You are on page 1of 89

BAB 2

PENGERTIAN ILMU SOSIAL, METODE


ILMIAH, DAN KEBENARAN ILMIAH

A.PENGERTIAN ILMU

Mungkin tidak berlebihan jika seorang filsuf Oxford University


kontemporer Jerome R.Ravert dalam karyanya The Philosophy of
science ,sanpai saat ini mungkin mengakui bahwa ilmu merupakan sebuah kisah
suksea luar biasa .Kemenanga-kemenangan ilmu melambangkansuatu proses
kumulatif peningkatan pengetahuan dan rangkaian kemenangan tehadap
kebodohan dan takhayul dan dari ilmulah kemudian mengalir arus penemuan
yang yang berguna untuk kemajuan hidup manusia.

Di Indonesia menurut The Liang Gie istilah ilmu atau scien merupakan
suatu perkatan yang bermakna jamak ,yaitu sebagai berikut:

1. ilmiah yang mengacu pada ilmu umum (science in general)


2. Pengertian imu yang menunjuk pada salah satu bidang pengetahuan ilmiah
tetentu,ilmu biologi ,antropologi,psikologi ,geograpi,sejarah,ekonomi,dan
sebagainya.
1.Ilmu sebagai kumpulan pengetahuan sistematis
Pengetian ini lebih menekankan bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang
sistematis.Ilmu menunjuk pertama-tam a pada kumpulan yang disusun secara
sistematis dari pengetahuan yang dihimpun tentang alam semesta yang selalu
diperoleh melalui teknik-teknik pengamata yang objektif.
Tidak semua pengetahuan adalah ilmu sebab ilmu hanya terbatas pada
pengetahuan yang diperoleh secara sistermatis.
2. Ilmu sebagai Metode Penelitian
1. Pengertian ini mengemukakan penekananya bahwa ilmu itu pada
hakikatnya sebagai metode penelitian.Para ahli yang nengemukakaan hal
tersebut diantaranya:
➢ William J.Goode dalam bukunya Method In Social Research
mengemukakan bahwa ilmu adalah suatu metode pendekatan terhadap
seluruh dunia pengalaman, yakni dunia yang dapat terkena
pengalaman oleh manusia.
➢ Caraghan delangles dalam bukunya’’a guide historical
Method’’mengemukakan bahwa ilmu pada dasarnya suatu metode
untuk menangani masalah.
➢ Harold H.Titus dalam bukunya ‘’Living Issues in
Philosophy’’mengemukakan bahwa ilmu adalah suatu metode untuk
memperoleh pengetahuan yang objektif dan dapat diperiksa
kebenaranya.
3.Ilmu sebagai aktivitas penelitian
Tokoh yang mengatakan ilmu sebagai aktivitas penelitian diantaranya:
➢ I Charles Singer yang yang dikutip dalam bukunya ‘’Critical
Thinking’’mengemukakan bahwa ilmah adalah proses pembuat
pengetahuan .
➢ John Warfield dalam bukunya ‘’Social Sistem’’ mengatakan tetapi
ilmu pun dipandang sebagai proses.Pandangan proses ini paling
berkaitan dengan perhatian terhadap penyelidikan karena
penyelidikan adalah suatu bagian besar dari ilmu sebagai suatu
proses .Dengan demikan jelas bahwa ilmu merupakan aktivitas
penelitian .
Kesimpulan ilmu dipandang sebagai keseluruhan pengetahuan kita saat
ini ,atau sebagai suatu aktivitas penelitian ,atau sebagai suatu metode untuk
memperoleh pengetahuan.

