You are on page 1of 6

KONDISI

JURNALISME MAYA

Direktur Kompas Cyber Media (KCM) Ninok Leksono


menyebutkan, kehadiran media online ini jelas telah
mengubah paradigma baru pemberitaan, yakni event on
the making. Maksudnya, berita yang muncul tidak disiarkan
beberapa menit, jam, hari, atau minggu, tetapi begitu
terjadi langsung di-upload (dimasukkan) ke dalam situs
web media online. Itulah keunggulan media online yang
serba cepat.

Melihat fenomena perkembangan jurnlsme online ini, Tigin


Ginular, wartawan Sindo Jabar, menegaskan media cetak
tidak perlu khawatir dengan maraknya media online saat
ini, masih banyak masyarakat indonesia yang lebih memilih
mendapatkan berita lewat media cetak atau elekronik. Hal
ini disebabkan masyarakat Indonesia belum banyak yang
bisa mengakses internet secara personal. Belum semua
daerah di Indonesia bisa mengakses internet secara
langsung.

Memang ada data yang menyebutkan bahwa media cetak


terutama surat kabar menurun dari semula 5,1 juta
eksemplar pada tahun 1997 menjadi 4,7 juta eksemplar
pada saat ini. Data ini juga disepakati oleh Aripin Asydhad,
wakil pimpinan redaksi detik.com dan menambahkan
bahwa sekarang ini dunia pemberitaan mengistilahkan
”yang cepat mengalahkan yang lambat. Dan bukan yang
besar mengalahkan yang kecil” dalam artian berita yang
cepat sampai kepada khalayak itulah yang banyak
diminati.

Faktor lain yang membuat media cetak tidak kehilangan


pamor, yakni tidak semua orang di dunia, khususnya di
Indonesia tidak memiliki skill dan pengetahuan yang cukup
untuk mengakses sebuah media online. Mereka harus
memiliki kemampuan dalam pengoperasian komputer dan
juga pengetahuan tambahan mengenai vara pengaksesan
website-sebsite di Internet. Ditambah lagi dengan
semangat belajar orang-orang yang bisa dibilang kurang
sehingga membuatt mereka lebih memilih untuk membaca
atau menvcari informasi yang sudah tersedia di depan
mata dan lebih mudah di dapat, yakni media cetak.

Namun saya menegaskan bahwa masyarakat Indonesia saat


ini merupakan masyarakat informasi yang menghabiskan
sebagian besar waktunya dengan media komunikasi dan
menggunakan teknologi informasi seperti telepon dan
komputer. Masyarakat Informasi yang berbasis data digital
pada gilirannya akan mudah melakukan pertukaran data
informasi karena saat ini, untuk berhubungan tidak
diperlukan lagi saluran yang berbeda-beda untuk
berkomunikasi, sepanjang data atau informasi sudah
berbentuk digital, maka dia dapat dibaca dalam bentuk
surat kabar, online media, radio streaming, televisi digital,
sampai video streaming di handphone-handphone.

Menurut saya juga konvergensi media tidak hanya


mengubah basis data, dan medium yang menyalurkannya.
Namun, secara keseluruhan juga mengubah proses
produksi, pengolahan, dan distribusi informasi, sehingga
media-media seperti koran, radio, televisi dan lain-lain
akan berubah dengan bentuk-bentuk media baru yang
sepenuhnya digital, seperti televisi, World Wide Web dan
internet.

Lantas bagaimana tren perubahan media dalam masyarakat


informasi? Jelasnya lagi, konvergensi komputer,
telekomunikasi, dan sistem media massa konvensional
membawa berbagai perubahan fundamental dalam fungsi
media. Sumber media massa menjadi semakin banyak dan
less authoritative and less profesional. Kemampuan media
massa untuk bertindak sebagai gatekeeper akan
menghilang.
Pesan menjadi serba customize, disesuaikan dengan
segmen khalayak yang semakin kecil dan semakin
terspesialisasi. Terkadang menggunakan alamat pribadi,
maupun malayani masyarakat yang heterogen, tidak lagi
homogen. Kemajuan teknologi memunculkan masyarakat
prosumen—masyarakat produsen dan kensumen—maka
lokus produksi yang dipegang media, kini berpindah
ketangan konsumen. Contohnya, citizen journalism yang
sekarang sedang marak dimana-mana. Pewarta Warga
(citizen journalism) adalah mereka yang memiliki hobi
menulis, seperti para blogger, anggota milis, kontributor
freelance media online, pemberi komentar pada berbagai
artikel, dan lain-lain. Mereka menulis tidak untuk media
massa mainstream melainkan hanya untuk berbagi
informasi dan idealisme di antara sesama pembaca, antar
warga masyarakat.

Media sebagai pabrik informasi tidak hanya bersaing


dengan sesama produsen, tetapi juga harus berkompetisi
dalam pasar dengan khalayak alias konsumennya sendiri.

Sumber:
http://jurnalistikuinsgd.wordpress.com/2007/12/01/meng
enal-jurnalisme-online/
http://jurnalistikuinsgd.wordpress.com/2008/01/07/persa
ingan-media-cetak-media-elektronik-dan-media-online/

http://www.kabarindonesia.com/berita.php?
pil=25&dn=20080125012520

Unique Visitor, Hits, dan Pageviews Unique Visitor adalah


sebuah statistik yang menjelaskan mengenai unit dari
traffic sebuah web site yang menghitung setiap
pengunjung yang mengunjungi sebuah website pada satu
waktu tertentu. Data statistik ini berguna bagi publisher/
pengurus web site dan pemasang iklan untuk mengukur
berapa jumlah pengunjungyang mengunjungi web site
tersebut. Sumber : www.wikipedia.com

Hit adalah sebuah permintaan untuk meminta sebuah file


dari sebuah situs. Setiap dokumen HTML dan file grafis
dihitung sebagai hit yang berbeda.
Sumber:http://www.iwebtool.com/what_is_hit.html/

Page view adalah sebuah permintaan untuk membuka


sebuah halaman situs internet. Atau halaman yang dibuka
pada saat kita membuka sebuah situs. Dalam sebah situs
web, pada saat pengunjung web meng”click” sebuah link
atau HTML yang berbeda maka itu yang dinamakan sebagai
permintaaan sebuah halaman situs “page request”. Ini
akan berbeda dengan sebuah hit, yang lebih kepada
permintaan akan sebuah file dari server situs. Jadi akan
banyak hit dalam sebuah pageview (sebuah halaman dari
sebuah situs)

Sumber:http://www.wikipedia.com/PerbandinganAntaraD
etikFinance.comdenganDetikHot.com/

[...]

You might also like