Professional Documents
Culture Documents
Situasional artinya kegiatan PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang dihayati dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari oleh guru sebagai pengelola program pembelajaran di kelas
atau sebagai jajaran staf pengajar di kelas. PTK itu bersifat practice driven dan action
driven dalam arti PTK bertujuan memperbaiki praktis secara langsung dalam
pembelajaran sehingga dikatakan juga penelitian praktis (practice inquiry).
Kontekstual artinya upaya penyelesaian atau pemecahannya demi peningkatan mutu
pendidikan, prestasi siswa, profesi guru dan mutu sekolah tidak terlepas dari konteksnya
dengan merefleksi diri yaitu sebagai praktisi dalam pelaksanaan tugas-tugas
kesehariannya sekaligus secara sistemik meneliti dirinya sendiri.
Bersifat kolaboratif dan parsitipatif antara guru, siswa dan individu lain yang terkait
dalam proses pembelajaran yaitu suatu satuan kerja sama secara langsung. Kolaboratif
diartikan sebagai kerja sama saling tukar menukar ide untuk melakukan aksi dalam
rangka memecahkan masalah yang dihadapi.
Bersifat self-evaluatif (evaluatif dn reflektif) yaitu kegiatan memodifikasi praktis yang
dilakukan secara kontinu, dievaluasi dalam situasi yang ada dan terus berjalan, dengan
tujuan akhir dapat meningkakan perbaikan dalam praktik yang dilakukan guru.
Bersifat fleksibel dan adaptif (luwes dan mnyesuaikan) memungkinka adanya perubahan
selama dalam percobaan. Adanya penyesuaian menjadikan prosedur yang cocok untuk
berkerja di kelas yang dimiliki banyak kendala yang melatarbelakangi masalah-masalah
di sekolah.
Sifat dan sasaran PTK adalah situasional-spesifik, tujuannya untuk pemecahan masalah
praktis. Dengan demikian temuan-temuannya berguna dalam dimensi praktis tidak dapat
digeneralisasikan sehinga tidak secara langsung memiliki andil pada usaha
pengembangan ilmu. Kajian permasalahan, prosedur pengumpulan data dan
pengolahannya dilakukan secermat mungkin dengan mendasarkan pada keteguhan
ilmiah.
1. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, maka pelaksanaan PTK tidak boleh
menggangu atau menghambat kegiatan pemblajaran. Ada 3 catatan yang harus di
perhatikan dalam prinsip pertama ini yaitu:
Dalam mencobakan sesuatu tindakan pembelajaran baru, selalu ada kemungkinan bahwa
setidak-tidaknya ada pada awal-awalnya prestasi belajar siswa kurang sesuai dari yang
dikehendaki, bahkan kurang dari yang diperoleh dengan cara lama, karena itu
bagaimanapun, tidakan perbaikan itu masih dalam taraf dicobakan. Guru harus
menggunakan pertimbangan serta tanggungjawab profesionalnya dalam menimbang-
nimbang jalan keluar yang akan ditempuhnya dalam rangka memberikan yang terbaik
bagi siswanya.
Interaksi dari siklus tindakan juga dilakukan dengan mempertimbangkan keterlaksanaan
kurikulum secara keseluruhan, khususnya dari segi pembentukan pemahaman yang
mendalam yang ditandai oleh kemampuan menerapkan pengetahuan yang dipelajari
melalui analisis, sintesis, dan evaluasi informasi.
Penetapan siklus dalam PTK mengacu kepada penguasaan yang ditargetkan pada tahap
perancangan, dan sama sekali tidak mengacu kepada kejenuhan informasi.
Metodologi yang digunakan harus reliabel artinya terencana dengan cermat sehingga
tidakan dapat dirumuskan dalam suatu hipotesis tindakan yang dapat diuji dilapangan.
Permasalahan yang dipilih harus menarik, nyata, tidak menyulitkan, dapat dipecahkan,
berada dalam jangkauan peneliti untuk melakukan perubahan dan peneliti merasa
terpangil untuk meningkakan prestasi belajar siswa.
