You are on page 1of 10

Tema: Maraknya Tawuran Pelajar di Jakarta

Topik: Tawuran Pelajar

Maraknya Tawuran Pelajar di Jakarta

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia Sebagai Salah


Satu Syarat mengikuti Ujian Praktik

Dibuat Oleh:

Rebecca, Zalfa, Melvin, Kevin Vincent, Yensi, Jason

9A

Jl. Sunter Jaya I No. 1 Sunter Agung, Tanjung Priok

Jakarta 14350

Telp: 021-65300300 Fax: 021-65300800


Kata Pengantar
 

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,


karena tim kami telah berhasil menyelesaikan makalah ini tepat
waktu. Kami ingin berterima kasih sebesar-besarnya kepada Ms.
Martha dan Ms. Nur selaku pembimbing dan tim penguji, teman-
teman dan juga pihak-pihak lain yang telah membantu kami dalam
proses penyusunan makalah ini. Kami tahu bahwa masih banyak
kesahalan yang terdapat dalam makalah ini, oleh karena itu kami
mohon kritik dan sarannya. Kami juga berharap semoga makalah ini
dapat berguna bagi orang lain, Amin.

                                                 Jakarta, Februari 2011

                                                       Tim Penyusun


Daftar Isi

Bab 1

I. Pendahuluan

I.I Latar Belakang Tawuran Pelajar

Bab 2

II. Pembahasan

II.I Arti dari Tawuran Pelajar

II.II Penyebab Tawuran Pelajar

II.III Dampak Umum dari Tawuran Pelajar

II.IV Dampak Sosial dari Tawuran Pelajar

Bab 3

III. Pemecahan Masalah dan Penutup

III.I Pengendalian

III.II Kesimpulan

III.III Saran

Daftar Pustaka
Bab I

I.I Pendahuluan

I. II. Latar Belakang Masalah

          Menurut para  remaja, kekerasan dianggap sebagai solusi yang paling
tepat dalam menyelesaikan suatu masalah tanpa memikirkan akibat - akibat
buruk yang akan ditimbulkan tawuran pelajar. Pada saat bersamaan, masyarakat
hanya bisa menyaksikan kekerasan demi kekerasan terjadi di hadapan mereka.
Namun sering kali mencaci perbuatan mereka tanpa berusaha mencari solusi
yang bijak akan permasalahan tersebut. Memojokkan mereka dari sudut
pandang negatif permasalahan yang ada, seolah - olah seperti seorang terdakwa
yang mendapat vonis hukum. Padahal sebenarnya tidak bisa dikatakan bahwa
kesalahan itu berasal sepenuhnya dari dalam diri atau faktor internal pelajar
sendiri. Masyarakat sering sekali tidak peka terhadap respon yang ditimbulkan
remaja, sehingga tidak sedikit remaja yang mengalami semacam gejolak jiwa
yang berupa agresi guna menunjukkan keberadaan mereka dalam suatu
lingkungan.

Hal itu menunjukkan gejolak jiwa yang menimbulkan stress dan mencari
pelampiasan. Hal tersebut seringkali tersalurkan dalam perbuatan negatif, seperti
berkumpul dengan sekelompok preman dan secara tidak langsung menjadi
bagian dari mereka, karena di kelompok barunya mereka mendapat pengakuan
yang selama ini tidak pernah mereka dapat dari dalam keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Dari situlah dimulainya pembelajaran kekerasan, di lingkungan baru
yang tanpa kenal akan aturan,norma, adat, dan kesusilaan. Yang berlaku
adaalah hukum anarkisme, premanisme, kriminalisme yang lebih
mengedepankan otot daripada otak. Sungguh ironis yang terjadi di dunia pelajar
saat ini, yang seharusnya menuntut ilmu setinggi - tingginya agar bisa berguna
bagi masyarakat.  
Bab II

II. I. Pembahasan

II.II. Arti dari Tawuran Pelajar

          “Tawuran” dalam kamus Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai


perkelahian yang meliputi banyak orang, sedangkan “Pelajar” adalah seorang
manusia yang belajar. Apabila kita menarik garis besarnya yaitu perkelahian
antar banyak orang yang pelakunya adalah para pelajar.

          Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja


digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja. Kenakalan remaja
dalam bentuk perkelahian tergolong dalam 2 jenis delikuensi, yaitu situasional
dan sistematik.

1) Situasional

Perkelahian ini terjadi karena adanya situasi yang ‘mengharuskan’ mereka


untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan
untuk menyelesaikan masalah secara cepat.

2) Sistematik

Para remaja yang terlibat dalam perkelahian ini berada dalam suatu
organisasi tertentu yang mempunyai aturan yang harus diikuti
anggotanya, termaksud berkelahi.

II.III Penyebab dari Tawuran Pelajar

1. Faktor Internal

Remaja yang mengikuti tawuran pelajar biasanya kurang mampu untuk


beradaptasi menghadapi lingkungan yang kompleks. Komplekas berarti adanya
keanekaragaman budaya, tingkat ekonomi, dll. Tapi pada remaja yang terlibat
perkelahian, mereka kurang mampu untuk mengatasi situasi itu untuk
pengembangan dirinya. Mereka biasa mudah putus asa, cepat melarikan diri dari
suatu masalah, menyalahkan orang lain. Pada remaja yang sering berkelahi,
biasanya memiliki konflik batin, mudah frustasi, memiliki emosi yang labil, dan
sangat membutuhkan pengakuan.
2. Faktor Keluarga

Rumah tangga yang dipenuhi kekerasan jelas berpengaruh besar pada


anak, anak yang tumbuh di rumah tangga yang dipenuhi kekerasan merasa
bahwa kekerasan adalah bagian dari dirinya, sehingga bagi mereka berkelahi
adalah hal yang wajar. Sebaliknya, jika orang tua yang terlalu melindungi
anaknya juga tidak baik. Jika anak tumbuh sepertii itu, ia akan menyerahkan
dirinya secara total terhadap kelompok yang menjadi bagian dari identitas yang
dibangunnya.