B.PENGERTIAN SOSIAL
Istilah sosial (social dalam bahasa inggris )dalam ilmu sosil memiliki arti
yang berbeda –beda ,misalkan istilah sosial dalam sosialialisme dengan istilah
bepartemen sosial ,jelas keduanya menunjukan makna yang sangat jauh
berbeda.Menurut Soekanto apabila istilah sosial pada ilmu sosial mrnunjuk pada
objeknya,yaiti masyarakat sosialisme adalah suatu ideologi yang pokok pada
prinsip pemilikan umum alat-alat atau produksi dan jasa –jasa bidang
ekonomi .sedangkan istilah sosial pada departemen sosial menunjuk pada
kegiatan –kegiatan di lapangan sosial .Artinya kegiatan –kegiatan yang
ditunjukan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat
dalam bidang kesejahteraan ,sepeti tuna karya,tuna susila,tuna wisma,orang
jompo,anak yatim piatu,dan lain-lain.Selain itu Soekanto mengemukakan bahwa
istilah sosial pun berkenaan dengan prilaku interpersonal,atau yang berkaitan
dengan proses-proses sosial.Secara keilmuan,masyarakat yang menjadi objek
kajian ilmu-ilmu sosial ,dapat dilihat sebagai suatu yang terdiri dari berbagai
segi .Dilihat dari segi ekonomi akan bersangkut paut dengan paktor produkdi
,distribusi,penggunaan barang-barang serta jasa-jasa .Dari segi politik antaralain
berhubungan dengan penggunaan kekuasan dalam masayarakat.Dari segi
antropologi budaya lebih menekanka pada masyarakat dan kebudayaanya,dan
begitu seterusnya untuk ilmu-ilmu sosial yang lainya,seperti geografi
sosial,sejarah,maupun sosiologi.
Begitupun tentang pengertian masyarakat (societi)banyak sarjana terdahulu
yang mendepinisikan apa itu masyarakat dintaranya:
➢ Menurut Mac Iver dan Page mengemukakan bahwa masyarakat adalah
suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerjasama
antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah
laku serta kebebasan-kebebasan manusia.
➢ Menurut Ralph Linton dalam bukunya yang bejudul “The Study of
Man“ mengemukakan bahwa masyarakat merupakan setiap kelompok
manusia uang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga
mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang di rumuskan
dengan jelas.
➢ Menurut Selo Soemarjan Menyatakan bahwa masyarakat adalah orang
yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa pengertian
masyarakat terdiri atas beberapa unsur.
a. Manusia yang hidup bersama
b. Bercampur untuk waktu yang lama
c. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama
Sedangkan yang merupakan bentuk umum pada proses-proses sosial adalah
interaksi sosial, bahkan ahli sosiologi berpendapat bahwa interaksi sosial
tersebut merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial yang di dasarkan pada
berbagai faktor, dan menurut Soekanto di sebabkan melalui :
1. Imitasi
Mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi
interaksi sosial tersebut. Sebab salah satu peran positifnya adalah bahwa
proses imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah
dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
2. Sugesti
Berlangsungnya apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sikap
yang berasal dari dirinya yang kemudian di terima oleh pihak lain secara
emosi.
3. Identifikasi
Merupakan kecenderungan-kecenderungan ataupun keinginan-keinginan
dalam diri seseorang untuk menjadi identik atau sama dengan orang lain.

4. Simpati
Sebenarnya merupakan suatu proses yang di sebabkan oleh ketertarikan
seseorang oleh pihak lain, baik itu sebatas kerjasama, merasa senang dan tertarik
karena faktor-faktor yang menyebabkan ia patut di kaguminya, maupun karena
merasa adanya keterikatan dengan dirinya.
C. PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN PERKEMBANGAN ILMU-
ILMU SOSIAL
Istilah ilmu sosial menurut Ralf Dahrendorf seorang ahli sosiologi Jerman
dan penulis buku “ class and Class Conflict Industrial Society yang di kenal
sebagai pencetus teori konflik Non-Marxis, Merupakan suatu konsef yang
ambisius untuk mendefinisikan seperangkat disiplin akademik yang
memberikan perhatian pada aspek-aspek kemasyarakatan manusia. Bentuk
tunggal ilmu sosial menunjukan sebuah komunitas dan pendekatan yang saat ini
hanya di klaim oleh beberapa orang saja ; sedangkan bentuk jamaknya, ilmu-
ilmu sosial, mungkin istilah tersebut merupakan bentik yang lebih tepat. Ilmu-
ilmu sosial mencakup sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, geografi
sosial, politik, bahkan sejarah walaupun di satu sisi ia termasuk ilmu humaniora.