Metode pengumpulan data yang digunakan tidak terlalu menuntut baik dari kemampun
guru itu sendiri ataupun dari segi waktu.
Dalam penyelenggaraan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian
tinggi terhadap prosedur etika yang berkaitan dengan pekerjaannya. Artinya dalam
melaksanakan PTK hafrus diketahui oleh pimpinan lembaga terkait, disosialisasikan
kepada rekan-rekan dalam lembaga kancah, dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah
ilmiah serta dilaporkan hasilnya sesuai dengan tata krama penyusunan karya tulis
akademik.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan agar guru atau tenaga kependidikan dapat
memperbaiki mutu kinerja atau meningkatkan proses pembelajaran secara
berkesinambungan, yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi profesional
pendidikan yang diemban oleh guru. Dengan demikian PTK merupkan saklah satu cara
yang strategis dalam memperbaiki kinerja guru dalam meningkatkan layanan pendidikan
atau pembelajaran.
Penelitian indakan Kelas (PTK) untuk mengembangkan kemampuan/ketrampilan guru
untuk menghadapi permasalahan yang nyata dalam proses pembelajaran di kelasnya dan
di sekolahnya sendiri.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat digunakan sebagai alat untuk memasukkan
novasi pembelajaran kedalam sistem yang ada karena sulit dilakukan oleh upaya
pembeharuan yang dilakukan pada umumnya.
Dengan tertumbuhnya budaya meneliti yang merupakan dampak bahwa dari pelaksanaan
PTK yang bersinambungan, maka banyak manfaat yang dapat dipetik yang secara
keseluruhan dapat diberi label inovasi pembelajaran karena para guru semakin
diberdayakan untuk mengambil berbagai prakarsa profesional secara mandiri.
Di pihak lain, prakarsa untuk selalu mencoba hal-hal baru, itu terjadi karena guru pekerja
sebagai profesiuonal, guru tidak mudah berpuas diri dengan rutinitas, melainkan selalu
dipacu oleh dorongan untuk berbuat lebih baik.
Model Kurt Lewin menjadi acuan dari berbagai model penelitian tindakan, karena Kurt
Lewin yang pertama kali memperkenalkan penelitian tindakan (action research). Dengan
demikian Penelitian Tindakan Kelas yang lain ada yang mengacu pada model Kurt
Lewin.
Perencanaan (planning)
Tindakan (acting)
Pengamatan (observing)
Refleksi (reflecting)
Acting
(Tindakan)
Planning Observing
(Perencanaan) (Pengamatan)
Reflecting
(Refleksi)
Konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin dan dikembangkan oleh Kemmis &
Mc Taggart adalah komponen acting dan dengan obseving dijadikan menjadi suatu
kesatuan karena menurut Kemmis & Mc.Taggart (1988) pada kenyataannya kedua
komponen tersebut merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dpisahkan karena kedua
kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu. Begitu berlangsungnya suatu
kegiatan dilakukan, kegiata observasi harus dilakukan sesegera mungkin. Bentuk model
Penelitian Tindakan Kelas oleh Kemmis &Taggart seperti terdapat pada bentuk berikut:
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I
Tindakan dan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II
Tidakan dan
Pengamatan
Model Kemmis & Taggart bila dicermati pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat
atau untaian-untaian dengan suatu perangkat terdiri dari empat 4 komponen yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Untaian-untaia tersebut dipandang
sebagai suatu siklus. Oleh karena itu siklus adalah putaran kegiatan yang terdiri dari
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Banyaknya siklus dalam penelitian
tindakan kelas tergantung dari permasalahan yang perlu dipecahkan, namun gambaran di
atas hanya menunjukkan dua siklus. Jika suatu penelitian mengkaitkan materi pelajaran
dengan tujuan pembelajaran dengan sendirinya jumlah siklus untuk setiap mata pelajaran
melibatkan lebih dari dua siklus.
