You are on page 1of 12

MAKALAH

ILMU SOSIAL DASAR


URBANISASI PASCA LEBARAN

Oleh : Santi Puspitasari

UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
BEKASI
2010

1
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar
Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Tugas : Urbanisasi Pasca Lebaran

Kelas : 1-KA34

Dateline Tugas : 14 Oktober 2010


Tanggal Penyerahan & Upload Tugas : 14 Oktober 2010

PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini kami buat sendiri
tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.

Apabila terbukti tidak benar, kami siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100
untuk mata kuliah ini.

Penyusun

NPM Nama Lengkap Tanda Tangan

16110361 Santi Puspitasari

Program Sarjana Sistem Informasi

UNIVERSITAS GUNADARMA

2
DAFTAR ISI
Halaman

Cover Makalah…………………………………………………………….. 1
Surat Pernyataan……………………………………………………………. 2
Daftar Isi……………………………………………………………………. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang………………………………………………… 4
1.2. Tujuan………………………………………………………… 5
1.3. Sasaran………………………………………………………… 6
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Kekuatan ( strength )…………………………………………. 7
2.2.Kelemahan ( weakness )…………….…………………… 7
2.3.Peluang ( Opportunity )………………………………………… 8
2.4.Tantangan ( Threats )…………………………………………… 8
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan…………………………………………………… 10
3.2. Rekomendasi / Saran………………………………………….. 11
REFERENSI………………………………………………………………… 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Salah satu masalah pelik yang selalu dihadapi oleh Negara Indonesia setiap tahunnya adalah
Urbanisasi yang didefinisikan sebagai perpindahan penduduk dari desa ke kota, hal ini adalah
isu kependudukan yang penting, mendesak dan harus segera ditangani secara menyeluruh.
Meskipun begitu urbanisasi menjadi dilema tersendiri bagi Negara ini, karena harus diakui
bahwa tidak ada Negara di era modern ini yang dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang
berarti tanpa adanya Urbanisasi.

Menurut penelitian, pasca lebaran grafik Urbanisasi selalu meningkat setiap tahunnya, karena
biasanya para pemudik lebaran selalu mengajak serta kerabatnya dari desa untuk mengadu
nasib di Jakarta, sehingga menimbulkan lonjakan penduduk disuatu daerah khususnya
Ibukota yang kemudian muncullah berbagai masalah lainnya. Sebagian besar orang
menganggap bahwa alasan ekonomi adalah penyebab utama dari banyaknya orang yang
datang ke Jakarta, mereka berpikir bahwa Ibukota adalah tempat yang “ Prestisius” untuk
dijadikan tempat tinggal, bagi orang-orang yang tinggal didesa, beralamat dan bertempat
tinggal di Jakarta memiliki gengsi tersendiri dan terkesan hebat, meski pada kenyataannya
pelaku musiman banyak yang memilih tinggal di bedeng-bedeng kontrakan dan bahkan
seringkali di bawah kolong jembatan. Pelaku Urbanisasi dewasa ini biasanya di dominasi
oleh orang-orang berpendidikan rendah yang bahkan tak pernah bersekolah dan dengan
kemampuan ataupun skill yang sangat minim. Jakarta bukannya miskin cerita tentang betapa
kerasnya kehidupan di Ibukota dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap
tahunnya, para pelaku musiman ini umumnya sadar dan tahu bahwa Jakarta adalah kota yang
penuh dengan ironi. Kota tempat berjubelnya para konglomerat kaya dan pejabat elite,
sekaligus juga kota dengan jumlah penduduk dibawah garis kemiskinan yang cukup tinggi.

Jakarta merupakan lumbung uang sekaligus lumbung derita, masalah – masalah lingkungan
berada dalam level kronis. Penyempitan lahan tinggal, tingkat kriminalitas yang tinggi, biaya
hidup yang serba mahal tidak juga sanggup menghentikan para pelaku musiman yang
biasanya bermodal nekat dan selalu mengatas namakan takdir yang Kuasa.

