You are on page 1of 13

c 

  
  

No. Langkah Percobaan Hasil

Percobaan
1. Eksperimen Api warna
pendahuluan hijau dan
a.
logam
Memanaskan
b.
sekeping logam warna
tembaga pada nyala kemerah-
pembakar merahan

Sekeping tembaga
+ 2 ml HNO3 encer
dan dipanaskan

   

No. Langkah Percobaan Hasil

Percobaan
1 Pembuatan Terbentuk
Tembaga (I) oksida endapan
a
merah
1 gram glukosa +
jingga
2
Benedict
Larutan
a
Reaksi antara
warna hijau
tembaga (I) oksida
b
dan tembaga (II) Larutan
c oksida dengan asam warna biru

3 0,1 gram tembaga Larutan


(I) oksida + HCl warna biru
a
kehitaman
0,1 gram tembaga
b
(I) oksida + H2SO4 Terbentuk
larutan
4
0,1 gram tembaga
tembaga
(I) oksida + HNO3
a. (II) klorida
dan larutan
Pembuatan tembaga
b
berwarna
(I) klorida
hijau
0,5 gram tembaga
Pada air
(I) oksida + 5 ml
bagian atas
HCl
bening dan
Menambahkan 1 bagian
gram tembaga, bawah
didihkan selama 5 putih agak
menit dan kebiruan
menyaringnya, sedikit
memasukkan filtrat keruh (tidak
(hijau) dalam 200 terbentuk
ml air endapan
Cu)
Pembuatan tembaga
(I) yodida Warna awal
biru
3 ml KI + 3 ml
menjadi
tembaga (II)sulfat
cokelat dan
terbentuk
Menambahkan
natrium thiosulfat endapan

Larutan
berwarna
putih susu

¢ 

  
  

Eksperimen pendahuluan dilakukan dengan cara memanaskan sekeping logam pada nyala
api. Pada saat dilakukan pemanasan, api berubah menjadi hijau disekeliling logam dan warna
pada logam setelah dipanaskan berwarna kemerah-merahan. Hal ini menunjukkan bahwa
tembaga mengalami oksidasi menjadi tembaga (I) oksida.

2 Cu + O2 2CuO

Percobaan selanjutnya, dengan dimasukkan logam tembaga yang kedalam tabung reaksi
ditambahkan 2 ml larutan HNO3 dan dipanaskan menghasilkan gas perak. Selanjutnya dengan
ditambahkan larutan NaOH pada 2 ml larutan CuSO4 dan dipanaskan, sehingga menghasilkan
larutan warna biru dengan disertai penggumpalan di bagian atas larutan dan penambahan NaOH
sebanyak 7 tetes. Pada saat larutan NH3 pada 2 ml larutan CuSO4 dan dipanaskan, sehingga
larutan berwarna ungu dengan penambahan NH3 sebanyak 8 tetes. Pada penambahan 2 ml
larutan CuSO4 ke dalam HCl pekat larutan berubah menjadi hijau, dengan penambahan HCl
sebanyak 14 tetes. Reaksinya adalah sebagai berikut:

2HCl + CuSO4 CuCl + H2SO4

˜  ˜  ˜  

    

˜   ˜˜

   

Pembuatan tembaga (I) oksida Percobaan pembuatan tembaga (I) oksida dilakukan dengan
mereaksikan 1 gram glukosa dengan larutan benedict sehingga terbentuk endapan merah jingga.
Hal ini menunjukkan bahwa pada penambahan glukosa akan mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4
tabung reaksi dipanaskan untuk mempercepat reaksi. Endapan jingga yang dihasilkan merupakan
tembaga (I) oksida yang terbentuk. Reaksinya yaitu :
CuSO4 + 2NaOH Cu(OH)2+ Na2SO4

˜ 
˜ ˜  ˜˜

˜  ˜ 

   


   
     

          !   

   "  !   
   ˜   !   

