You are on page 1of 16

1.

2. Ayam mempunyai banyak macam tulang yang berongga (tulang


pneumatik) yang berhubungan dengan fungsi dari sistem pernapasan.
Beberapa tulang tersebut adalah tulang tengkorak (skull), tulang lengan
(humerus), tulang selangka (clavicle), tulang pinggang (lumbal) dan
tulang kemudi atau sacral vetebrae (Nesheim et al., 1972).

Beberapa tulang pada unggas termasuk suatu tipe yang unik yang di
dalam rongga dalamnya terdapat sumsum tulang. Tulang sumsum 
merupakan suatu tulang sekunder baru.  Pada ayam petelur tulang sumsum
terdiri atas kalsium tulang yang di dalamnya terdapat ruang sumsum dengan
anyaman tulang yang lembut  dan porous yang berfungsi sebagai sumber
kalsium untuk membentuk kulit telur bila kalsium pada pakan rendah.
Tulang sumsum terdapat pada tulang kering (tibia), tulang paha (femur),
tulang pinggul (pubic), tulang dada (sternum), tulang iga (ribs), tulang hasta
(ulna), tulang belikat (scapula) dan tulang kuku atau toes (Nesheim et al.,
1978). 

Sekitar 12 % dari jumlah keseluruhan tulang pada ayam betina


dewasa tersusun atas tulang sumsum.  Ayam dara menjelang produksi
telur pertama, 10 hari sebelumnya mulai membentuk tulang sumsum.
Ayam liar tulang sumsumnya menghasilan cukup kalsium untuk
membentuk kerabang, meskipun pada kondisi kalsium pada pakan
rendah pada saat masa bertelur (Nesheim et al., 1978). Penimbunan
kalsium pada tulang ayam betina yang dipelihara hanya dapat
mencukupi kebutuhan pembentukan beberapa kerabang telur. Apabila
kandungan kalsium pada pakan rendah, maka ayam setelah bertelur
sekitar 6 butir akan kehilangan sekitar 40% dari total kalsium tulang
(Akoso, 1993).

3. Tulang yang mengalami fusi: Tulang punggung pada leher dan ekor
dapat digerakkan dan pada bagian badan memanjang dan hanya satu ruas
yang dapat digerakkan. Tulang punggung tersebut bersatu membentuk
suatu susunan struktur yang kaku yang dapat memberikan kekuatan pada
susunan tubuh untuk menopang kekuatan gerakan  dan aktivitas sayap
(Nesheim et al.,  1972).

4. Fungsi kerangka tangan dan lengan pada manusia digantikan sayap pada
unggas, begitu pula kaki pada manusia menyerupai pada kaki unggas.   
Tulang metatarsus merupakan pengganti jari pada kaki unggas yang
berbentuk panjang dan menyatu pada bagian shank (North, 1978).

6. 1. Lapisan tanduk epidermis akan menonjol


2. Lapisan Germinotip
3. Dermis
4. Papila
5. Pembuluh darah
Pada saat molting tiba, lapisan tanduk epidermis akan menonjol, Awal
pertama pertumbuhan bulu umor 6 hari pada saat setelah menetas,
pertumbuhan bulu didukung dengan kelembaban rendah (panas)

7.

8.

 Shank adalah kaki ayam


 Sickle ini terjadi karena mutasi pada gen hemoglobin kelainan darah
kehidupan ditandai oleh sel darah merah yang mengasumsikan sebuah,
abnormal kaku
 Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu
 Remiges, bulu pada sayap
 Remiges primarie yang lekatnya secara digital pada digiti dan secara
metacarpal pada metacarpalia.

9. Jelaskan

a. Langshans

Tampaknya ada 4 jenis Langshans. Croad Langshans memiliki backline


yang membentuk "U" bentuk dari kepala hingga ekor - Saya percaya bahwa
adalah unggas kita sebut Langshan di AS. Langshans Australia adalah serupa,
tetapi memiliki ekor mereka di sudut 45 derajat dari belakang. Langshans Jerman
adalah seperti Australia, tapi bersih berkaki. Jerman modern Langshans memiliki
lebih membangun dan jenis Modern Games. Saya harap saya punya hak ini!
The Black Langshan adalah asli dari Cina dan rupanya dikembangkan di
utara kabupaten Langshan Sungai Yangtze (diucapkan 'yang-lihat') Sungai. Hal ini
diyakini menjadi ras murni unggas peliharaan. Black Langshans diimpor ke
Inggris pada tahun 1872 oleh Mayor Croad Inggris. Dalam standar bahasa Inggris,
mereka disebut 'Croad Langshans'. Mereka kemudian diperkenalkan ke Amerika
dan mengakui standar pada tahun 1883. Putih Langshans dirawat sepuluh tahun
kemudian pada tahun 1893 standar.

