Professional Documents
Culture Documents
Masa praaksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan. Masa
praaksara sering disebut sebagai masa prasejarah. Kehidupan manusia pada masa
praaksara disebut sebagai kehidupan manusia purba. Manusia muncul di permukaan
bumi kira-kira 3 juta tahun yang lalu bersama dengan terjadinya berkali-kali pengesan
atau glasiasi dalam zaman yang disebut kala plestosen.
Kurun waktu pada masa praaksara diawali sejak manusia ada dan berakhir sampai
manusia mengenal tulisan. Berakhirnya masa praaksara setiap bangsa tidaklah sama.
Bangsa Mesir telah mengenal tulisan. Sebaliknya, bangsa Australia baru mengenal
tulisan sekitar awal abad ke-20. Berarti penduduk asli bangsa Australia aru
meninggalkan masa praaksara pada awal abad ke-20.
Bangsa Indonesia meninggalkan masa praaksara kira-kira pada tahun 400 masehi.
Hal ini diketahui dari adanya batu bertulis yang terdapat Muara Kaman, Kalimantan
Timur. Prasasti tersebuttidak berangkat tahun, namun bahasa dan bentuk huruf yang
dipakai member petunjuk bahwa prasasti itu dibuat sekitar tahun 400 Masehi.
Keadaan alam di muka bumi selalu berubah-ubah, yang disebabkan oleh hal-hal
berikut.
2) Erosi atau proses pengikisan lapisan kulit bumi yang disebabkan oleh angin, air
hujan, dan aliran air sungai
Masa praaksara disebut zaman es atau kala plestosen, dimana bagian barat
Indonesia berhubungan dengan daratan asia tenggara, sedangkan bagian timur
wilayah Indonesia berhubungan dengan Australia.
Kala plestosen berlangsung kira-kira 3 juta sampai 10 ribu tahun yang lalu.
Dalam keseluruhan sejarah bumi, kala plestosen merupakan masa geologi yang
paling muda dan singkat. Akan tetapi, bagi sejarah umat manusia, kala plestosen
merupakan merupakan bagian yang paling tua.
Pada masa plestosen, suhu di bumi menurun dan gletser yang biasanya
hanya terdapat di daerah-daerah kutub serta puncak gunung dan pegunungan tinggi
meluas, sehingga daerah yang berdekatan dengan tempat-tempat tersebut dan
tempat-tempat lain tertutup oleh lapisan es, misalnya di daerah Amerika, Eropa dan
Asia serta pegunungan tinggi lainnya.
Akibat dari masa pengesan pada zaman plestosen adalah turunnya
permukaan laut sehingga laut yang dangkal berubah menjadi daratan. Daratan-
daratan baru inilah yang berperan sebagai jembatan bagi manusia dan hewan dalam
melakukan perpindahan ke daerah lain untuk menghindari bencana dan mencari
sumber makanan baru.
Daerah daratan Sunda lebih banyak dihuni manusia daripada daratan Sahul.
Pola kehidupan manusia pada masa plestosen adalah kegiatan yang berkaitan
dengan mengumpulkan makanan dan berburu. Mereka menggunakan alat-alat
sederhana yang dibuat dari batu, tulang dan tanduk.
Kondisi hewan pada masa plestosen tidak banyak berbeda dengan kehidpan
manusia, yakni bahwa hidup hewan bergantung pada keadaan iklim dan tumbuh-
tumbuhan. Tiap perubahan iklim dapat mengakibatkan berubahnya atau
berpindahnya kelompok hewan. Di sapmping itu, adanya bencana alam juga
menyebabkan proses berpindahnya hewan ke daerah lain.
Salah satu jenis makanan manusia pada masa praaksara adalah kerang. Kulit
kerang tersebut banyak dibuang di tempat-tempat tertentu, yang disebut sebagai dapur
sampah atau kjokkenmoddinger. Di dapur sampah tersebut berupa bukit kerang dan
sering diketemukan bekas peralatan yang biasa dipergunakan manusia praaksara. Hal
ini banyak dijumpai di Medan (Sumatera Utara) dan di Langsa (Aceh).
Adapun berdasarkan hasil penelitian pakar antropologi dn pakar sejarah, manusia praaskara
antara lain.
d. Homo Soloensis merupakan jenis fosil manusi praaksara yang ditemukan di lembah
sungai Bengawan Solo, oleh Ter Haar dan Ir Oppenoorth pada tahun 1931 – 1934
di desa Ngandong kabupaten Blora . Setelah diteliti ileh von koenigswald, fosil
tersebut tingkatannya lebih tinggi daripada Pithecantropus Erectus . mahkluk itu
disebut Homo Soloensis, yang berarti manusia dari Solo.
e. Homo Wajakensis atau Homo Sapiens, merupakan jenis fosil manusia praaksara yg
ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889, di desa Wajak, dekat
Tulungagung, Jawa Timur. Homo Wajakensis berarti manusia dari Wajak yang
tingkatannya lebih tinggi dari Pithecantropus Erectus. Dari antara fosil-fosil
lainnya. Homo Wajakensis merupakan yang termaju dan yang terakhir
a. Bentuk fisik dan wajahnya berbeda dengan manusia sekarang, termasuk tingkat
kecerdasannya berbeda jauh.
b. Tingkat kehidupannya masih primitif, mata pencaharian utamanya adalah berburu dan
meramu (memetik buah-buahan di hutan).
a. Bentuk fisik dan wajahnya mirip manusia sekarang. Tingkat kecerdasannya lebih
tinggi daripada Pithecantropus Erectus.
b. Tingkat kehidupannya lbih maju dari Pithecantropus Erectus, dan telah mengenal
perladangan dengan sistem lading berpindah.
c. Hidupnya telah menetap dalam waktu agak lama sekitar 2 atau 3 masa panen baru
berpindah.
d. Memiliki pralatan terbuat dari batu yang diasah halus, berbentuk beliung persegi, dan
alat pemukul kulit kayu.
Manusia praaksara yang termasuk Homo Sapiens adalah Homo Soloensis dan
Homo Wajakensis. Homo Sapiens termasuk nenek moyang yang menurunkan ras-ras
manusia sekarang ini.