You are on page 1of 14

MAKALAH

Teori Etik Dan Hukum Keperawatan

OLEH :
Kelompok 12

1. Dian Putri Wulandari ( 1010324056 )


2. Syamsul Putra ( 1010324057 )
3. Endang Ekawati ( 1010324058 )
4. Afrines Yustin ( 1010324059 )
5. Pitria Hayati ( 1010324060 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2010

1
http//syammblog.blogspot.com
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
kami tentang “Teori Etik dan Hukum Keperawatan”.
Dalam mengerjakan tugas kami, kami banyak menemukan ganjalan
dan kesulitan. Tapi berkat bantuan dan dukungan dari dosen
pembimbing dan rekan-rekan sekalian, akhirnya kami bisa
menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca.
Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih dan kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalam

Penulis

2
http//syammblog.blogspot.com
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi
kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan
yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan
dengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan
atau tidakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas
karena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik
berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.
Etika bisa diartikan juga sebagai, yang berhubungan dengan pertimbangan
keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang
atau peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika berbagai profesi
digariskan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia ( yang
memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun kode
etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi individu yang dilayani.
Kadang-kadang perawat dihadapkan pada situasi yang memerlukan keputusan
untuk mengambil tindakan. Perawat memberi asuhan kepada klien, keluarga dan
masyarakat; menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik,
sosia dan spiritual yang memungkinkan untuk penyembuhan dan menekankan
pencegahan penyakit; serta meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan
kesehatan.
Karena beberapa fenomena daitas sebagai seorang perawat yang profesional
wajib mengetahui fungsi dan perannya sebagai seorang perawat, dan juga
mengenal etika-etika dan konsep hukum yang berlaku dalam prosfesinya supaya
dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang menyalahi etika profesinya yang akan
berujung kepada malpraktik atau kelalaian yang merugikan klien, perawat itu
sendiri dan profesinya.

3
http//syammblog.blogspot.com
B. Tujuan
1. Tujauan Umum
• Mengetahuai teori etik dan hukum dalam profesi keperawatan
2. Tujuan Khusus
• Memenuhi tugas mata kuliah Etik dan Hukum Keperawatan
• Diketahuinya teori-teori etik dalam profesi keperawatan
• Diketahuinya istilah-istilah etik dan hukum dalam keperawatan
• Diketahuinya perbedaan istilah-istilah etik dan hukum dalam keperawatan
• Diketahuinya prinsip etik dalam keperawatan

BAB II

4
http//syammblog.blogspot.com
TINJAUAN TEORITIS

ETIKA KEPERAWATAN

1. Pengertian
Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan
David (1978) berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau standar yang
diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika
sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi
prilaku. (Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 2002 : 7).
Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi
kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan
yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan
dengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan
atau tidakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas
karena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik
berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.

2. Teori Etik Keperawatan


a. Teleologik
Pendekatan teleologik adalah suatu doktrin yang menjelaskan fenomena
dan akibatnya, dimana seseorang yang melakukan pendekatan terhadap
etika dihadapkan pada konsekuensi dan keputusan – keputusan etis. Secara
singkat, pendekatan tersebut mengemukakan tentang hal – hal yang
berkaitan dengan the end justifies the ineans ( pada akhirnya, yang
membenarkan secara hukum tindakan atau keputusan yang diambil untuk
kepentingan medis ). Contoh : seorang perawata yang harus menghadapi
kasus kebidanan karena tidak ada bidan dan jarak untuk rujukan terlalu
jauh, dapat memberikan pertolongan sesuai dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimilikinya demi keselamatan pasien.

