
d. Proses kontak air dengan butir pasir atau kapur
Air dialirkan melalui lapisan pasir atau kapur sehingga
akan terjadi kontak dengan air dan ion Ca dan Mg akan
diikat oleh pasir yang mengandung silikat atau kapur
yang mengandung kalsium.
Keuntungan metode ini adalah:
- Cara sederhana.
- Biaya sangat murah.
Kerugian metode ini adalah:
- Proses sangat lambat.
- Tidak dapat dilakukan secara bersama dengan proses lain.
- Efisiensi rendah.
- Memerlukan saluran, kolom atau lapisan pasir atau kapur untuk
melakukan proses kontak dengan air.
Parameter Pemeriksaan Udara
KARBON MONOKSIDA (CO)

KARBON MONOKSIDA (CO)


1. Sifat Fisik dan Kimia
Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senjawa karbon
monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna
dan karbon dioksida (CO2) sebagai hasil pembakaran sempurna.
Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak
berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak
berwarna. Tidak seperti senyawa CO mempunyai potensi bersifat
racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat
dengan pigmen darah yaitu haemoglobin.

2. Sumber dan Distribusi


- CO diproduksi dari pembakaran bakan bakar fosil yang tidak
sempurna, seperti bensin, minyak dan kayu bakar. Selain itu juga
diproduksi dari pembakaran produk-produk alam dan sintesis,
termasuk rokok.
- Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara alamiah,
tetapi sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia, Karbon
monoksida yang berasal dari alam termasuk dari lautan, oksidasi metal
di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik alam.
Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang
menggunakan bahan bakar bensin. Berdasarkan estimasi, Jumlah CO
dari sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta Ton per tahun.
Separuh dari jumlah ini berasal dari kendaraan bermotor yang
menggunakan bakan bakar bensin dan sepertiganya berasal dari
sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan minyak dari
industri dan pembakaran sampah domestik.
- Sumber CO dari dalam ruang (indoor) termasuk dari tungku dapur
rumah tangga dan tungku pemanas ruang. Dalam beberapa penelitian
ditemukan kadar CO yang cukup tinggi didalam kendaraan sedan
maupun bus. Karbon monoksida yang bersumber dari dalam ruang
(indoor) terutama berasal dari alat pemanas ruang yang menggunakan
bahan bakar fosil dan tungku masak. Kadar nya akan lebih tinggi bila
ruangan tempat alat tersebut bekerja, tidak memadai ventilasinya.
Namun umunnya pemajanan yang berasal dari dalam ruangan
kadarnya lebih kecil dibandingkan dari kadar CO hasil pemajanan asap
rokok.
- Sumber karbon monoksida dari lingkungan diluar tempat kerja adalah
pemanas ruangan, tungku perapian dan pembakaran mesin, batu
bara, kayu bakar, juga dihasilkan dari dalam tubuh oleh katabolisme
dari hemoglobin dan protein heme.

3. Bentuk di Alam
Karbon Monoksida adalah gas yang tidak berbau. Tidak berasa dan
berwarna. Oleh sebab itu lingkungan yang tercemar oleh gas CO
tidak dapat dilihat oleh mata. Di udara gas CO terdapat dalam
jumlah yang sangat sedikit, hanya sekitar 0,1 ppm. Tapi di daerah
perkotaan dengan lalulintas yang padat konsentrasi gas berkisar 10
– 15 ppm.

4. Standar Baku Mutu


Standar baku mutu yang diperbolehkan adalah 10.000 ug/Nm3.
Standar baku mutu udara ambient yang diperkenankan untuk CO
adalah 20 ppm/ 8 jam.

5. Dampak Terhadap Lingkungan


Terhadap lingkungan udara dalam ruangan, gas CO dapat pula
merupakan gas yang menyebabkan building associated illnesses,
dengan keluhan berupa nyeri kepala, mual, dan muntah.