3. Model Hopkins
Berdasarkan desain model-model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dari Kurt Lewin,
Kemmis & Taggart, Hopkins menyusun desain atau model penelitian tindakan seperti
skema berikut:
Implementasi Evaluasi
Perencanaan, Tindakan
Target, Tugas
Kriteria,
Keberhasilan
Menopang Komitmen
Cek Kemajuan
Mengatasi Problem
Konstruksi
Pengambilan Stok
Audit Pelaporan
Ambil Start
Dari beberapa model atau desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di atas dapat di ambil
dan dicermati salah satu dari bentuk model (umumnya yang telah banyak dilakukan)
adalah desain model Kemmis & Taggart.
PROSEDUR PELAKSANAAN
Pertanyaan yang mungkin timbul bagi peneliti semula adalah: ”Bagaimana memulai
Penelitian Tindakan Kelas ?”. Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut pertama-tama
yang harus dilakukan guru adalah perasaan ketidakpuasan terhadap praktek pembelajaran
yang dilakukannya selama ini. Manakala guru merasa puas dengan hasil yang diperoleh
selama ini terhadap apa yang dilakukannya dalam proses pembelajaran di kelas,
meskipun sebenarnya banyak hambatan yang dialami dalam pengelolaan proses
pembelajaran, sulit kiranya seorang guru untuk memunculkan pertanyaan seperti di atas
yang kemudian memicu untuk dimulainya sebuah penelitian tindakan kelas (Suyanto,
1997).
Oleh sebab itu agar guru dapat menerapkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam
upaya untuk memperbaiki atau meningkatkan layanan pembelajaran secara lebih
profesional, ia dituntut keberaniannya untuk mengatakan sejujurnya khususnya kepada
dirinya sendiri mengenai sisi-sisi lemah proses pembelajaran dalam rangka
mengidentifikasi permasalahan.
Dengan kata lain, permasalahan yang diangkat dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
harus benar-benar merupakan masalah-masalah yng dihadapi oleh guru dalam praktek
pembelajaran yang dikelolanya, bukan permasalahan yang dialami atau disarankan oleh
orang lain.
Bidang kajian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dirasakan adanya masalah adalah:
Masalah belajar siswa di sekolah (termasuk dalam tema ini antara lain masalah belajar
siswa di kelas, kesalahan-kesalahan pembelajaran miskonsepsi).
Desain dan strategi pembealajaran di kelas (termasuk dalam tema ini antara lain masalah
pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi dalam metode
pembelajaran, interaksi di dalam kelas, partisipasi orang tua dalam proses belajar siswa).
Alat bantu, media, dan sumber belajar (termasuk dalam tema ini adalah masalah
penggunaan media, perpustakaan, dan sumber belajar baik di dalam maupun di luar kelas,
peningkatan hubungan antara sekolah dan masyarakat).
Sistem asessmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran (termasuk dalam tema ini
adalah masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen
asessmen berbasis kompetensi).
Pengembangan pribadi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya
(termasuk dalam tema ini adalah peningkatan kemandirian dan tanggungjawab peserta
didik, peningkatan keefektifan hubungan antara pendidik, peserta didik dan orang tua
dalam proses belajar mengajar, peningkatan konsep diri peserta didik).
Masalah kurikulum (termasuk tema ini adalah implementasi KBK, urutan penyajian
materi pokok, interaksi guru – siswa, siswa – materi ajar, dan siswa – lingkungan
belajar}.
B. Identifikasi Masalah
Sebenarnya setiap harinya tiada putus-putusnya guru banyak menghadapi masalah. Oleh
karena itu bila guru kesulitan untuk mengidentifikasi masalah untuk Penelitian Tindakan
Kelas sungguh ironis.
Guru menuliskan semua kejadian yang memerlukan perhatian terutama berkaitan dengan
pembelajaran, misalnya: penyampaian materi, daya tangkap siswa, intensitas waktu, sikap
siswa, motivasi siswa dan lain-lain.
Semua kejadian yang ada seperti tersebut di atas dikelompokkan atau diidentifikasikan
menurut jenis permasalahannya.
Urutkan dari klasifikasi ringan sampai yang berat dari jenis masing-masing klasifikasi.
