You are on page 1of 27

Ahwal ul-Muslim al-Yaum

 Dho’fut Tsaqofah (lemah dalam ilmu pengetahuan)


oleh: Ust. M Ihsan Arliansyah Tanjung Dewasa ini sedang sangat pesat perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tetapi umat Islam terasa tertinggal
Tema ini adalah suatu upaya untuk menggambarkan akan keadaan dunia bila dibandingkan umat yang lainnya, ini disebabkan karena
Islam kontemporer (saat ini) dengan segala kelebihan dan kekurangan- wawasan umat Islam yang sempit dan terbatas juga lemah dalam
kekurangannya. Kondisi umat Islam saat ini penuh dengan kelemahan- mengembangkan ilmu pengetahuan ini disebabkan kemauan
kelemahan. Kelemahan-kelemahan itu terkait dengan kapasitas umat untuk menuntut ilmu sangat rendah. Tsaqafah Islamiyah
intelektual dan problematika moral. dikalangan muslim juga kurang seiring dengan kurang efektifnya
peranan tarbiyah dan sekolah-sekolah yang diselenggarakan oleh
Kelemahan dalam kapasitas intelektual (Al Jahlu) umat Islam. Tsaqafah ini berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan
wawasan ynag bersifat Islam atau umum. Kemampuan ini belum
Kelemahan umat Islam yang terkait dengan kapasitas intelektual meliputi:
banyak dimiliki oleh muslim. Sebahagian menguasai tsaqafah
 Dho’fut Tarbiyah (lemah dalam pendidikan) Islam tetapi dalam masalah umum kurang menguasai (misalnya
Kelemahan dalam aspek pendidikan formal dan informal politik, ekonomi, kemasyarakan), begitupun sebaliknya kurang di
(pengkaderan) sangat dirasakan oleh umat Islam masa kini. Jika dapati muslim yang mempunyai pemnguasaan bidang umum dan
pendidikan juga pembinaan dan pengkaderan lemah maka akan memiliki tsaqafah Islamiyah. Muslim yang mempunyai ilmu dan
mustahil melahirkan anasir-anasir dalam nadhatul umat tsaqafah tidaklah banyak, dan masih kecil prosentasenya

1
dibandingkan dengan jumlah muslim dan kebutuhan yang ada.

Page
(kebangkitan umat). Tarbiyah dikalangan ummat Islam masih
sangat sedikit. Secara formal melalui sekolah-sekolah yang hanya Sebagian muslim yang mempunyai tsaqafah ini kurang sesuai
beberapa jam saja. Sedangkan sekolah Islam sedikit. Keadaan ini dengan pemahaman aqidah Islamiyah, kurang merujuk kepada
masih kurang bila dibandingkan dengan kebutuhan saat ini. minhaj yang asal yaitu Al Qur’an dan sunnah. Masih banyak
Sekolah Islam pun tidak semuanya dapat menyajikan Islam dan merujuk kepada nilai Barat yang bertentangan dengan Islam. Juga
tarbiyah yang baik sehingga dapat merubah pribadi pelajar dan ada tsaqafah yang di suburkan oleh kepercayaan jahiliyah seperti
gurunya. Perlaksanaan tarbiyah secara informal juga belum ashabiyah, nasionalisme, sekuler, kapitalisme dan komunisme.
banyak dilaksanakan dengan cukup memuaskan.
 Dho’fut Takhthith (lemah dalam perencanaan-perencanaan)
Umat Islam sekarang ini tidak memiliki strategi yang jelas.
Rencana perjuangannya penuh dengan misteri. Hal tersebut pihak yang kalah. Sesuai perkataan khalifah Ali ra “Kebenaran
disebabkan umat Islam tidak diproduk dari pembinaan- tanpa sistem yang baik akan dikalahkan oleh kebathilan yang
pembinaan yang baik dan tidak memiliki wawasan ilmu terorganisasi dengan baik”. Tanzim atau organisasi yang di
pengetahuan yang memadai. Da’wah Islam pun nampaknya kendalikan oleh Islam perlu dipertanyakan sejauuh mana mereka
terkena gangguan. Banyak yang hidup segan dan mati tak mau. mengamalkan Islam dalam dalam tanzimnya. Tanzim dapat
Da’wah sebagian ummat yang berjalan pun mungkin perlu dibagi-bagi kepada tanzim berupa jamaah yang komitmen
dipertanyakan ghayah (sasaran akhir) yang akan dituju dan cara pesertanya melalui bai’ah, organisasi Islam yang terbuka dengan
(langkah) yang dilakukannya. Hasil da’wah sekarang ini belum menjalankan beberapa keperluan dan aktiviti Islam secara
dapat di banggakan bahkan keadaan sekarang ini menunjukkan terbuka, atau organisasi Islam yang berwarna syarikat,
bahawa da’wah tidak berjalan karena tidak nampak pertubuhan, NGO dan yang lainnya. Bagaimanapun tanzin ini
bertambahnya pengikut atau pengikut yang ada pun semakin perlu dilihat semula karena keadaan ini mungkin juga sama
berkurangan. Da’wah Islam tidak berkesan karena sebahagian dengan keadaan umat Islam yang sedang sakit. Apabila
sudah hilang tujuan akhir yang sebenarnya karena sudah pengendali sedang sakit maka ada kemungkianan yang di
terpengaruh oleh berbagai pendekatan yang kurang Islamiyah. bawanya pun menjadi sakit.
Da’wah kurang berkesan disebabakan menjadikan da’wah
sebagai organisasi kekauman atau kumpulan elite atau pun  Dho’ful Amniyah (lemah dalam keamanan)
perkumpulan yang tidak berdasarkan kepada nilai-nilai Islam. Masa kini umat Islam lengah dalam menjaga keamanan diri dan
Da’wah yang tidak berjalan adalah satu masalah sendiri yang kekayaan baik moril dan materil sehingga negeri-negeri muslim
sedang berjalanpun perlu dilihat bagaimana keadaan yang yang kaya akan sumber daya alam dirampok oleh negeri-negeri

2
Page
sebenarnya adakah sesuai dengan minhaj atau tidak. Mereka non muslim. Begitu pula dengan Iman, umat lslam tidak lagi
yang tidak berda’wah juga merupakan masalah besar karena menjaganya tidak ada amniyah pada aqidah dan dibiarkan
mereka dijadikan sebagai mangsa yang sangat senang di makan serbuan-serbuan aqidah datang tanpa ada proteksi yang
oleh pihak musuh. memadai.

 Dho’fut Tanjim (lemah dalam pengorganisasian)  Dho’fut Tanfidz (lemah dalam memobilisasi potensi-potensi diri)
Sekarang ini terjadi gerakan-gerakan yang mengibarkan bendera Umat Islam dewasa ini tidak menyadari bahwa begitu banyak
kebathilan, mereka membangun pengorganisasian yang solid nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan dan tidak mensyukurinya.
sementara umat Islam lemah dalam pengorganisasian sehingga Jika umat Islam mersyukuri segala nikmat Allah dari bentuk
kebathilan akn diatas angin sedangkan umat Islam akan menjadi syukur itu akan muncul kuatut tanfidz yaitu kekuatan untuk
memobilisir diri dan sekarang umat Islam lemah sekali dalam 2. terserang oleh intimidasi atau teror-teror.
memobolisir diri apalagi memobilisir secara kolektifitas. Salah satu illutrasi hilangnya sabat (keteguhan) ini adalah
Kelemahan dalam problematika moral (Maradun Nafs) prinsif-prinsif hidup kaum muslimin tidak lagi dipegang hanya
Kelemahan-kelemahan dalam problematika moral yang terjadi pada umat sering diucapkan tanpa dipraktekan. Sebagai contoh Islam
Islam sekarang yaitu: mengajarkan kebersihan sebagian dari Iman tetapi di negari-
Akhlak sebagai cermin muslim sudah di cemari oleh berbagai akhlak negeri kaum muslim kondisinya tidak bersih menjadi
jahiliyah yang dilandasi oleh budaya dan gaya hidup masyarakat jahiliyah. pemandangan pada umumnya.
Banyak didapati muslim yang secara statusnya masih sebagai muslim  Adamut Dzikriyah (hilangnya semangat untuk mengingat Allah)
tetapi tidak mencerminkan lagi akhlak Islam yang susah di bezakan Dalam Islam lupa diri sebab utamanya ialah karena lupa kepada
dengan mereka yang bukan muslim. Akhlak remaja sangat kentara Allah. Umat Islam dzikirullah-nya lemah maka mereka kehilangan
merupakan wujud yang salah. Akhlak muslim tidak mewarnai diri muslim identitas mereka sendiri sebagai Al Muslimum. Sebagaimana
secara keseluruhan. Muslim lupa kepada akhlak sebenar yang mesti Allah berfirman dalam Qs. Al Hasyr ayat 19 “Dan janganlah kamu
dimiliki. Keadaan demikian tidaklah mustahil mengingat ghazwul fikri seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
yang sangat kuat dan hizbusyetan menguasai dunia saat ini. menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka
 Adamus Saja’ah (hilangnya keberanian) itulah orang-orang yang fasik”.
Umat Islam tidak seperti dahulu yang berprinsip laa marhuba  Adamus Sabr (hilangnya kesabaran)
illalah (tiada yang ditakuti selain Allah) sehingga tidak memiliki Kesabaran merupakan salah satu pertolongan yang paling pokok
keberanian seperti orang-orang terdahulu yakni Rasulullah dan bagi keberhasilan seorang muslim, sesuai firman Allah Qs.2:153
para sahabatnya yang terkenal pemberani. Sekarang ini umat “Hai orang-orang beriman mintalah pertolongan (kepada Allah)

3
Page
Islam mengalami penyakit Al Juban (pengecut). Rasa takut dan dengan sabar dan (mengerjakan) shalat sesungguhnya Allah
berani itu berbanding terbalik sehingga jika seorang umat Islam bersama orang-orang yang sabar”.
takut kepada Allah maka ia akan berani kepada selain Allah tetapi Kesabaran meliputi:
sebaliknya jika ia takut kepada selain Allah maka ia akan berani 1. Ashabru bitha’at (sabar dalam ketaatan)
menentang aturan-aturan Allah SWT. 2. Ashabru indal mushibah (ketaatan ketika tertimpa musibah)
 Adamus Sabat (hilangnya sikap teguh pendirian) 3. Ashabru anil ma’siat (sabar ketika menghadapi maksiat)
Umat Islam mulai memperlihatkan mudah mengalami Sebagai umat Islam harus memiliki kesabaran ketiganya.
penyimpangan-penyimpangan dan perjalanan hidupnya karena  Adamul Ikhlas (hilangnya makna ikhlas)
disebabkan oleh : Ikhlas tidak identik dengan tulus. Tulus artinya melakukan
1. termakan oleh rayuan-rayuan sesuatu tanpa perasaan terpaksa padahal bisa saja orang itu
ikhlas walaupun ada perasaan terpaksa. Contohnya pada Berjuang Dengan Ikhlas
seseorang yang melakukan shalat subuh yang baru saja jaga
malam sehingga sanat terasa kantuk tetapi karena shalat adalah Oleh: Mochamad Bugi
suatu kewajiban perintah Allah swt ia tetap mengerjakannya dsb.
 Adamul Iltizam (hilangnya komitmen) Rasulullah saw. bersabda, “Allah telah menjamin bagi orang yang
Dewasa ini kaum muslimin kebanyakan tidak istiqomah berjihad di jalan Allah, tidak ada yang mendorongnya keluar dari rumah
berkomitmen terhadap Islam bahkan tidak sepenuhnya sadar selain jihad di jalan-Nya dan membenarkan kalimat-kalimat-Nya untuk
bahwa Islam harus menjadi pengikat utama dalam hidupnya memasukkannya ke surga atau mengembalikannya ke tempat tinggal
sehingga mereka banyak menggunakan isme-isme yang lain. semula dengan membawa pahala atau ghanimah.” (Diriwayarkan oleh
Al-Bukhari dan Muslim)

Banyak orang yang berjuang. Tapi tidak sebanyak itu yang berjuang
dengan ikhlas. Melalui interaksi dengan Kitabullah dan Nabi Muhammad
saw., para sahabat memahami betul bahwa memurnikan (mengikhlaskan)
orientasi dan amal hanya untuk Allah adalah suatu keniscayaan yang tidak
dapat ditawa-tawar lagi. Mereka meyakini sepenuhnya bahwa hal itu
merupakan kunci untuk memperoleh pertolongan dan dukungan Allah
dalam setiap pertempuran yang mereka terjuni, menghadapi musuh-
musuh mereka, baik musuh dari dalam diri maupun dari luar mereka.