6. Dampak Terhadap Kesehatan


Karakteristik biologik yang paling penting dari CO adalah kemampuannya
untuk berikatan dengan haemoglobin, pigmen sel darah merah yang
mengakut oksigen keseluruh tubuh. Sifat ini menghasilkan pembentukan
karboksihaemoglobin (HbCO) yang 200 kali lebih stabil dibandingkan
oksihaemoglobin (HbO2). Penguraian HbCO yang relatif lambat
menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam
fungsinya membawa oksigen keseluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa
berakibat serius, bahkan fatal, karena dapat menyebabkan keracunan.
Selain itu, metabolisme otot dan fungsi enzim intra-seluler juga dapat
terganggu dengan adanya ikatan CO yang stabil tersebut. Dampat
keracunan CO sangat berbahaya bagi orang yang telah menderita
gangguan pada otot jantung atau sirkulasi darah periferal yang parah.
Dampak dari CO bervasiasi tergangtung dari status kesehatan seseorang
pada saat terpajan .Pada beberapa orang yang berbadan gemuk dapat
mentolerir pajanan CO sampai kadar HbCO dalam darahnya mencapai
40% dalam waktu singkat. Tetapi seseorang yang menderita sakit jantung
atau paru-paru akan menjadi lebih parah apabila kadar HbCO dalam
darahnya sebesar 5–10%. Pengaruh CO kadar tinggi terhadap sistem
syaraf pusat dan sistem kardiovaskular telah banyak diketahui. Namun
respon dari masyarakat berbadan sehat terhadap pemajanan CO kadar
rendah dan dalam jangka waktu panjang, masih sedikit diketahui. Misalnya
kinerja para petugas jaga, yang harus mempunyai kemampuan untuk
mendeteksi adanya perubahan kecil dalam lingkungannya yang terjadi
pada saat yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya dan membutuhkan
kewaspadaan tinggi dan terus menerus, dapat terganggu/ terhambat pada
kadar HbCO yang berada dibawah 10% dan bahkan sampai 5% (hal ini
secara kasar ekivalen dengan kadar CO di udara masing-masing sebesar
80 dan 35 mg/m3) Pengaruh ini terlalu terlihat pada perokok, karena
kemungkinan sudah terbiasa terpajan dengan kadar yang sama dari asap
rokok. Beberapa studi yang dilakukan terhadap sejumlah sukarelawan
berbadan sehat yang melakukan latihan berat (studi untuk melihat
penyerapan oksigen maksimal) menunjukkan bahwa kesadaran hilang
pada kadar HbCO 50% dengan latihan yang lebih ringan, kesadaran
hilang pada HbCo 70% selama 5-60 menit. Gangguan tidak dirasakan
pada HbCO 33%, tetapi denyut jantung meningkat cepat dan tidak
proporsional. Studi dalam jangka waktu yang lebih panjang terhadap
pekerja yang bekerja selama 4 jam dengan kadar HbCO 5-6%
menunjukkan pengaruh yang serupa terhadap denyut jantung, tetapi agak
berbeda. Hasil studi diatas menunjukkan bahwa paling sedikit untuk para
bukan perokok, ternyata ada hubungan yang linier antara HbCO dan
menurunnya kapasitas maksimum oksigen. Walaupun kadar CO yang
tinggi dapat menyebabkan perubahan tekanan darah, meningkatkan
denyut jantung, ritme jantung menjadi abnormal gagal jantung, dan
kerusakan pembuluh darah periferal, tidak banyak didapatkan data
tentang pengaruh pemajanan CO kadar rendah terhadap sistim
kardiovaskular. Hubungan yang telah diketahui tentang merokok dan
peningkatan risiko penyakit jantung koroner menunjukkan bahwa CO
kemungkinan mempunyai peran dalam memicu timbulnya penyakit
tersebut (perokok berat tidak jarang mengandung kadar HbCO sampai 15
%). Namun tidak cukup bukti yang menyatakan bahwa karbon monoksida
menyebabkan penyakit jantung atau paru-paru, tetapi jelas bahwa CO
mampu untuk mengganggu transpor oksigen ke seluruh tubuh yang dapat
berakibat serius pada seseorang yang telah menderita sakit jantung atau
paru-paru. Studi epidemiologi tentang kesakitan dan kematian akibat
penyakit jantung dan kadar CO di udara yang dibagi berdasarkan wilayah,
sangat sulit untuk ditafsirkan. Namun dada terasa sakit pada saat
melakukan gerakan fisik, terlihat jelas akan timbul pada pasien yang
terpajan CO dengan kadar 60 mg/m3, yang menghasilkan kadar HbCO
mendekati 5%. Walaupun wanita hamil dan janin yang dikandungnya akan
menghasilkan CO dari dalam tubuh (endogenous) dengan kadar yang
lebih tinggi, pajanan tambahan dari luar dapat mengurangi fungsi
oksigenasi jaringan dan plasental, yang menyebabkan bayi dengan berat
badan rendah. Kondisi seperti ini menjelaskan mengapa wanita merokok
melahirkan bayi dengan berat badan lebih rendah dari normal. Masih ada
dua aspek lain dari pengaruh CO terhadap kesehatan yang perlu dicatat.
Pertama, tampaknya binatang percobaan dapat beradaptasi terhadap
pemajanan CO karena mampu mentolerir dengan mudah pemajanan akut
pada kadar tinggi, walaupun masih memerlukan penjelasan lebih lanjut.
Kedua, dalam kaitannya dengan CO di lingkungan kerja yang
dapat menggangggu pertubuhan janin pada pekerja wanita, adalah
kenyataan bahwa paling sedikit satu jenis senyawa hidrokarbon-halogen
yaitu metilen khlorida (dikhlorometan), dapat menyebabkan meningkatnya
kadar HbCO karena ada metobolisme di dalam tubuh setelah absorpsi
terjadi. Karena senyawa diatas termasuk kelompok pelarut (Sollvent) yang
banyak digunakan dalam industri untuk menggantikan karbon tetrakhlorida
yang beracun, maka keamanan lingkungan kerja mereka perlu ditinjau
lebih lanjut.