Pendapat Bung Hatta mengenai ilmu sosial :

1. Sebagai critical discourse ( wacana kritis ) artinya pada kajian ini membahas
tentang adanya yang keabsahannya tergantung pada kesetiaan pada
persyaratan sistem rasionalitas yang kritis dan pada konvensi akademis yang
berlaku.
2. Sebagai academic interprise memiliki pengertian “ bagiman mestinya “.
3. Sebagai applied science artinya bahwa dalm ilmu sosial itu di perlukan untuk
mendapatkan atau mencapai hal-hal yang praktis dan berguna entah untuk
mewujudkan sesuatu yang di cita-citakan. Contohnya kemakmuran maupun
mengurangi atau meniadakn sesutu yang tidak di inginka contohnya
kemiskinan.
D.METODE ILMIAH
Istilah pendekatan menurut Vernon Van Dyke dalam bukunya yang
berjudul “political science”dikemukakan bahwa suatu pendekatan pada
prinsipnya adalah ukuran –ukuran untuk memilih masalah dan data yang
berkaitan satu sama lain Hal ini diperjelas oleh Kerlinger bahwa pendekata atau
rancangan ilmiah merupakan bentuk sistematis yang khusus dari seluruh
pemikiran .
Suatu pendekata dalam menelaah sesuatu dapat dilakukan berdasarkan
sudut pandang ataupun tinjauan dari berbagai satu kesatuan karakteristik
maupun cabang ilmu seperti sosiologi,Antropologi,geografi ,ekonomi ,politik
dan sebagainya.
Metode merupakan prosedur yang mewujudkan pla-pola dan tata langkah
dalam suatu penelitian ilmiah(the Liang Gie1999)
Teknik adalah suatu cara operasional yang seringkali bersipat
rutin,mekanis,atauj spesipik untuk dan menangani data dalam
penelitian.sebagai contoh,suatu penelitian tentang gjala-gejala kemasyarakatan
dapat menggunakan metode survei.berbagai teknik yang digunakan misalkan
wawancara,observasi,maupun menyebarkan angket .
Secara etimologi metide dari bahasa Yunani “meta”yang berarti sesudah
dan hodos yang berarti jalan Dengan demikian metode merupakan langkah-
langkah yang diambil menurut urutan tertentu ,untuk mencapai pengetahuan
yang telah dirancang dan dipakai dalam proses memperoleh pengetahuan
(Soeprapto 2003:128)
Menurut rumusan “the World Of Science Encyclopedia”(volume
17:181)metode ilmiah diartikan sebagai prosedur yang dipergunakan oleh
ilmuan-ilmuan dalam pencarian sistematis terhadap pengrtahuan baru dan
peninjauan kembali pengetahuan yang ada.
Menurut George Kneller (1978 ;118) dalam karyanya “Science as a Human
Endeavor “mengemukakan bahwa dengan metode ilmiah kami maksudkan
struktur rasional dari penyelidikan ilmiah yang hipotesisnya disusun dan diuji .
Menurut Arturo Rosenblueth (1970 :1)dalam bukunya”Mind and
Brain”mengemukakan bahwa metode ilmiah sebagai proswdur dan ukuran yang
dipakai oleh ilmuwan-ilmuwan dalam penyusunan dan pengembangan cabang
pengetahuan khusus mereka .
Menurut Harold titus metode ilmiah sebagai proses-proses dan langkah-
langkah yang membuat ilmu-ilmu menghasilkan pengetetahuan .
Langkah-langkah metode ilmiah menurut Sheldon J.Lachman diantarnya:

1.Perumusan hipotesis spesipik atau pertanyaan spesifik untuk penyelidikan

2.Perancangan penyelidikan

3.Pengumpulan data

4.penggolongan data dan pengembangan generalisasi

5.pemeriksaan kebenara terhadap hasil-hasil yaitu terhadap data dan


generalisasi-generalisasi

Kaplan kebenaran ilmiah itu beragam rentang penomena yang perlu


dipelajari,ilmu pun begitu luas dan kompleka.Oleh karena itu membutuhkan
strategi penelitian atau inkuiri yang beragam pula antara ilmu-ilmu sosial
,kealaman maupun humaniora.jadi tidak benar jika kita memutlakan apa yang
disebut metode ilmiah.