4
Mereka mendengar firman Allah swt.:“Tidaklah sepatutnya bagi

Page
penduduk Madinah dan orang-orang Badwi yang berdiam di sekitar
mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (pergi berperang) dan tidak
patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai
diri Rasul. Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa
kehausan, kepayahan, dan kelaparan pada jalan Allah. Dan tidak (pula)
menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang
kafir, dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh, melainkan
dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal shalih.
Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berhijrah di jalan-Mu, lalu ia terbunuh sebagai syahid dan aku menjadi
berbuat baik.” [At-Taubah (9):120] saksi atasnya).” (Diriwayatkan oleh An-Nasai)

Para sahabat memahami hal itu dan mengaplikasikannya dalam diri Anas Bin Malik –-semoga Allah meridhainya– menceritakan bahwa
mereka. Maka dampaknya pun terlihat dalam perilaku mereka. Syadad seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. seraya mengatakan, “Ya
bin Al-Hadi mengatakan, seorang Arab gunung datang kepada Rasulullah Rasulullah, sesungguhnya aku orang hitam, buruk rupa, dan tidak punya
saw. lalu beriman dan mengikutinya. Orang itu mengatakan, “Aku akan harta. Jika aku memerangi mereka (orang-orang kafir) hingga terbunuh,
berhijrah bersamamu.” Maka Rasulullah saw. menitipkan orang itu apakah aku masuk surga?” Rasulullah saw. menjawab, “Ya.” Lalu ia maju
kepada para sahabatnya. Saat terjadi Perang Khaibar, Rasulullah saw. dan bertempur hingga terbunuh. Ia lalu dibawa kepada Rasulullah saw.
memperoleh ghanimah (rampasan perang). Lalu beliau membagi- dalam keadaan sudah meninggal. Rasulullah saw. mengatakan, “Sungguh
bagikannya dan menyisihkan bagian untuk orang itu seraya Allah telah membuat indah wajahmu, membuat harum baumu, dan
menyerahkannya kepada para sahabat. Orang itu biasa menggembalakan membuat banyak hartamu.” Beliau kemudian melanjutkan, “Aku telah
binatang ternak mereka. Ketika ia datang, para sahabat menyerahkan melihat kedua isterinya dari kalangan bidadari mereka berebut jubah
jatahnya itu. Orang itu mengatakan, “Apa ini?” Mereka menjawab, “Ini yang dikenakannya. Mereka masuk antara kulit dan jubahnya.”
adalah bagianmu yang dijatahkan oleh Rasulullah saw.” Orang itu (Diriwayatkan oleh Al-Hakim)
mengatakan lagi, “Aku mengikutimu bukan karena ingin mendapatkan
bagian seperti ini. Aku mengikutimu semata-mata karena aku ingin Begitulah para sahabat mempraktikkan ikhlas dalam perjuangan. Dan
tertusuk dengan anak panah di sini (sambil menunjuk tenggorokannya), begitu pulalah seharusnya kita mempraktikkannya. Dan jika ada bersitan
lalu aku mati lalu masuk surga.” Rasulullah saw. mengatakan, “Jika kamu dalam jiwa selain keikhlasan, maka hendaknya kita ingat hal-hal berikut

5
jujur kepada Allah, maka Dia akan meluluskan keinginanmu.” Lalu mereka ini:

Page
berangkat untuk memerangi musuh. Para sahabat datang dengan
Pertama, bahwa Allah mengawasi, mengetahui, mendengar, melihat kita.
membopong orang itu dalam keadaan tertusuk panah di bagian tubuh
Firman-Nya: “Dan Dialah Allah (Yang Disembah), baik di langit maupun di
yang ditunjuknya. Rasulullah saw. mengatakan, “Inikah orang itu?”
bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu
Mereka menjawab, “Ya.” Rasulullah saw. berujar, “Ia telah jujur kepada
lahirkan; dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan.” [Al-An’am
Allah, maka Allah meluluskan keinginannya.” Lalu Rasulullah saw.
(6): 3]
mengafaninya dengan jubah beliau kemudian menshalatinya. Dan di
antara doa yang terdengar dalam shalatnya itu adalah: “Allaahumma Katakanlah: “Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu
haadza ‘abduka kharaja muhaajiran fii sabiilika faqutila syahiidan wa ana atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui.” Allah mengetahui
syahidun ‘alaihi” (Ya Allah, ini adalah hamba-Mu. Dia keluar dalam rangka
apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah bertahun-tahun sia-sia belaka. Allah swt. berfirman: “Dan sesungguhnya
Maha Kuasa atas segala sesuatu. [Ali Imran (3): 29] telah merugilah orang yang telah melakukan kezaliman.” [Thaha (20):
111]. “Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami
Kedua, bahwa orang yang riya (ingin dilihat orang) atau sum’ah (ingin jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” [Al-Furqan (25):
didengar orang) dalam beramal akan dibongkar oleh Allah semenjak di 23]
dunia sebelum di akhirat. Dan mereka tidak mendapatkan bagian dari
amal mereka selain dari apa yang dinginkannya. Rasulullah saw. , bahwa ketidak-ikhlasan menghancurkan amal, besar maupun kecil. Dan
bersabda, “Siapa yang ingin (amalnya) didengar orang, maka Allah akan dengan demikian berarti kita telah membuat perjuangan kita bertahun-
membuatnya didengar; dan siapa yang ingin (amalnya) dilihat orang, tahun sia-sia belaka. Allah swt. berfirman: [Thaha (20): 111]. [Al-Furqan
maka Allah akan membuatnya dilihat orang.” (Diriwayatkan oleh Al- (25): 23]
Bukhari dan Muslim)
Dan Rasulullah saw. bersabda, “Aku benar-benar mengetahui orang-
, bahwa orang yang (ingin dilihat orang) atau (ingin didengar orang) orang dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa
dalam beramal akan dibongkar oleh Allah semenjak di dunia sebelum di kebaikan-kebaikan seperti gunung Tihamah. Lalu Allah menjadikannya
akhirat. Dan mereka tidak mendapatkan bagian dari amal mereka selain bagaikan debu yang tertiup angin.” Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah,
dari apa yang dinginkannya. Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang ingin terangkanlah sifat mereka kepada kami agar kami tidak seperti mereka,
(amalnya) didengar orang, maka Allah akan membuatnya didengar; dan karena kami tidak mengetahui mereka.” Rasulullah saw. menjelaskan,
siapa yang ingin (amalnya) dilihat orang, maka Allah akan membuatnya “Mereka adalah termasuk saudara-saudara kamu dan seperti kulitmu.
dilihat orang.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim) Mereka menggunakan waktu malam seperti yang kamu lakukan, akan

6
tetapi mereka adalah orang-orang yang jika berhadapan dengan

Page
Ketiga, bahwa kekalahan yang diderita kaum Muslimin dewasa ini adalah larangan-larangan Allah mereka melanggarnya.” (Riwayat Ibnu Majah)
akibat ulah kita sendiri. Firman-Nya: “Sesungguhnya Allah tidak berbuat
zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang Kelima, orang-orang yang beramal bukan karena Allah adalah orang
berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.” [Yunus (10): 44] yang pertama dibakar untuk menyalakan neraka. Dalam hadits
panjangnya, Rasulullah saw. menjelaskan nasib tiga kelompok manusia
, bahwa kekalahan yang diderita kaum Muslimin dewasa ini adalah akibat yang celaka di hari akhirat karena beramal dengan riya.
ulah kita sendiri. Firman-Nya: [Yunus (10): 44]
, orang-orang yang beramal bukan karena Allah adalah orang yang
Keempat, bahwa ketidak-ikhlasan menghancurkan amal, besar maupun pertama dibakar untuk menyalakan neraka. Dalam hadits panjangnya,
kecil. Dan dengan demikian berarti kita telah membuat perjuangan kita
Rasulullah saw. menjelaskan nasib tiga kelompok manusia yang celaka di Zhufr. Beberapa lelaki dari kaum Muslimin mengatakan kepadanya, ‘Demi
hari akhirat karena beramal dengan riya. Allah, engkau telah diuji hari ini, hai Quzman, maka berbahagialah.’
Quzman menjawab, ‘Dengan apa aku bergembira. Demi Allah
Keenam, orang-orang yang riya akan menjadi teman setan pada hari sesungguhnya aku berperang tidak lain karena membela nama kaumku.
kiamat di dalam neraka jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah Jika bukan karena hal itu aku tidak akan turut berperang. Ketika
bagi kita kisah Quzman, seperti yang diterangkan oleh Qatadah –semoga merasakan lukanya semakin parah, ia mencabut panah dari tempatnya
Allah meridhainya. Beliau menjelaskan, “Di antara kami ada orang asing lalu bunuh diri.” (, Ibnu Katsir)
dan diketahui siapa dia. Ia dipanggil Quzman. Adalah Rasulullah saw.
setiap disebut namanya selalu mengatakan bahwa dia termasuk Kita ingatkan jiwa kita dengan peringatan-peringatan tersebut agar dalam
penghuni neraka. Saat terjadi Perang Uhud, Quzman terlibat dalam bergerak, berjuang, dan berkorban (tadhhiyah) senantiasa ikhlas karena
pertempuran sengit sampai berhasil membunuh delapan atau tujuh Allah.
orang musyrik. Memang dia orang kuat. Lalu ia terluka lalu dibopong ke
rumah Bani Zhufr. Beberapa lelaki dari kaum Muslimin mengatakan
kepadanya, ‘Demi Allah, engkau telah diuji hari ini, hai Quzman, maka
berbahagialah.’ Quzman menjawab, ‘Dengan apa aku bergembira. Demi
Allah sesungguhnya aku berperang tidak lain karena membela nama
kaumku. Jika bukan karena hal itu aku tidak akan turut berperang. Ketika
merasakan lukanya semakin parah, ia mencabut panah dari tempatnya
lalu bunuh diri.” (Al-Bidayah Wan-Nihayah, Ibnu Katsir)

