Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
daya yang signifikan. Hal ini dikarenakan susut berbanding lurus dengan
Salah satu cara menurunkan untuk susut teknis pada jaringan tegangan
1
sehingga diharapkan susut teknis jaringan tegangan rendah akibat
gardu E.38B APJ kramat jati dimana besaran tegangan ujung terima
Tugas akhir ini, membahas susut teknis yang meliputi susut energi pada
pemerataan beban yang dimulai dari out going rak TR hingga ke tiang
terakhir.
penulisan.
2
Bab III : merupakan teori berisikan susut daya pada jaringan listrik
distribusi sekunder.
beban.
dilakukan.
3
BAB II
seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTD, dengan tegangan yang biasanya merupakan
umumnya jauh dari pengguna. Maka untuk mentransmisikan tenaga listrik yang
tinggi 150/70 kV atau tegangan extra tinggi 500 kV. Tegangan yang lebih tinggi
xl
R= ohm (II.1)
A
Sehingga arus yang mengalir lebih kecil, ketika saluran transmisi tegangan tinggi
P = I 2 x R (VA) (II.2)
4
P = Daya yang di timbulkan
dapat merupakan suatu daerah industri atau sebuah kota, tegangan akan melalui
Gardu Induk (GI), dimana di gardu ini tegangan diturunkan menjadi tegangan
suatu daerah tertentu, dimana beban yang ditanggung selalu berubah – rubah
sehingga daya yang dihasilkan dalam pengadaan tenaga listrik selalu berubah –
(P3B).
diturunkan menjadi tegangan rendah (TR) 220/ 380 V, yang kemudian disalurkan
5
II. 2 Transformator Distribusi
tegangan, maka, pada Rak Tegangan Rendah, tegangan yang dihasilkan lebih
dari 380 V, dikarenakan untuk menjaga tegangan pada ujung beban tetap 380 V.
menkonfersi tegangan yaitu, pada kumparan primer akan mengalir arus saat
terjadi hubungan dengan sumber tegangan, dimana arus yang dihasilkan adalah
arus bolak – balik, sehingga pada inti transformator yang terbuat dari bahan
dengan arah dan jumlah yang berubah – rubah pula. Jika arus yang mengalir
berbentuk sinus maka, flux yang dihasilkan akan berbentuk sinus pula, karena
pada kumparan primer transformator terdapat lilitan sekunder dan lilitan primer,
maka menimbulkan Gaya Gerak Listrik (GGL) Induksi, tetapi arah GGL Induksi
Frekuensi sumber.
E1 ÷ E2 = N1 ÷ N2 = a (II.3)
Atau E1 = a × E2 (II.4)
Atau N2 = a × E1 (II.5)
Atau E1 × N1 = E2 × N2 (II.6)
6
II. 3 Jaringan Tegangan Rendah
Jaringan tegangan rendah adalah jaringan dari rak tegangan rendah (TR)
akan terjadinya tindak pencurian, tetapi penghantar ini memilki harga yang
→ Kabel bawah tanah tidak terganggu oleh pengaruh cuaca seperti hujan,
7
Kelemahannya, jika terjadi gangguan sulit ditemukan lokasinya dan jika
- Rak TR
MCB atau NH fuse yang berfungsi untuk membatasi daya yang terpasang
pada pelanggan.
8
II. 4 Sistem Tiga Fase
Kebanyakan system tenaga listrik dibangun dengan system tiga fase, hal
tersebut didasarkan pada alasan – alasan ekonomi dan kestabilan aliran daya
pada beban. Alasan ekonomi dikarenakan pada system tiga fase, penggunaan
alasan kestabilan dikarenakan pada system tiga fase daya mengalir adalah tiga
buah system fase tunggal, sehingga untuk peralatan dengan catu daya tiga fase
system akan menjadi lebih stabil bila dibandingkan dengan system satu fase.