Pendapat yang sangat berbeda mengenai metode ilmiah diantaranya:

1.Menurut Gold Stein :sesungguhnya istilah metode ilmiah adalah menyesatkan

2.Menurut Kaplan:Kekhawatiran saya dengan konspsi kesatuan “metode


ilmiah”hal itu terasa oleh saya sesuatu justifikasi progmatis yang sungguh
mengada ada terus menerus analisis logika kita tidak mampu untuk menerima
segalanya secara penuh kedalam catatan .
Sanggahan-sanggahan tersebut mengingatkan kita untuk tidak tergesa-gesa
memutlakan keampuha metode ilmiah sebagaimana dekemukaka sebagian
orang.

E.KEBENARAN ILMIAH

Julie Rord dalam :”Paradigms and Fairy Tales(1975)”mengemukakan


bahwa istilah kebenaran memiliki 4 arti yang berbeda yang ia simbolkan dalam
T1,T2,T3,T4.

1. Kebenaran pertama (T1)adalah kebenaran metafisik,yaitu kebenaran yang


paling mendasar dan puncak dari seluruh kebenaran atau basic ultimate truth
(Supriadi ,1998:5)oleh karena itu harus diterima apa adanya sebagai suatu
given, kebenaran iman dan doktrin-doktrin sbsolut agama.
2. Kebenaran Kedua (T2) adalah kebenaran etik,yaitu yang menunjuk pada
perangkat standar moral atau profesional tentang prilaku yang pantas
dilakukan termasuk kode etik atau”Code of Conduct”
3. Kebenaran ketiga(T3) kebenaran logis.sesuatu dianggap benar apabila secara
ligis atau matematis konsisten dan koheren dengan apa yang telah diakui
sebagai sesuatu yang benar (dalam pengertian T3) atau sesuai dengan apa
yang benar menurut kepercayaan metafisik.
4. Kebenaran keempat(T4)adalah kebenaran empirik ,yang lazimnya dipercayai
ssebagai landasan pekerjaan para ilmuwan dalam melakukan penelitian .
Dalam konteks kebenaran ilmiah yang melibatkan subjek(manusia
,knower ,dan observer)dan objek (fakta,realitas,knowen) ,terdapat tiga teori
utama kebenaran,yaitu :
1. Teori korespondensi(Correspondence Theory)teori ini beranggapan bahwa
seluruh pernyataan itu benar jika apa yang diungkapkanya itu merupaka
fakta,dalam arti adanya suatu kenyataan yang interaksionaj antara teori
dengan realita (Kattsoff,1998:7)Contoh,Jakarta adalah ibu kota
Indonesia,dan setelah dicocokan dengan realitanya memang Jakarta adalah
ibu kota negara Republik Indonesia.
2. Teori Koherensi(Coherence Theori)yang beranggapan bahwa sesuatu
dianggap benar jika terdapan koherensi atau konsistensi,dalam arti tidak
terjadi kontradiktif pada saat bersaman ,antara dua atau lebih
logika.Contoh,pernyataan”orang yang sederhanakecil kemungkinan untuk
berprilaku swrakah maupun materialistik “.
3. Teori Pragmatis(Pragmatism Theory),yang beranggapan bahwa kebenaran
itu tersimpul pada asfek fungsional secara praktis (Kattsoff,1996:130-131)

BAB 3
STUKTUR DAN
PERANAN ILMU
A.PENGERTIAN STRUKTUR ILMU
Menurut Joseph J.Schwab dalam tulisanya “Structur Of The Disciplines
Meaning and Significance”konsep struktur bukanlah konsep yang mudah
dipahami hal itu mengacu pada bagian –bagian dari suatu objek dan tata cara
yang saling berhubungan .Menurutnya suatu disiplin ilmu adalah bentuk
konsepsi yang membatasi pokok masalah yang diselidiki dari suatu disiplin
dan pengawasan atau pengendalian terhadap penelitianya Struktur suatu
disiplin ilmu meliputi dua bagian yaitu subtantive conceptual strukture dan
syntactial strukture.Subtantive conceptual Struktur adalah konsep-konsep
yang menjadi kerangka berfikir dalan meneliti sesuatu .Syntactial Stucture
berhubungsn dengan penelitian yang dilakukan oleh disiplin itu.Syntactial
Structure menyangkut masalh-masalah jalan mana yang akan ditempuh dalam
penelitian?cara mengumpulkan data,cara menguji data, kriteria yang dipakai
dalam menetapkan kualitas data,ukuran untuk menentukan bahwa dat yang
diperoleh relevan atau mungkin tidak relevan .