4
Banyak pihak yang menilai bahwa persoalan melonjaknya arus urbanisasi dari desa ke kota
usai lebaran setiap tahunnya sebetulnya bukan hanya pekerjaan rumah bagi pemerintah
provinsi DKI saja, pemprov daerah asal kaum urban musiman pun seharusnya menciptakan
situasi dan kondisi yang kondusif dan menjanjikan secara ekonomi bagi warganya sebagai
salah satu upaya menekan jumlah orang yang tertarik mengadu nasib ke Jakarta.

Namun Kenyataan yang ada saat ini, permasalahan tersebut masih jauh dari harapan. Meski
pemerintah DKI terus memperketat aturan main bagi pendatang baru, namun antusiasme
warga pendatang baru yang tergiur gemerlapnya Jakarta sangat sulit dibendung.Jakarta ini
masih menjadi medan magnet bagi semua warga Indonesia. Semua melihat Jakarta sebagai
tempat yang menjanjikan dalam memenuhi kesejahteraan kehidupan mereka. Kuncinya
sekarang adalah bagaimana meratakan pembangunan ke semua daerah agar tidak semua
warga datang mengadu nasib ke Jakarta.

I.2. Tujuan

Sebuah tanda tanya besar bagi kita mengapa orang banyak berbondong-bondong datang ke
Jakarta, apakah selalu karena tuntutan ekonomi semata? Ataukah karena kesalahan
pemerintah yang belum memeratakan pembangunan disegala bidang sampai ke daerah –
daerah pedesaan?

Jika ditinjau dari segi ekonomi jelaslah bahwa mereka menaruh harapan besar pada Jakarta
yang mengiming-imingi kekayaan dan kemakmuran bagi setiap orang yang datang dan
tinggal di Jakarta. Maraknya pembangunan gedung – gedung bertingkat dan pusat – pusat
perbelanjaan pun memikat para kaum urban untuk mencoba peruntungan dan naluri berniaga
yang kadang – kadang dimiliki oleh sebagian orang, sedang sisanya yang hanya
mengandalkan kekuatan fisik memilih untuk menjadi kuli bangunan dan pembantu rumah
tangga bagi mayoritas wanita kaum urban.

Tersedianya lapangan pekerjaan yang luas dan beragam di Ibu kota juga merupakan salah
satu daya tarik mengapa orang berbondong-bondong datang ke Jakarta, sedangkan bagi para
“fresh graduate” impian mengejar karir dan menjadi sukses merupakan tujuan utama
disamping tujuan mereka untuk menerapkan ilmu yang mereka dapat pada saat dibangku
sekolah dulu.

5
I.3. Sasaran

Kota – kota besar merupakan tempat tujuan utama bagi mereka yang sengaja datang ke
Jakarta untuk mengisi kekurangan tenaga kerja di sektor industri. Iklim perekonomian yang
cenderung stabil di Ibukota memungkinkan seseorang untuk melakukan usaha perdagangan
dan membuka lapangan usaha yang baru.

Satu hal yang seharusnya menjadi perhatian bagi para kaum urban musiman ini adalah bahwa
kekayaan dan kesuksesan bukan datang dengan sendirinya ataupun dengan mengandalkan
takdir saja, namun keberhasilan semata – mata karena diiringi dengan kerja keras serta modal
usaha yang cukup.

6
BAB II

PERMASALAHAN

2.1. Kekuatan ( Strength )

Urbanisasi sebenarnya tidak selalu berdampak negatif saja, ada juga dampak positifnya jika
saja para kaum urban ini mempunyai skill atau kemampuan yang memadai yang sesuai
dengan kriteria untuk mengisi kekosongan tenaga kerja industri ataupun lapangan pekerjaan
lainnya.

Urbanisasi pada tingkatan tertentu dari sisi ekonomi justru akan menguntungkan kota tujuan
urbanisasi. Karena pada teorinya adalah semakin meningkat persentase penduduk suatu kota
semakin meningkatkan produk domestik bruto dan capaian pembangunan manusia dari
penduduk di kota itu.

Penyebaran penduduk melalui urbanisasi yang terkontrol mendukung perekonomian yang


seimbang, maka hendaknya pemerintah menerapkan aturan baku untuk proses urbanisasi
tersebut agar tercipta kondisi perekonomian yang stabil dan kuat.