Sistem tiga fase dapat digambarkan dengan suatu system yang terdiri dari 3
Susut teknis adalah merupakan susut yang disebabkan oleh sifat daya
hantaran material atau peralatan listrik itu sendiri yang sangat tergantung dari
kualitas bahan dari material atau peralatan listrik tersebut serta jaringan, maka
menjadi perhatian dalam studi ini adalah rugi-rugi energi yang timbul pada
jaringan tegangan rendah (JTR) yaitu susut pada penghantar fasa dan susut
Susut daya dipengaruhi oleh dua hal penting yaitu arus beban dan
tahanan penghantar. Arus beban sangat dipengaruhi oleh dua pola konsumsi
listrik sangat besar dengan perbedaan yang signifikan antara konsumsi energi
listrik pada siang hari dan malam hari, sedangkan pada sector industri fluxtuansi
9
konsumsi energi sepanjang hari akan hampir sama, sehingga perbandingan
Pada sistem tiga fasa (3 ) yang memiki penghantar netral, susut pada jaringan
menjadi susut pada penghantar fasa dan susut pada penghantar netral. Pada
masing-masing arus fasanya akan berharga nol, sehingga susut pada jaringan
tegangan rendah 3 akan sama dengan susut pada penghantar yang tidak
mengalir pada penghantar netral dapat berharga sama dengan arus yang
mengalir pada penghantar fasa, dan dengan diameter yang lebih kecil atau
penghantar netral akan menjadi lebih besar dari susut pada penghantar fasanya.
Factor lain yang mempengaruhi susut pada jaringan tegangan rendah adalah
semakin panjang jaringan dengan penampang konduktor yang lebih kecil, maka
10
BAB III
Susut daya (Losses) dipengaruhi oleh dua hal penting yaitu arus
memiliki nilai resistansi, sehingga arus yang melalui penghantar ini, sebagian
sebagai losses.
pentanahan netral, namun pentanahan netral ini tidak mampu membuang arus
netral yang cukup besar akibat dari beban yang tidak seimbang secara
keseluruhan.
11
Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan memeratakan beban
memindah beban pada fase yang dilalui beban tidak seimbang ke fase yang
tidak dilalui beban. Arus yang mengalir dari tiap fase akan melalui penghantar
netral dengan melalui peralatan pelanggan terlebih dahulu (menjadi arus netral).
Ketika beban seimbang, maka arus netral akan menjadi relative lebih kecil,
karena arus dari tiap fase akan saling meniadakan. Proses saling meniadakan
terjadi karena arus tiap fase akan memiliki beda fase ± 120º ( tergantung dari
memberi angka batas arus yang tidak mungkin dilewati oleh harga susut
sebenarnya.
- Mengasumsikan sector yang dialiri arus sama dengan arus yang diukur di
ujung terima sector ditambah arus selisih antara ke dua ujung sector
dibagi rata sepanjang sector. Hal ini sesuai dengan Hukum KIRCHOFF I
Tunggal
12
Beban tunggal disuplai melalui system 3 seperti terlihat pada gambar
I r / km B
daya yang disebabkan oleh arus pembebanan yang mengalir pada penghantar
adalah:[2]
P3 = 3 I 2 R (III.1)
Bila bebannya S, maka arus yang mengalir pada penghantar adalah: [3]
P
I = atau (III.3)
3V cos
S
I = (III.4)
3Vl l
V = Tegangan (V)
13
P3 =
S 2 rL
atau (III.5)
V2
P3 =
P 2 rL (III.6)
V 2 cos 2
V = Tegangan (V)
adalah:
P3 Pr L SrL
= x 100% = x 100%
P3 V cos
22
V2
(III.8)
1 24
hR
P S
2
adalah : E = dt = dt (KWH)
0 1000V 2 0
(III.9)
14
A dx
Misalkan beban tersebut I ampere persatuan panjang, besar arus yang mengalir
pada titik P yang jaraknya X dari titik sumber A adalah ( L- )I, susut daya
P = ( L x)i r dx (III.10)
P = 3 ( L x)i r dx (III.11)
P = 3 ( L x)i
0
r dx = i 2 rL 3
(III.12)
I tot
Oleh karena arus total Itotal = I L atau i = (III.13)
L
I 2 tot rL3
P = = Itot r L (III.14)
L2
Bila S adalah beban merata per satuan panjang maka beban totalnya adalah :
15
Dan arus totalnya menjadi : [4]
S
total
Itotal = (III.16)
3Vl l
S total rL
∆ = (III.17)
3V 2
P P rL S total rL
%= total2 cos
x 100% = x 100% (III.18)
3V 2 cos
2
P 3V
Sementara rugi energi pada beban merata dapat dihitung menurut persamaan:
2
8 H .Fr .Pp r.L
∆E = (III.19)
1000V 2 cos 2
24
S
2
dt
Dimana Fr adalah : Fr = 0 (III.20)
2
Sp
terdapat beban tunggal seperti gambar 3.3 pada sepanjang saluran A-B 1
diumpamakan sama.
