Professional Documents
Culture Documents
“ Orang yang celaka ialah yang tidak mendapat ampunan Allah pada bulan
itu. Kenanglah, ketika kalian lapar dan dahaga, kelaparan dan kehausan
pada hari kiamat nanti. Bersedekahlah kepada fakir miskin di tengah-tengah
kalian. Hormati orang tua, sayangi anak muda. Sambungkan persaudaraan.
Tahan pandangan dari apa yang tidak halal dilihat. Jaga telinga dari yang
tidak halal didengar. Sayangi anak-anak yatim orang lain, agar Allah
menyayangi anak-anak yatim kalian. Bertobatlah pada Allah dari dosa-dosa
kalian. Angkat tangan ke arah langit, sampaikanlah do’a pada waktu-waktu
shalat, karena itulah saat ijabah. Di situ Allah memperhatikan hamba-Nya
dengan penuh kasih. Allah menjawab ketika mereka menyeru-Nya. Allah
menyambut mereka saat memanggil-Nya. Allah memperkenankan mereka
ketika berdo’a kepada-Nya.
“ Ketahuilah, pada bulan itu pintu surga dibukakan. Mohonlah ampun agar
Allah tidak menutupnya bagimu selamanya. Pintu neraka ditutup. Mohonlah
agar pintu itu tidak pernah dibukakan pada kalian selamanya. Setan-setan
terbelenggu. Mohonlah agar Allah tidak melepaskannya untuk menguasai
kalian.”
B. ADAB SHAUM
1. Menahan pandangan dari segala yang tercela dan dari semua yang dapat
melalaikan kita dari dzikir pada Allah.
Nabi SAW bersabda : “ Pandangan mata ialah anak panah beracun yang
dilepaskan iblis. Barangsiapa menundukkan pandangan karena takut
pada Allah, Allah akan memberikan iman kepadanya yang ia temukan
manisnya iman itu dalam hatinya.” (HR. at-Thabrani)
Beliau juga berkata : “ Ada 6 hal yang membatalkan shaum : berdusta,
menggunjing, memfitnah, sumpah palsu, dan memandang dengan nafsu.”
4. Menahan semua anggota badan dari berbuat dosa dan maksiat, serta
menahan perut dari memakan bukan saja yang haram tapi yang syubhat
(samar). Nabi SAW bersabda : “ Betapa banyaknya orang yang shaum
yang tidak mendapatkan apa-apa dari shaumnya, kecuali lapar dan
dahaga.” (Musnad Ahmad 2 ; 441)
6. Pada waktu berbuka, hati hendaknya selalu diletakkan antara cemas dan
harap. Ia harus mencemaskan ibadah dan amal shalehnya. Jika tidak
diterima, ia akan termasuk orang yang dimurkai Allah. Tetapi ia juga harus
memelihara harapan. Diriwayatkan oleh Hasan al-Bashri lewat
sekelompok orang yang sedang tertawa-tawa pada Hari Raya. Ia berkata :
“ Sesungguhnya Allah SWT menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan
yang hasilnya tersembunyi bagi makhluk-Nya. Mereka berlomba
menaatinya. Sebagian berhasil maju dan beruntung. Sebagian lagi
tertinggal dan kecewa. Alangkah ajaibnya orang bermain dan tertawa
pada hari ketika beruntung orang yang maju dan celaka orang yang
gagal. Demi Allah, sekiranya tirai disingkapkan, orang baik akan sibuk
dengan kebaikannya dan orang jelek akan sibuk dengan kejelekannya.
Diantara ciri khas bulan Ramadhan adalah tumbuh suburnya suasana ke-
Islaman di semua tempat. Umat Islam mempunyai kesempatan lebih banyak
untuk beribadah. Puasa merupakan sarana yang sangat efektif untuk
menahan segala kecenderungan negatif dan memotivasi untuk melakukan
semua bentuk kebaikan. Sehingga peluang tarbiyah di bulan Ramadhan lebih
terbuka dan lebih luas.
Ada beberapa rambu yang perlu diperhatikan agar kita tidak menjadi orang
yang menyia-nyiakan amal ibadah puasa ini.
4. Tanamkan sikap untuk tidak mudah tunduk pada perasaan lelah dari
mengerjakan amaliyah Ramadhan.
Inti dari langkah ini adalah mujahadah atau melawan keinginan untuk
tidak melakukan amal ketaatan dengan berbagai alasan. Sikap
menghentikan keinginan nafsu, awalnya memang sulit, tapi hal itu bisa
kita lakukan kalau kita bersungguh-sungguh.
10. Tunaikan ibadah sunnah I’tikaf di masjid dalam sepuluh hari terakhir di
bulan Ramadhan untuk menggapai malam Lailatul Qadar.
Sesungguhnya sepuluh hari terakhir adalah detik-detik perpisahan kita
dengan Ramadhan yang sangat mulia dan dirindukan. Karenanya, saat
itulah kita harus lebih memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
Rasulullah SAW pernah berdo’a : “Ya Allah, ampunilah bagiku kesalahan dan
kebodohanku, kelebihan-kelebihanku dalam urusanku dan apa-apa yang
Engkau lebih mengetahuinya daripada aku. Ya Allah, ampunilah bagiku
kesungguhan dan candaku, kekeliruanku dan kesengajaanku, dan semua itu
ada padaku. Ya Allah, ampunilah bagiku apa yang kudahulukan dan apa yang
ditangguhkan, apa yang kusembunyikan dan apa yang kutampakkan, dan apa-
apa yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku. Engkau Ilahku, yang tiada
Ilah selain Engkau.” (diriwayatkan oleh Bukhari Muslim)
Maroji’ :
1. Berpuasa seperti Rasulullah, Saliem al-Hilali & Ali Hasan Ali
Abdulhamied, Gema Insani Press.
2. Tarhib dan Panduan Ramadhan, DR. Salim Segaf Al-Jufri, MA, Daarut
Tarbiyah.
3. Renungan Ramadhan, “Membina Generasi Tangguh”, Majalah Sabili,
2000.
4. Majalah Tarbawi, Edisi 15 Th/2 31 Desember 2000 M.
5. Majalah Tarbawi, “Menjadi Alumni Teladan Bulan Ramadhan”, Edisi
27 Th.3/ 31 Desember 2001
6. Majalah Saksi, “Bonus itu Bernama Lailatul Qadar”, No. 6 Tahun IV
25 Desember 2001