You are on page 1of 26

Teknis Analisis & PEnilaian

Saham

Dr.H. Endang Sumachdar, SE,MM


 Teknis Analisis & Penilaian Saham

 Pendekatan Penilaian Saham


 Metode Penilaian Harga Saham yang wajar
 Analisis Tehnikal & Fundamental
Analisis Fundamental
Analisis ini sangat berhubungan dengan kondisi
keuangan perusahaan.

Untuk mengetahui apakah perusahaan itu dalam


keadaan sehat atau tidak, apakah cukup
menguntungkan atau tidak, dst.

Karena pada dasarnya nilai saham suatu


perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja
perusahaan ybs.

Data yang dipergunakan adalah data historis


perusahaan, antara lain bagaimana kegiatan
operasionalnya, dan prospeknya di masa yang
akan datang.
Analisis Teknikal
Analisis teknikal biasanya data yang digunakan
dalam analisis ini berupa grafik, atau program
komputer. Dari grafik atau program komputer
dapat diketahui bagaimana kecenderungan pasar,
sekuritas, atau future komoditas yang akan dipilih.

Beberapa analisis teknikal antara lain Grafik


Sederhana dan Moving Average. Grafik sederhana
adalah : Trend (Kecenderungan).

Menurut J Supranto (Statistik 1994), gerakan trend


didasarkan pada data berkala (time series data).
Data berkala merupakan data yang dikumpulkan
dari waktu ke waktu.
Yang menggambarkan perkembangan suatu
kegiatan (perkembangan industri, harga, hasil
penjualan, jumlah produksi, halisis teknikal
biasanya data yang digunakan dalam analisis ini
berupa grafik, atau program komputer.

Dari grafik atau program komputer dapat diketahui


bagaimana kecenderungan pasar, sekuritas, atau
future komasil penjualan, jumlah personil,
penduduk, dll).
Gerakan atau variasi data berkala

1. Gerakan trend jangka panjang (long term movement or


secular trend).
Gerakan ini menunjukkan arah perkembangan
secara umum (kecenderungan menaik/menurun)
2. Gerakan variasi siklis (cyclical movement or variations)
Merupakan gerakan jangka panjang di sekitar garis
trend (berlaku untuk data tahunan). Gerakan ini bisa
terulang 3 tahun, 5 tahun, atau lebih. Contoh
busines cycles (konyunktur) tang menunjukkan
jangka waktu kemakmuran, kemunduran, depresi,
dan pemulihan.
3.............
3. Gerakan variasi musiman (seasonal movement/
variation)
Merupakan gerakan yang mempunyai pola yang
tetap dari waktu ke waktu, contoh menurunnya
harga beras pada waktu panen.
4. Gerakan variasi yang tidak teraturs (irregular or
random movements )
Merupakan gerakan atau variasi yang sporadis
sifatnya, contoh naik turunnya produksi industri
karena pemogokan.
Analisa Ekonomi
Indikator yang digunakan biasanya adalah tingkat GDP
(Gross Domestic Product).
Pertumbuhan ekonomi yang baik secara umum
menunjukkan tingkat perbaikan kesejahteraan masyarakat,
dan hal ini biasanya diikuti dengan kegiatan pasar modal
yang semakin bergairah. Sebaliknya, kondisi ekonomi yang
lesu akan ditunjukkan juga dari kegiatan pasar modal yang
melemah.

Dalam perkembangannya, ternyata perekonomian tidaklah


sesederhna di atas. Pertumbuhan manusia, perkembangan
teknologi, dan juga semakin kompleknya kebutuhan
manusia menuntut suatu badan yang mengatur sehingga
berbagai kepentingan tidak saling bertabrakan.
Analisis Rasio Keuangan

1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Solvabilitas
3. Rasio Aktivitas
4. Rasio Rentabilitas
5. Rasio Pasar
1. Rasio Likuiditas

Kemampuan perusahaan untuk memenuhi


kewajibannya dalam jangka waktu pendek. Rasio
ini terbagi menjadi Current Ratio, Quick Ratio, dan
Net-Worlking Capital
2. Rasio Solvabilitas
Kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjang, dimana rasio ini terbagi
menjadi Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Long-Ter
Debt to Equity Ratio, Long-Term Debt to
Capitalization Ratio. Times Interest Earned, Cash
Flow Interest Coverage, Cassh Return on Sales.
3. Rasio Aktivitas
Kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan
harta yang dimilikinya, terbagi menjadi Total Asset
Turnover, Fixed Asset Turnover, Account
Receivable Turnover, Inventory Turnover, Account
Receivable Turnover, Average Collection Period,
dan Day”s Sales in Inventory
4. Rasio Rentabilitas

Kemampuan perusahaan dalam menghasiilkan


keuntungan, terbagi menjadi Gross Profit Margin,
Net Profit Margin, Operating Return on Assets,
Return On Equity, dan Operating Ratio.
5. Rasio Pasar
Menunjukkan informasi penting perusahaan dan
diungkapkan dalam basis per saham, terbagi
menjadi Dividend Yield, Dividend Per Share,
Earning Per Share, Dividend Payout Ratio, Price
Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Price To
Book Value.
Saham Biasa

Saham Biasa (common stock) adalah surat berharga


sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun
institusi atas suatu perusahaan.

