You are on page 1of 25

PERKEMBANGAN PAHAM-PAHAM

BARU DAN TRANSFORMASI DUNIA


HUBUNGANNYA DENGAN
MUNCULNYA KESADARAN DAN
PERGERAKAN KEBANGSAAN
INDONESIA
MUNCUL DAN BERKEMBANGNYA
PAHAM-PAHAM BARU DI DUNIA

Liberalisme
Liberalisme muncul di Inggris & berasal dari pemikiran
Adam Smith (1723-1790). Kebebasan individu adalah tujuan
utama dari liberalisme. Sejak itu maka di Eropa berkembang
pemikiran individualisme yang secara ekonomi ditandai
keinginan untuk menumpuk harta sebanyak-banyaknya. Dari
paham liberalisme, muncullah dalam masyarakat kaum
borjuis. Kaum borjuis ini yang pada akhirnya memunculkan
sistem ekonomi kapitalisme
Kapitalisme
Merupakan pemikiran dan sistem ekonomi yang
didasarkan pada kepentingan kapital atau modal. Pemikiran
kaum kapitalis mencakup beberapa prinsip berikut:
o Memberi kebebasan pada swasta untuk memiliki
kekayaan, alat2 produksi & modal
o Memberi kebebasan pada setiap individu untuk
berkompetisi dalam bidang ekonomi guna memperoleh
kekayaan
o Adanya pasar bebas
Sosialisme
Sosialisme sebagai sebuah ideologi menentang prinsip
individualisme (kebebasan individu) dan kapitalisme.
Sosialisme lebih menekankan pada sistem sosial yang
didasarkan pada pemerintahan kolektif, ekonomi yang
dikelola bersama, masyarakat kolektif, dan pengelolaan
industri bersama & mendistribusikan barang secara
merata

Pan Islamisme
Paham yang berkembang diantara negara-negara Arab.
Inti dari ideologi ini adalah bagaimana mengupayakan
terjalinnya persatuan diantara umat Islam dunia atau
diantara negara-negara Islam
Demokrasi
Sebuah ideologi (pemikiran) yang memadukan nilai-nilai
liberal atau kebebasan individu, persamaan, martabat dan
persaudaraan, adanya aturan hukum (rule of law), serta
proses politik yang adil yang mengutamakan kepentingan
rakyat

Nasionalisme
Merupakan semangat atau keinginan untuk berusaha
mempertahankan identitas kelompok dengan upaya
membentuk sebuah negara yang merdeka serta untuk
mempertahankan kemerdekaan tersebut. Semangat nasionalisme
biasanya diperkuat oleh ikatan persamaan ras, bahasa, sejarah,
kebudayaan dan agama
PENGARUH BERKEMBANGNYA
PAHAM-PAHAM BARU DUNIA
TERHADAP MUNCULNYA
PERGERAKAN KEBANGSAAN
Liberalisme INDONESIA
Pemikiran liberalisme di Eropa menggerakkan kalangan
terpelajar Indonesia untuk seantiasa berpikir rasional.
Munculah dorongan untuk merubah posisi & peran individu &
bangsa sendiri dari belenggu penindasan, diskriminasi &
berbagai bentuk penjajahan lainnya. Perjuangan untuk
membebaskan diri dari belenggu penjajahan diwujudkan oleh
kalangan terpelajar Indonesia dengan bersama-sama
membentuk organisasi pergerakan modern
Sosialisme
Berkembangnya sosialisme di Indonesia dimulai sejak
kedatangan tokoh partai buruh sosial demokrat (Social
Democratische Arbeiders Partij) Belanda, H. J. F. M.
Sneevliet, sebelum PD I. Dalam perkembangannya ISDV
menjadi PKI