B.PENGERTIAN DAN PERANAN FAKTA

Menurut Oxford Advanced Learners Dictionary of Current


English(2000:449-450)yang dimaksud dengan fakta adalah:

1. Sesuatu yang digunakan untuk mengacu pada situasi tertentu atau


khusus
2. Kualiatas atau sifat yang aktual atau dibuat atas dasar fakta-fakta
3. Sesuatu hal yang dikenal sebagai yang benar-benar ada dan terjadi
terutama yang dapat dibuktikan oleh bukti yang benar atau dinyatakan
benar-benar terjadi .
4. Hal yang terjadi dapay dibuktikan oleh hal-hal yang benar,bukan oleh
berbagai hal yang telah ditemukan .
5. Suatu penegasan,pernyatan,atau informasi yang berisi atau
berartimengandung sesuatu yang memiliki kenyataan objektif,dalam
arti luas adalah sesuatu yang ditampilkan dengan benar atau salah
karena memiliki realitas objektif.
Menurut Bachtiar fakta merupakan abstraksi dari kenyataan yang
diamati,yang sifatnya terbatas dan dapat diuji kebenaranya secara
empiris.

Menurut Sjamsudin fakta adalah erat hubunganya dengan jawaban atas


apa,siapa,kapan,di mana dan juga dapat berupa benda-benda yang benar-
benar ada dan atau peristiwa yang pernah terjadi pada masa lalu(Sjamsudin ,
1996:5)
Menurut James A.Bank (977:84)fakta adalah kejadian berbagai hal atau
peristawa tertentuyang pada giliranya menjadi data mentah atau pengamatan
dari ilmuwan-ilmuwan sosial.