Karakteristik utama Langshan, yang memiliki kesamaan dengan Brahma


dan Cochin, adalah bulu-bulu pada kakinya dan penampilan masssive nya.
Namun, satu perbedaan yang signifikan adalah bulu ekor yang tinggi. Dalam
kedua laki-laki dan perempuan, bulu ekor hampir sama tingginya kepala. Ini
memberikan burung penampilan berbentuk V bila dilihat dari samping.

Mereka memiliki sisir tunggal dan yang sedikit lebih ringan dari Cochins.
Warna dari Langshans, meskipun tidak bentuknya, identik dengan Cochins
dengan warna yang sama. Langshans bertelur cokelat besar dan sangat lembut.
Ada tiga varietas Langshans yang telah diterima standar - Hitam, Putih, dan Biru.
Yang terakhir ini tidak diterima untuk standar sampai dengan tahun 1987.

b. Brahma

Brahma adalah tipe ayam yang jinak, yang memiliki sifat jarang terbang

Brahma tipe sebagai berikut:

    * Blue Kolumbia


    * Blue Partridge
    * Emas
    * Light
Ayam ini berasal berasal dari Amerika Serikat dari Shanghais disilangkan
dengan jenis Melayu yang diletakkan di sisir kacang dan alis. Mereka diimpor ke
New York pada tahun 1846 dan saham pertama mencapai Inggris pada tahun 1853
di mana mereka menimbulkan kehebohan besar. Nama itu dipersingkat dari
Brahmaputra untuk Brahma pada tahun 1852 ketika sebuah kawanan kecil
diberikan kepada Ratu Victoria.

c. Leghorns

Leghorns adalah salah satu keturunan yang paling terkenal dari ayam.
Yang menghasilkan mayoritas dunia telur putih. Keturunannya berasal di Italia,
tetapi sebagian besar varietas warna yang dikembangkan di Inggris, Amerika dan
Denmark. Burung-burung yang ditemukan di kedua sisir tunggal bentuk sisir dan
dalam berbagai warna, termasuk putih, Buff, Silver, Merah, Cuckoo, berbintik-
bintik dan Brown antara lain. Para Leghorns Brown lebih jauh dibagi menjadi
Dark dan Light. Bila Anda melihat ayam dalam lukisan atau sebuah iklan
biasanya burung bertubuh ramping dengan sabit ekor panjang bulu dan sisir
tunggal besar: Leghorn khas jantan. Leghorns biasanya menetas di inkubator.
Ayam ini mampu bertelur sekitar 300 telur per tahun.

d. Wyandotte

The Wyandotte adalah jenis ayam yang berasal dari Amerika Serikat.
Contoh-contoh pertama dari berkembang biak muncul di tahun 1870-an.
Wyandottes adalah, jinak dual-tujuan berkembang biak dipelihara untuk telur
coklat mereka dan untuk daging. Mereka muncul dalam berbagai pola warna, dan
burung menunjukkan populer. The Wyandotte bertelur cokelat atau cokelat pucat
dan biasanya memiliki cincin putih bulu di lehernya.
TUGAS PENDAHULUAN
PRAKTIKUM MANAJEMEN UNGGAS
PRAKTIKUM I (Satu)

OSTEOLOGY, KULIT & BULU

Oleh :

HARTONO
I211 05 032

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2010
Model diatas menggambarkan prinsip dari umpan balik negatif atau inhibisi
(penghambatan) umpan balik.

Dalam pengaturan urutan reaksi kimiawi dalam sebuah sel. Urut-urutan tersebut
melibatkan empat molekul (A-D). Panah pendek hitam yang mengarah ke bawah
menunjukkan tiga enzim berbeda yang mengkatalisis pengubahan satu molekul
menjadi molekul disebelahnya. Produk akhirnya (D) menghambat enzim pertama
dalam urutan tersebut; Ketka konsentrsi D meningkat sampai titik tertentu, rekasi
tersebut berhenti dengan sendirinya.

Mamalia dan unggas memiliki sIstem umpan balik negatif. Sistem  ini yang akan
menjaga agar suhu tidak banyak berubah. Walaupun suhu disekitarnya berubah-
ubah.

Bagaimana mekanismenya ?

Pusat kontrol otak menjaga agar suhu darah selalu tetap (sekitar 370C pada
mamalia).