7
Page
, orang-orang yang riya akan menjadi teman setan pada hari kiamat di
dalam neraka jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah bagi kita
kisah Quzman, seperti yang diterangkan oleh Qatadah –semoga Allah
meridhainya. Beliau menjelaskan, “Di antara kami ada orang asing dan
diketahui siapa dia. Ia dipanggil Quzman. Adalah Rasulullah saw. setiap
disebut namanya selalu mengatakan bahwa dia termasuk penghuni
neraka. Saat terjadi Perang Uhud, Quzman terlibat dalam pertempuran
sengit sampai berhasil membunuh delapan atau tujuh orang musyrik.
Memang dia orang kuat. Lalu ia terluka lalu dibopong ke rumah Bani
Semangat Menyambut Panggilan Dakwah tidak akan mengatakan kepadamu seperti apa yang dikatakan Bani Israel
kepada Nabi Musa,yaitu “Pergilah kamu bersama Rabbmu dan
Oleh : Ust. Abdul Muiz, MA berperanglah, kami tetap duduk di sini”. Tetapi yang kami katakan
kepadamu adalah : “Pergilah kamu ber-sama Rabbmu dan berperanglah,
Mukadimah kami ikut berperang bersamamu”. Demi Allah yarg mengutusmu
Bersemangat dalam menyambut panggilan da’wah menunjukkan adanya membawa kebenaran, seandainya kamu mengajak kami ke Barkul
keseriusan (jiddiyah) karena keseriusan adalah salah satu ciri kader Ghimad (suatu tempat di Yaman, red ) pasti kami tetap mengikutimu
militan. Keimanan seseorang belum sempurna kecuali apabila mendengar sampai di sana. Setelah sahabat Muhajirin, sahabat Anshar yang diwakili
panggilan Allah dan Rasul-Nya segera menyambut panggilan tersebut oleh Sa’ad bin Mu’adz menyampaikan sikapnya :”Kami telah beriman
dengan senang hati dan penuh semangat, Al-Qur’an mengingatkan kita kepadamu dan kami bersaksi bahwa apa yang kamu bawa adalah benar,
tentang hal itu “Hai orang¬-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah atas dasar itu kami telah menyatakan janji untuk senantiasa taat dan setia
dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang kepadamu. Wahai Rasulullah lakukanlah apa yang kau kehendaki, kami
memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya tetap bersamamu.Tidak ada seorangpun diantara kami yang mundur dan
Allah membatasai antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kami tidak akan bersedih jika kamu menghadapkan kami dengan musuh
kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan “. (AI-Anfal :24 ). esok hari. Kami akan tabah menghadapi peperangan dan tidak akan
melarikan diri. Semoga Allah akan memperlihatkan kepada kamu apa
Kader da’wah apabila mendengar panggilan da’wah ia sambut dengan yang sangat kamu inginkan dari kami. Marilah kita berangkat Ilahi. Dalam
kata-kata “sam’an wa tha’atan” (kami dengar dan kami taati) “labaik wa riwayat lain, bahwa Saad bin Muadz berkata kepada Rasulullah, “Barang
sa’daik” (kami siap melaksanakan perintah dengan senang nati). Para kali kamu khawatir jika kaum Anshar memandang bahwa mereka wajib

8
sahabat Rasul di saat menjelang perang Badar, ketika Rasul ingin

Page
menolongmu hanya di negeri mereka. Saya sebagai wakil kaum Anshar
mengetahui kesiapan mereka untuk perang menghadapi musyrikin menyatakan, jalankan apa yang kau kehendaki, jalinlah persaudaraan
Quraisy, mengingat tujuan awal mereka bukan untuk perang tetapi untuk dengan siapa saja yang kau kehendaki dan putuskanlah tali persaudaraan
menghadang kafilah dagang yang dipimpin oleh Abu Sufyan, namun dengan siapa saja yang kau kehendaki. Ambillah harta benda kami
kafilah itu berhasil meloloskan diri dari hadangan kaum muslimin, maka sebanyak yang kau perlukan dan tinggalkanlah untuk kami seberapa saja
Rasul bermusyawarah dengan mereka tentang apa harus dilakukan. Dari yang kamu sukai, apa saja yang kau ambil dari kami itu tebih kami sukai
kalangan Muhajirin Abu Bakar dan Umar bin Khattab menyambut baik daripada yang anda tinggalkan. Apapun yang kamu perintahkan maka
untuk terus maju ke medan pertempuran. sedangkan Miqdad bin `Amru kami akan mengikutinya, demi Allah jika kamu berangkat sampai ke
mengatakan : “Wahai Rasulullah, laksanakanlah apa yang telah Barkul Ghimad kami akan berangkat bersamamu, demi Allah seandainya
diberitahukan Allah kepadamu, kami tetap bersamamu. Demi Allah kami kamu menghadapkan kami pada lautan kemudian kamu terjun ke
dalamnya maka kamipun akan terjun ke dalamnya bersamamu. (Rakhikul memilih tempat ini anda menerima wahyu dari Allah sehingga tidak dapat
Makhtum 285-286 ). Hasan AI-Banna berkata da’wah pada tahap diubah lagi, ataukah strategi perang? tempat ini kupilih berdasarkan
pembinaan (takwin) shufi disisi ruhiyah dan askari (kedisiplinan) dari sisi strategi perang”. Kemudian Habab berujar kembali “wahai Rasulullah
amaliyah (operasional), slogannya adalah amrun wa thoatun (perintah tempat ini tidaklah strategis. Ajaklah pasukan pindah ke tempat air yang
dan laksanakan ) tanpa ada rasa bimbang, ragu, komentar, dan rasa terdekat dengan musuh. Kita membuat markas di sana dan menutup
berat’. (Risalah Pergerakan 2). sumur-sumur yang ada di belakangnya, kemudian kita buat kubangan dan
kita isi dengan air hingga penuh. Dengan demikian kita berperang dalam
Empat Aspek Ruhul Istijabah keadaan mempunyai persediaan air minum”. Rasulullah menjawab,
“Pendapatmu sungguh baik “. Begitu pula, pada saat pasukan koalisi, yang
1. Istijabah Fikriyah (Menyambut dengan pikiran /dengan sadar).
terdiri dari kaum Musyrikin, bangsa Yahudi dan orang-orang Munafik
Kader da’wah ketika mendapat tugas dari Murobbi, Pembina, maupun
menyerang Madinah, Sahabat Salman Al-Farisi menyampaikan usulannya
Qiyadah tidak hanya sekadar melaksanakan perintah dan tugas, tetapi ia
kepada Rasulullah yaitu menggali parit di sekeliling Mmadinah, kemudian
sadar betul apa yang dikerjakannya adalah dalam rangka taat kepada
Rasulullah menerima usulan tersebut dan menjadi strategi perang yang
Allah dan meraih ridho-Nya, bila dilakukan mendapat pahala dan bila
ditetapkannya sehingga perang itu diberi nama dengan perang Khandak
tidak dilakukan dosa.
(parit). Pada perang Qodisiah, perang antara tentara pasukan Persia, yang
Karena itu para kader da’wah harus memahami, bahwa melaksanakan terjadi di Irak pada masa pemer-intahan Umar bin Khattab, Qoqo bin Amr
perintah dan tugas yang datang dari Murobbi, Pembina atau Qiyadah terus berpikir untuk menaklukkan pasukan bergajah yang menjadi
dalam rangka taat kepada Allah. karena Allah telah mewajibkan taat andalan pasukan Persia. Sampai akhirnya Qoqo mendapatkan sebuah ide,
untuk membuat patung gajah, agar kuda-kuda milik kaum Muslimin

9
kepada pemimpin : “Wahai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan

Page
taatilah Rasul serta (taatilah) pemimpin kamu… ” (An-Nisaa:59). Demi terbiasa melihat gajah sehingga ketika kuda-kuda itu berhadapan dengan
laksananya tugas secara maksimal maka seorang kader selalu memikirkan gajah-gajah yang sebenarnya, tidak takut menghadapinya. Ternyata ide
tentang bagaimana cara melaksanakan tugas dengan baik, maka ia harus Qoqo ini menghasilkan buah. Pada perang Qodisiah tentara kaum
memperhatikan waktu, cara dan sarana yang tepat sehingga pekerjaan Muslimin berhasil menaklukan tentara Persia yang mengandalkan
dapat diselesaikan sesuai perintah, rencana, tujuan serta sasaran yang pasukan bergajahnya. Khalifah Umar bin khattab pernah berucap, “Tidak
telah ditetapkan. Bahkan harus memiliki kemampuan memberikan saran, akan terkalahkan kaum muslimin selama di sana ada Qoqo bin Amr”.
pendapatdan dan pandangannya demi terselenggaranya program dengan Dalam surat Ar-Ra’d ayat 19 Allah mengingatkan kita akan keistimewaan
baik, seperti yang dilakukan oleh sahabat Habab bin AI Mundzir ketika orang¬-orang mengoptimalkan akal pikirannya: “Apakah orang yang
mengusulkan tempat yang strategis untuk posisi pasukan kaum muslimin mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Rabb¬mu
pada perang Badar. Habab berkata, ”Wahai Rasulullah, apakah dalam itu benar, sama dengan orang yang buta (tidak menggunakan akal
pikirannya). Hanya orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil mereka berlomba-lomba untuk memenuhinya dengan harapan mendapat
pelajaran “. kesempatan mati syahid di jalan Allah. Kelemahan fisik tidak menjadi
alasan untuk tidak berangkat memenuhi panggilan jihad, bahkan bila
2. Istijabah Nafsiyah (Menyambut dengan perasaan/emosi). mereka tidak dapat memenuhi panggilan jihad karena udzur, mereka
Para aktivis dan kader da’wah bila mendapat perintah dan tugas, baik menangis. “Dan tidak berdosa atas orang-orang yang apabila datang
tarbawi, da’awi maupun tanzhimi harus menyamtbutnya dengan kepadamu sepaya kamu memberi mereka kendaraan. Lalu kamu
perasaan senang, gembira, bahagia dan bersemangat untuk berkata :”Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu “. Lalu
melaksanakannya. Janganlah perintah dan tugas itu disambut dengan mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena
rasa berat, malas, enggan dan tidak bergairah. Apapun kondisi yang kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka
terjadi pada diri kita, baik dalam keadaan susah, berat maupun kekuatan nafkahkan “. (At-Taubah: 92). Mereka begitu semangat dalam
ma’nawiyah tidak mendukung, apalagi dalam keadaan bergembira. melaksanakan perintah da’wah, perintah tersebut dikerjakan dengan
Bila datang panggilan da’wah kita tidak boleh menolaknya atau merasa suka cita, riang, gembira serta bahagia, bila mereka dapat melakukannya
enggan dan malas memenuhnya. Allah berfirman: ”Berangkatlah kamu dengan baik. Sebaliknya, mereka bersedih dan berduka cita bila tidak
dalam keadaan merasa ringgan ataupun ataupun merasa berat, dan dapat menjalankan perintah walaupun disebabkan udzur.
berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah, yang demikian itu
adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (At-Taubah :41). 3. Istijabah Maaliyah (Menyambut dengan harta).
Kemudian pada ayat yang lain Allah menjelaskan,”Hai orang-orang yang
beriman apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu “Berangkatlah Da’wah untuk menegakkan dinul Islam muka bumi adalah kerja besar
untuk berperang di jalan Allah “; kamu merasa berat dan ingin di bahkan tidak ada pekerjaan yang Iebih besar darinya. Kerja besar ini

10
tempatmu Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti membutuhkan dana yang besar pula sebagaimana lazimnya proyek besar.
Dalam proyek da’wah pendanaan ditanggung oleh para da’i sendir-i.