C.PENGERTIAN DAN PERANAN KONSEP


1. Menurut Schwab (1969:12-14)konsep ,erupakan abstraksi,kontruksi
logis yang terbentuk dari kesan,tanggapan dan pengalaman kompleks.
2. Menurut James Bank konsep adalah suatu kata abstrak atau kata yang
bermanfaat untuk mengklasifikasikan atau menggolongkan suatu
kelompok berbagai hal gagasan atau peristiwa.
Jenis-jenis konsep menurut Fraenkel:
1. Konsep konjungtif,yaitu konsep yang berfunhsi untuk menghubungkan
dari keberadaan dua atau lebih atribut yang semuanya harus
ada(Fraenkel,1980:58)
2. Konsep disjungtif,mencerminkan adanya alternatif-alternatif yang
beragam.
3. Konsep relasional,yang memiliki arti mengandung suatu hubungan
khusus antara dua atribut maupun lebih yang dinyatakan secara eksplisit
dengan bilngan tertentu.
4. Kosep deskriptif,adalah konsep yang menuntut jawaban tentang
gambaran suatu benda.
5. Konaep evaluatif,yaitu konssep yang berhubungan dengan pertimbangan
baik atau buruk ,salah atau benar,cantik atau jelek.
6. Konsep campuran,yaitu suatu konsep yang tidak hanya memberikan
penjelasan tentang suatu karakteristik yang dimiliki oleh benda
tersebut,tetapi juga sekaligus memberikan sikap ataupun penilaian
terhadap pernyataan tersebut.
Kegunaan konsep bagi kehidupan manusia:
1. Konsep berguna untuk melakukan episiensi dan efektivitas bagi manusia.
2. Melalui konsep itupun adanya klasifikasi atas beberapa individu.
3. Konsep dapat berfungsi untuk mereduksi keperluan yang sering
dikatakan berulang uiang terhadap sesuatu kajian yang serupa dan sudah
diketahui .
4. Konsep dapat berfungsi memudahkan kita untuk memecahkan masalah.
5. Konsep berguna untuk menjelaskan sesuatu yang dianggap rumit
ataupun memerlukan keterangan yang cukup panjang dan rinci.
6. Konsep berguna untuk mengonseptualisasikan sesuatu secara cermat
melalui simbol-simbol.
7. Konsep mengandung konotasi negatif dinamakan stereotif
8. Konsep berguna sebagai mata rantai penghubung ataupun katalisator
antardisiplin ilmu
D.PENGERTIAN DAN PERANA GENERALISASI
Pengertian generalisasi :
1. Generalisasi adalah pernyataan hubungan dua konsep atau lebih
2. Generalisasi merupakan pernyataan tentang hubungan antara konsep-
konsep dan berfugsi untuk membantu dalam memudahkan pemahaman
suatu maksud pernyataan itu
3. Generalisasi adlah kesimpulan yang ditarik secara induktif mengenai dua
hubungan fakta-fakta atau lebih yang melahirkan teori
4. Generalisasi merupakan pernyataan yang menjelaskan hubungan antara
konsep-konsep yang berfungsi sebagai penbantu berfikir dan memahami
Tingkatan generalisasi:
1. High Order Generalization yaitui generalisasi yang pemakaianya secara
universal.
2. Ntermediat Level Generalization yaitu generalisasi yang digunakan
dikawasan tertentu dan kebudayaan tertentu
3. Law order Generalization yaitu generalisasi yang digunakan atas data
dari dua data atau tiga sampel kecil misalkan tentang kelompok kota
pada suatu kawasan tertentu
Tipe-tipe generalisasi:
1. Generalisasi deskriftip yaitu suatu generalisasi yang hanya
mendeskripsikan suatu hubungan yang ada
2. Generalisasi Kausal ,yaitu suatu generalisasi yang menjelaskan
hubungan sebab akibat terjadi suatu peristiwa
3. Generalisasi korelatif,yaitu generalisasi yang menunjukan adanya
hubungan satu sama lain
4. Generalisasi kondisional,yaitu suatu generalsasi yang menyarankan apa
yang akan terjadi jika seandainya suatu khusus dilaksanakan dengan
drmikian adanya suatu persyaratan khusus
E.PENGERTIAN DAN PERANAN TEORI
Teori adalah suatu suatu preposisi dari masalah yang mengandung
variable,hipotesis,dan saumsi berdasarkan mertode keilmuwan.
Unsur-unsur teori menurut Capbell:
1. Definisi,memberitahu kita bagaimana prnulis akan memakai istilah-
istilah kuncinya
2. Deskripsi,merupakan sebuah kegiatan yang tanpa ajhir dan selalu belum
selesai serta tanpa batas.
3. Penjelasan, harus melampaui makna deskripsi denga mengatakan hal-hal
apakah yang dapat memberikan pada kita suatu pemahaman tertentu
mengenai mengapa suatu kenyataan seperti itu.
Fungsi teori menurut Suppes dan Kerling:
1. Berguna sebagai kerangka kerja untuk melakukan penelitia
2. Teori memberika suatu keragka kerja bagi pengorganisasian butir-butir
informasi tertentu.
3. Teori mengemukakan kompleksitas peristiwa-peristiwa yang tamoaknta
sederhana.
4. Teori mengorganisasikan kembalio pengalaman –pengalama
sebelumnya.
5. Teori berfunhsi untuk melakukan prediksi kontrol.

