Professional Documents
Culture Documents
ENDOFTALMITIS
Oleh
Astri Pratiwi
NIM I1A001006
Pembimbing
BANJARMASIN
September 2007
BAB I
PENDAHULUAN
yang membahayakan. Endoftalmitis sering terjadi setelah trauma pada mata termasuk
intraokuler yang disebut endoftalmitis. Dengan kejadian ini harapan pasien menjadi
dengan edema palpebra, kongesti konjungtiva, dan hipopion atau eksudat pada COA.
Visus menurun bahkan dapat menjadi hilang. Prognosis penglihatan menjadi jelek
Karena hasil pengobatan akhir sangat tergantung pada diagnosis awal, maka
pada beberapa tahun terakhir telah menunjukkan beberapa cara sebagai profilaksis
endoftalmitis.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
disertai dengan terbentuknya abses di dalam badan kaca. Bila terjadi peradangan
lanjut yang mengenai ketiga dinding bola mata, maka keadaan ini disebut
panoftalmitis.3,4
Pasien terlihat sakit disertai dengan demam, dan pada mata timbul gejala
berupa mata sakit, merah, kelopak bengkak, edema kornea, keratik presipitat, disertai
hipopion, refleks fundus hilang akibat adanya nanah di dalam badan kaca. Tajam
penglihatan sangat menurun. Tekanan bola mata sangat merendah dan kadang-kadang
Etiologi
- eksogen, yang sering terjadi akibat trauma tembus, tukak perforasi, dan
Staphylococcus aureus, proteus dan pseudomonas dengan masa inkubasi 24-72 jam.
Bila endoftalmitis terjadi dalam 2 minggu setelah trauma, maka keadaan ini mungkin
disebabkan karena infeksi bakteri, sedangkan bila gejala terlambat mungkin infeksi
Diagnosis
aspirasi korpus vitreum 0,5 – 1 ml korpus vitreum di bawah anestesi lokal melalui
sklerektomi pars plana dengan menggunakan jarum berukuran 20 sampai 23. Aspirat
1. Endoftalmitis Supurativa
Dari luar tak tampak gejala-gejala peradangan. Gejala utama yang dirasakan
oleh penderita ialah penglihatan yang lekas hilang dan tidak kembali lagi, oleh karena
koroid yang sakit dan sudah rusak tidak dapat sembuh kembali.5
Pemeriksaan fokal : dibelakang lensa tampak warna kuning, didalam badan kaca.
Gambaran fundus tak terlihat sama sekali, karena tertutup oleh abses tadi.
Tensi intraokuler sangat rendah. Disertai gejala umum, seperti pada infeksi akut
Selain peradangan koroid, juga terdapat peradangan dari iris dan badan siliar.
Oleh karenanya selain abses badan kaca, disertai pula gejala-gejala dari iridosiklitis,
seperti injeksi perikornea, kornea yang keruh, keratik presipitat, dicoa flare (+),
mungkin ada hipopion, nyeri tekan pada bola mata, sakit kepala dan sakit pada mata.
Gerak mata masih baik. Visus lenyap dan tidak kembali lagi, disebabkan koroid yang
memberi makanan pada batang dan kerucut di retina rusak sama sekali oleh
Gejala umum seperti pada penyakit infeksi akut yang lain, rasa sakit, demam,
Pus yang ada didalam badan kaca dan jaringan uvea, kemudian mengalami
jaringan organisasi jaringan fibrotik, yang disebut retinitis proliferans dan bila
kemudian menurun. Tekanan yang tinggi dapat pula menyebabkan visus menjadi O,
Diagnosa Banding 5
- Katarak
- Retinoblastoma
- Ablasi retina
- Retrolental Fibroplasia
- Membrana pupilaris persistans
- Oklusi pupil
Penatalaksanaan
Pengobatan bukan untuk menolong visusnya, karena visus tak dapat diperbaiki
lagi.5
2. Antibiotika yang berspektrum luas dan mempunyai daya penetrasi yang baik
diberikan juga secara lokal yaitu tetes mata, salep mata, maupun suntikan
terakhir ini antibiotikanya harus yang tidak menjadi toksis bagi retina seperti
gentamisin. Gentamisin dapat diberikan sebagai tetes mata setiap satu jam
tetes, malam hari diberikan sebagai salep mata. Dapat pula diberikan 20 mg
obatnya yang sensitif, juga bila terdapat keadaan daya tahan tubuh yang baik
dari penderita.
Penyuntikan antibiotika ke dalam badan kaca5
Yang dipakai antibiotika yang sesuai dan tidak toksik untuk jaringan
intraokuler terutama jaringan retina. Yang dikenal pada masa kini adalah
gentamisin yang diberikan dengan dosis 0,4 mg. suntikan dilakukan melalui pars
plana dengan memakai jarum Mantoux dan sebelum obat dimasukkan, dilakukan
aspirasi cairan dari kamera okuli anterior, sehingga tekanan di dalam bola mata
ke dalam mata.
Bila semua pengobatan telah dilakukan akan tetapi gagal dan visus 0 dengan
pemeriksaan di tempat gelap, berarti tak ada harapan untuk memperbaiki fungsi
bulbi.
Tindakan Bedah3
1. Enukleasi Bulbi
orbita. Jarinagn yang dipotong adalah seluruh otot penggerak mata, saraf optik,
dan melepaskan konjungtiva dari bola mata. Enukleasi bulbi biasanya dilakukan
mata yang tidak berfungsi dan memberikan keluhan rasa sakit, endoftalmitis
2. Eviserasi Bulbi
seperti kornea, lensa, badan kaca, retina dan koroid. Setelah isi dikeluarkan, maka
Eviserasi bulbi dilakukan pada mata dengan panoftalmitis dan endoftalmitis berat.
3. Tarsorafi
penjahitan margo palpebra kelopak atas dan bawah. Bila ingin mendapatkan hasil
blefarorafi yang tetap atau permanent dilakukan terlebih dahulu pelepasan epitel
margo palpebra. Akibat dilepaskannya jaringan epitel ini, maka akan terbentuk
Prognosis
buruk.4
BAB III
PENUTUP
disertai dengan terbentuknya abses di dalam badan kaca. Penyebab peradangan dapat
berasal dari endogen maupun eksogen. Prognosis buruk untuk mata. Pengobatan
bukan untuk menolong visusnya, karena visus tak dapat diperbaiki lagi. Pengobatan