   "  #  $ #%  $ 
  $  #    & # '( & # 
 &# 
(    ) # $ 
&#  (     
  ) % # "&
(  *

  ˜ ˜  ˜

  ˜     ˜

  ˜  


˜ ˜

Ô  
  "      +    +
  ( #  
  $ #% 
 , # !
  #  +    ) ( &# $ #% - 
   ˜   # &# &       $# 
#  ( %*

.&

  ˜ ˜  ˜

CuCl2 + Cu 2CuCl

Pada percobaan ini diharapkan terbentuk endapan warna biru sebagai endapan tembaga. Namun
pada kenyataannya endapan tersebut tidak dapat terbentuk, maka kesalahan dapat terjadi karena
kekurangcermatan praktikan dalam melaksanakan praktikum. Larutan dipanaskan maka
menghasilkan warna larutan menjadi hitam kemudian menyaringnya dan menambahkan 200 ml
air maka menghasilkan larutan berwarna putih kebiru ± biruan.

dipanaskan
CuO + 2HCl CuCl2 + H2O

Ô  
 . #   , &    
) &
$ $  $   # % "   &
&   #   #) #  ( & $(
$ " # % $ &#  (  *

, 
   

#  $ &#  %  & &  #  %
#$ &  #   
(

,/ 012'
,&  &" (  #*

! 3 &   (  %  $(   
   #  (  

˜  3 
 #        "&  
,  3 
        3

(     
)  , 

 3 
     
   & 
#   #   ( $%  & 

 " &  


(  " #$  $ &# 

     
 

        