2.2. Kelemahan ( weakness )

Yang menjadi masalah adalah jika urbanisasi ini dihadapkan pada sebuah realitas, yakni
menumpuknya konsentrasi migrasi pada beberapa kota tertentu. Akibatnya nampak terlihat
sekarang ini (paling parah di DKI Jakarta), kondisi kota sudah tidak mampu lagi menampung
jumlah penduduknya (oversize people), padahal kebutuhan sebagian besar warganya belum
sepenuhnya bisa dipenuhi Pemprov DKI Jakarta, seperti perumahan, air minum, pekerjaan,
pendidikan, dan kesehatan’

Kebanyakan perantau baru dari arus balik lebaran ini datang dari wilayah miskin di
Indonesia, Sebagian besar dari mereka tidak mempunyai modal yang cukup untuk
menghadapi persaingan kerja di kota. Dengan latar pendidikan minim, skill yang kurang
mumpuni, dan sumber daya finansial (modal dana) juga kurang memadai semakin

7
mempersulit para migran urban meraih kesuksesan di kota. Kalaupun ada yang sukses
mungkin bisa dihitung dalam hitungan jari dibanding ratusan migran lainya. Itupun karena
mereka mempunyai soft skill yang menunjang kerjanya seperti keuleten, pekerja yang keras,
humanis dalam membangun jaringan, dan yang paling penting adalah kejujuran untuk
membangun kepercayaan.

2.3. Peluang ( Opportunity )

Banyaknya peluang yang ditawarkan kota besar memang menjanjikan penghidupan yang
layak bagi para kaum urban yang datang dengan kemampuan / skill sesuai kebutuhan pasar,
Tidak hanya itu, kesempatan terbuka seluas – luasnya untuk para kaum urban yang memiliki
modal usaha yang cukup untuk bisa berniaga di sentra – sentra perniagaan ibukota seperti
pusat grosir tanah abang misalnya,

Semua tergantung dari cara para kaum urban itu melihat dan memanfaatkan peluang yang
tersedia dengan sebaik – baiknya, sehingga masalah pemerintah yang dihadapkan pada
meningkatnya angka pengangguran Ibukota bisa terselesaikan.

Banyaknya “fresh graduate” yang datang ke Ibukota pun sebenarnya bukan ancaman serius,
selain karena segi kuantitas tidak terlalu banyak, dilihat dari segi kualitas mayoritas adalah
tenaga-tenaga terdidik yang potensial dan mempunyai prospek kerja (formal) cukup tinggi.
Bahkan banyak yang memandang mereka akan membawa urbanisasi kearah positif untuk
kemajuan kota.

2.4. Tantangan / Hambatan ( Threats )

Sulitnya membendung banyaknya para kaum urban ini karena merupakan hak setiap warga
Negara untuk dapat hidup dan bertempat tinggal dimanapun dia inginkan. Misalnya saja
seseorang yang bukan berasal dari Jakarta, tetapi ia ditugaskan di kota ini, mau tidak mau
keluarganya akan ikut mungkin tidak hanya istrinya, tetapi juga anak-anaknya. Semakin
padatnya penduduk, tentunya akan berpengaruh pada mobilitas masyarakat yang tinggi dan
harus ditunjang oleh infrastruktur yang memadai. Kalau memang dia bekerja berarti bagus.
Akan tetapi, kalau tidak? Bisa menimbulkan masalah sosial seperti kriminalitas dan

8
penambahan angka pengangguran. Keberadaan kaum urban di Ibukota tidak menjadi masalah
selama mereka tetap mengikuti peraturan tentang administrasi kependudukan secara benar.
Karena kebanyakan pendatang di Kota Jakarta adalah mereka yang mencari kerja.

Hambatan lainnya adalah makin banyaknya jumlah penduduk Ibukota, berarti makin banyak
pula saingan untuk berebut lapangan pekerjaan, persaingan usaha antar para pelaku usaha
yang berwirausaha pun kadang membuat sebagian wirausahawan tidak mampu
mempertahankan usahanya dan untuk kemudian menjadi bangkrut.