5
http//syammblog.blogspot.com
b. Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti
kewajiban. ‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak
sebagai buruk’, deontologi menjawab : ‘karena perbuatan pertama menjadi
kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang’.
Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip-
prinsip tersebut antara lain autonomy, informed consent, alokasi sumber-
sumber, dan euthanasia.
Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah kewajiban.
Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang
merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting
Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi :
(1) Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan
berdasarkan kewajiban
(2) Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya
tujuan dari tindakan itu melainkan tergantung pada kemauan baik
yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti
kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah dinilai baik
(3) Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal
yang niscaya dari tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat
pada hukum moral universal
Bagi Kant, Hukum Moral ini dianggapnya sbg perintah tak
bersyarat (imperatif kategoris), yg berarti hukum moral ini berlaku bagi
semua orang pada segala situasi dan tempat.
Perintah Bersyarat adalah perintah yg dilaksanakan kalau orang
menghendaki akibatnya, atau kalau akibat dari tindakan itu mrpk hal yg
diinginkan dan dikehendaki oleh orang tsb.
Perintah Tak Bersyarat adalah perintah yg dilaksanakan begitu saja
tanpa syarat apapun, yaitu tanpa mengharapkan akibatnya, atau tanpa
mempedulikan apakah akibatnya tercapai dan berguna bagi orang tsb atau
tidak.

6
http//syammblog.blogspot.com
3. Istilah-Istilah Dalam Etika Dan Hukum Keperawatan
Ada beberapa istilah dalam etik dan hokum keperawatan yaitu ;
1. Etika.
2. Etik
3. Etiket
4. Kode etik
5. Moral
6. Profesional
7. Profesionalisme
8. Profesionalisasi
9. Hukum

4. Perbedaan Masing-Masing Istilah


1. Etika
“peraturan/norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi prilaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik/buruk,merupakan
suatu tanggung jawab moral.
2. Etik
“suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara
moral atau ilmu kesusilan yang menyangkut aturan /prinsip penentuan
tingkah laku yang baik dan buruk,kewajiban dan tanggung jawab.
3. Etiket
“merupakan sesuatu yang telah dikenal,diketahui,diulangi serta
menjadi suatu kebiasaan didalam masyarakat,baik berupa kata-kata/suatu
bentuk perbuatan yang nyata.
4. Moral
“Perilaku yang diharapkan masyarakat atau merupakan standar
prilaku/prilaku yang harus diperhatikan seseorang menjadi anggota
kelompok/masyarakat dimana ia berada.atau nilai yang menjadi pegangan
bagi seseorang suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

7
http//syammblog.blogspot.com
5. Kode etik
“Kaedah utama yang menjaga terjalinnya interaksi pemberi dan
penerima jasa profesi yang wajar,jujur,adil dan terhormat.
6. Profesional
“Seseorang yang memiliki kompetensi dalam suatu pekerjaan tertentu.
7. Profesionalisme
“karakter,spirit/metoda profesional,mencakup pendidikan dan kegiatan
berbagai kelompok yang anggotanya berkeinginan jd professional.
8. Profesionalisme
“merupakan suatu proses yang dinamis untuk memenuhi/mengubah
karakteristik kearah profesi.
9. Hukum
“peraturan perundang-undangan yang di buat oleh suatu kekuasaan
dalam mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat

5. PRINSIP-PRINSIP ETIK
a. Otonomi (Autonomy)
Otonomi berasal dari bahasa latin, yaitu autos, yang berarti sendiri, dan
nomos yang berarti aturan. Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan
bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan
sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan
yang harus dihargai oleh orang lain.
rinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara
rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu
yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan
otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya. Contoh tindakan yang tidak
memperhatikan memperhatikan otonomi adalah:
a) Melakukan sesuatu bagi klien tanpa mereka doberi tahu sebelumnya

8
http//syammblog.blogspot.com
b) Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi relevan yang penting
diketahui klien dalam membuat suatu pilihan.
c) Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan
atau penyimpangan.
d) Tidak memberikan informasi yang lengakap walaupun klien menghendaki
informasi tersebut.
e) Memaksa klien memberi informasi tentang hal – hal yang mereka sudah
tidak bersedia menjelaskannya.

b. Berbuat baik (Beneficience)


Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip
ini dengan otonomi. Contoh perawat menasehati klien tentang program
latihan untuk memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi tidak seharusnya
melakukannya apabila klien dalam keadaan risiko serangan jantung.

c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja
untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang
benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. Contoh : seorang
perawat sedang bertugas sendirian disuatu unit RS kemudian ada seorang
klien yang baru masuk bersamaan dengan klien yang memerlukan bantuan
perawat tersebut. Agar perawat tidak menghindar dari satu klien, kelian yang
lainnya maka perawat seharusnya dapat mempertimbangkan faktor - faktor
dalam situasi tersebut, kemudian bertindak berdasarkan pada prinsip keadilan.