C. Analisis Masalah
Topik yang melibatkan guru dalam serangkaian aktivitas yang memang diprogramkan
oleh sekolah.
Jangan memilih masalah yang berada diluar kemampuan guru untuk mengatasinya.
Pilih dan tetapkan permasalahan yang skalanya cukup kecil dan terbatas.
Usahakan untuk bekerja secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran yang sejenis
dalam pengembangan fokus penelitian.
Kaitkan Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan dengan prioritas-prioritas yang
ditetapkan dalam rencana pengembangan sekolah.
D. Perumusan Maalah
Menurut Soedarsono (1997) beberapa hal yang perlu diperhtikan dalam merumuskan
hipotesis tindakan adalah sebagai berikut:
Rumuskan alternatif tindakan perbaikan berdasarkan hasil kajian. Dengan kata lain
alternatif tindakan perbaikan hendaknya mempunyai landasan yang mantap secara
konseptual.
Setiap alternatif tindakan perbaikan yang dipertimbangkan perlu dikaji ulang dan
dievaluasi dari segi relevansinya, dengan tujuan, kebaikan teknis serta keterlaksanaannya.
Di samping itu perlu ditetapkan cara penilaiannya sehingga dapat memanipulasi
pengumpulan serta analisa data secara cepat namun tepat selama program tindakan
perbaikan diimplementasikan.
Pilih alternatif tindakan secara prosedur implementasi yang dinilai paling menjanjikan
hasil optimal namun masih tetap ada dalam jangkauan kemampuan guru untuk
melakukannya dalam kondisi dan situasi sekolah yang aktual.
Pikirkan dengan seksama perubahan-perubahan yang secara implisit dijanjikan melalui
hipotesis tindakan itu, baik yang berupa proses dan hasil belajar siswa maupun teknik
mengajar guru.
F. Analisa data
1. Reduksi data
Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan,
dan pengabstraksikan data mentah menjadi informasi yang bermakna.
Paparan data
Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan
naratif, representasi tabulasi termasuk dalam bentuk format matriks, refresentasi grafis,
dan sebagainya.
Penyimpulan
Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir
tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan/atau formulasi singkat dan padat tetapi
mengandung pengertian luas.
G. Refleksi
Refleksi dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah
dan/atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau apa yang belum berhasil dituntaskan
dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil refleksi itu digunakan untuk
menetapkan langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan dalam Penelitian
Tindakan Kelas. Dengan kata lain refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan
atau kegagalan dalam mencapai tujuan sementara, dan untuk menentukan tindak lanjut
dalam rangka mencapai tujuan akhir yang mungkin ditetapkan dalam rangka pencapaian
berbagai tujuan sementara lainnya.
PENYUSUNAN PROPOSAL
A. Judul Penelitian
Judul Penelitian Tindakan Kelas (PTK) hendaknya singkat, jelas dan sederhana namun
secara tersirat telah menampilkan sosok PTK, bukan sosok penelitian konvensional.
Dengan kata lain judul hendaknya singkat dan spesifik tetapi cukup menggambarkan
masalah yang akan diteliti dan tindakan untuk mengatasi masalahnya.
B. Bidang Kajian
C. Pendahuluan
Dalam latar belakang masalah hendaknya diuraikan urgensi penanganan masalah yang
diajukan itu melalui PTK. Penelitian dilakukan untuk memecahkan permasalahan
pendidikan dan pembelajaran. Kemukakan secara jelas bahwa masalah yang akan diteliti
merupakan sebuah masalah yang nyata terjadi disekolah dan diagnosis dilakukan oleh
guru. Masalah yang akan diteliti adalah sebuah masalah yang penting dan mendesak
untuk dipecahkan serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya dan
daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian. Uraikan permasalahan yang
ada hendaknya didahului oleh identifikasi masalah, dilanjutkan dengan analisis masalah
yang dideskripsikan secara cermat akar penyebab dari masalah tersebut.
fakta-fakta pendukung,
argumen-argumen teoritik tentang tindakan yang akan dipilih,
hasil penelitian terdahulu (jika ada) dan
alasan pentingnya penelitian ini dilaksanakan.