Page
kehidupan di akhirat? padahal keni’matan hidup di dunia itu
dibandingkan dengan kehidupan di akhirat hanyalah sedikit. Jika kamu Berkorban dengan harta dan jiwa sudah menjadi satu paket yang tidak
tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan boleh dipisahkan satu dari yang lainnya. Seperti apa yang Allah rmpaikan
siksa yang pedih dan digantinya kamu dengan kaum yang lain, dan kamu dalam Qur’an, “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang yang
tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah beriman, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk
Maha Kuasa atas segala sesuatu “. mereka… ” (At-Taubah : 111). Kemudian ayat lain Allah menjelaskan, “Hai
orang¬-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukan suatu
(At¬Taubah:38-39). perniagaan yang dapat menyelamatkan imu dari azab yang pedih ?Yaitu,
Para kader yang dibina oleh Rasulullah ketika mendengar panggilan jihad kamu beriman pada Allah dan RasuINya dan berjihad di jalan Alllah
dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu ketinggalan Ashim bin Adi datang menyerahkan sembilan puluh wasaq
mengetahuinya. ” (As-Shaff : 10- 11). kurma. Kemudian diikuti sahabat yang lain mulai dari yang scdika sedikit
sampai yang banyak. Sampai ada di antara mereka yang berinfaq dengan
Kader da’wah tidak pelit dengan hartanya untuk pembiayaan berbagai segenggam atau dua genggam kurma, karena hanya itu yang mereka
kegiatan da’wah dalam da’wah para kader dan aktivis siap mengorbankan mampu lakukan. Kaum wanitapun menyerahkan berrbagai perhiasan
hartanya, jangan mengharapkan keuntungan materi serta harta benda yang yang mereka miliki, seperti gelang tangan, gelang kaki, anting-anting
dari da’wah. Khadijah isteri Rasulullah telah memberikan seluruh dan cincin. Tidak ada seorangpun yang kikir menahan hartanya kecuali
kekayaannya untuk kepentingan da’wah. Pada perang tabuk kaum orang-orang Munafq. Allah berfirman : “Orang-orang Munafiq yang
uslimin berlomba-lomba menginfakkan hartanya dan bersodaqah. Usman mencela orang-orang Mu’min yang memberi shadaqah dengan sukarela,
bin Affan sebelumnya telah menyiapkan kafilah dagang yang akan dan merekapunv menghina orang-orang yang tidak memperoleh apa
berangkat ke Syam berupa dua ratus onta lengkap dengan pelana serta yang dishadaqahkan sekedar kesanggupannya “. (At -Taubah :79)
barang-barang yang berada di atasnya, beserta dua ratus uqiyyah. Setelah
mendengar pengumuman Rasulullah, Usman datang pada Rasul 4. Istijobah Harakiyah (Menyambut dengan aktivitas)
kemudian men-shadaqah-kan semua itu. Kemudian Usman menambah
lagi seratus onta dengan pelana dan perlengkapannya. Kemudian beliau Aktivis da’wah adalah yang orang aktif dalam kegiatan da’wah, selalu
datang lagi membawa seribu dinar diletakkan di pangkuan Rasulullah. hadir dalam kegiatan da’wah dan berusaha untuk berada di barisan
Rasulullah memperhatikan apa yang dishadaqahkan oleh Usman itu orang-orang mengutamakan kerja daripada berbicara. Bahkan berupaya
seraya berkata: “Apa yang diperbuat oleh Usman setelah ini, tidak akan untuk berada di garda terdepan dalam mempertahankan dan membela
membahayakannya”. Usman terus bershadaqah hingga jumlahnya Islam. Perlu diingat, tugas da’wah yang diemban aktivis sangat banyak.,

11
mencapai sembilan ratus ekor onta dan seratus ekor kuda, belum lebih banyak dari waktu yang tersedia. Tugas antara lain, pertama:
Kewajiban dalam Tarbiyah, tujuannya, agar kualitas dan dan mutu kader

Page
termasuk uang. Setelah Usman selesai memberikan shadaqah, giliran
Abdur Rahman bin Auf datang membawa Dua ratus uqiyyah perak, tak semakin baik. Kedua: Kewajiban dalam Da’wah, tujuannya, agar
lama setelah Abdur Rahman, datanglah Abu Bakar dengan membawa penyebaran da’wah semakin luas. Ketiga: Kewajiban yang sifatnya
seluruh hartanya yang jumlahnya Empat ribu dirham, sampai-sampai tanzhimiyah, bertujuan, agar amal jama’i stuktural semakin kokoh.
beliau tidak menyisakan hartanya untuk keluar-ganya kecuali Allah dan Bila kita pelajari siroh Nabawiyah dan siroh As-Salaf As-Shalih, kita bisa
Rasulnya. Kemudian shahabat-shahabat yang lain berdatangan. Umar lihat, pola kehidupan mereka. Mereka lebih banyak bekerja untuk umat
menyerahkan setengah hartanya. AI-Abbas datang menyerahkan dibanding untuk diri dan keluarga mereka karena kesibukan yang begitu
hartanya yang cukup banyak. Thalhah, Sa’ad bin Ubadah, Muhammad bin padat hampir tidak ada waktu untuk istirahat, bahkan tidak
Maslamah semuanya datang menyerahkan shadaqahnya. Tidak menyempatkan diri untu istir-ahat. Para sahabat Rasul tidak pernah
berhenti berjihad di jalan Allah, sebagian ahli sejarah mencatat sebanyak da’wah. Sudahkah kita mempersembahkan kreatifitas untuk
seratus kali peperangan selama sepuluh tahun Rasul di Madinah, baik pengembangan da’wah yang lahir dari hasil kajian, telaah, renungan dan
yang dipimpin langsung oleh Rasul dan yang dipimpin oleh sahabatnya. evaluasi kerja da’wah saat ini?!Ikhwah dan Akhwat fillah, sudahkah kita
Baik itu pertempuran besar maupun yangkecil, baik yang jadi maupun merasa gembira senang dan bahagia mana kala kita mendengar perintah,
tidak jadi perang. Sehingga jika diambil rata, peperangan terjadi sebulan menerima tugas dan mendapatkan amanah da’wah.Apakah kita merasa
sekali, artinya mobilitas jihad sangat tinggi. Begitu pula di masa bersedih, menangis dan merasa rugi jika kita tidak dapat melaksanakan
pemerintahan Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq. Peperangan dilakukan tugas dengan baik, tidak dapat ikut dalam kegiatan da’wah di saat uzur.
selama dua tahun tiga bulan sepuluh hari, belum lagi peperangan yang Menyesalkah kita jika tidak dapat menyelesaikan tugas dengan baik?
dipimpin oleh Khalid bin Walid yang jumlahnya sebanyak dua puluh kali Ikhwah dan Akhwat fillah, sudahkah kita mengeluarkan sebagian dari rizki
peperangan yang dilakukan terus menerus secara berkesinambungan. yang kita dapatkan untuk kepentingan da’wah. Sudahkah kita berniat dan
Melihat kondisi saat ini, dimana tuntutan da’wah begitu besar, yang ber-Azam untuk menginfaqkan harta kita di jalan Allah? Sudahkah kita
disertai ancaman global, tentu hal ini, menuntut kesungguhan, keseriusan miliki tabungan da’wah? Ikhwah dan Akhwat fillah, betulkah kita sebagai
serta mobilitas da’wah dan jihad yang tinggi, jika tidak maka kekuatan aktivis da’wah, apa buktinya? Apa kontribusi riil kita untuk da’wah? Apa
batil yang akan berkuasa di bumi ini. Dalam hal ini, Allah berfirman, “Dan prestasi da’wah kita selama ini? Sudah berapa orang yang telah kita
berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar¬-benarnya. rekrut melaui da’wah fardiyah atau da’wah jamahiriyah? sudah berapa
Dia telah memilih kamu dan Dia sekali¬-kali tidak menjadikan untuk kamu orang kader yang kita tarbiyah? Sudahkah kita menjadikan waktu, kerja,
dalam agama suatu kesempitan, ikutilah agama orang tua Ibrahim. Dia profesi dan seluruh aktivitas kita sebagai kegiatan da’wah ?!
(Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, Ikhwah dan Akhwat fillah, keimanan kita baru diakui oleh Allah apabila
dan begitu pula dalam al-Qur’an ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas ada ruhul istijabah pada diri kita, dan baru akan sempurna iman kita jika

12
dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, aspek-aspek istijabah itu telah terpenuhi. Allah berfirman :

Page
maka dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad
Allah. Dia adalah pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung”. (AI- dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang
Hajj :76 ). memberikan tempat kediaman dan pertolongan (kepada orang-orang
muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. Dan terhadap
Penutup orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah maka tidak ada
Ikhwah dan Akhwat fillah, sudahkah pikiran kita terkonsentrasikan dan kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka sebelum mereka
terfokuskan untuk memikirkan umat, memikirkan bagaimana cara yang berhijrah, akan tetapi jika ¬mereka meminta pertolongan kepadamu
efektif dalam melakukan da’wah untuk mereka. Sudahkah kita dalam urusan pembelaan agama, maka kamu wajib memberikan
menyumbangkan pendapat, gagasan dan ide terbaik untuk kemajuan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada ikatan perjanjian
antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang Bersiap Menyambut Ramadhan dan Menjaga Amanah
kamu kerjakan “. (AI-Anfal : 72). ”Dan orang-orang yang beriman dan
berhijrah serta ¬berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi Sumber : Panduan Ibadah Ramadhan, Iman Santoso, Lc.
tempat kediaman dan memberi ¬pertolongan kepada orang-orang
muhajirin, mereka itulah orang-orang yang bena-benar ¬beriman. Mereka Dari Salman Al-Farisi ra. berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam
memperoleh ampunan, rizki (ni’mat ) yang mulia “, (al-Anfal : 74) berkhutbah pada hari terakhir bulan Sya’ban: Wahai manusia telah
datang kepada kalian bulan yang agung, bulan penuh berkah, didalamnya
ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasanya
wajib, dan qiyamul lailnya sunnah. Siapa yang mendekatkan diri dengan
kebaikan, maka seperti mendekatkan diri dengan kewajiban di bulan yang
lain. Siapa yang melaksanakan kewajiban, maka seperti melaksanakan 70
kewajiban di bulan lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan
kesabaran balasannya adalah surga. Bulan solidaritas, dan bulan
ditambahkan rizki orang beriman.

Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka diampuni


dosanya dan dibebaskan dari api neraka dan mendapatkan pahala seperti
orang orang yang berpuasa tersebut tanpa dikurangi pahalanya
sedikitpun ». kami berkata : »Wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa

13
sallam Tidak semua kita dapat memberi makan orang yang berpuasa ? ».
Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:” Allah memberi pahala

Page
kepada orang yang memberi buka puasa walaupun dengan satu biji
kurma atau seteguk air atau susu. Ramadhan adalah bulan dimana
awalnya rahmat, tengahnya maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api
neraka. Siapa yang meringankan orang yang dimilikinya, maka Allah
mengampuninya dan dibebaskan dari api neraka. Perbanyaklah
melakukan 4 hal; dua perkara membuat Allah ridha dan dua perkara Allah
tidak butuh dengannya. 2 hal itu adalah; Syahadat Laa ilaha illallah dan
beristighfar kepada-Nya. Adapaun 2 hal yang Allah
tidak butuh adalah engkau meminta surga dan berlindung dari api neraka. Persiapan fikriyah
Siapa yang membuat kenyang orang berpuasa, Allah akan memberikan
minum dari telagaku (Rasul saw) satu kali minuman yang tidak akan Persiapan fikriyah atau akal dilakukan dengan mendalami ilmu, khususnya
pernah haus sampai masuk surga” (HR al-‘Uqaili, Ibnu Huzaimah, al- ilmu yang terkait dengan ibadah Ramadhan. Banyak orang yang berpuasa
Baihaqi, al-Khatib dan al-Asbahani). tidak menghasilan kecuali lapar dan dahaga. Hal ini dilakukan karena
puasanya tidak dilandasi dengan ilmu yang cukup. Seorang yang beramal
Persiapan Diri Secara Maksimal tanpa ilmu, maka tidak menghasilkan kecuali kesia-siaan belaka.

