You are on page 1of 4

Definisi :

Obat Anetesi dibagi menjadi dua kelompok :


Keterangan Anastesi Umum Anestesi Lokal
Sifat Anastesia dan analgesia Analgesia
(hilangnya rasa sakit disertai (hilangnya rasa sakit tanpa
hilangnya kesadaran ) disertai hilangnya kesadaran)
Cara pemberian Secara paranteral dan inhalasi Permukaan dan intersisial

ANATESI UMUM
Teori anastesia umum
a. Teori Koloid
Pemeberian zat anatestetik terjadi penggumpalan sel koloid sehingga
menimbulkan anesthesia yang bersifat reversible.
b. Teori Lipid
Hubungan kelarutan zat anastetik dalam lemak yang menimbulkan anastesia.
c. Teori Adsorpsi Dan Tegangan Permukaan
Potensi zat anastestik dengan kemampuan menurunkan ketegangan permukaan
menyebabakan proses metabolism dan transmisi terganggu sehingga timbul
anestesia.
d. Teori Biokimia
Pemberian zat anastetik dapat menghambat fosfolirasi oksidatif dengan cara in
vitro sehingga menghambat pengambilan oksigen dalam otak, maka timbul
anatesia.
e. Teori Neurofisiologi
Pemberian zat anastetik akan menurunkan transmisi sinaps di ganglion cervicalis
superior dan menghambat formasio retikularis ascenden untuk berfungsi
mempertahankan kesadaran.

f. Teori Fisika
Hubungan potensi anestetik dengan aktivitas termodinamik dan ukuran molekul
tersebut.

Stadium Anastesia
1. Stadium I (ANALGESIA)
Dimulai dari saat pemberia zat anestetik sampai hilanganya kesadaran
2. Stadium II (EKSITASI / DELIRIUM)
Dimulai dari hilangnya kesadaran sampai permulaan tadium pembedahan.
Dengan adanya eksitasi dan gerakan yang tidak menurut kehendak, seperti
tertawa, bernyanyi, menangis
3. Stadium III (PEMBEDAHAN)
Dimulai dari teraturnya pernapasan samapai pernapasan spontan hilang
Dibagi menjadi empat tingkat berdasarkan tanda-tanda
1 2 3 4
Tipe nafas Teratur, spntan Teratur tapi Pernapasan Pernapasan perut
tidak dalam perut > >>>
Otot rangka Otot lurik Otot lurik Otot lurik Otot interkostal
relaxsasi relaxsasi > relaxsasi >>> lumpuh
Gerak bola Tidak menuruti Tidak - -
mata kehendak bergerak
Pupil Miosis Melebar > Melebar > Melebar >>> &
reflek cahaya
hilang
4. Stadium IV (PARALISIS MEDULLA OBLONGATA)
Dimulai dari melemahnya pernafasan perut dibandingkan dengan stadium tiga
tingkat ke empat, tekanan darah yang tidak dapat diukur karena kolaps pembuluh
darah, berhentinya denyut jantung dan dapat disusulnya kematian

Klasifikasi Obat Anastesi Umum


Anestesi Inhalasi Anastesi intravena
Onset lambat Onset lebih cepat
Tidak menyenangkan untuk pasien Lebih menyenangkan untuk
paiien
Menggunakan sungkup (masker) Diberikan intravena
Dengan metode :
1. Open drops method
2. Semiopen method
3. Semiclosed method
4. Closed method
Gas : nitros oksida (N2O) Golongan barbiturat (tiopental),
Cair: dietileter, hallotan,enfluran, ketamin, fentanil, etomidat,
isofluran & metoksifluran propofol & benzodiazepin
(diazepam, midazolam).

ETER
 Eter merupakan cairan tidak berwarna, mudah menguap, berbau khas
mengiritasi saluran napas, mudah terbakar/meledak, tidak bereaksi dengan
soda lime absorber, dan dapat terurai oleh udara serta cahaya.
 Eter merupakan obat anestetik yang sangat kuat sehingga pasien dapat
memasuki setiap tingkat anestesi.
 dapat digunakan dengan berbagai metoda anestesi.
 Pada penggunaan secara open drop uap eter akan turun ke bawah karena 6-10
kali lebih berat dari udara.
Penggunaan secara semi closed methode datam kombinasi dengan oksigen dan N2O
tidak dianjurkan pada operasi dengan tindakan kauterisasi
 Keuntungan penggunaan eter adalah murah dan mudah didapat, tidak perlu
digunakan bersama dengan obat-obat lain karena telah memenuhi trias
anestesi, cukup aman dengan batas keamanan yang lebar, dan alat yang
digunakan cukup sederhana.
 Kerugiannya adalah mudah meledak/terbakar, bau tidak enak, mengiritasi
jalan napas, menimbulkan hipersekresi kelenjar ludah, menyebabkan mual
dan muntah, serta dapat menyebabkan hiperglikemia. J
 umlah eter yang dibutuhkan tergantung dari berat badan dan kondisi
penderita, kebutuhan dalamnya anestesi dan teknik yang digunakan.
 Dosis induksi 10-20% volume uap eter dalam oksigen atau campuran oksigen
dan N2O.
 Dosis pemeliharaan stadium III 5-15% volume uap eter.

You might also like