Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
II-1
II-2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pewarna yang mengungkapkan perbedaan-perbedaan kimia pada struktur bakteri
dari kelompok lainnya dapat dipakai zat pewarna yang disebut zat pewarna
diferensial.
Untuk dapat membedakan jenis-jenis bakteri yang berbeda dengan morfologi
yang sama digunakan prosedur pewarnaan Gram. Pewarnaan ini merupakan salah
satu prosedur yang amat penting dan paling banyak digunakan dalam klasifikasi
bakteri. Dengan metode ini bakteri dapat dipisahkan secara umum menjadi dua
kelompok besar yaitu:
(1) Organisme yang dapat menahan kompleks pewarna primer ungu kristal
iodium sampai pada akhir prosedur (sel-sel tanpak biru gelap atau ungu)
disebut Gram positif.
(2) Organisme yang kehilangan kompleks warna ungu kristal pada waktu
pembilasan dengan alkohol, namun kemudian terwarnai oleh pewarna
tandingan safranin (sel-sel tampak berwarna merah muda) disebut Gram
negatif.
Karena kemampuannya untuk membedakan suatu kelompok bakteri tertentu dari
kelompok lainnya, pewarna Gram disebut juga pewarnaan differensial.
(Wheeler,Volk “Mikrobiologi Dasar”, Jilid 1, Gramedia, Jakarta,1984)
Salah satu teknik pewarnaan differensial yang paling penting dan paling luas
digunakan untuk bakteri ialah pewarnaan gram. Dalam proses ini olesan bakteri yang
terfiksasi dikenai larutan-larutan misalnya ungu kristal, yodium, alkohol, safranin atau
beberapa warna tandingan lain yang sesuai. Bakteri yang diwarnai dengan metode
gram ini dibagi menjadi dua kelompok. Salah satu diantaranya bakteri gram positif
yang mempertahankan zat warna ungu kristal dan karenanya tampak ungu tua.
Kelompok lain bakteri gram negatif yang kehilangan ungu kristal ketika dicuci dengan
alkohol, dan sewaktu diberi pewarna tandingan dengan warna merah safranin
tampak warna merah.
(Peterzan,Jr,Michael J, “Dasar-dasar Mikrobiologi”, UI-Pres, Jakarta, 1986)
Prosedur perwarnaan dari pewarnaan Gram terdiri atas empat langkah :
1. Olesan dibasahi dengan lembayung gentian atau lembayung kristal;
2. Setelah 60 detik zat pewarna lembayung dibilas dan olesan dibasahi dengan
larutan yodium;
2. Pengecatan sederhana
Hanya menggunakan satu macam cat saja, dan dilakukan fiksasi sebelum dicat.
Pengecatan dipakai untuk melihat bentuk bakteri. Cat yang digunakan metilen
blue, gantiana violet, basic fuchsin, dan safranin.
3. Pengecatan Gram
Dikembangkan oleh ahli histologi Christian Gram tahun 1884 yang meliputi 4
langkah-langkah yaitu pemberian cat utama (kristal violet ungu), pengintensifan
cat utama dengan ditambah larutan mordan (JKJ), pencucian (dekolorizer)
dengan larutan alkohol, dan pemberian cat penutup (cat lawan/Counter stain)
larutan safranin yang berwarna merah.
4. Pengecatan acid fast (Ziehl Neelsen)
(Winarni,Dyah,Ir.,MT., “Diktat Teknik Fermentasi”, Program Studi DIII Teknik Kimia FTI-ITS,
Surabaya, 2004)
PEWARNAAN SPORA
Jenis-jenis bakteri tertentu, terutama yang tergolong genus Bacillus dan
Clustridium membentuk suatu struktur di dalam sel pada tempat-tempat yang khas,
disebut endospora. Endospora adalah tubuh kecil yang tahan lama yang terbentuk di
dalam sel dan mampu tumbuh menjadi organisme vegetatif yang baru. Proses
pembentukan endospora pada umumnya sebagai berikut : setelah periode tumbuh
aktif yaitu mendekati fase pertumbuhan stasioner (lihat bab 5) struktur yang
dinamakan spora depan (forespore) terbentuk dalam sel. Kemudian membentuk
Laboratorium Teknik Bahan Makanan dan Fermentasi
ProgranStudi D-III Teknik Kimia FTI-ITS
II-8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dinding tebal (lihat Gambar 3.16). Apabila dibuat irisannya, endospora dapat terlihat
terdiri atas pembungkus luar, korteks dan inti yang mengandung struktur nukleus.