Persiapan Mental Persiapan Fisik dan Materi

Persiapan mental untuk puasa dan ibadah terkait lainnya sangat penting. Seorang muslim tidak akan mampu atau berbuat maksimal dalam
Apalagi pada saat menjelang hari-hari terakhir, karena tarikan keluarga berpuasa jika fisiknya sakit. Oleh karena itu mereka dituntut untuk
yang ingin belanja mempersiapkan hari raya, pulang kampung dll, sangat menjaga kesehatan fisik, kebersihan rumah, masjid dan lingkungan.
mempengaruhi umat Islam dalam menunaikan kekhusu’an ibadah Rasulullah mencontohkan kepada umat agar selama berpuasa tetap
Ramadhan. Dan kesuksesan ibadah Ramadhan seorang muslim dilihat memperhatikan kesehatan. Hal ini terlihat dari beberapa peristiwa di
dari akhirnya. Jika akhir Ramadhan diisi dengan i’tikaf dan taqarrub yang bawah ini :
lainnya, maka insya Allah dia termasuk yang sukses dalam melaksanakan
ibadah Ramadhan. • Menyikat gigi dengan siwak (HR. Bukhori dan Abu Daud).

Persiapan ruhiyah (spiritual) • Berobat seperti dengan berbekam (Al-Hijamah) seperti yang

14
diriwayatkan Bukhori dan Muslim.

Page
Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah,
seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an saum sunnah, dzikir, do’a dll. • Memperhatikan penampilan, seperti pernah diwasiatkan Rasulullah
Dalam hal mempersiapkan ruhiyah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada sahabat Abdullah ibnu Mas’ud ra, agar
mencontohkan kepada umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan memulai puasa dengan penampilan baik dan tidak dengan wajah yang
Sya’ban, sebagaimana yang diriwayatkan ‘Aisyah ra. berkata:” Saya tidak cemberut. (HR. Al-Haitsami). Sarana penunjang yang lain yang harus
melihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan disiapkan adalah materi yang halal untuk bekal ibadah Ramadhan.
puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu Idealnya seorang muslim telah menabung selama 11 bulan sebagai bekal
bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban” (HR ibadah Ramadhan. Sehingga ketika datang Ramadhan, dia dapat
Muslim).
beribadah secara khusu’ dan tidak berlebihan atau ngoyo dalam mencari harus berdampak pada ukhuwah Islamiyah. Dan ukhuwah Islamiyah ini
harta atau kegiatan lain yang mengganggu kekhusu’an ibadah Ramadhan. harus terlihat jelas dalam penentuan awal dan akhir Ramadhan dan
mengsisi ibadah Ramadhan. Namun demikian, semuanya harus tetap
Merencanakan Peningkatan Prestasi Ibadah (Syahrul Ibadah) komitmen dengan Al-Qur’an dan Sunnah.

Ibadah Ramadhan dari tahun ke tahun harus meningkat. Tahun depan Diperlukan sikap bijak dari para ulama untuk bertemu dan duduk dalam
harus lebih baik dari tahun ini, dan tahun ini harus lebih baik dari tahun satu majelis bersama pemerintah (Departemen Agama) menentukan
lalu. Ibadah Ramadhan yang kita lakukan harus dapat merubah dan kesamaan awal dan akhir Ramadhan. Tentunya berdasarkan argumentasi
memberikan output yang positif. Perubahan pribadi, perubahan keluarga, ilmiyah yang kuat dan landasan-landasan yang kokoh berdasarkan Syariat
perubahan masyarakat dan perubahan sebuah bangsa. Allah SWT Islam. Memang perbedaan pendapat (dalam masalah furu) adalah
berfirman : « Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu rahmat. Tetapi kesamaan penentuan awal dan akhir Ramadhan lebih
kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka lebih dekat dari rahmat Allah yang diberikan kepada orang-orang yang
sendiri » (QS AR- Ra’du 11). bertaqwa. Perbedaan pendapat dalam penentuan awal dan akhir
Ramadhan adalah suatu pertanda belum terbangun kuatnya budaya
Diantara bentuk-bentuk peningkatan amal Ibadah seorang muslim di
syuro’, ukhuwah Islamiyah dan pembahasan ilmiyah dalam tubuh umat
bulan Ramadhan, misalnya; peningkatan, ibadah puasa, peningkatan
Islam, lebih khusus lagi para ulamanya. Ukhuwah Islamiyah dan persatuan
dalam tilawah Al-Qur’an, hafalan, pemahaman dan pengamalan.
umat Islam jauh lebih penting dari ibadah-ibadah sunnah dan perbedaan
Peningkatan dalam aktifitas sosial, seperti: infak, memberi makan kepada
pendapat tetapi menimbulkan perpecahan.
tetangga dan fakir-miskin, santunan terhadap anak yatim, beasiswa

15
terhadap siswa yang membutuhkan dan meringankan beban umat Islam. Menjadikan Ramadhan sebagai Syahrut Taubah (Bulan Taubat)
Juga merencanakan untuk mengurangi pola hidup konsumtif dan

Page
memantapkan tekad untuk tidak membelanjakan hartanya, kecuali Bulan Ramadhan adalah bulan dimana syetan dibelenggu, hawa nafsu
kepada pedagang dan produksi negeri kaum muslimin, kecuali dalam dikendalikan dengan puasa, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka.
keadaan yang sulit (haraj). Sehingga bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat kondusif untuk
bertaubat dan memulai hidup baru dengan langkah baru yang lebih
Mengutamakan Ukhuwah Islamiyah dan Persatuan Umat Islam Islami.

Bulan Ramadhan adalah bulah rahmat, dimana kasih sayang dan Taubat berarti meninggalkan kemaksiatan, dosa dan kesalahan serta
persaudaraan harus diutamakan dari yang lainnya. Ukhuwah Islamiyah kembali kepada kebenaran. Atau kembalinya hamba kepada Allah SWT,
adalah prinsip dari kebaikan umat Islam. Sehingga ibadah Ramadhan meninggalkan jalan orang yang dimurkai dan jalan orang yang sesat.
Taubat bukan hanya terkait dengan meninggalkan kemaksiatan, tetapi dominan atas keburukan. Dan dominasi kebaikan bukan hanya dibulan
juga terkait dengan pelaksanaan perintah Allah. Orang yang bertaubat Ramadhan, tetapi juga diluar Ramadhan.
masuk kelompok yang beruntung. Allah SWT berfirman: “Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman Mengambil Keberkahan Ramadhan secara Maksimal
supaya kamu beruntung” (QS An-Nuur 31).
Ramadhan adalah bulan penuh berkah, penuh berkah dari semua sisi
Oleh karena itu, di bulan bulan Ramadhan orang-orang beriman harus kebaikan. Oleh karena itu, umat Islah harus mengembail keberkahan
memperbanyak istighfar dan taubah kepada Allah SWT. Mengakui Ramadhan dari semua aktifitas positif dan dapat memajukan Islam dan
kesalahan dan meminta ma’af kepada sesama manusia yang dizhaliminya umat Islam. Termasuk dari sisi ekonomi, sosial, budaya dan
serta mengembalikan hak-hak mereka. Taubah dan istighfar menjadi pemberdayaan umat. Namun demikian semua aktifitas yang positif itu
syarat utama untuk mendapat maghfiroh (ampunan), rahmat dan karunia tidak sampai mengganggu kekhusu’an ibadah ramadhan terutama di 10
Allah SWT. “Dan (dia berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada terakhir bulan Ramadhan.
Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan bulan puasa sebagai
yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan
bulan penuh amaliyah dan aktivitas positif. Selain yang telah tergambar
kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat
seperti tersebut di muka, beliau juga aktif melakukan kegiatan sosial
dosa." (QS Hud 52)
kemasyarakatan. Rasulullah saw. menikahkan putrinya (Fathimah)
Menjadikan bulan Ramadhan sebagai Syahrut Tarbiyah, Da’wah dengan Ali RA, menikahi Hafsah dan Zainab.

Menjadikan Ramadhan sebagai Syahrul Muhasabah (Bulan Evaluasi)

16
Bulan Ramadhan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para da’i dan
ulama untuk melakukan da’wah dan tarbiyah. Terus melakukan gerakan

Page
Dan terakhir, semua ibadah Ramadhan yang telah dilakukan tidak boleh
reformasi (harakatul ishlah). Membuka pintu-pintu hidayah dan menebar
lepas dari muhasabah atau evaluasi. Muhasabah terhadap langkah
kasih sayang bagi sesama. Meningkatkan kepekaan untuk menolak
langkah yang telah kita perbuat dengan senantiasa menajamkan mata
kezhaliman dan kemaksiatan. Menyebarkan syiar Islam dan meramaikan
hati (bashirah), sehingga kita tidak menjadi orang/kelompok yang selalu
masjid dengan aktifitas ta’lim, kajian kitab, diskusi, ceramah dll, sampai
mencari-cari kesalahan orang/kelompok lain tanpa mau bergeser dari
terwujud perubahan-perubahan yang esensial dan positif dalam berbagai
perbuatan kita sendiri yang mungkin jelas kesalahannya.
bidang kehidupan. Ramadhan bukan bulan istirahat yang menyebabkan
mesin-mesin kebaikan berhenti bekerja, tetapi momentum tahunan Semoga Allah SWT senantiasa menerima shiyam kita dan amal shaleh
terbesar untuk segala jenis kebaikan, sehingga kebaikan itulah yang lainnya dan mudah-mudahan tarhib ini dapat membangkitkan semangat
beribadah kita sekalian sehingga membuka peluang bagi terwujudnya Bergairah Menghadapi Tantangan Dakwah
Indonesia yang lebih baik, lebih aman, lebih adil dan lebih sejahtera. Dan
itu baru akan terwujud jika bangsa ini yang mayoritasnya adalah umat Oleh: Ahmad Sumiyanto, Ketua Umum DPW PKS DI
Islam kembali kepada Syariat Allah.
Jalan dakwah adalah jalan berliku penuh onak dan duri. Oleh karena itu,
tantangan, cobaan dan ujian di jalan dakwah merupakan sunatullah.
Setiap penggal episode gerakan dakwah selalu disertai cobaan dan
tantangan yang berbeda. Sekali lagi, hal ini merupakan sunatullah untuk
menguji para hamba-Nya mana di antara mereka yang benar-benar
berjihad dan mana di antara mereka yang benar-benar bersabar dalam
menapaki jihad itu.

Jika kita cermati, tantangan gerakan dakwah kita pada saat ini sungguh
sangat banyak dan menentukan. Jika kita berhasil melewatinya Insya
Allah episode gerakan dakwah berikutnya akan segera kita husung
dengan leluasa. Tetapi jika gagal, sungguh sangat berat, karena mungkin
harus merintis kembali dari nol gerakan dakwah ini.