7. Pengendalian
1) Pencegahan
a. Sumber bergerak
- Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.
- Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara
berkala.
- Memasang filter pada knalpot.
b. Sumber tidak bergerak
- Memasang scruber pada cerobong asap.
- Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan
pengujian secara berkala.
- Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan
kadar CO rendah.
c. Manusia
Apabila kadar CO dalam udara ambien telah melebihi baku mutu (
10.000 ug/Nm3 udara dengan rata-rata waktu pengukuran 24 jam
) maka untuk mencegah dampak kesehatan dilakukan upaya-
upaya:
Menggunakan alat pelindung diri ( APD ) seperti masker gas.
Menutup / menghindari tempat-tempat yang diduga
mengandung CO seperti sumur tua , Goa , dll.
2) Penanggulangan
a. Mengatur pertukaran udara didalam ruang seperti mengunakan
exhaust-fan.
b. Bila terjadi korban keracunan maka lakukan : Berikan pengobatan
atau pernafasan buatan, Kirim segera ke rumah sakit atau
puskesmas terdekat.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama
Anonim. 2007. ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara). (Online).
http://bushido02.wordpress.com/2007/11/15/ispu-indeks-standar
pencemaran-udara/, diakses tanggal 4 Oktober 2009
Anonim. 2008. Parameter Pencemar Udara dan Dampaknya Terhadap
Kesehatan. (Online).
http://74.125.153.132/search?q=cache%3AK1X9M9RUXloJ%3Aww
w.depkes.go.id%2Fdownloads%2FUdara.PDF+Parameter+CO+di+
udara&hl=id&gl=id, diakses tanggal 4 Oktober 2009
Darmono. Polusi Udara (Air Pollution). (Online).
http://74.125.153.132/search?q=cache:K6sCnyJTvygJ:www.geociti
es.com/kuliah_farm/farmasi_forensik/Polusi_udara.doc+bentuk+CO
+di+udara&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id&lr=lang_id, diakses tanggal
4 Oktober 2009
Gozali, Amir. 2009. Pengolahan Air Bersih. (Online).
http://infoanalis.blogspot.com/2009_04_01_archive.html, 9 Oktober
2009
Miftahhurrahman. 2008. Satuan Proses : Pengolahan Kesadahan pada
air. (Online).
http://mift4hhurrahman.blogspot.com/2008/12/kesadahan-
kesadahan-adalah-keadaan.html, diakses tanggal 9 okteber 2009
Mohsin, Yulianto. 2009. Magnesium. (Online). http://www.chem-is-
try.org/tabel_periodik/magnesium/, diakses tanggal 4 Oktober 2009
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara.
2005. Dolomit. (Online).
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Dolomit/ulasan.asp?xdir=Dolom
it&commId=21&comm=Dolomit, diakses tanggal 5 Oktober 2009
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara.
2005. Magnesit. (Online).
http://www.tekmira.esdm.go.id/data/Magnesit/ulasan.asp?xdir=Mag
nesit&commId=21&comm=Magnesit, diakses tanggal 5 Oktober
2009

You might also like