2. Perumusan Masalah
Rumuskan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan Penelitian Tindakan Kelas,
yang dipilih dari identifikasi masalah. Rumusan masalah dibuat dalam bentuk kalimat
tanya, karena hal ini akan menjadi fokus pengamatan dalam penelitian dan dikaitkan
dengan rumusan hipotesis tindakan.
3. Pemecahan masalah
Dalam bagian ini dikemukakan cara yang diajukan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. Alternatif pemecahan masalah yang diajukan hendaknya mempunyai landasan
konseptual yang mantap yang bertolak dari hasil analisis masalah. Uraikan alternatif
tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang
digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti hendaknya sesuai dengan kaedah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
4. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitrian Tindakan Kelas (PTK) hendaknya dirumuskan dengan singkat dan
jelas. Perumusan tujuan harus konsisten dengan hakekat permasalahan yang
dikemukakan pada rumusan masalah.
5. Manfaat Penelitian
Kemukakan manfaat atau sumbangan yang diperoleh dari hasil penelitian baik manfaat
secara teoritis maupuin secara praktis yaitu baik yang menyangkut: siswa, guru pelaksana
penelitian maupun guru pada umumnya, sekolah, pengembang kurikulum, Lembaga
pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).
Uraikan dengan jelas kajian teori yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan
rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kemukakan teori, temuan, dan hasil
penelitian lain yang relevan dengan penelitian tindakan, sehingga mendukung penelitian
yang akan dilakukan. Uraian ini digunakan unuk menyusun kerangka berfikir atau konsep
yang akan digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir dikemukakan rumusan
hipotesis tindakan yang merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
diajukan.
E. Metodologi Penelitian
Rancangan atau model penelitian tidakan dapat dipilih dari beberapa model penelitian
tindakan yang telah dikemukakan di atas, pilih model sesuai dengan rencana dindakan.
Jelaskan jumlah siklus yang akan digunkan.
2. Setting Penelitian
Pada bagian ini dijelaskan tentang lokasi penelitian, karakteristik subjek penelitian dan
karakteristik mata pelajaran juga dijelaskan.
3. Rencana tindakan
Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran,
seperti:
F. Jadwal Penelitian
Berisi penjelasan kegiatan yang akan dilakukan, waktu, dimulainya pelaksanaan sampai
pelaporan. Biasanya ditampilkan dalam bentuk matriks kegiatan.
G. Rencana Anggaran
Rencana anggaran biaya dan disusun secara cermat meliputi : tahapan persiapan,
pelaksanaan penelitian dan pelaporan. Kegiatan dalam persiapan meliputi pertemuan
antara anggota tim peneliti (tim kolaborasi) untuk menyusun dan menetapkan jadwal
penelitian dan pembagia kerja, menyusun instrumen penelitian, menetapkan indikator
ketercapaian (sesuai SKBM), menetapkan format analisa data, lembar observasai, dan
analisis data.
H. Daftar Pustaka
I. Lampiran-Lampiran
Sistematika pelaporan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari 5 bab sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Kerangka Teoritis
Hasil Penelitian yang Relevan
Kerangka Berfikir
Perumusan Hipotesis Tindakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan/Model Penelitian
Setting Penelitian
Rencana penelitian Tindakan
Metode Pengumpulan Data
Analisis Data
Jadwal Kegiatan
Anggaran/Biaya Penelitian
Hasil Penelitian
Deskripsi Hasil Observasi Tindakan
Deskripsi hasil Tindakan
B. Pembahasan
SIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, 1999. Penelitian Tindakan Kelas (PTK): Bahan Pelatihan Dosen LPTK dan
Guu Sekolah Menengah. Jakarta: Dirjen Dikti
Hariyanto, 2001. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) : Baha Pelathan Dosen LPTK.
Mataram: Unram
Kemmis, Stephen & Mc. Taggart Robin, 1988. The Action Research Planner. Victoria:
Deakim University