You are on page 1of 5

Rencana Pendistribusian Kas

Daftar pembayaran yang aman (safe payment schedule) merupakan metode yang efektif untuk

menghitung pengalokasian pembayaran uang kepada anggota persekutuan. Akan tetapi metode ini

tidak dapat digunakan untuk merencanakan pembayaran kepada anggota, karena penghitungannya

hanya dapat dilakukan setelah aktiva dapat dikonversikan menjadi kas.

Untuk merencanakan pembagian kas kepada anggota, dapat dilihat pada derajat kerentanan

anggota (vulnerability rank) atas kemungkinan rugi atau kemampuan anggota untuk menanggung

kemungkinan rugi selama proses likuidasi.

Tahap-tahap pembuatan rencana pendistribusian kas terdiri atas:

1. Penetapan derajat kerentanan partner

2. Penentuan besarnya kerugian yang dapat ditanggung

3. Pembuatan daftar pendistribusian kas

Firma ABC
Laporan Likuidasi
Periode 1 Januari s.d 31 Maret 1994 (dalam ribuan rupiah)
Utang
Aktiva Modal Modal Modal
Keterangan Kas Utang Kepada
Nonkas Ahmad Baiquni Chairul
Chairul
Saldo 1 Januari 1994 30.000 420.000 170.000 25.000 60.000 90.000 105.000
Transaksi Januari
Penghapusan Goodwill (9.000) (4.500) (2.700) (1.800)
Penjualan Surat
Berharga Hak Patent 12.000 (20.000) (4.000) (2.400) (1.600)
Pembayaran Utang
Dagang (32.000) (32.000)
Saldo Februari 10.000 391.000 138.000 25.000 51.500 84.900 101.600
Transaksi Februari
Penjualan Piutang dan
Persediaan 145.000 (160.000) (7.500) (4.500) (3.000)
Penjualan Tanah 196.000 (130.000) 33.000 19.800 13.200
Pembayaran Sisa Utang (138.000) (138.000)

1
Pembagian kepada
Anggota (203.000) (25.000) (89.000) (53.400) (35.600)
Saldo 1 Maret 10.000 101.000 0 0 (12.000) 46.800 76.200
Penjualan Peralatan 97.000 (101.000) (2.000) (1.200) (800)
Pembagian Kas (107.000) (53.200) (32.100) (21.400)
0 0 0 0 (67.500) 13.500 54.000

Peringkat/Derajat Kerentanan Pemilik (Vulnerability Ranks)

Dalam menentukan derajat kerentanan, pertama-tama tentukan modal bersih setelah ditutup

utang piutang diantara mereka dengan perusahaan. Kemudian jumlah tersebut dibagi dengan rasio

kepentingan mereka dalam pembagian rugi laba (profit sharing ratio), untuk menentukan sampai

sejauh mana kerugian yang dapat mereka tanggung tanpa mempunyai saldo modal debit. Makin besar

kerugian yang dapat mereka tanggung, berarti mereka makin baik. Sebaliknya semakin kecil tingkat

kerugian yang dapat mereka tanggung, berarti mereka semakin rentan (more vulnerable).

Dari contoh terdahulu, saldo modal Ahmad, Baiquni, dan Chairul masing-masing adalah

Rp.60.000.000; Rp. 90.000.000; dan Rp. 130.000.000; dengan tingkat kepentingan 50%; 30%; dan

20%. Daftar peringkat kerentanan pemilik dapat dibuat sebagai berikut:

Firma ABC
Daftar Peringkat Kerentanan Pemilik
(dalam ribuan rupiah)
Saldo Modal Rasio Tingkat Kerugian Derajat
Pemilik Kepentingan Rugi yang Dapat Kerentanan
Laba Ditanggung
Ahmad 60.000 50% 120.000 1
Baiquni 90.000 30% 300.000 2
Chairul 130.000 20% 650.000 3

Daftar peringkat di atas menyebutkan bahwa Ahmad paling rentan, karena hanya dengan

kerugian sebesar Rp.120.000.000 saldo modalnya menjadi nol, karena kerugian yang ditanggungnya

sebesar 50%, yaitu Rp. 120.000.000 x 50% = Rp. 60.000.000. Sebaliknya, modal Chairul mempunyai

derajat kerentanan terkecil, karena modalnya dapat menanggung kerugian sampai Rp. 650.000.000

2
tanpa mempunyai saldo modal debit, karena dari jumlah tersebut yang ditanggungnya sebesar

Rp.650.000.000 x 20% = Rp. 130.000.000; sama dengan saldo modalnya.

Penentuan Besarnya Kerugian yang Dapat Ditanggung (Loss Absorption)

Setelah menentukan derajat kerentanan modal para sekutu, dapat dibuat sebuah daftar yang

diperlukan untuk menghitung saldo modal setelah dibebani dengan kemungkinan rugi. Langkah

pertamanya adalah menentukan saldo modal bersih masing-masing anggota setelah diperhitungkan

dengan utang-piutangnya terhadap persekutuan. Kemudian saldo modal partner yang paling rentan

ditutup dengan perbandingan pembagian rugi laba. Setelah itu partner yang mempunyai tingkat

kerentanan paling kecil.