Misalnya ketika suhu tubuh mulai panas, sinyal-sinyal dari pusat kontrol akan
meningkatkan aktifitas kelenjar keringat dan juga memperlebar diameter
pembuluh darah pada kulit. Hasil dari keluarnya keringat adalah terjadinya
pendinginan akibat penguapan., dan panas akan keluar dari pembuluh darah pada
waktu pembuluh darah dialiri oleh darah hangat.

Umpan balik negatif muncul ketika suhu darah mulai menurun ketitik awal,
sehingga pusat control otak berhenti mengirimkan sinyal-sinyal. Apabila suhu
darah turun dibawah suhu awal, pusat control otak akan menginaktifkan kelenjar
keringat dan mengecilkan pembuluh darah kulit. Ini akan mendorong darah ke
jaringan tubuh yang lebih dalam sehingga mengurangi hilangnya panas tubuh.

Pada saat suhu kembali normal, umpan balik negatife terjadi lagi, dan sinyal-
sinyal dari pusat control akan berhenti.

Faktor yang Menyebabkan Telur Menjadi Pucat

Faktor yang Menyebabkan Telur Menjadi Pucat[1]


Sopyan Haris [2]

Pengantar
Pertama kali kejadian telur menjadi pucat ditemukan pada tahun 1944. Saat itu,
Steggerda dan Hollander sedang membersihkan kotoran yang melekat pada telur
dari ayam Rhode Island Red. Ketika dilakukan penggosokan, beberapa pigmen
coklatnya juga turut tergosok, dan bila telur tersebut digosok lebih keras maka
sebagian besar pigmennya juga ikut tergosok. Namun hal ini tidak terjadi pada
telur yang permukaannya mengkilap.

Hal ini sudah diketahui dengan baik bahwa tidak ada factor tunggal yang
menyebabkan kehilangan pigmen kerabang pada telur berkerabang coklat. Pada
telur broiler breeder, pigmentasinya lebih bervariasi dibandingkan pada layer
komersil. Pada flock broiler breeder sudah umum tentang adanya variasi pada
pigmentasi kerabang, yang diakibatkan oleh perubahan warna dari coklat tua
menjadi hampir putih. Kekontrasan warna ini terjadi karena adanya seleksi genetic
dari telur coklat yang seragam dalam flock broiler breeder merupakan sedikit
perbandingan yang penting terhadap ayam layer komersil.

Sebagian besar peneliti peternakan memahami bahwa hilangnya pigmen kerabang


pada telur coklat bisa disebabkan oleh banyak factor. Namun demikian masih
banyak individu membuat kesimpulan yang keliru dan mengatakan bahwa kasus
diatas disebabkan hanya oleh satu faktor. Penyebab yang paling sering disebutkan
adalah bronchitis. Pernyataan-pernyataan seperti “Saya tau ayam saya terkena
bronchitis karena kerabang telurnya pucat” sering terdengar di lapangan.
Pernyataan-pernyataan tersebut dibuat bahkan tanpa pengetahuan tentang titer
antibody terhadap bronchitis, jadwal vaksinasi bronchitis atau pengetahuan yang
mendukung nekropsi.

Lebih sering kasus hilangnya pigmen kerabang bukan karena bronchitis tetapi
karena factor-faktor penyebab stress yang terjadi pada flock itu. Contohnya, ayam
yang ketakutan, adalah salah satu penyebab yang umum hilangnya pigmen.
Kehilangan pigment ini tidak berhenti sampai semua factor yang mempengaruhi
dapat ditemukan sehingga penyebab yang pasti dapat diidentifikasi dan masalah
dapat diselesaikan. Pada banyak kasus yang terjadi secara periodic, kehilangan
pigmen pada flock itu tidak dapat diidentifikasi penyebabnya.

Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan membicarakan tentang


bermacam-macam factor yang diketahui memiliki kontribusi terhadap hilangnya
pigmen kerabang. Ulasan secara umum, bagaimanapun adalah tentang pigmen
tersebut dan proses-proses yang terlibat di dalam deposisi, untuk membantu kita
lebih memahami permasalahan tentang pigmentasi kerabang.
Susunan Kerabang Dan Disposisi Pigmen

Ketika telur mencapai saluran reproduksi yang disebut uterus, telur berdiam di
uterus selama 20 jam. Selama 20 jam tersebut kerabang telur akan terbentuk,
sebagian besar terdiri atas calcium carbonate (CaCO3), masuk ke dalam
membrane sel membentuk putih dan kuning telur. Begitu formasi sel tersebut
berkembang pada layer komersial, sel epitel membatasi permukaan uterus untuk
mensintesis dan mengakumulasi pigmen. Tiga pigmen utamanya adalah
biliverdin-IX, zinc chelate biliverdin-IX dan protoporphyrin-IX.