Demokrasi
Pasca PD I pengaruh demokrasi semakin meluas di mana-
mana, termasuk di Indonesia. Dalam sidang2 Volksraad, para
anggota yang berasal dari rakyat pribumi diijinkan menggunakan
bahasa Indonesia. Pidato dalam sidang2 penuh dengan
semangat revolusioner, mengandung banyak kecaman &
kritikan terhadap pemerintah. Kesemuanya itu yang
selanjutnya berpengaruh terhadap lahirnya perasaan anti
kolonialisme & anti kapitalisme
Pan Islamisme
Pan-Islamis masuk di Indonesia dibawa oleh: (1) para
pelajar & mahasiswa muslim yang belajar ke negeri-negeri
Arab terutama Arab Saudi dan Mesir; (2) peran yang
dimainkan oleh ulama-ulama & pemikir Mesir. Gagasan-
gagasan modernis sosial-politik dari Pan-Islamisme pada
akhirnya membawa pengaruh yang sangat besar, yang
terejawantahkan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia
pertama yang kuat, yaitu Sarekat Islam. Hanya saja SI tidak
sepenuhnya mengadopsi nilai-nilai Pan-Islamisme yang murni
sebagaimana yang dilakukan organisasi pergerakan nasional
di Arab Saudi atau Mesir, tempat asal Pan-Islamisme.
Nasionalisme
Nasionalisme Indonesia yang merupakan proses
perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia merupakan suatu
fase yang mulai disebut-sebut dengan jelas pada awal abad
ke-20. Bentuk rasa & tujuan nasionalisme di Indonesia
diwujudkan melalui perjuangan sistematis dengan membentuk
organisasi modern seperti Indische Partij, Perhimpunan
Indonesia (PI/Indonesische Vereeniging), Partai Nasional
Indonesia (PNI), Partindo, Gerakan Rakyat Indonesia
(Gerindo), Gabungan Politik Indonesia (GAPI) & melalui jalur
volksraad (parlemen)
HUBUNGAN POLA KEHIDUPAN
KEKOTAAN DENGAN MUNCULNYA
PERGERAKAN KEBANGSAAN
INDONESIA
o Dalam sejarah peradaban manusia, kehidupan masyarakat kota
menunjukkan karakteristik kehidupan yang jauh lebih
komplek di banding kehidupan desa yang homogen.
Kompleksitas pola kehidupan kota itu disebabkan karena kota
merupakan pusat aktivitas ekonomi, keuangan, politik,
pemerintahan dan lain sebagainya termasuk aktivitas
pendidikan
o Demikian halnya dengan sejarah perlawanan dan pergerakan
nasional Indonesia. Pusat perlawanan dan pergerakan tidak
lagi berada di desa dengan pemimpin pedesaan sebagai
penggeraknya, tetapi di kota dengan kaum terpelajar &
kelas menengah sebagai penggeraknya. Kelompok terpelajar
& kelas menengah inilah yang memainkan peran penting
dalam proses pergerakan nasional Indonesia

o Interaksi sosial yang lebih komplek yang terjadi di kota


menyebabkan proses transformasi pemikiran, ide atau
gagasan jelas lebih bisa berkembang dibandingkan dengan
masyarakat pedesaan. Ide dan pemikiran tersebut yang
kemudian mereka wadahkan dalam suatu organisasi
pergerakan, baik itu yang didasarkan atas bidang sosial,
budaya, ekonomi, maupun politik
TRANSFORMASI ETNIS SEBAGAI
PROSES AWAL MENUJU
TERBENTUKNYA NATION STATE
Etnisitas