16
A dx
sB
L
Gambar 3.3 Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dengan Beban Merata dan
Beban Tunggal
Perhitungan titik P pada saluran AB yang berjarak dari x dari titik A. arus yang
mengalir ke pada titik P akibat beban merata saja adalah :( L – x)i r dan arus yang
mengalir di titik P akibat beban tunggal saja (S b) adalah IB, jadi jumlah arus yang
I = IB (L – x)ir (III.21)
IR = Ir L (III.22)
L x
I = IB + IR (III.23)
L
i
2
∆P 3 = 3 rd (III.24)
0
2 I
∆P 3 = ( I 2 R) = 3 I I I R
B B R 3
17
S 2 S S
BR B RR SRR
=3
(III.25)
V2 V2 V2
Saluran
arus per segment yang didapatkan dalam metode pendekatan arus yang terukur
di gardu terhadap arus total yang mengalir dalam satu jurusan tersebut :
I
MAX
IAV = I
x Iukur (III.27)
total
DayaMaksimum( S MAX )
IMAX =
3 xV11
18
x
R =
A
= Panjang penghantar ( m )
Salah satu hal yang paling penting dalam menurunkan susut daya pada
kecilnya susut daya distribusi (pertambahan susut energi) pada JTR apabila
∑I = In = Ir + Is + It
19
= (Ir).(1+j0) + (Is).(-0.5+j0.866) + (It).(-0.5-j0.866)
2
Susut daya netral (PN) =3 Rn (kW) (III.29)
Jika I adalah fasa dalam penyaluran daya sebesar P dalam keadaan seimbang,
maka dalam penyaluran daya yang sama tetapi dengan keadaan beban tidak-
berikut:[4]
IR =a(I) (III.30)
IS =b(I) (III.31)
IT = c(I) (III.32)
PR = a ( I ). V cos (III.33)
PC = b ( I ). V cos (III.34)
PT = c ( I ). V cos (III.35)
20
P3 = PR + PS + PT
(III.36)
P3 = a b c Vcos (III.37)
IN = IR + IS + IT (III.38)
IN =
I a b cos(120o ) jb sin(120o ) C cos120o jc sin 120o
= Ia + I b cos(120 o ) jb sin(120 o ) I C cos120o jc sin 120o
1 3 1 3
= I a j9 b c j c
26 2 2 2
b c 3 c b
= I a j
2 2
Jumlah sudut pada saluran adalah susut pada penghantar fasa ditambah
2
∆P ' t = [(IR) 2 + (IS) 2 + (IT) 2 ] R + [ IN RN] (III.39)
2
[(IR) 2 + (IS) 2 + (IT) 2 ] R = (a 2 I 2 + b 2 I 2 + c 2 I 2 )R = (a 2 + b 2 + c 2 ) IR
(III.40)
21
Dan rugi pada penghantar netral menjadi ;
(b c) 3(c b) 2
INRN = I [a- ]+j[ ] RN
2 2
(III.41)
2
= I [ (IR) ( I S ) ( I T ) ] R + [ IN RN]
2 2 2
P’t
= [( a 2 b 2 c 2 ) I 2 R + ( a 2 b 2 c 2 ab ac bc ) I 2 RN] (III.42)