Gaya hidup masyarakat kota yang individualis membuat mereka tidak peduli dengan
sesamanya, berbeda sekali dengan gaya hidup masyarakat pedesaan yang masih menjunjung
tinggi nilai – nilai kemanusiaan, gotong royong, saling tolong menolong, maka sebenarnya
hal – hal ini pun memberikan hambatan tersendiri bagi kaum pendatang.

9
BAB III

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3.1. Kesimpulan

Dari permasalahan yang diuraikan diatas maka kita dapat menarik kesimpulan, diantaranya
adalah :

 Urbanisasi mempunyai dua dampak yaitu dampak positif dan dampak negatif, dan
keseluruhannya dapat mempengaruhi perkembangan terhadap suatu daerah.
 Semakin meningkatnya jumlah penduduk disuatu daerah yang dituju oleh para kaum
urban, makin banyak permasalahan yang dihadapi oleh pemprov setempat, mulai dari
peningkatan angka pengangguran, meningkatnya jumlah masyarakat miskin kota,
tingkat kriminalitas yang tinggi sampai sulitnya memenuhi kebutuhan standar
warganya misalnya kebutuhan akan air bersih, berkurangnya lahan tempat tinggal,
sampai meluasnya wilayah kumuh di Ibukota.
 Survey membuktikan bahwa alasan terbesar tingginya angka Urbanisasi adalah karena
masalah ekonomi.
 Bahwa gaya hidup masyarakat kota telah mengalami pergeseran yang signifikan,
dimana gaya hidup individualis adalah merupakan gaya hidup pilihan bagi sebagian
besar masyarakat kota.
 Para kaum urban yang mau bertahan hidup di kota hendaknya harus dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan perkotaan, dan harus dapat bersaing demi
mendapatkan pekerjaan yang dapat menunjang kelangsungan hidupnya dikota.
 Peran pemerintah sangat diperlukan dalam pengendalian laju urbanisasi.

10
3.2. Rekomendasi

Ada beberapa solusi yang mungkin dapat mengatasi berbagai masalah yang ditimbulkan dari
dampak negatif Urbanisasi, antara lain :

 Perlu diadakan penyuluhan kepada seluruh lapisan masyarakat pada umumnya dan
masyarakat pedesaan khususnya mengenai segala sesuatu dari urbanisasi,sehingga
timbul pengertian dari diri mereka sendiri akan dampak yang ditimbulkan akibat dari
urbanisasi musiman yang tidak terkontrol.
 Pemerataaan pembangunan sampai ke daerah pedalaman yang dapat menjamin
lapangan pekerjaan yang layak bagi masyarakat pedesaan, sehingga dorongan untuk
hijrah ke Ibukota pun berkurang.
 Harus ada peraturan yang tegas mengenai tata cara urbanisasi, serta sangsi – sangsi
yang jelas dan dituangkan dalam bentuk perundang – undangan, untuk kemudian di
aplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat, dan bukan hanya diatas kertas seperti
yang selama ini terjadi. Atau bila perlu, dikeluarkan kartu izin tinggal dengan masa
berlaku tertentu ( seperti green card di Amerika ), sehingga tidak semua orang bisa
dengan mudah datang dan menetap disuatu daerah sekehendak hatinya dan menambah
beban persoalan baru bagi daerah yang didatanginya.
 Ditanamkannya rasa cinta kepada kampung halamannya semenjak dari kanak –
kanak.
 Memperkenalkan teknologi tepat guna kapada masyarakat pedesaan, memberikan
pelatihan – pelatihan yang bisa digunakan untuk memajukan desa tempat asalnya
sehingga mereka tidak perlu mencari pekerjaan ke kota, bahkan bisa membuka
lapangan pekerjaan baru yang dapat merekrut tenaga – tenaga kerja didesanya
misalnya dengan usaha industri rumahan.
 Pemberian fasilitas kredit dari pemerintah dengan jangka waktu tertentu untuk
menunjang point diatas.

11
REFERENSI

 http://m.antaranews.com
 Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alie Usman
 Community Portal of Gunadarma University
 KOMPAS Otomotif
 Koran Harian Joglo Semar
 Kammikomsatugm’s Weblog
 Rakyatmerdeka.co.id
 Suara Karya Online
 Harian Online Blogger_ Berita Baris
 Kompasiana.com
 PATRIOT NEWS

12

You might also like