Agama Nasional

Daerah/lokal

o Proses transformasi menuju terbentuknya nation state dimulai


dari tingkat kesadaran etnis & budaya yang terbatas dalam
lingkup lokal atau daerah mengalami integrasi pertama
melalui agama sebagai faktor pembentuknya. Setelah agama,
integrasi meningkat ke tingkat yang lebih tinggi yaitu
integrasi tingkat nasional
MUNCUL DAN BERKEMBANGNYA
IDENTITAS KEBANGSAAN
INDONESIA
 Sejarah Munculnya Istilah Indonesia
o Tahun 1850 untuk pertama kalinya, J.R. Logan
seorang
ahli ilmu bumi sekaligus pegawai pemerintah Inggris
di Penang dan redaktur Journal of the Indian
Archipelago and Eastern Asia berkebangsaan Inggris
memakai istilah “Indonesia” untuk menyebut wilayah
kepulauan Melayu & sekitarnya
o Tahun yang sama ahli etnologi Inggris G. Windsor
Earl menggunakan istilah Indos-nesians dan Melayu-
nesians bagi Kepulauan Hindia
o Tahun 1884 seorang ahli etnologi berkebangsaan
Jerman, A. Sebastian, menggunaan istilah Indonesia
dalam bukunya yang berjudul “Indonesien oder die
inselndes Malayischen Archipels”
o Sejak itu kata Indonesia sering digunakan dalam
kasanah ilmu etnologi, ilmu hukum adat dan bahasa
oleh para guru besar Universitas Leiden. Diantaranya
adalah R.A. Kern, Snouck Hurgronje dan van
Vollenhoven
o Tahun 1913, Ki Hajar Dewantoro memakai nama
Indonesia sebagai nama sebuah biro pers yang diberi
nama ”Indonesisch Persbureau”
o Tahun 1920 Dr. Sam Ratulangie mendirikan kantor
Asuransi di Bandung dengan nama “Assurantie
Indonesia”
o Tahun 1922 nama Indonesia digunakan sebagai nama
organisasi para pelajar Hindia Belanda di negeri
Belanda, yaitu “Indonesische Vereniging”
o Tahun 1921 muncul organisasi pergerakan politik
PKI
atau Partai Komunis Indonesia
o Tahun 1924 nama “Indonesische Vereniging” diubah
menjadi “Perhimpunan Indonesia”
o Tahun 1926 muncul organisasi Perhimpunan Pemuda
Pelajar Indonesia”
o Satu tahun kemudian, 1927 muncul PNI yang
dipimpin Soekarno
o Puncak pemakaian istilah Indonesia adalah pada
peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928
 Bahasa
o Induk bahasa Indonesia adalah bahasa melayu.
Awalnya bahasa melayu dominan dipakai sebagai
bahasa perdagangan di bandar2 dagang nusantara &
dipakai dalam proses penyebaran agama
o Setelah masuknya imperialisme Eropa di kepulauan
nusantara, bahasa melayu pun mengalami
pergeseran peran. Bukan hanya sebatas sebagai
bahasa perdagangan tetapi juga sebagai “bahasa
politik” disamping bahasa Belanda
o Seiring dengan muncul dan berkembangnya
organisasi-organisasi pergerakan di Indonesia
penggunaan bahasa melayu pun semakin penting
sebagai komunikasi antar anggota, antar partai dan
komunikasi dengan massa
o Terbitnya surat kabar-surat kabar oleh organisasi
pergerakan yang menggunakan bahasa Melayu
membuktikan perkembangan nyata penggunaan
bahasa Melayu itu sebagai alat komunikasi massa

o Secara nyata penggunaan bahasa Melayu sebagai


salah satu identitas kebangsaan dicapai pada
Konggres Pemuda II tahun 1928. Untuk lebih
menunjukkan identitas kebangsaan dan bukan
kedaerahan, unsur nama Melayu itu kemudian
diganti menjadi Indonesia. Dalam konggres itu
disepakati bahwa bahasa Indonesia, sebagai salah
satu butir kesepatan bersama disamping
pernyataan kesamaan tanah air dan bangsa
 Bendera
Untuk pertama kalinya dalam sejarah pergerakan
kebangsaan Indonesia dideklarasikan tentang penetapan
bendera sebagai simbul sekaligus identitas bangsa. Konggres
Pemuda II tahun 1928 adalah momentum pertama dimana
ditetapkan secara bulat tentang bendera kebangsaan bagi
Indonesia merdeka, yaitu “bendera merah putih”.
 Lagu Kebangsaan
Ikrar Konggres Pemuda II di gedung Indonesische
Clubgebouw di Jalan Kramat Raya No. 106 Jakarta tanggal 27-28
Oktober 1928, sebagai puncak kesadaran kebangsaan
Indonesia, bukan hanya melahirkan komitmen kesatu
bangsaan, kesatu bahasaan, satu bendera nasional, tetapi juga
penetapan lagu “Indonesia Raya” ciptaan W.R. Soepratman
sebagai lagu kebangsaan Indonesia
KERAGAMAN IDEOLOGI
HUBUNGANNYA DENGAN
PERBEDAAN STRATEGI ORGANISASI
PERGERAKAN KEBANGSAAN DI
INDONESIA
Ditinjau dari segi ideologi, organisasi-organisasi pergerakan
Indonesia dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, seperti:
o Agama (SI, SDI, PSII)
o Nasionalis (BO, PNI, PBI, Parindra, IP, Gerindo, Gapi)
o Sosialis Marxis (ISDV dan PKI)
Keragaman ideologi ini yang menyebabkan perbedaan sifat dan
strategi perjuangan organisasi pergerakan nasional Indonesia.
Secara garis besar bentuk strategi perjuangan yang dijalankan
dibedakan menjadi dua: kooperatif dan non-kooperatif
Kooperatif:
Upaya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia
dengan bersikap moderat: (1) Cenderung bersikap lunak dan
terbuka untuk melakukan kerjasama dengan pemerintah kolonial.
Bentuk kerjasama tersebut antara lain diwujudkan dengan
mengirimkan wakil-wakilnya dalam Dewan Rakyat (volksraad),
(2)
Prinsip perjuangan mereka didasarkan pada pemikiran bahwa
kemerdekaan ekonomi merupakan syarat bagi terwujudnya
kemerdekaan politik, (3) Kegiatan oraganisasi pergerakan lebih
diarahkan pada upaya perbaikan ekonomi, dan sosial
(pendidikan, pembangunan desa dan masyarakatnya, pendirian
bank dan koperasi)
Non-Kooperatif