3. Faktor Sekolah

Lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya untuk belajar akan


menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan di luar sekolah bersama
teman - temannya. Jika guru berperan sebagai penghukum dan pelaksana
aturan yang menggunakan kekerasan dalam mendidik siswanya, siswa akan
membenci sekolahnya. Disamping itu, yang paling penting dalam mengajar
adalah menumbuhkan motivasi sendiri untuk belajar.

4. Faktor lingkungan

Lingkungan tinggal yang kumuh dan penuh dengan orang kasar juga
dapat mempengaruhi kehidupan anak.Anak akan terbiasa hidup kasar dan
berkelahi.

II.IV. Dampak Umum Tawuran Pelajar

1. Pelajar dan keluarganya yang terlibat perkelahian sendiri jelas mengalami


dampak negatif pertama bila mengalami cedera atau bahkan tewas.

2. Rusaknya fasilitas umum seperti bus,halte,dan fasilitas lainnya, serta


fasilitas pribadi seperti kaca toko dan kendaraan.

3. Terganggunya proses belajar di sekolah.

4. Berkurangnya perhargaan siswa seperti toleransi, perdamaian dan nilai


hidup orang lain. Para pelajar itu belajar bahwa kekerasan adalah cara
yang paling efektif untuk memecahkan masalah, dan karenanya memilih
untuk melakukan apa saja agar tujuan mereka tercapai. Akibat yang
terakhir ini jelas memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap
kelangsungan hidup bermasyarakat di Indonesia.
II.V. Dampak Sosial Tawuran Pelajar

1. Menunjukan arah kehancuran suatu bangsa antara lain meningkatkan

kekerasan di kalangan remaja.

2. Maraknya tindak kekerasan.

3. Semakin kaburnya pedoman moral.

4. Membuat masyarakat prihatin dan berupaya mencari solusi yang efektif.

Tawuran Pelajar SMP Tawuran Pelajar SMA


Bab III
III.I. Pemecahan Masalah dan Penutup

III.II. Pengendalian

a. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah
atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan
sebanyak mungkin figur orang - orang dewasa yang telah melampaui masa
remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah
sebelumnya gagal pada tahap ini.

b. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point
pertama.

c. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta


keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.

d. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua
memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus
bergaul.

e. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika


ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan
harapan.

III.III. Kesimpulan

          Bisa dikatakan bahwa kenakalan remaja, seperti halnya tawuran pelajar,
tidak bisa dikatakan bahwa semua aspek pendorong berasal dari internal mereka
saja. Namun faktor lingkungan dimana mereka berada juga mempunyai peranan
besar dalam memicu seorang pelajar mencari pelampiasan-pelampiasan negatif.
Seperti faktor keluarga yang dipenuhi oleh kekerasan orang tua, faktor sekolah
yang kurang memperhatikan potensi anak-anak didiknya. Sampai faktor
masyarakat yang senantiasa menyepelekan keberadaan mereka.

Untuk menindak lanjuti itu, sebaiknya masyarakat yang meliputi keluarga,


sekolah, dan masyarakat sadar betapa pentingnya mereka menjaga kestabilan
remaja dengan memberi ruang yang cukup kepada mereka untuk berekspresi
sehingga mereka mendapatkan kenyamanan yang cukup di mana mereka
berada, pengakuan masyarakat yang selama ini mereka idamkan, sambutan
keluarga yang mereka impikan dan sekolah yang nyaman untuk meningkatkan
potensi mereka.Dengan hal - hal tersebut diharapkan masyarakat bisa
meminimalisasi potensi - potensi yang ada guna menimbulkan remaja yang
kreatif, aktif, produktif dan berpotensi menjadi generasi penerus yang baik.

III.IV. Saran

a. Mulai dari sekarang, masyarakat harus sadar akan pentingnya peran


mereka dalam membentuk lingkungan yang kondusif.
b. Keluarga sebagai elemen dasar sebuah bangunan pendidikan agar lebih
aktif dalam memperhatikan anak - anaknya, pentingnya menciptakan
demokratisasi dalam keluarga.
c. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidik seharusnya memperhatikan
potensi - potensi dasar peserta didik untuk lebih meningkatkan daya
kreativitas mereka.
d. Adanya sistem penanganan yang lebih tepat apabila diketemukan tawuran
pelajar.

      

Pelajar yang dihajar pelajar lain Pelajar menyerang musuh


IV. DAFTAR PUSTAKA

http://daimabadi.blogdetik.com/2010/04/27/tawuran-
pelajar/comment-page-1/

http://www.beritajakarta.com/2008/id/berita_detail.asp?nNewsId=32527&idwil=0

http://ksupointer.com/permainan-tradisional-engklek/tawuran-pelajar

http://images.detik.com/content/2009/08/07/10/tawuran-dalam.jpg

http://photos-494.friendster.com/e1/photos/49/40/73620494/1_563617752l.jpg

http://buletininfo.com/?com=news&task=banneritem&view=raw&id=5050

You might also like