Sebagai ilustrasi, kita ambilkan contoh di atas untuk membuat table berikut. Modal Ahmad

sebesar Rp. 60.000.000 dialokasikan ke Modal Baiquni dan Modal Chairul dengan perbandingan

masing-masing 30/50 dan 20/50. Kemudian setelah dijumlahkan, saldo Modal Baiquni dialokasikan

ke Modal Chairul dengan perbandingan 20/30. Setelah itu dapat dilihat bahwa Modal Chairul masih

mempunyai saldo sebesar Rp. 70.000.000.

Table Penyerapan atas Kemungkinan Rugi (dalam ribuan rupiah)


50% 30% 20%
Total
Ahmad Baiquni Chairul
Saldo Bersih 60.000 90.000 130.000 280.000
Alokasi Modal (60.000) (36.000) (24.000) (120.000)
Ahmad
54.000 106.000 160.000
Alokasi Modal (54.000) (36.000) (90.000)
Baiquni
70.000 70.000

Daftar Rencana Pendistribusian Kas

3
Setelah menyusun tabel penyerapan kemungkinan rugi, maka dapat dibuat rencana

pendistribusian kas (cash distribution plan). Dari tabel penyerapan kemungkinan rugi, dapat dilihat

bahwa Modal Chairul masih mempunyai saldo sebesar Rp. 70.000.000 setelah seluruh alokasi modal

partner lainnya. Ini berarti bahwa setelah seluruh utang perusahaan kepada pihak ketiga (yang

merupakan prioritas pertama) dibayarkan, maka jika masih ada saldo kas sebesar Rp. 70.000.000

harus dibayarkan pertama kali kepada Chairul.

Kemudian dapat dilihat bahwa setelah alokasi Modal Ahmad, modal Baiquni dan Modal

Chairul dikurangi dengan jumlah masing-masing Rp. 54.000.000 dan Rp. 36.000.000 (total Rp.

90.000.000). Ini berarti bahwa jika masih ada saldo kas sebesar Rp. 90.000.000 harus dibagikan

kepada Baiquni dan Chairul dengan perbandingan 30:20. Setelah itu jika masih ada sisa uang kas baru

dibayarkan kepada ketiga partner yaitu Ahmad, Baiquni dan Chairul dengan perbandingan 50:30:20.

Jadi rencana pendistribusian kas dapat kita susun sebagai berikut:

Firma ABC
Rencana Pendistribusian Kas (dalam ribuan rupiah)

Utang kepada Modal Bersih


Prioritas Jumlah Ahmad Baiquni Chairul
Pihak Ketiga
I 170.000
II 70.000 100%
100%
III 90.000 50% 60% 40%
IV Selebihnya 30% 20%

Dalam contoh sebelumnya, kas yang diterima oleh perusahaan secara bertahap adalah sebesar

Rp.12.000.000 pada bulan Januari, Rp. 341.000.000 pada bulan Februari, dan Rp. 97.000.000 pada

bulan Maret 1994. Saldo kas yang ada pada awal proses likuidasi adalah Rp. 30.000.000 sedangkan

cadangan yang disisakan selama proses tersebut sebesar Rp. 10.000.000. Bila rencana pendistribusian

kas di atas diterapkan, maka dapat disusun daftar pendistribusian kas (cash distribution schedule)

selama berlangsungnya proses likuidasi. Daftar tersebut adalah sebagai berikut:

Firma ABC
Daftar Pendistribusian Kas (dalam ribuan rupiah)

4
Kas yang Utang Utang
Modal Modal Modal
Didistribusi kepada Pihak kepada
Ahmad Baiquni Chairul
kan Ketiga Chairul
Januari
Pembayaran Utang 32.000 32.000
Februari
Pembayaran Utang 138.000 138.000
Pembayaran kepada
Chairul 70.000 25.000 45.000
Pembayaran kepada
Baiquni dan Chairul 90.000 54.000 36.000
Pembayaran Sisa
kepada Anggota 43.000 21.500 12.900 8.000
Maret
Pembayaran Sisa
kepada Anggota 107.000 53.500 32.100 21.400
480.000 170.000 25.000 75.000 99.000 111.000
Pada bulan Januari jumlah kas yang tersedia adalah saldo awal Rp. 30.000.000 dan hasil

penjualan surat berharga dan hak patent sebesar Rp.12.000.000, akan didistribusikan sebesar

Rp.32.000.000 karena harus dicadangkan sebesar Rp. 10.000.000. Karena jumlah ini lebih kecil

daripada jumlah kewajiban kepada pihak ketiga sebesar Rp. 170.000.000, maka seluruhnya digunakan

untuk membayar utang.

Pada bulan Februari jumlah kas yang tersedia adalah sebesar Rp. 351.000.000, terdiri dari

cadangan Rp. 10.000.000 dan dari penjualan piutang, persediaan serta tanah sebesar Rp. 341.000.000.

Kas yang akan didistribusikan sebesar Rp. 341.000.000 adalah untuk menutup sisa utang kepada

pihak ketiga sebesar Rp. 138.000.000; untuk partner Cahirul sebesar Rp. 70.000.000 untuk partner

Baiquni dan Chairul sebesar Rp. 90.000.000 dengan perbandingan 30:20; dan sisanya sebesar Rp.

43.000.000 dibayarkan kepada seluruh anggota persekutuan dengan perbandingan 50:30:20.

Karena likuidasi berakhir pada bulan Maret 1994 dengan terjualnya peralatan sebesar

Rp.97.000.000 maka kas yang ada sebesar Rp. 107.000.000 dibagikan kepada seluruhnya kepada para

anggota dengan perbandingan 50:30:20.

You might also like