Pigmen yang paling banyak ditemukan pada telur layer komersial berwarna coklat
adalah protoporphyrin-IX. Pigmen protoporphyrin-IX hanya sampai 3 – 4 jam
akhir pembentukan kerabang ketika semua pigmen yang terakumulasi ditransfer
ke sekresi cairan viscus yang kaya protein yang disebut kutikula. Derajat
kecoklatan telur ayam tergantung pada kuantitas pigmen yang secara langsung
terkait dengan kutikula. Kutikula yang kaya pigmen disimpan dalam kerabang
telur dalam kisaran waktu yang sama dengan waktu yang dibutuhkan deposisi sel
mencapai platea, yaitu sekitar 90 menit sebelum oviposisi (saat telur dikeluarkan).

Bagaimanapun, distribusi pigmen tidaklah seragam diseluruh ketebalan kerabang.


Bahkan jika kerabang telur mengandung banyak pigmen, kontribusinya pada
intensitas warna coklat tidak dapat dibandingkan dengan intensitas yang ada pada
kutikula.

Faktor-Faktor Yang Bertanggung Jawab Terhadap Pucatnya Kerabang Telur

Stress. Sejak sebagian besar dari pigmen berada di kutikula, segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan sel epitel pada sel glandula untuk mensintesis kutikula
akan berpengaruh terhadap intensitas dari pigmentasi kerabang telur. Keadaan ini
terjadi selama 3 sampai 4 jam akhir deposisi kerabang sejak beralngsungnya
siklus pembentukan telur dimana sintesis kutikuladan akumulasi terjadi dengan
sangat cepat.

Pemicu stress pada flock ayam seperti kepadatan tinggi pada battery, penanganan,
suara bising, dan sebagainya, akan menghasilkan pengeluaran hormone stress,
khususnya hormone epineprin. Hormon ini, ketika dikeluarkan ke dalam darah
akan menyebabkan proses peneluran menjadi mundur dan penghentian
pembentukan kelenjar kutikula pada kerabang. Faktor pemicu stress di atas, yang
mana menyebabkan ayam menjadi gelisah dan takut dapat menyebabkan kerabng
telur yang diproduksi menjadi pucat. Kepucatan sering dihasilkan oleh tidak
terbentuknya deposisi calcium carbonat (CaCO3) pada formasi kutikula.

Umur ayam. Terdapat keterkaitan antara umur ayam dengan penurunan intensitas
pigment telur kerabang coklat. Alasan nyata untuk hal ini tidak diketahui. Hal ini
dimungkinkan akibat pigment dengan kuantitas yang sama harus didispersikan
pada permukaan telur yang semakin besar sejalan dengan bertambahnya umur
ayam atau menurunnya sintesis pigmen.

Zat Kemoterapi. Penurunan pigmentasi kerabang telur yang cepat secara umum
sejalan dengan adanya pemakaian obat pada ayam, misalnya sulfonamide.
Penggunaan Coccidiostat Nicarbazin misalnya, pemberian dosis 5 mg per hari
dapat menyebabkan telur menjadi pucat dalam 24 jam. Bila dosisnya lebih dari 5
mg per hari maka akan menyebabkan depigmentasi pada kutikula kerabang telur.

Penyakit. Penyakit yang diakibatkan oleh virus seperti ND dan IB dapat


mempengaruhi produksi. Virus memiliki afinitas (daya lekat) yang spesifik pada
membrane mukosa dari saluran pernafasan dan saluran reproduksi. Karena inveksi
virus secara langsung merusak saluran reproduksi, maka secara tidak langsung
telur juga akan mengalami dampaknya. Sehingga total jumlah telur yang
diproduksi akan turun, kerabang telur menjadi tipis, pucat dan memiliki kontur
permukaan yang tidak rata. Kualitas internal telur juga turut terpengaruhi (putih
telurnya lebih encer). Akhirnya problem produksi dan kualitas telur terjadi
sepanjang periode produksi.