persamaan (III.43)
PN [9 3( ab ac bc )]I 2 R N
Maka susut daya pada saluran penghantar pada kawat fasa dan netral:
R N 95 19
R 70 14
19
PN [9 3( ab ac bc)]I 2 R
14
19
PN [9 3( ab ac bc )]I 2 R (III.47)
14
19
[9 3(ab ac bc)]I 2 R
PN 14
Pt 19
{9 2(ab ac bc)]I 2 R [9 3(ab ac bc)]I 2 R}
14
R N 70 7
R 50 5
7
PN [9 3(ab ac bc)]I 2 R
5
7
PN [9 3(ab ac bc )]I 2 R (III.49)
5
7
[9 3(ab ac bc )]I 2 R
Pt 5
PN 7
[9 2( ab ac bc )]I 2 R [9 3(ab ac bc )]I 2 R
5
23
Pt 7[9 3(ab ac bc)]
(III.50)
PN [108 31(ab ac bc)]
19[9 3( ab ac bc)]
PN P OPSTYG+
[ 297 85(ab ac bc )]
7[9 3( ab ac bc)]
P JTR (III.51)
[108 31(ab ac bc)]
Bila resistansi penghantar pada kawat fasa dan kawat netralnya pada
seimbang adalah:
P ' t 5
= 6 - [ab + ac + bc] (III.54)
Pt 3
24
Jatuh tegangan yang terjadi dalam suatu system tenaga listrik disebabkan
oleh adanya arus yang mengalir pada impedansi saluran impedansi (Z), baik itu
impedansi yang ada pada jaringan listrik ataupun impedansi dari peralatan listrik
lainnya (beban) yang terdapat dalam system tersebut. Besarnya jatuh tegangan
ΔV = Vk - Vt (III.55)
Dimana :
BAB IV
Perhitungan susut daya dilakukan pada jaringan TR. gardu E38B fasa tiga
jalan raya kampung tengah Ciracas dengan beban dianggap merata sepanjang
saluran .
Terlampir
25
Penyulang : PENA
Twisted karekteristik kabel Twisted NFA2X menurut standar PLN 42-10: 1986
R = x r
dimana:
26
persamaan III.24 dan III.25 digunakan untuk menentukan persegmen tiang
adalah :
S
I MAX
3VL L
I
I MAX xI
V I ukur
total
E R , S ,T PR , S ,T x t
IV.2.1 Susut Daya Penghantar Fase Sebelum Pecah Beban dan Pemerataan
Beban
A. Jurusan B
R = 0,324 / km x 15 m = 0,0048
SR 105350VA
Imax R = = = 160,06 A
3V L L 3 x380V
27
SS 76850VA
Imax S = = = 116,76 A
3V L L 3 x380V
ST 48850VA
ImaxT = = = 72,22 A
3V L L 3 x380V
160,06 A
I V , R = (160,06 A) x143 A = 143 A
116 ,76 A
I V , S = 116 ,76 A x162 A = 162 A
74,21A
I V ,T = 74,21A x 214 A = 214 A
VtR = Vk - ∆V
= Vk – ( IiR . RiR )
= 229,31volt
TGR-
886 TGR-
JTR
887
Trafo
E.38 B
28
Rumah
Gambar 4.1 Rangkaian Ekivalen Jaringan Tegangan Rendah Gardu E.38B
Jurusan B.