c  
  
1 Sekeping logam dipanaskan pada nyala Keping logam berwarna merah keemasan.
pembakar dengan penjepit Setelah dibakar warna api berubah menjadi
hijau disekeliling logam dan warna pada
logam setelah dipanaskan berwarna
kemerah-merahan.
2 Sekeping tembaga dimasukkan ke Keping tembaga dimasukkan ke dalam
dalam 2 mL asam nitrat encer, asam nitrat encer dan dipanaskan terbentuk
kemudian dipanaskan. Gas yang gas perak dan larutan berwarna kebiruan.
terbentuk diperiksa.
3 Ditambahkan setetes demi setetes Setelah larutan CuSO4 yang berwarna biru
larutan NaOH encer ke dalam 2 mL ditetesi dengan larutan NaOH encer
larutan tembaga sulfat, sampai NaOH terbentuk gumpalan biru bagian atas larutan
berlebih dan endapan berwarna biru. Setelah
ditambahi dengan NaOH berlebih endapan
yang terbentuk melarut.
4 Ditambahkan setetes demi setetes Larutan CuSO4 yang berwarna biru ditetesi
larutan ammonia ke dalam 2 mL dengan larutan ammonia yang tak berwarna
larutan tembaga sulfat, sampai larutan terbentuk larutan berwarna biru muda dan
ammonia berlebih. endapan berwarna biru. Setelah ditetesi
dengan ammonia berlebih endapan melarut
dan larutan berwarna biru pekat.
5 Ditambahkan setetes demi setetes HCl Larutan CuSO4 ditetesi dengan larutan HCl
pekat ke dalam 2 mL larutan CuSO4 pekat larutan yang semula berwarna biru
menjadi memudar. Setelah ditetesi berlebih
terbentuk larutan berwarna hijau.
6 HCl pekat ditambahkan terus sampai Setelah ditambahkan HCl lagi, tidak terjadi
tidak terjadi lagi perubahan. perubahan lagi.
¢   
1 Sebanyak 5 mL tembaga (II) sulfat Tembaga (II) sulfat berwarna biru muda
dimasukkan ke dalam tabung
2 Mencampurkan 5 mL larutan NaOH Setelah dicampurkan dengan NaOH dan
dan 1 gram kalium (V) natrium tartarat garam Rochelle terbentuk endapan
(garam Rochelle) ke dalam tabung berwarna putih dan larutan tak berwarna.
reaksi yang lain.
3 Selanjutnya larutan ini ditambahkan Setelah campuran NaOH dan garam
tembaga sulfat sampai endapan yang Rochelle ditambahkan dengan CuSO4
terbentuk tepat melarut. terbentuk endapan berwarna biru tua.
Setelah dikocok endapan yang terbentuk
melarut.
4 Sebanyak 1 gram glukosa ditambahkan Glukosa berwarna serbuk putih. Setelah
pada campuran di atas, dan dipanaskan campuran tadi ditambahkan dengan glukosa
sampai terjadi endapan merah jingga. terbentuk larutan berwarna biru tua. Setelah
dipanaskan larutan lama-kelamaan menjadi
berwarna hijau, bagian bawah berwarna
merah serta terbentuk endapan berwarna
merah jingga.
5 Endapan dibiarkan mengendap, Setelah didekantasi dan dicuci dengan air
kemudian larutan didekantasi dan terbentuk larutan berwarna coklat dan
dicuci dengan air. endapan berwarna merah jingga.
6 Endapan ini digunakan untuk Endapan merah jingga ini adalah tembaga
eksperimen 2 endapan merah jingga (I) oksida.
adalah tembaga (I) oksida.
K        
1 Masing-masing tabung (3 buah tabung) Tembaga (I) oksida berwarna merah jingga
dimasukkan sedikit tembaga (I) oksida
2 Ke dalam masing-masing tabung reaksi Tembaga (II) oksida berwarna hitam.
yang lain dimasukkan sedikit tembaga
(II) oksida
3 Larutan asam sulfat encer ditambahkan - Tembaga (I) oksida ditambahkan dengan
perlahan-lahan pada oksida tembaga larutan H2SO4 encer berlebih terbentuk
(I). Selanjutnya ditambahkan asam larutan berwarna coklat kebiruan. Setelah
sulfat encer sampai berlebih dan dipanaskan larutan coklat kebiruan
dipanaskan. berkurang/ memudar dan terbentuk koloid
Begitu juga dengan asam klorida dan berwarna coklat dan endapan berwarna
asam nitrat diberi perlakuan yang sama coklat.
terhadap tabung reaksi lainnya dan - Tembaga (I) oksida ditambahkan dengan
hasilnya diamati. larutan HCl encer berlebih terbentuk larutan
tak berwarna dan endapan yang semula
terbentuk menjadi melarut. Detelah
dipanaskan terbentuk larutan berwarna hijau
zambrud.
- Tembaga (I) oksida ditambahkan dengan
larutan HNO3 encer berlebih terbentuk
larutan berwarna coklat keunguan. Setelah
dipanaskan terbentuk larutan berwarna
coklat muda dan endapan berwarna coklat.
4 Larutan asam sulfat encer ditambahkan - Tembaga (II) oksida ditambahkan dengan
perlahan-lahan pada oksida tembaga H2SO4 encer berlebih terbentuk larutan
(II). Selanjutnya ditambahkan asam berwarna hitam dan endapan berwarna abu-
sulfat encer sampai berlebih dan abu. Setelah dipanaskan larutan tetap
dipanaskan. berwarna hitam dan endapan yang terbentuk
Begitu juga dengan asam klorida dan menjadi berkurang.
asam nitrat diberi perlakuan yang sama - Tembaga (II) oksida ditambahkan dengan
terhadap tabung reaksi lainnya dan larutan HCl encer berlebih terbentuk larutan
hasilnya diamati. berwarna hitam dan endapan berwarna
hitam. Setelah dipanaskan endapan yang
terbentuk menjadi berkurang/sedikit.
- Tembaga (II) oksida ditambahkan dengan
larutan HNO3 encer berlebih terbentuk
larutan berwarna hitam dan endapan hitam.
Setelah dipanaskan terbentuk larutan
berwarna biru kehijauan dan endapan hitam
yang terbentuk semakin sedikit.
-    
1 Sebanyak 3 mL larutan KI Kalium iodide (KI) berupa Kristal berwarna
ditambahkan ke dalam 3 mL larutan putih. Setelah ditambahkan ke dalam larutan
tembaga (II) sulfat dalam tabung reaksi tembaga (II) sulfat yang berwarna biru
terbentuk larutan berwarna coklat
kemerahan dan endapan berwarna abu-abu.
2 Isi tabung dibiarkan mengendap. Endapan berwarna abu-abu
3 Larutan natrium thiosulfat ditambahkan Larutan natrium tiosulfat yang keruh
ke dalam tabung tadi sampai larutan dicampurkan ke dalam tabung tadi sehingga
menjadi jernih. diperoleh endapan berwarna abu-abu dan
larutan berwarna putih susu.
4 Perhatikan warna padatan yang Padatan yang terbentuk berwarna abu-abu.
terbentuk.

  
c  
  
Eksperimen pendahuluan dilakukan dengan cara memanaskan sekeping logam pada nyala
api. Pada saat dilakukan pemanasan, api berubah menjadi hijau disekeliling logam dan warna
pada logam setelah dipanaskan berwarna kemerah-merahan. Hal ini menunjukkan bahwa
tembaga mengalami oksidasi menjadi tembaga (I) oksida.