Jika disederhanakan, tantangan dakwah kita pada saat ini muncul

17
berpangkal dari proses penataan kembali kehidupan berbangsa dan
bernegara dan upaya membangun kemandirian bangsa agar dalam

Page
berbagai bidang kehidupan bangsa dan negara ini tidak dikangkangi oleh
penjajahan kekuatan asing. Tantangan dakwah kita sekarang ini
sebenarnya hadir menyerimpung dua agenda besar amal Islami gerakan
dakwah Islam, yakni ishlahul hukumah (reformasi total pemerintahan)
dan tahrirul wathon min kulli sulthonin ajrin (pembebasan negara dari
semua kekuatan penjajahan asing).

1. Oleh karena itu, kunci keberhasilan gerakan dakwah kita saat ini
adalah harus sukses menghusung dua agenda besar amal Islami
gerakan dakwah tersebut. Konsekuensi logisnya, gerakan dakwah kampus mengalami kejenuhan, karena memang posisi dan peran
kita harus sukses mengaruhi mihwar muasasi dan mihwar dauli. besarnya sedang dinanti-nantikan ummat dan bangsa. Oleh
Secara lebih operasioanl, agar sukses di kedua orbit gerakan karena itu, aktivis dakwah kampus harus secepatnya menghalau
dakwah tersebut, gerakan dakwah harus berhasil dan kuat di kemalasan dan melakukan pensigapan diri. Tidak ada pilihan bagi
semua sektor kehidupan, baik sektor privat, sektor publik, kader dakwah kampus, kecuali senantiasa bergairah menghadapi
maupun sektor ketiga. Pengalaman terakhir gerakan dakwah ini, tantangan dakwah; apapun bentuknya seberapun beratnya.
membuktikan gerakan dakwah di ketiga sektor ini harus sama- Yakinlah, iradatul qowwiyah (tekad yang kuat) dan kemesraan
sama kuat dan saling mendukung. ukhuwwah di jalan dakwah akan melahirkan enerji gerakan yang
2. Desains setting gerakan seperti ini harus disiapkan sejak SDM luar biasa dan tiada tara.
dakwah mengalami proses pembelajaran total di kampus. Di “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
sinilah, kita temukan posisi dan peran besar gerakan dakwah benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan
kampus di masa kini. Pada intinya, gerakan dakwah kampus harus Kami.Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang
menjadi “kawah condro dimuko” (pusat pengemblengan) yang berbuat baik“
pembelajaran SDM dakwah agar nantinya dapat sukses dan
mumpuni bergerak di sektor publik, sektor privat, dan sektor
ketiga. Gerakan dakwah kampus mestinya tidak hanya melakukan
kajian strategis, tetapi juga aktivitas riil di ketiga sektor tersebut.
Untuk itu, pembagian peran di antara kader gerakan dakwah
kampus harus tertata secara baik. Pembagian peran itu, dapat

18
diatur selain berdasarkan kecendungan dan potensi masing-

Page
masing kader juga berdasarkan usia belajar. Misalnya, bagi kader
kampus “muda” lebih diaktifkan di sektor publik dan sektor ketiga
untuk menjadi penggerak kepemimpinan publik di kampus dan
melakukan advokasi rakyat dan ummat, serta melakukan
pengkritisan kebijakan penguasa, menjadi pengawal moral proses
reformasi total kehidupan berbangsa dan bernegara. Sementara
kader kampus ‘tua” mulai merintis dakwah profesi dan
melakukan penguatan di sektor privat.
Dengan demikian, tidak ada alasan bagi aktivis gerakan dakwah
Dakwah Fardiyah Di kalangan manusia yang sedang nyenyak tidur, terdapat mereka yang
tidak tidur dan menyedari apa yang berlaku di sekeliling, tetapi tidak
USLUB DAN MARHALAH mampu memadamkan api yang sedang membakar. Ketika itu kewajiban
mereka ialah segera membangunkan manusia yang nyenyak tidur supaya
Kita hendaklah memahami realiti muslimin yang menjadi medan dakwah setiap mereka menyedari keadaan masing-masing dan menjauhkan diri
kita (di sini kita hanya membincangkan mengenai urusan mendakwah daripada api. Sebarang usaha untuk memperingatkan mereka yang tidur
kaum muslimin supaya kembali kepada Allah). Ini karena tuntutan dari bahaya api akan menjadi sia-sia, jika dilakukan sebelum mereka
sekarang ialah memindahkan mereka dari realiti hidup yang menguasai terjaga dari tidur. Mereka tidak akan mendengar dan mentaati peringatan
mereka pada hari ini. Mereka hidup dengan kefahaman yang silap, malas itu karena mereka sedang nyenyak tidur. Jadi mereka mestilah
beramal untuk Islam, bersikap keterlaluan dan lain-lain. Kita hendaklah dibangunkan terlebih dahulu barulah diberikan peringatan. mengikuti
memindahkan mereka kepada suasana kehidupan yang baru; kehidupan jejak langkah junjungan kita Nabi Muhammad s.a.w. Baginda
yang memahami Islam dengan kefahaman yang lengkap sempurna
sebagaimana yang dibawa oleh Rasulallah s.a.w.. Kita juga perlu menyeru menusia dan terdedah kepada gangguan dan cercaan. Baginda
memindahkan mereka kepada memahami tuntutan Islam yang sempurna tetap bersabar dan terus meneruskan dakwah sambil berdoa yang
dan memahami cara merealisasikannya menurut kaedah yang paling bermaksud: “Wahai Tuhanku! Berilah hidayah kepada kaumku karena
sempurna dan betul. sesungguhnya mereka tidak mengerti”. Di dalam pengertian ini al-Iman
asy-Syahid Hassan al-Banna berkata:
Janganlah diharapkan kesadaran, tindakan, amal atau hasil yang baik
untuk Islam daripada mereka ini, melainkan setelah iman dibangkitkan “Jadilah kamu ketika menyeru manusia seperti pokok buah-buahan;

19
dari dalam jiwa mereka terlebih dahulu. Dengan itu iman akan mereka membalingnya dengan batu dan dia menggugurkan buah kepada
mereka”.

Page
mendorong mereka kepada mengenal Allah dan memahami Islam,
beramal dan berjuang untuk Islam serta mempertingkatkan diri kepada
Marhalah Pertama
martabat para ‘amilin yang salih.
Marhalah pertama ialah mewujudkan hubungan dan perkenalan dengan
Kebanyakan muslim pada hari ini sibuk dengan urusan dunia dan lalai
mad’u (taaruf). Di marhalah ini, anda hendaklah benar-benar merasakan
daripada beribadat kepada Allah s.w.t dan mentaati perintah-Nya.
kepada dirinya bahawa anda mengambil berat tentang dirinya dan
Mereka seperti sekumpulan manusia yang sedang nyenyak tidur. Di
bertanya khabar apabila dia tidak ada dan lain-lain. Ketika itu anda tidak
sebelah mereka terdapat api yang marak menyala dan akan membakar
membincangkan apa-apa tajuk mengenai dakwah sehingga hatinya benar
mereka sekiranya mereka masih lagi tidur.
benar terbuka dan bersedia untuk memahami apa yang anda perkatakan ditanam dan disiram, akan menumbuhkan batang gandum?
mengenai dakwah dan mengambil pengajaran daripadanya. Sesungguhnya mereka tidak akan mampu melakukannya. Ini karena
menumbuhkan benih ciptaan Allah adalah rahsia Allah yang hanya
Penerimaannya terhadap dakwah yang anda kemukakan adalah berkadar diketahui-Nya. Manusia tidak mampu untuk menumbuhkan benih
dengan kejayaan anda memberikan perhatian dan memenangi hatinya di ciptaannya. Begitu juga sekiranya seluruh penduduk dunia bersatu untuk
marhalah ini. Sebarang percubaan untuk berbincang mengenai apa-apa mencipta seekor lalat, mereka tidak akan mampu melakukannya. Ini
tajuk dakwah sebelum malalui marhalah ini mungkin akan menjadi factor karena mencipta dan menghidupkan adalah hak kepunyaan Allah semata-
penolakannya. Marhalah ini mungkin memakan masa beberapa minggu. mata. Begitulah seterusnya. Melalui perbicangan seumpama ini,
dilakukan banyak kali dan memikirkan keunikan ciptaan Allah, Insya Allah
Marhalah Kedua
akan menjadikannya mengkagumi, mengagungi dan menyucikan Allah
Marhalah kedua ialah marhalah membangunkan iman yang lesu di jiwa bertepatan dengan firman Allah yang bermaksud:
mad’u. Di peringkat ini perbincangan mengenai persoalan keimanan tidak
“Dan mereka memikirkan tentang perciptaan langit dan bumi seraya
perlu dilakukan secara langsung. Adalah lebih baik jika perbincangan
berkata: “Ya Tuhan kami! Tidaklah Engkau menciptakan ini dengan sia-
mengenainya mengambil pendekatan secara tidak langsung seolah-olah
sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari seksa neraka”. (Ali
tanpa disengajakan, dengan cara mengambil kesempatan daripada
Imran: 191)
melihat burung, tumbuhan, serangga atau mana-mana makhluk Allah. Di
kesempatan tersebut, perbincangan mengenai kekuasaan kekuasaan Ayat ini menegaskan bahawa memikirkan penciptaan Allah menjadikan
Allah, kehalusan dan keagungan ciptaan-Nya dilakukan. Sebagai seseorang mengkagumi dan mengagungi Allah serta mendorong kepada

20
contohnya, dijelaskan kepada mad’u bagaimana tumbuhan tersebut mengingati hari akhirat, mengingati pembalasan yang akan diterima di
tumbuh daripada tanah dan air yang sama. Ia melahirkan bahagian- sana, dan mendorong seseorang mukmin untuk memohon kepada Allah

Page
bahagian yang berlainan seperti dahan, daun, bunga, buah, warna, bau supaya menyelamatkannya daripada azab neraka.
dan rasa sedangkan ia disiram dengan air yang sama dan ditanam di
tanah yang sama. Begitulah, dengan membangkitkan keimanan kepada Allah, keimanan
kepada Keesaan-Nya, keimanan kepada sifat kudrat dan kesempurnaan-
“Begitulah perbuatan Allah s.w.t yang membuat dengan kukuh tiap-tiap Nya, hati akan mulai hidup dengan mengenali Allah (Makrifatullah), sadar
sesuatu”.(Maksud an-Naml: 88)
daripada kealpaannya dan bersedia untuk menyempurnakan
Apakah ahli sains dengan teknologi canggih yang diciptanya mampu keimanannya kepada hari akhirat dengan segala yang ada padanya;
mencipta sebiji gandum (sebagai contoh) di makmal mereka; apabila kebangkitan dari kubur, hisab dan balasan. Begitu juga, dia akan
memahami tujuan kita diciptakan oleh Allah yaitu untuk beribadah marhalah pertama yaitu mengadakan hubungan baik dengannya yang
kepada-Nya semata-mata. Dia tidak dapat menggambarkan bagaimana membolehkan perbincangan terus dilakukan dan kewajiban dakwah
Allah menciptakan kita dengan siasia; tanpa tujuan. dapat dilaksanakan.