9
http//syammblog.blogspot.com
d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien. Johnson (1989) menyatakan bahwa prinsip untuk tidak
melukai orang lain berbeda dan lebih keras daripada prinsip untuk melakukan
yang baik. Contoh : seorang klien yang mempunyai kepercayaan bahwa
pemberian transfusi darah bertentangan dengan keyakinannya, menaglami
perdarahan hebat akibat penyakit hati yang kronis. Sebelum kondisi klien
bertambah berat, klien sudah memberikan pernyataan tertulis kepada dokter
bahwa ia tak mau dilakukan transfuse darah. Pada suatu saat, ketika kondisi
klien bertambah buruk dan terjadilah perdarahan hebat, dokter seharusnya
menginstruksikan untuk memberikan transfuse darah. Dalam hal ini, akhirnya
transfuse darah tidak diberikan karena prinsip beneficience walaupun
sebenarnya pada saat berasamaan terjadi penyalahgunaaan prinsip
maleficience.

e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan
oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada
setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip
veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan
kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan
objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada,
dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun
demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk
kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk
pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best”
sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan
informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam
membangun hubungan saling percaya.

10
http//syammblog.blogspot.com
Contoh : Ny. M seorang wanita lansia dengan usia 68 tahun, dirawat
di RS dengan berbagai macam fraktur karena kecelakan mobil. Suaminya
yang juga ada dalam kecelakaan tersebut masuk kerumah sakit yang sama dan
meninggal. Ny. M bertanya berkali – kali kepada perawat tentang keadaan
suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawatnya untuk tidak
mengatakan kematian suami NY. M kepada Ny. M. Perawat tidak di beri
alasan apapun untuk petunjuk tersebut dan mengatakan keprihatinannya
kepada perawat kepala ruanga, yang mengatakan bahwa instruksi dokter
harus diikuti. Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik kejujuran.

f. Menepati janji (Fidelity)


Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah
kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.
Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan.

g. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
dijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak
ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan
oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area
pelayanan, menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan
tenaga kesehatan lain harus dihindari.

11
http//syammblog.blogspot.com
h. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
Contoh: perawat bertanggung jawab terhadap diri sendiri, profesi, klien,
sesame karyawan dan masyarakat. Jika salah member dosis obat kepada klien
perawat tersebut dapat digugat oleh klien yang menerima obat, oleh dokter
yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat yang menuntut kemampuan
professional.

12
http//syammblog.blogspot.com
BAB III
PENETUP

A. Kesimpulan
Etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik bagi
kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan
yang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan
dengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk perbuatan
atau tidakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip moralitas
karena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik
berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.

Ada beberapa istilah dalam etik dan hokum keperawatan yaitu ;


1. Etika. 6. Profesional
2. Etik 7. Profesionalisme
3. Etiket 8. Profesionalisasi
4. Kode etik 9. Hukum
5. Moral

Dan terdapatnya beberapa prinsip dalam etik keperawatan yakni :


a. Otonomi (Autonomy) e. Kejujuran (Veracity)
b. Berbuat baik (Beneficience) f. Menepati janji (Fidelity)
c. Keadilan (Justice) g. Karahasiaan (Confidentiality)
d. Tidak merugikan h. Akuntabilitas (Accountability)
(Nonmaleficience)

DAFTAR PUSTAKA

13
http//syammblog.blogspot.com
Kusnanto.(2004). Pengantar Profesi dan praktek keperawatan
professional.EGC : Jakarta

Zubair Achmad charris,(1990),Kuliah etika,Rajawali pers :Jakarta

Ismani Nila. Etika keperawatan,(2001), Widya medika L: Jakarta

Potter & perry (2005),Fundamental keperawatan konsep,proses dan praktek edisi


4.,EGC,Jakarta

14
http//syammblog.blogspot.com

You might also like