Kepemilikan saham mencerminkan kepemilikan atas suatu


perusahaan.
Nilai Saham

1. Nilai nominal.

2. Nilai buku perlembar saham (book value pershare).

3. Nilai pasar (market value)

4. Nilai Fundamental
1. Nilai Nominal

Nilai nominal yaitu nilai perlembar saham yang berkaitan


dengan kepentingan akuntansi dan hukum.

Nilai nominal tidak mengukur nilai riil suatu saham, tetapi


hanya digunakan untuk menentukan besarnya modal
disetor penuh dalam neraca.

Juga disebut: stated value, face value, nilai pari, par value
2. Nilai Buku

Nilai buku perlembar saham (book value pershare) yaitu


total ekuitas dibagi jumlah saham beredar.

Nilai buku per lembar saham menunjukkan nilai aktiva


bersih perlembar saham yang dimiliki oleh pemegangnya.

Nilai buku per lembar saham menunjukkan berapa besar


jaminan yang akan diperoleh oleh pemegang saham
apabila perusahaan penerbit saham (emiten) dilikuidasi.
3. Nilai Pasar

Nilai pasar (market value) adalah nilai suatu saham yang


ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham di bursa
saham.

Harga pasar saham inilah yang menentukan indeks harga


saham gabungan (IHSG). Fluktuasi harga saham di bursa
yang menentukan risiko sistematis suatu saham.
4. Nilai Fundamental

Nilai Fundamental (intrinsic value) adalah menentukan


harga wajar suatu saham agar harga saham tsb tidak terlalu
mahal (overpriced).

Perhitungan nilai intrinsik (intrinsic value) suatu saham


adalah mencari nilai sekarang (present value) dari semua
aliran kas dimasa mendatang baik yang berasal dari
dividen maupun capital gain/loss.
Karakteristik yang melekat pada
Saham Biasa

1. Berhak atas pendapatan perusahaan yang berupa dividen.


2. Berhak atas harta perusahaan ketika perusahaan
penerbitnya dilikuidasi
3. Berhak mengeluarkan suara, hak pemegang saham
mengeluarkan suarau dalam RUPS.
4. Tanggung jawab terbatas
5. Hak memesan efek terlebih dahulu
1.Berhak atas pendapatan perusahaan
(Dividen)
Dividen adalah bagian lana bersih setelah bunga dan pajak
yang dibagikan kepada pemegang saham.

Dividen dapat berbentuk tunai (cash devidend) dan saham


(stock devidend)

Pembayaran dividen biasanya setiap tahun, tetapi ada


perusahaan yang membagikan dividen seyiap kuartal atau
setiap semester.
2. Berhak atas harta perusahaan ketika
Perusahaan penerbitnya dilikuidasi
Dengan urutan:
1. Pinjaman kepada supplier (account payable)
2. Gaji karyawan
3. Utang bank
4. Obligasi
5. Utang pajak
6. Saham biasa

Jaminan investor atas klaim harta perusahan bisa


diketahui melalui nilai buku suatu saham. Seperti
dijelaskan diatas bahwa nilai buku per lembar saham
tidak mempengaruhi penghasilan dan harga saham.
Tetapi keamanan investor tercermin dari nilai buku
persaham.
3. Berhak mengeluarkan suara, hak
pemegang Saham mengeluarkan suara
dalam RUPS

Dalam UUPT N0. 1/1995 pasal 45 dan 46. Bahkan


penjelasan pasal 46 ayat 3 UUPT No 1./1995 menyebutkan
bahwa yang dimaksud saham biasa adalah saham yang
memberikan hak suara untuk mengambil keputusan dalam
RUPS mengenai segala hal yang berkaitan dengan
pengurusan perseroan, hak menerima pembagian deviden
dan sisa kekayaan dalam proses likuidasi.
4. Tanggung jawab terbatas
Maksudnya tanggungjawab pemegang saham atas
perusahaan hanya sebatas nilai saham yang dimilikinya dan
tidak memiliki tanggung jawab secara pribadi yang
menjadikan harta pribadi menjadi jaminan.

Sesuai dalam pasal 3 ayat (1) UUPT No 1/1995


menyebutkan bahwa pemegang saham perseroan tidak
bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang
dibuat atas nama perseroan dan tidak bertanggung jawab
atas kerugian perseroan melebihi nilai saham yang telah
diambilnya.
5. Hak memesan Efek Terlebih Dahulu

Hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) berkaitan


dengan pengeluaran saham baru dalam rangka
penambahan dana. Pengeluaran saham baru yang
dimaksud adalah untuk penambahan dana yang berkaitan
dengan right issue, bukan IPO.

Untuk menjaga proporsi kepemilikannya, pemegang saham


lama memiliki Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
(HMETD)

You might also like