SR 11450VA
Imax R = = = 17,40 A
3V L L 3 x380V
SS 6700VA
Imax S = = = 10,18 A
3V L L 3 x380V
ST 1750VA
ImaxT = = = 2,66 A
3V L L 3 x380V
17,40 A
I V , R = (160,06 A) x143 A = 15,55 A
10,18 A
I V , S = (116,76 A) x162 A = 14,124 A
2,66 A
I V ,T = (74,21A) x 214 A = 7,671 A
29
PT = (7,671) 2 A x 0,0118 x 0,85 = 0,001 kW
Dengan cara yang sama didapat besarnya susut daya jaringan pada penghantar
PR = 1,301112 kW
PS = 2,2900806 kW
PT = 3,9409606 kW
= 7,5321532 kW
720h)
B. Jurusan C
R = 0,324 / km x 46 m = 0,0201
SR 108950VA
Imax R = = = 165,5324 A
3V L L 3 x380V
SS 69250VA
Imax S = = = 105,2145 A
3V L L 3 x380V
30
ST 102800VA
ImaxT = = = 156, 1884 A
3V L L 3 x380V
165,5324 A
I V , R = (165,5324 A) x95 A = 95 A
105,2154 A
I V , S = x111 A = 111 A
105,2154 A
156,1884 A
I V ,T = 156,1884 A x132 A = 132 A
VtR = Vk - ∆V
= Vk – ( IiR . RiR )
= 229,54 volt
SR 3050VA
Imax R = = = 4,633996 A
3V L L 3 x380V
31
SS 3100VA
Imax S = = = 4,709963 A
3V L L 3 x380V
ST 900VA
ImaxT = = = 1,367409 A
3V L L 3 x380V
4,633996 A
I V , R = (165,5324 A) x95 A = 2,659 A
4,709963 A
I V , S = x111 A = 4,969 A
(105,2154 A)
1,367409 A
I V ,T = (156,1884 A) x132 A = 1,156 A
VtR = Vk - ∆V
= Vk – ( IiR . RiR )
= 229,51 volt
Dengan cara yang sama maka didapat besar susut jaringan pada penghantar
PR = 0,47494 kW
32
PS = 0,53588 kW
PT = 0,79216 kW
= 1,80297 kW
720h)
= 6721.291204 kWh
Pemerataan Beban
33
b). Susut Daya Pada Penghantar Netral
19 9 3 ab ac bc 7 9 3 ab ac bc
P ' N = 297 85 ab ac bc x0,158814kW 108 31 ab ac bc x 4,031146 kW
P ' N =0,24193 kW
c). Susut Daya Pada Penghantar Netral Jurusan C
Arus fasa R : 95 A
95 A 111 A 132 A
a = 112,67 A = 0,843195 b = 112,67 A =0.985 c = 112,67 A
=
1.172
19 9 3 ab ac bc 7 9 3 ab ac bc
P ' N = 297 85 ab ac bc x0,15818kW 108 31 ab ac bc x1,64479kW
P ' N = 0,02071kW
Maka total susut daya pada penghantar netral adalah :
= 0,26264 kW
34
IV.2.3 Susut Daya Penghantar Fasa Sesudah Pecah Beban dan Pemerataan
Beban
C. Jurusan B
R = 0,324 / km x 15 m = 0,0048
SR 79200VA
Imax R = = = 120,332 A
3V L L 3 x380V
SS 50050VA
Imax S = = = 76,043 A
3V L L 3 x380V
ST 33950VA
ImaxT = = = 51,582 A
3V L L 3 x380V
120,332 A
I V , R = (120,332 A) x143 A = 143 A
76,043 A
I V , S = x162 A = 162 A
76,043 A
51,582 A
I V ,T = 51,582 A x 214 A = 214 A
35
e) Tegangan Terima (Vt) berdasarkan persamaan III.54
VtR = Vk - ∆V
= Vk – ( IiR . RiR )
= 229,31volt
SR 7950VA
Imax R = = = 12,079 A
3V L L 3 x380V
SS 2700VA
Imax S = = = 4,102 A
3V L L 3 x380V
ST 450VA
ImaxT = = = 0,684 A
3V L L 3 x380V
12,079 A
I V , R = (120,332 A) x143 A = 14,35 A
4,102 A
I V , S = (76,043 A) x162 A = 8,74 A
0,684 A
I V ,T = (51,582 A) x 214 A = 2,84 A
36
PT = (2,84) 2 A x 0,0118 x 0,85 = 0,000008kW
Dengan cara yang sama maka didapat besarnya susut daya jaringan pada
PR = 0,63119 kW
PS = 1,55163 kW
PT = 2,1222 kW
= 4,3051 kW
720h)
R = 0,324 / km x 46 m = 0,0201
SR 108950VA
Imax R = = = 165,5324 A
3V L L 3 x380V
SS 69250VA
Imax S = = = 105,2145 A
3V L L 3 x380V
37
ST 102800VA
ImaxT = = = 156, 1884 A