Marhalah Ketiga Marhalah Keempat

Di waktu itu, bermulalah marhalah ketiga di dalam dakwah. Di marhalah Marhalah keempat ialah menjelaskan pengertian ibadah yang syumul
ini kita membantunya memperbaiki dirinya dengan cara mengajarnya tanpa membataskannya kepada solat, puasa, zakat dan haji sahaja. Tetapi
perkara-perkara ketaatan kepada Allah dan ibadat-ibadat fardhu, ia merangkumi seluruh aspek kehidupan; makan, minum, pakaian, ilmu,
membiasakan dirinya melakukannya secara berdisplin, menjauhi maksiat amal, perkahwinan, riadhah, memelihara anak-anak dan lain-lain. Itu
dan berakhlak dengan akhlak Islam. Amatlah baik sekiranya dia semua adalah ibadah kepada Allah s.w.t apabila mencukupi dua syarat:
dibekalkan dengan buku-buku yang membincangkan persoalan aqidah, Niat karena Allah s.w.t dan cara melaksanakannya sesuai dengan syariat
ibadat dan akhlak yang boleh dibaca dan difahaminya. Begitu juga dengan Islam.
mengajak dia menghadiri majlis-majlis ilmu dan ceramah-ceramah,
mengajaknya berkenalan dengan orang-orang salih dan menjauhkannya Syarat Pertama: Niat. Semua yang dilakukan hendaklah bertujuan untuk
daripada orang-orang jahat. Begitulah seterusnya, suasana yang salih membantu kita melaksanakan ketaatan kepada Allah dan merealisasikan
terus dibina untuk membantu menyempurnakan keperibadian Islamnya. tujuan Allah menjadikan kita sebagai khalifah di atas muka bumi. Oleh itu,
Kita mestilah sabar dan sentiasa mengikuti perkembangan dirinya kita makan dan minum adalah supaya kita bertenaga untuk mentaati
sehingga dia benar-benar teguh berada di atas jalan ini (Islam). Dia tidak Allah dan beribadat kepada-Nya. Dengan itu makan dan minum kita

21
sepatutnya dibiarkan dalam jangka masa yang lama tanpa diikuti menjadi ibadat yang akan diberi ganjaran pahala. Kita belajar untuk
perkembangan dirinya dan tanpa bimbingan. Ini dilakukan agar dia kepentingan kaum muslimin dan negara Islam, maka menuntut ilmu

Page
mampu meneruskan perjalanan di jalan Islam dan menjauhi faktor yang menjadi ibadat dan setiap tenaga dan masa yang kita curahkan akan
menyebabkannya mundur, malas dan cuai. Usaha-usaha ini akan diberi ganjaran pahala. Kita bekerja di mana-mana bidang untuk
memakan masa beberapa minggu atau beberapa bulan sehingga kepentingan umat Islam dan negara Islam, dan mendapatkan rezeki yang
keperibadian Islamnya benar-benar mantap tanpa mudah digoyang. halal untuk keperluan hidup, maka kerja kita menjadi ibadah. Kita
berkahwin untuk menjaga diri daripada maksiat dan membina rumah
Di sini kita mengatakan; Di sana terdapat banyak perkara yang perlu tangga muslim yang menjadi tiang seri kepada pembinaan negara Islam
dilakukan di marhalah ini. Walau bagaimanapun, ia boleh dilakukan di serta melahirkan zuriat yang salih yang dibentuk berdasarkan prinsip-
marhalah yang keempat yang akan datang. Itu pun setelah berhasilnya prinsip Islam; melalui mereka, Allah akan memuliakan agamanya, maka
perkahwinan kita menjadi ibadat, penat lelah mendidik anak-anak
menjadi ibadat; semuanya akan mendapat balasan pahala daripada Allah. sistem hidup, pemerintahan, perundangan, daulah, jihad dan ummah.
Kita bersenam untuk menguatkan tubuh badan supaya kita mampu Inilah fahaman yang betul terhadap Islam. Fahaman yang mengajar kita
memikul bebanan dakwah dan berjihad di jalan-Nya, maka bersenam berbagai tanggungjawab dan kewajiban. Kita wajib melaksanakannya
menjadi ibadat. sebagai menyahut perintah Allah supaya masyarakat dapat dibina di atas
prinsip-prinsip Islam di semua aspek kehidupan; politik, ekonomi,
Begitulah seterusnya, dunia yang luas ini menjadi mihrab (tempat perundangan, kemasyarakatan dan lainlain. Kita juga mesti memahami
beribadat); padanya kita mengabdikan diri kepada Allah dengan setiap bahawa di antara kewajiban kita terhadap Islam ialah berusaha dan
amal dan usaha yang dilakukan. Semuanya menjadi ibadat hasil daripada berjuang bersungguh-sungguh supaya Islam berkuasa di muka bumi.
niat yang benar semata-mata karena Allah s.w.t. Firman Allah s.w.t yang bermaksud:"…sehingga tidak ada lagi fitnah dan
(sehingga) agama itu hanya untuk Allah semata-mata…"(al-Baqarah:
Syarat Kedua: Segala usaha dan amal yang kita kerjakan mestilah sesuai
193)
dengan syariat Allah s.w.t dan ajaran Islam. Oleh itu, kita tidak boleh
makan dan minum kecuali yang halal. Kita tidak berpakaian kecuali Oleh itu, kita wajib menyampaikan seruan agama ini kepada manusia
dengan pakaian yang halal. Kita tidak melakukan sebarang amal dan seluruhnya. Seseorang muslim tidak mungkin hidup sebagai muslim
usaha kecuali ia selari dan sesuai dengan syariat Allah s.w.t supaya ia dengan keIslaman yang sahih dan sempurna sekiranya dia mengasingkan
menjadi ibadat yang diterima oleh Allah s.w.t. Ini karena, tidak diri daripada saudara-saudara muslim yang lain dan tidak memperdulikan
munasabah kita makan makanan yang haram dengan tujuan menguatkan apa yang berlaku dan dihadapi oleh mereka (saudara-saudara muslim) di
diri bagi melakukan ketaatan kepada Allah s.w.t. Begitulah seterusnya, berbagai ceruk rantau di muka bumi; tekanan, gangguan, fitnah dan
setiap muslim di marhalah ini mengikat seluruh kegiatan hidupnya serangan dari musuh-musuh Allah dan musuh-musuh Islam. Rasulullah

22
dengan syariat Allah dan menjadikannya sebagai ibadat. Mereka tidak s.a.w bersabda yang bermaksud: "Barangsiapa yang tidak
beribadah dengan hanya melakukan empat perkara fardhu yang

Page
memperdulikan urusan muslimin maka dia bukanlah dari mereka".
sememangnya diketahui umum.
Di sekitar pengertian ini perbincangan dilakukan sehingga melahirkan
Marhalah Kelima perasaan tanggungjawab umum (mas'uliah amah) terhadap Islam dan
muslimin di dalam dirinya dan dia tidak lagi mengasingkan diri. Selepas itu
Di marhalah ini, kita menjelaskan kepada mad'u bahawa agama kita
dijelaskan kepadanya tuntutan marhalah dakwah Islam pada hari ini yang
(Islam) tidak berpada dengan kita menjadi muslim pada diri sendiri
mewajibkan umat Islam berusaha menegakkan daulah Islam dan
sahaja; dengan hanya melaksanakan ibadat-ibadat tertentu, berakhlak
mengembalikan khalifah Islam yang telah diruntuhkan oleh musuh-musuh
dengan akhlak yang baik dan tidak menyakiti orang lain; tidak lebih
Islam. Mad'u juga mesti dijelaskan bahawa tanggungjawab menegakkan
daripada itu. Malah Islam adalah agama bermasyarakat. Islam adalah
Daulah Islamiah bukan hanya tanggungjawab pemerintah dan ulama Daulah Islamiah. Ini adalah perkara pokok dan asasi. Kebanyakan
sahaja. Malah, ia adalah tanggungjawab setiap muslim dan muslimah muslimin tidak merasakan keperluan yang mendesak dalam mewujudkan
yang hidup di marhalah dakwah ini (marhalah yang mewajibkan Jemaah, ataupun menggabungkan diri dalamnya. Mereka bersikap
penegakan Daulah Islamiah). Mad'u juga mesti dijelaskan bahawa seluruh demikian karena tidak mahu memikul tanggungjawab, ataupun lebih
umat Islam berdosa sekiranya mereka tidak berusaha untuk menegakkan mengutamakan keselesaan hidup dan menjauhkan diri daripada perkara
Daulah Islamiah. Begitulah seterusnya, perbincangan diteruskan untuk yang tidak disukai yang mungkin terpaksa dihadapi apabila dia
membangkitkan perasaan tanggungjawab tersebut. Perasaan menggabungkan diri ke dalam Jemaah.
tanggungjawab yang mendorongnya berfikir bersungguh-sungguh
mencari jalan bagaimana melaksanakannya dan menunaikan Marhalah Ketujuh
tuntutannya.
Selepas itu, datanglah marhalah ketujuh yaitu menjawab soalan yang
Marhalah Keenam bermain di minda mad'u: Jemaah manakah yang patut dianggotai?
Marhalah ini adalah penting tetapi sensitif. Ia memerlukan hikmah dan
Di ketika itu, datanglah marhalah keenam yaitu mejelaskan kepada mad'u kebijaksanaan, penerangan yang jitu dan memuaskan. Ini karena, di
bahawa kewajiban ini tidak mungkin dapat disempurnakan secara medan terdapat pelbagai jemaah yang bergerak dan semuanya mengajak
bersendirian (fardi); setiap muslim tidak mampu menegakkan Daulah para pemuda menganggotainya. Semuanya membawa bendera Islam,
Islamiah dan mengembalikan khalifah Islamiah secara bersendirian. mempunyai lambang-lambang dan cara-cara tersendiri untuk menarik
Malah usaha tersebut mesti dilakukan melalui Jemaah (organisasi); para pemuda. Perkara yang mesti difahami oleh setiap pemuda muslim
Jemaah yang akan menyatukan usaha-usaha fardi demi melaksanakan ialah persoalan amal Islami adalah persoalan asasi dan penentu masa

23
tanggungjawab yang besar ini. Kaedah syara' yang bermaksud: depan. Dia mestilah teliti dalam memilih jalan perjuangan mana yang
patut dilalui dan diyakini selamat. Dia tidak sepatutnya terikut-ikut atau