2 Cu(s) + O2 ĺ 2CuO(s)

Percobaan selanjutnya, dengan dimasukkan logam tembaga yang ke dalam tabung reaksi
dan ditambahkan larutan HNO3 dan dipanaskan sehingga menghasilkan gas perak. Selanjutnya
dengan ditambahkan larutan NaOH pada larutan CuSO4, sehingga menghasilkan larutan
berwarna biru dengan disertai penggumpalan di bagian atas larutan dan penambahan NaOH
NaOH berlebih menyebabkan endapan yang terbentuk menjadi melarut. Pada saat larutan NH3
ditambahkan pada larutan CuSO4, terbentuk larutan berwarna biru dan endapan berwarna biru
dengan penambahan NH3 secara berlebih endapan yang terbentuk menjadi melarut serta warna
larutan biru pekat. Pada penambahan larutan CuSO4 ke dalam HCl pekat larutan yang semula
berwarna biru berubah menjadi memudar warnanya. Setelah penambahan larutan NH3 berlebih
terbentuk larutan berwarna hijau. Reaksinya adalah sebagai berikut:
2HCl + CuSO4 ĺ CuCl + H2SO4
2 HNO3 ĺ 2NO + H2O + 3O2
3O + 3 Cu ĺ 3CuO
2HNO3 + 3Cu ĺ 2NO + H2O + 3CuO

¢   


Sebanyak 5 mL tembaga (II) sulfat dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan warna larutan
tembaga (II) sulfat adalah biru muda. Mencampurkan 5 mL larutan NaOH dan 1 gram kalium
(V) natrium tartarat (garam Rochelle) ke dalam tabung reaksi yang lain. Lalu mencampurkan
campuran NaOH dan garam Rochelle dengan larutan tembaga (II) sulfat. Setelah dicampurkan
dengan NaOH dan garam Rochelle terbentuk endapan berwarna putih dan larutan tak berwarna.
Campuran ini dikenal sebagai larutan atau reagen Benedict.
Percobaan pembuatan tembaga (I) oksida dilakukan dengan mereaksikan 1 gram glukosa
dengan larutan Benedict sehingga terbentuk endapan merah jingga. Hal ini menunjukkan bahwa
pada penambahan glukosa akan mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4, sedangkan tabung reaksi
dipanaskan untuk mempercepat proses terjadinya reaksi. Endapan merah jingga yang dihasilkan
merupakan tembaga (I) oksida yang terbentuk. Reaksinya yaitu :
CuSO4 + 2NaOH ĺ Cu(OH)2 + Na2SO4
2Cu(OH)2 ĺ Cu2OĻ + 2H2O

K         


Reaksi antara tembaga (I) oksida dan tembaga (II) oksida dengan asam. Pembuatan tembaga
(I) oksida dilakukan dengan memasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing dengan
beberapa gram tembaga (I) oksida dengan larutan HCl encer, 0,1 gram tembaga (I) oksida
dengan larutan H2SO4, 0,1 gram tembaga (I) oksida dengan larutan HNO3, secara berturut-turut
menghasilkan larutan berwarna hijau, larutan berwarna biru dan larutan warna biru kehitaman
dan kemudian membentuk endapan hitam.
Pada penambahan HCl terbentuk larutan berwarna hijau karena jika ditambahakan asam klorida
pekat ke dalam larutan yang mengandung ion heksaaquotembaga(II), enam molekul air
digantikan oleh empat ion klorida.
Reaksi yang terjadi berlangsung reversibel.
Karena reaksi berlangsung secara reversibel, kamu dapat memperoleh campuran warna dari
kedua ion kompleks.
Adanya endapan hitam ini dikarenakan pengaruh belerang (S) yang terkandung dalam ion
sulfat. Perubahan warna disebabkan penambahan kalor yang mengakibatkan reaksi antara
tembaga(I) dengan ion sulfat menjadi lebih cepat. Reaksinya sebagai berikut:
CuO + 2HCl ĺ CuCl2 + H2O