3V L L 3 x380V
165,5324 A
I V , R = (165,5324 A) x95 A = 95 A
105,2154 A
I V , S = x111 A = 111 A
105,2154 A
156,1884 A
I V ,T = 156,1884 A x132 A = 132 A
VtR = Vk - ∆V
= Vk – ( IiR . RiR )
= 229,54 volt
SR 3050VA
Imax R = = = 4,633996 A
3V L L 3 x380V
38
SS 3100VA
Imax S = = = 4,709963 A
3V L L 3 x380V
ST 900VA
ImaxT = = = 1,367409 A
3V L L 3 x380V
4,633996 A
I V , R = (165,5324 A) x95 A = 2,659 A
4,709963 A
I V , S = x111 A = 4,969 A
(105,2154 A)
1,367409 A
I V ,T = (156,1884 A) x132 A = 1,156 A
VtR = Vk - ∆V
= Vk – ( IiR . RiR )
= 229,51 volt
PR = 0,42973 kW
PS = 0,36305 kW
PT = 0,72472 kW
39
Maka total susut daya pada penghantar fasa adalah :
= 1,51750 kW
720h)
= 4192,236 kWh
Pemerataan Beban
40
19 9 3 ab ac bc 7 9 3 ab ac bc
P ' N = 297 85 ab ac bc x0,158814kW 108 31 ab ac bc x0,391831kW
P ' N = 0,0316 kW
c. Susut Daya Pada Penghantar Netral Jurusan C
Arus fasa R : 95 A
95 A 111 A 132 A
a = 112,67 A = 0,843195 b = 112,67 A =0.985 c = 112,67 A
=
1.172
19 9 3 ab ac bc 7 9 3 ab ac bc
P ' N = 297 85 ab ac bc x0,02093kW 108 31 ab ac bc x0,25073kW
P ' N = 0,015668 kW
Maka total susut daya pada penghantar netral adalah :
= 0,047268 kW
IV. 3 Analisa
41
Dari hasil perhitungan diatas dapat dihasilkan sebuah table perbandingan susut
daya dan tegangan terima di tiang terujung di Jurusan B dan Jurusan C pada
Gardu E38 Jalan Raya Kampung Tengah, sebelum dan sesudah dilakukan
pecah beban.
Tabel 4.9 Perbandingan Susut Daya Dan Tegangan Terima Sebelum dan
Sesudah Pecah Beban pada Gardu E38B Jalan Raya Kampung Tengah Ciracas
Susut Susut
Tiang Tiang
Dari data table di atas, diketahui tegangan terima pada tiang terujung di Jurusan
B, sangatlah jauh dari standar yang ditentukan dalam SNI 04-0225-2000 yaitu
sebesar -10% (207 V) dari tegangan kirim yaitu sebesar 200,877 V. Sementara
sebesar 221,32 V.
Metode Pecah Beban dan Pemerataan beban dilakukan pada tiang TGR 890,
889, 888, 887, 886, 3077, 3076, 3075, 3074, 3073, 3072, 3071, 3070, 3069,
42
3068, 3067, 3066, 3065, 3064, 3063, 3062, 3061, 3060, 3056, 15330, 3055 pada
Jurusan B ke tiang TGR 3054, 3094, 3093, 3059, 3058, 3057, 3089 di Jurusan
Jurusan B Jurusan C
= 479,438 kW
Energi total yang disalurkan dari jur B dan C selama 24 jam(24h * 30 = 720h)
adalah :
6,91MWh
η = 345,195MWh x100% = 2,007%
= 0,020018 MWh
43
Sesudah pecah beban dan pemerataan beban :
4,226 MWh
η = 345,195MWh x100% = 1,22%
= 0,0122 MWh
BAB V
KESIMPULAN
1. Susut teknis pada jaringan Tegangan Rendah sangat dipengaruhi oleh arus
44
2. Penggunaan metode pecah beban dan pemerataan beban dapat mengurangi
susut daya pada penghantar (fasa dan netral) dan meningkatkan tegangan
terima pada tiang terujung jurusan B dan C gardu E.38B jalan raya kampung
3. Metode pecah beban dan pemerataan beban dapat menekan susut energy
DAFTAR PUSTAKA
4. http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/elk/article/view/16701
5. http://www.jendeladistribusi.org/search/perhitunganlosses
45
6. Standar Nasional Indonesia SNI 04-0225-2000
46