Page
"Apabila sesuatu kewajiban tidak dapat disempurnakan kecuali tergesa-gesa dalam memilih Jemaah yang perlu dianggotainya untuk
dengannya, maka dia menjadi wajib" Oleh itu, selagi kewajiban merealisasikan prinsip prinsip Islam. Ini karena, dia hanya memiliki satu
menegakkan Daulah Islamiah tidak dapat disempurnakan kecuali dengan umur dan satu nyawa.
adanya Jemaah, maka mewujudkan jemaah adalah wajib. Tidak dapat
dibayangkan, bagaimana seorang individu boleh menjadi sempurna Oleh itu, janganlah dipersiakan begitu saja. Sebaliknya, dia hendaklah
keIslamannya sedangkan dia hidup seorang diri tanpa melibatkan diri
dengan Jemaah yang bertujuan melaksanakan prinsip-prinsip Islam dan mengkaji, berbincang dan memperuntukkan masa dan tenaga yang
kewajibannya; prinsip dan kewajibannya yang terpenting pada masa kini mencukupi untuk mencari kepastian. Sesungguhnya ketenangan jiwa
ialah usaha yang berterusan dan bersungguh-sungguh untuk menegakkan (melakukan sesuatu dengan yakin akan kebenarannya) adalah lebih baik
daripada memilih jalan perjuangan yang salah dan bertindak tanpa "Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena
kepastian. Perlu disebutkan di sini bahawa untuk merealisasikan tuntutan sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah s.w.t
Islam dan menegakkan Daulah Islamiah, kita mesti mengikuti jalan yang benar-benar berkuasa menolong mereka". (al-Hajj:39)
ditunjukkan oleh Rasulullah s.a.w. Dalam menegakkan Daulah Islamiah
yang pertama, Baginda s.a.w telah memantapkan aqidah Islam ke dalam Adapun, sebelum terbentuknya kumpulan mukmin yang mantap dan
jiwa mukminin dan mendidik mereka di rumah al-Arqam berdasarkan bersatu yaitu ketika bilangan kaum muslimin sedikit, Rasulullah s.a.w
tuntutan al-Quran dan madrasah Rasulullah s.a.w. Melalui madrasah berpesan supaya mereka besabar menempuh dugaan dan tetap bersama
inilah, lahirnya Rijalul Aqidah (pendokong-pendokong aqidah); aqidah kebenaran yang mereka imani, serta berterusan menyampaikan dakwah
mengawal diri mereka, mempengaruhi perasaan dan menguasai jiwa Islam kepada orang lain. Baginda tidak meminta mereka menghadapi
mereka. Aqidah mejadi segala-segalanya dalam kehidupan mereka. kebatilan dengan menggunakan kekuatan. Oleh itu, jemaah yang melalui
Karena aqidah, mereka mengorbankan masa, tenaga, kesihatan, jalan yang sama (jalan yang dilalui orang Rasulullah s.a.w) semestinya
pemikiran, harta dan jiwa raga. Karena aqidah, mereka sanggup bertahan, menjadi pilihan untuk dianggotai dan didukungi. Mana-mana jemaah
menanggung segala bentuk penyeksaan dan menhadapi risiko. Mereka yang tidak memberikan keutamaan kepada persoalan tarbiah dan
tidak berundur walau selangkah. Mereka menyebarkannya, persediaan, mengatasi keutamaan kepada persoalan kesatuan dan
mempertahankannya dan berjihad dengan harta dan jiwa raga. Mereka hubungan dan juga mengatasi keutamaan kepada persoalan penggunaan
adalah tiang-tiang seri utama yang menjadi asas penegakkan Daulah kekuatan, maka ia adalah jemaah yang memperjudikan nasib dan masa
Islamiah yang pertama. Kemudian Baginda s.a.w mempersaudarakan depannya, dan membahayakan amal Islami. Oleh itu, usaha untuk
sesama mereka dan menyusun mereka. Baginda s.a.w mengambil memegang tampuk kekuasaan dan pemerintahan menggunakan
sumpah setia dan perjanjian dengan mereka untuk mempertahankan kekuatan dan kekerasan dengan mengabaikan tarbiah dan kesatuan,

24
Islam menggunakan segala apa yang mereka miliki. Ketika itu mereka ataupun melalui parti-parti politik yang mengabaikan tarbiah adalah

Page
mendapat kemenangan dan kekuasan dengan kelebihan yang diberikan usaha yang merbahaya. Malah mampu melumpuhkan amal Islami
oleh Allah. Dengan ini, Rasulullah s.a.w telah berjaya mewujudkan sebelum ia lahir dan berkembang subur secara tabi'e untuk membentuk
kekuatan aqidah, kemudian kekuatan kesatuan dan akhirnya kekuatan kumpulan yang mantap (qaedah sulbah). Ketika itu usaha mewujudkan
tangan dan persenjataan. Ini karena, apabila terbentuknya kumpulan kumpulan yang mantap tidak dapat bertahan dan diteruskan. Kalau
mukmin yang mantap dan bersatu, maka musuh-musuh Allah mampu begitu, semestinya diwujudkan kumpulan yang mantap yang mendukung
dihadapi dan permusuhan mereka dapat dihalang dengan kekuatan pemerintahan Islam, melindungi dan mempertahankannya. Mereka tidak
sesuai dengan firman Allah s.w.t yang bermaksud: akan berkompromi dalam masalah ini. Begitulah, Sesungguhnya
pembinaan dimulakan dari asas, bukannya dari puncak atas. Semakin
besar dan tinggi bangunan yang hendak dibina, maka semakin luas dan
dalam asas yang diperlukan. Begitulah juga dengan bangunan yang kita masa dan tenaga dengan sebaik mungkin. Kefahaman dan tindak
ingin bangunkan yaitu Daulah Islamiah Alamiah (negara Islam sejagat). Ini tanduknya pula jauh daripada kecuaian dan keterlaluan, jauh daripada
karena dakwah kita adalah dakwah alamiah dan musuh kita juga adalah penyelewengan dan mengambil beberapa bahagian dan meninggalkan
sejagat. Manakala tempoh pembinaannya pula diukur berdasarkan umur beberapa bahagian yang lain, selari dengan petunjuk Rasulullah s.a.w dan
dakwah bukan diukur dengan umur individu. salafussalih. Jemaah tersebut juga mestilah jemaah yang tersusun rapi
dan bersatupadu serta berjalan mengikut perancangan yang rapi. Ia
Dengan kelebihan yang diberikan oleh Allah, kita dapati al-Imam as bukanlah jemaah yang kucar-kacir (perjalanannya tidak mengikut
Syahid Hassan al-Banna telah mengambil jalan ini daripada sirah peraturan) atau bergerak secara bidan terjun tanpa perancangan dan
Rasulullah s.a.w. Beliau menegaskan betapa dharurinya dipersiapkan penyusunan.
individu muslim sebagai pendokong aqidah, keluarga muslim dan
masyarakat muslim yang menjadi kumpulan mantap kepada pembinaan Pada dasarnya, sesiapa yang ingin bekerja (menyumbang) untuk Islam
kerajaan, kemudian Daulah Islamiah dan Khilafah Islamiah dengan izin hendaklah bergabung dengan jemaah yang mempunyai ciri-ciri yang telah
Allah. Mad'u juga mesti dijelaskan bahawa jemaah yang hendak disebutkan di atas. Dia tidak boleh mengangkat bendera baru ataupun
dianggotai dan didukungi mestilah jemaah yang mengambil Islam secara membantu jemaah baru yang setahun jagung pengalamannya. Ini
syumul dan menyeluruh; aqidah, ibadah, akhlak, perundangan, dilakukan supaya dia tidak membantu usaha-usaha memecah-mecahkan
pemerintahan, jihad dan seluruh aspek kehidupan. Ia tidak boleh tenaga dan usaha. Dia juga tidak boleh memisahkan diri daripada jemaah
mementingkan beberapa aspek dan meninggalkan aspek yang lain besar yang berpengalaman kecuali apabila dia mendapati jemaah
dengan alasan keselamatan atau apa-apa sebab yang lain. tersebut pada keseluruhannya terdapat kefasikan atau kesesatan.
Begitulah seterusnya. Berdasarkan penjelasan secara terperinci di

25
Mad'u juga mesti dijelaskan bahawa jemaah yang diharapkan untuk marhalah ini, maka setiap peribadi yang bersikap benar dan ikhlas akan
melaksanakan kewajiban dan perlu dianggotai dan didukungi mestilah

Page
mendapati bahawa ciri-ciri yang mesti ada pada jemaah pilihannya telah
yang memiliki kemampuan di peringkat antarabangsa. Ini karena mereka dimiliki oleh Jemaah Ikhwan Muslimin. Inilah kelebihan dan taufiq yang
diberikan oleh Allah.
mempunyai faktor-faktor pembinaan kumpulan yang mantap untuk
Daulah Islamiah 'Alamiah, bukan hanya sekadar pemerintahan setempat
di manamana Negara.

Jemaah yang berpengalaman dan terbukti mampu menghadapi tribulasi


adalah jemaah yang paling layak untuk diyakini kemampuannya mencapai
matlamat, mendatangkan hasil dengan segera dan pandai menggunakan
Militansi Itu Enduran Pola sama pula yang menyebabkan generasi kita cepat lelah dalam
majelis-majelis hafidzul Quran, tak seperti semangat menggebu dalam
Oleh : Reza Ervani training-training pergerakan yang terlalu penuh dengan kepalan tangan
ke langit, yang lama kelamaan tak ubah seperti yel-yel tanpa energi.
Dengan gaya bahasa yang indah, Buya Hamka bercerita tentang Sufyan
bin Abdullah yang bergelar Abu ‘Amrah datang kepada Nabi Muhammad Semangat mengkaji, yang diteladankan Imam Bukhari yang sampai dua
saw, meminta fatwa yang segenggam picing, tentang pendirian di dalam kali mengisi minyak lampunya sepanjang malam berganti sudah dengan
hidup. Abu Amrah minta diterangkan inti agama, yang jikalau utusan mental copy paste dan plagiator. Menjadi semakin akut dengan
Allah itu mengajarkan kepadanya, dia tidak perlu bertanya kepada orang komplikasi mental Al Walid ibn Uqbah ibn Abi Muith. Terus menjadi
lagi. Maka turunlah sabda itu : Qul, Amantu Billahi, Tsummastaqim kronis dengan varian-varian dan derivatif semacam Al Lamz, An Nabz dan
Jassa.
Jika para khotib mengibaratkan da’wah sebagai marathon, mubaligh
menganalogikannya dengan triathon, maka sungguh bahasa aslinya itu Militansi itu Endurance.
tidak tergantikan.
Jangan terlalu cepat ketika berbelok, karena bisa keluar dari lintasan,
Maka tegaklah dengan teguh, istiqomahlah, laksana batu karang diujung begitu ungkap sahabat : Ijlis bina’ nu’min sa’ah. Ada pula saat memilih
pulau menerima hempasan segala ombak dan gelombang yang urut-urutan rambu, tapi susunannya pun telah terang dan jelas :hikmah,
menggulung; setiap ombak dan gelombang datang, setiap itu pula ia mauizhoh hasanah barulah jadal, itupun dengan dua syarat : best and
membawa zat yang akan menambah kokoh dirinya. most gracious.

26
(HAMKA, Pandangan Hidup Muslim)
“Cobalah pasang dan susun jiwa kembali. Kembali ke dalam istiqomah,

Page
Ketahuilah, godaan para aktivis bukan uang dan cinta, tapi melompat jauh niscaya terbuka kembali hidayah. Niscaya hilanglah bayang-bayang dari
sebelum kaki kuat berjalan. sesuatu yang tidak ada hakikatnya itu … Niat hati hendak istiqomah, dan
Tuhanpun memang menyediakan jalan yang mustaqim … Asal istiqomah
Mengkonsumsi literatur-literatur harokah memang mengasyikkan, tak tak pernah lepas, jalan itu pasti bertemu … “
seperti sesaknya nafas ketika menyelami referensi-referensi dasar (HAMKA, Pandangan Hidup Muslim)
diniyah. Padahal dari ulama-ulama zaman-zaman awal itulah dasar-dasar
langkah diletakkan, sehingga karena itulah kekuatan Fi Zhilalil Quran
Sayyid Quthb muncul pada kombinasi yang serasi antara kontemplasi
kontemporer dengan maroji’ ma’tsurah.
Lalu, kita tutup dengan lantunan bahasa langit yang indah itu :

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”


kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan
turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa
takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu
dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.
(Al-Qur’an Surah Fushshilat ayat 30)

Sungguh Maha Benar Allah dengan segala firmanNya.

Allahu ‘Alam

27
Page

You might also like