CuO + H2SO4 ĺ CuSO4 + H2O

CuO + 2HNO3 ĺ Cu(NO3)2+ H2O


Pembuatan tembaga (I) klorida. Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan 0,5 gr CuO
dengan 5 ml HCl yang menghasilkan tembaga (II) klorida (larutan berwarna hijau lumut).
Kemudian ditambah 1 gram CuO, didihkan selama 5 menit, disaring dan filtrat yang diperoleh
berwarna hijau. Filtrat tersebut dimasukkan ke dalam 200 ml air, sehingga diperoleh pada bagian
atas air bening dan bagian bawah agak keruh. Reaksi yang terjadi:
CuO + 2HCl ĺ CuCl2 + H2O (dengan pemanasan)
CuCl2 + Cu ĺ 2CuCl
-    
Pembuatan tembaga (I) yodida. Dengan menambahkan 3 ml KI pada 3 ml tembaga (II) sulfat,
pada warna awal larutan berwarna biru kemudian berubah menjadi cokelat dan terbentuk
endapan. Campuran tersebut diatas ditambahkan dengan natrium thiosulfat, sehingga larutan
yang pada awalnya berwarna cokelat berubah menjadi warna putih susu. Reaksinya sebagai
berikut:
KI(l) + CuSO4 (l) ĺ CuI(s)+K2SO4 (l)
Ion tembaga(II) akan mengoksidasi ion iodida menjadi iodium, dan selama berlangsungnya
proses reaksi ion tembaga(II) mereduksi dengan sendirinya menjadi tembaga(I) iodida.
Campuran coklat yang merupakan pengotor dipisahkan terlebih dahulu sehingg tinggal
endapan putih tembaga(I) iodida dalam larutan iodium.
  !

Simpulan dari percobaan yang dilakukan adalah:
1. Tembaga merupakan suatu logam yang teroksidasi jika dibakar warnanya memendar dan bila
direaksikan dengan HNO3 menghasilkan gas yaitu gas NO.
2. Suatu Tembaga (I) oksida telah terbentuk dengan melarutkan CuSO4 di dalam campuran
NaOH dan Kalium tartrat. Tembaga (II) klorida dibuat dengan mereaksikan CuO dengan asam
klorida. Tembaga (I) yodida dibuat dengan mereaksikan tembaga (II) sulfat dengan Kalium
iodida.
3. Tembaga (I) klorida dibuat dengan mereaksikan tembaga (II) oksida dan HCl pekat, kemudian
ditambahkan serbuk tembaga sehingga terbentuk CuCl yang terwujud dalam endapan biru.
4. Percobaan pembuatan tembaga (I) yodida dengan ciri bahwa larutan berwarna putih susu.

 " #$
 
1. Bilangan oksidasi dari tembaga pada :
a. CuCO3
Cu + 4 + (-2.3) = 0
Cu = +2
b. Cu(OH)2
Cu + (-2) = 0
Cu = +2
c. Cu(NH3)4SO4
Cu + 0 + 6 + (-8) = 0
Cu = +2

a. CuCl42-

Cu + (-4) = -2
Cu = +2
2. Reaksi antara Cu2O dan H2SO4 encer :
2Cu2O + 4H+ + 2SO42- 4Cu + 2SO2 + 2H2O + 2O2
oksidator : H2SO4
reduktor : Cu2O
3. Senyawa tembaga (I) stabil dalam larutan air bila keadaan tembaga (I) mengalami
disproporsionasi dalam alrutan air dan bila konsentrasi dari tembaga tersebut sangat rendah.
4. Konfigurasi dari :
Cu : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s1
Cu+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s0
Cu2+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d9 4s0
Ditinjau dari struktur elektron yang lebih stabil adalah Cu+, karena elektronnya terisi penuh,
sedangkan untuk ion Cu2+ tidak stabil karena orbital tidak terisi penuh elektron.
5. a. Cu+ Cu2+ + 2e Eo = -0,34 V
Cu+ + 2e- Cu Eo = +0,52 V
2Cu+ Cu2+ + Cu Eo = 0,18 V
b. Ion Cu+ mengalami disproporsionasi dalam larutan air meskipun stabil dalam keadaan bebas
air. Tembaga (I) klorida tidak melarut dalam air sehingga dengan demikian Cu+ tidak mengalami
disproporsionasi. Tembaga (I) klorida membentuk ion Cu (I) klorida lebih stabil terhadap CU (II)
klorida. Hal ini terjadi karena Cu+ mudah teroksidasi menjadi Cu (II). Tembaga (I) klorida cukup
stabil dan mudah dibuat dengan terurainya tembaga (II) klorida pada saat pemanasan menjadi
tembaga (I) klorida.
c. Contohnya : Cu2+ + 4H2O Cu(H2O)42+

You might also like