Strategi perjuangan non-kooperatif bersifat


radikal: (1) Kemerdekaan ekonomi maupun politik harus dicapai
dengan usaha sendiri, (2) Kegiatan organisasi pergerakan
cenderiung lebih mengutamakan bidang politik, melalui
pendidikan politik dan pembentukan organisasi massa baik di
pusat (induk) maupun daerah (cabang), (3) Bersikap radikal dan
menolak kerjasama dengan pemerintah kolonial
dalam bentuk apapun
TERJADINYA PERISTIWA2 PENTING DI
INDONESIA HUBUNGANNYA DENGAN
MUNCULNYA KEBIJAKAN GARIS KERAS
PEMERINTAH HINDIA BELANDA
TERHADAP PERGERAKAN KEBANGSAAN
DI INDONESIA
 Peristiwa-peristiwa Penting di Indonesia
o Pemberontakan PKI tahun 1926
o Terjadinya krisis ekonomi dunia (malaise) yang
berdampak pada ekonomi Indonesia
o Kecenderungan sikap organisasi pergerakan yang makin
reaksioner terhadap belanda, seperti yang ditunjukkan
oleh PI, PKI, PNI dan Partindo
o Solidaritas yang terbangun antara organisasi pergerakan
nasional Indonesia, khususnya PI dengan organisasi
perjuangan nasionalisme di luar negeri
 Bentuk Kebijakan Garis Keras Pemerintah Kolonial
Terhadap Organisasi Kebangsaan

Pemerintahan Gubernur Jenderal Fock


Pemecatan terhadap ribuan pekerja yang mogok
(1)

menentang kebijakan kenaikan pajak, (2) Melarang


kegiatan rapat-rapat yang dilakukan oleh organisasi-
organisasi pergerakan

Pemerintahan Gubernur Jenderal De Graeff


Penangkapan dan pemenjaraan terhadap ribuan orang yang
melakukan perlawanan di berbagai daerah. Bahkan
diantaranya ada yang kemudian dihukum mati
Pemerintahan Gubernur Jenderal De Jonge
Masa pemerintahan De Jonge dianggap sebagai masa yang
paling buruk dalam sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia.
Sikap gubernur jenderal ini sangat keras dan reaksioner
terhadap pergerakan nasional. (1) Ia sama sekali tidak bersedia
mengakui pergerakan nasional. (2) Larangan mengadakan rapat
dan berbagai bentuk kumpul-kumpul, (3) hukuman bagi
pegawai yang menggabungkan diri dalam aktivitas yang
dianggap melawan pemerintah, (4) penangkapan dan membuang
tokoh pergerakan yang dianggap radikal, (5) pers banyak yang
kemudian dicabut ijin terbitnya serta (6) mengeluarkan
peraturan pengawasan yang dapat menolak ijin
penyelenggaraan pengajaran jika dianggap membahayakan
ketertiban masyarakat

You might also like