Garis tengah endospora mungkin sama, lebih besar, atau lebih kecil daripada sel
vegetatif, dan mungkin berada dipusat (seperti diperlihatkan pada gambar 3.17),
hampir pada ujung, atau pada ujung sel, tergantung pada jenisnya. Sementara
endospora matang, dinding sel vegetatif melebur, melepaskan endospora yang
matang.
(Wheeler,Volk “Mikrobiologi Dasar”, Jilid 1, Gramedia, Jakarta,1984)
Karena dinding yang sangat tebal ini, endospora tak dapat diwarnai dengan
cara pewarnaan yang biasa. Jadi pada preparat yang diwarnai secara gram,
endospora akan tampak sebagai tubuh terang atau yang tidak diwarnai di dalam sel.
Namun, zat pewarna khusus untuk spora telah dibuat yang dengan cara ini spora itu
dipanaskan bersama zat pewarna, atau zat pewarna itu dicampur dengan deterjen
yang aktif permukaan (maupun mempengaruhi sifat pembasahan benda cair) dan
membantu zat pewarna menerobos dinding sel.
Sifat paling jelas yang dimiliki endospora, yang bukan merupakan ciri sel
vegetatif, adalah ketahanannya terhadap panas dan bahan kimia. Selama kondisi
lingkungan tidak menguntungkan bagi pertumbuhan bakteri endospora tetap berupa
spora. Namun, apabila kondisi menjadi lebih baik untuk pertumbuhan, mungkin
terjadi beberapa perubahan.
(Wheeler,Volk “Mikrobiologi Dasar”, Jilid 1, Gramedia, Jakarta,1984)
PERWARNAAN KAPSUL
Banyak bakteri mampu mengeluarkan bahan yang menempel pada sel
bakteri, tetapi yang sebenarnya luar sel (lihat Gambar 3.7). Dalam beberapa hal
bahan ini menjadi bahan menebal yang jelas mengelilingi tiap sel atau pasangan sel.
Bahan ini kemudian disebut kapsul. Ketebalannya cukup bervariasi; pada beberapa
jenis kapsul itu mungkin begitu tipis sehingga dapat dideteksi hanya dengan analisis
kimia. Komposisi kapsul adalah konstan pada galur bakteri tertentu, tetapi sangat
bervariasi bahkan antara organisme diklasifikasikan dalam satu marga dan jenis.
Ada kecenderungan bahwa kapsul tak mudah menerima zat warna, karena itu jarang
ditemukan pada olesan yang diwarnai secara rutin. Namun, kapsul mungkin dapat
dilihat pada preparat basah (suspensi pada cairan) organisme itu.
(Wheeler,Volk “Mikrobiologi Dasar”, Jilid 1, Gramedia, Jakarta,1984)
Laboratorium Teknik Bahan Makanan dan Fermentasi
ProgranStudi D-III Teknik Kimia FTI-ITS
II-9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kegunaan kapsul yang sebenarnya bagi bakteri tidaklah selalu jelas,
meskipun agaknya untuk mencegah kekeringan bagi organisme pada kondisi yang
tidak menguntungkan. Akan tetapi adanya kapsul sangat penting artinya bagi
mikrobiologi kedokteran karena adanya itu dapat meningkatkan kemampuan bakteri
untuk menimbulkan penyakit. Hal ini terjadi karena kapsul bertindak sebagai lapisan
pelindung yang menahan penelanan oleh sel fagosit inang (sel yang menelan dan
mencerna benda asing). Lebih jauh lagi, karena daya tahan yang diberikan oleh
kapsul dapat dipatahkan oleh adanya antibodi khusus, kekebalan terhadap
penyebab infeksi ditunjukan terhadap kapsul organisme itu. Dalam kenyataan,
sebelum adanya pengobatan dengan antibiotika, terlebih dahulu diperlukan
kepastian organisme berkapsul yang mana (S. Pneumoniae atau Niesseria
meningitidis) yang menyebabkan penyakit itu, sehingga antiserum yang tepat dapat
diberikan.
(Wheeler,Volk “Mikrobiologi Dasar”, Jilid 1, Gramedia, Jakarta,1984)