Kesimpulan
Sebagian besar pigmen kerabang telur terdapat pada kutikula dan bagian luar dari
kalsifikasi kerabang telur. Pembentukan formasi kutikula yang premature akibat
hormon stress (hormone epineprin) akan menyebabkan telur menjadi pucat. Umur
ayam, penggunaan zat kemoterapi dan adanya penyakir akibat virus juga
menyebabkan menurunnya pigmentasi kerabang. Jadi tidak berarti bahwa
kerabang pucat merupakan tanda utama ayam terkena IB. Memang salah satu
tanda penyakit IB adalah telurnya berwarna pucat.
a) Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir
seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari
epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu
aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis.
Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang
merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup
bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis
membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian
epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat
makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi: Filoplumae, Bulu-bulu kecil
mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan
halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping
dan beberapa barbulae di puncak.
Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan
perbedaan detail
Plumae, Bulu yang sempurna.
Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut
barbicels yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Susunan plumae terdiri dari :
Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu, Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu
,rachis yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga
di dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-
cabang lateral dari rachis

Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada
ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut
neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile. Menurut letaknya, bulu
aves dibedakan menjadi:
Tectrices, bulu yang menutupi badan.
Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi
sebagai kemudi. Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
• Remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara
metacarpal pada metacarpalia.
• Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
• Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder
daerah
• siku.
• Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
• Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984)

Fungsi bulu
• Dapat mencegah hilangnya panas tubuh dengan menggoyang-goyangkan bulu
mereka dalam cuaca dingin.
• Sementara, saat cuaca panas, burung mempertahankan kesejukan tubuh dengan
melicinkan bulu-bulu mereka.
• Penutup tubuh.
• Bulu di bagian bawah dan bulu yang terletak di sepanjang sayap dan ekor
memiliki bentuk yang berbeda. Bulu-bulu ekor yang besar digunakan untuk
mengemudi dan mengerem.
• Untuk memperindah tubuh.
• Plumae berfungsi agar dapat terbang.
• Plamulae berfungsi Sebagai isolator.
• Filoplumae Berfungsi sebagai sensor.
• Mengangkat tubuh burung di udara.
• Menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya.
• Untuk melindungi kulit dari serangga.
• Untuk menghangatkan telur pada saat mengerami.

d. Rangka
.Sistem Rangka
a) Struktur rangka
Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang.Adaptasi
tulang burung adalah sebagai berikut : Burung memiliki paruh yang lebih ringan
dibandingkan rahang dan gigi pada hewan mamalia.Burung memiliki sternum
(tulang dada) yang pipih dan luas,berguna sebagai tempat pelekatan otot terbang
yang luas.
Tulang-tulang burung berongga dan ringan .Tulang-tulang tersebut sangat kuat
karena memiliki struktur bersilang. Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih
sedikit dibandingkan tulang-tulang pada tangan manusia.Hal ini berfungsi untuk
mengurangi berat terutama ketika burung terbang.
Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,terutama
ketika mengepakkan sayap pada saat terbang. Burung juga memiliki tulang-tulang
yang khas yang sesuai untuk terbang. Anggota depan berubah fungsi menjadi
sayap.Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai tempat melekatnya otot-
otot dan sayap. Hal ini memungkinkan burung untuk terbang.
Berikut gambar struktur rangka pada burung (aves) :

Fungsi Rangka
Berikut fungsi rangka pada burung perkutut :
• Tengkorak : Melindungi otak dan isi kepala
• Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala.
• Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap.
• Tulang hasta : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang
• lengan.
• Tulang pengumpil : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang
lengan.
Korakoid : Penghubung tulang dada.
• Tulang dada : Tempat melekatnya oto untuk terbang.
• Tulang rusuk : Tulang yang melindungi isi perut.
• Pelvis : Penghubung tulang ekor.
• Tulang ekor : Tulang penghubung dengan kloaka.
• Tulang kering : Penghubung tulang paha kebetis.
• Tulang paha : Untuk persendian.

e. Sistem otot
Pada kelas Aves dan mamalia, otot anggota badan lebih besar karena di gunakan
untuk berbagai aktivitas. Pergerakan sayap pada saat terbang di bantu oleh otot
pectoral yang ada di bagia dada. Otot pectoralis major beeermula di bagia luar
sternum dan berlajut ke ventrolateral dan humerus, kontraksinya akan
menggerakan sayap dan mengangkat tubuh burung, pada vertebrata darat, kaki
depan di angkat menggunakan otot di permukaan dorsal, tapi pada unggas,
gerakan ini di bantu otot ventral yaitu pectoralis minor, otot pectoralis minor
berawal dari sternum (medial dan pectoralis major) kemudian mengecil menjadi
tendon ke bagian dorsal dan melekat pada bagian dorsal posterior dari tulang
humerus. Otot pectoralis minor dan mayor terdapat baik disayap kanan maupun
kiri.
Dan otot femur terutama di gunakan untuk berlari, otot kaki relatife tipis dan
berfungsi untuk hilangnya panas tubuh dari bagian yang tidak di tutupi bulu, dan
jari tersebut dapat digerakan dengan bantuan tendon yang terhubung ke otot pada
bagian atas kaki.

You might also like