Professional Documents
Culture Documents
A. Hemostasis
Mekanisme Hemostasis
Terdiri dari : - respon vaskular
- perlekatan platelet
- pembentukan bekuan
- stabilisasi bekuan
- pembatasan bekuan hanya pada tempat jejas oleh regulator
antikoagulan
- pengembalian lumen pembuluh darah oleh fibriolisis
- penyembuhan
Trombosit merupakan sel kecil yang berinti, berbentuk diskoid dengan diameter rata-
rata 1,5-3 µ m. Trombosit dihasilkan dan dilepas dari megakariosit yang ada
disumsum tulang dengan waktu maturasi 4-5 hari, dan masa hidup didalam sirkulasi
kira-kira 9-10 hari. Jumlah trombosit dalam darah vena orang dewasa normal rata-rata
250.000/µ L ( 140-440.000/µ L ).
B. Mekanisme Koagulasi
Dalam proses koagulasi, beberapa faktor pembekuan tergantung pada vitamin K.
Mekanisme koagulasi ini terdiri dari dua jalur, yaitu jalur Ekstrinsik dan jalur
Intrinsik seperti pada gambar 1.1.
Jalur Ekstrinsik
Jalur ini teraktivasi dimulai pada saat jaringan mengalami cidera, sehingga
menyebabkan terpaparnya faktor jaringan ( tissue factor/ TF ) yang terdapat pada
Jalur Intrinsik
Dimulai dengan teraktivasinya faktor XII akibat kontak dengan permukaan
bermuatan negatif. Kemudian dengan adanya prekallikrein dan HMWK ( high
molecular weight kininogen ), faktor XIIa kemudian mengaktivasi faktor XI menjadi
XIa yang kemudian mengaktivasi faktor IX dan seterusnya ( lihat gambar 1.1 ).
Secara in vivo, faktor-faktor ini berkumpul dan teraktivasi pada membran fosfolipid.
Walaupun aktivasi pembekuan melalui jalur intrinsik tidak sering terjadi in vivo, jalur
intrinsik penting untuk menjaga konsentrasi faktor Xa oleh karena ikatan TF/ VIIa
akan dihambat oleh TFPI ( tissue factor pathway inhibitor ).
Pada pasien dengan Hemofilia A dan Hemofilia B, proses pembekuan menjadi tidak
efektif karena tidak tersedianya cukup faktor IX atau VIII untuk mempertahankan
konsentrasi faktor Xa.
A. Protombin Time ( PT )
Untuk mengukur jalur ekstrinsik ( faktor VII, X, V, II, I ). Nilai normal pada
Hemofilia.
C. Thrombin Time ( TT )
Menilai kecepatan konversi fibrinogen menjadi fibrin. TT memanjang bila kadar
fibrinogen rendah.
D. Bleeding Time ( BT )
BT adalah uji laboratorium untuk menentukan lamanya tubuh menghentikan
perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris.
Prinsip pemeriksaan ini adalah menghitung lamanya perdarahan sejak terjadi luka
kecil pada permukaan kulit dan dilakukan dalam kondisi yang standard.
Ada 2 teknik yang dapat digunakan, yaitu teknik Ivy dan Duke. Kepekaan teknik
Ivy lebih baik dengan nilai normal 1-6 menit. Teknik Duke nilai normal 1-8
menit. Teknik Ivy menggunakan lengan bawah untuk insisi merupakan teknik yang
paling terkenal. Aspirin dan antiinflamasi dapat memperlama waktu perdarahan.
1. Metode Ivy
o Pasang manset tensimeter pada lengan atas pasien kemudian atur tekanan
pada 40 mmHg. Tekanan ini dipertahankan hingga pemeriksaan selesai.
o Pilih lokasi penusukan pada satu tempat kira-kira 3 cm di bawah lipat
siku. Bersihkan lokasi tersebut dengan kapas alkohol 70 %, tunggu hingga kering.
2. Metode Duke
o Bersihkan anak daun telinga dengan kapas alkohol 70 %, tunggu hingga
kering.
o Tusuk pinggir anak daun telinga dengan lancet sedalam 2 mm.
o Hidupkan stopwatch saat darah mulai keluar kemudian isap darah yang
keluar dengan kertas saring setiap 30 detik.
o Matikan stopwatch pada saat darah berhenti mengalir.
o Kurangi tekanan hingga 0 mmHg lalu lepas manset tensimeter.
o Hitung masa perdarahan dengan menghitung jumlah noktah darah yang
ada pada kertas saring.
E. Clotting Time ( CT )
Digunakan thrombin eksogen untuk memeriksa integritas substrat fibrinogen. Uji
TCT mengukur waktu yang diperlukan oleh spesimen darah yang diberi sitrat untuk
membeku setelah ditambahkan kalsium dan sejumlah tertentu trombin. Uji ini
mengevaluasi interaksi trombin-fibrinogen. Waktu trombin mungkin memanjang
apabila terjadi defisiensi fibrinogen atau apabila terdapat antikoagulan dalam darah
yang aktif dan mengintervensi kerja trombin, seperi heparin. Fibrinogen yang
abnormal atau kelainan molekul fibrinogen juga dapat dievaluasi dengan uji ini.