BAB 4
SOSIOLOGI

A. PENGERTIAN, KARAKTERISTIK, DAN RUANG LINGKUP


SOSIOLOGI
Secara terminologi Sosiologi berasal dari bahasa Yunani, yakni kata
socius dan logos. Socius yang berarti kawan, berkawan, ataupun
bermasyarakat. Sedangkan logos berarti ilmu atau dapat juga berbicara
tentang sesuatu. Dengan demikian, secara harfiah istilah Sosiologi dapat
diartikan ilmu tentang masyarakat (Spencer dan Inkeles, 1982: 4; Abdulsyani,
1987: 1). Di bawah ini terdapat beberapa definisi Sosiologi menurut beberapa
ahli:
1. Pitirim Sorokin (1928: 760 – 761) mengemukakan bahwa Sosiologi
adalah suatu ilmu tentang hubungan dan pengaruh timbal balik antara
aneka macam gejala – gejala sosial, contohnya antara gejala ekonomi
dengan non ekonomi, seperti agama, gejala keluarga dengan moral, hukum
dengan ekonomi, dan sebagainya.
2. William Ogburn dan Meyer F. Nimkoff (1959: 12 – 13) berpendapat
bahwa Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial
dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.
3. Roucekj dan Warren (1962: 3) berpendapat bahwa Sosiologi adalah ilmu
tentang hubungan antara manusia dalam kelompok – kelompoknya.
4. J.A.A. van Doom dan C.J. Lammers (1964: 24) mengemukakan bahwa
Sosiologi ilmu tentang struktur – struktur dan proses – proses
kemasyarakatan yang bersifat stabil.
5. Meta Spencer dan Alex Inkeles (1982: 4) mengemukakan bahwa
Sosiologi ilmu tentang kelompok hidup manusia.
6. David Popenoe (1983: 107 – 108) berpendapat bahwa Sosiologi adalah
ilmu tentang interaksi manusia dalam masyarakat sebagai suatu
keseluruhan.
7. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1982: 14) menyatakan
bahwa Sosiologi adalah ilmu tentang struktur sosial dan proses –proses
sosial, termasuk perubahan – perubahan sosial. Selanjutnya, menurut
mereka bahwa struktur sosial keseluruhan jalinan antara unsur – unsur
sosial yang pokok, yaitu kaidah – kaidah sosial (norma – norma sosial),
lembaga – lembaga sosial, kelompok – kelompok, serta lapisan sosial.
Sedangkan proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi
kehidupan bersama, umpamanya pengaruh timbal balik antara segi
kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan politik, kehidupan hukum
dengan agama, dan sebagainya.
Dengan demikian, Sosiologi dapat didefinisikan sebagai disiplin ilmu
tentang interaksi sosial, kelompok sosial, gejala – gejala sosial, organisasi
sosial, struktur sosial, proses sosial, mapun perubahan sosial.
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat dan perilaku sosial manusia
dengan meneliti kelompok – kelompoknya. Kelompok tersebut mencakup
keluarga, etnis atau suku bangsa, komunitas pemerintahan, dan berbagai
organisasi sosial, agama, politik, budaya, bisnis, dan organisasi lainnya (Ogburn
dan Nimkoff, 1959: 13; Horton dan Hunt, 1991: 4). Sosiologi pun mempelajari
perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri asal usul pertumbuhannya, serta
menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap para anggotanya. Dengan
demikian, sebagai objek kajian sosiologi adalah masyarakat manusia yang
dilihat dari sudut hubungan antarmanusia dan proses – proses yang timbul dari
hubungan manusia dalam masyarakat.
Jika ditelaah lebih lanjut, tentang karakteristik sosiologi menurut Soekanto
(1986: 17) mencakup hal – hal berikut.
1. Sosiologi merupakan bagian dari ilmu sosial, bukan merupakan bagian
ilmu pengetahuan alam maupun kerohanian.
2. Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif, melainkan suatu
disiplin yang bersifat kategoris. Artinya, sosiologi membatasi diri pada apa
yang terjadi saat ini, dan bukan mengenai apa yang semestinya terjadi atau
seharusnya terjadi. Dengan demikian, sosiologi dapat dikategorikan
sebagai ilmu murni (pure science), bukan merupakan ilmu terapan (applied
science). Sebagai ilmu murni sosiologi bukan disiplin yang normatif.
Artinya, sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi pada saat ini, serta
bukan mengenai apa yang terjadi seharusnya terjadi.
3. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian – pengertian dan pola –
pola umum (nomotetik). Sosiologi mencari apa yang menjadi prinsip –
prinsip atau hukum – hukum umum dari interaksi antarmanusia individu
maupun kelompok dan perihal sifat hakiki, bentuk, isi, struktur, maupun
proses dari masyarakat manusia.
4. Sosiologi merupakan ilmu sosial yang empiris, faktual, dan rasional.
5. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak, bukan tentang ilmu
pengetahuan yang konkret. Artinya, bahan kajian yang diperhatikan dalam
sosiologi adalah bentuk – bentuk dan pola – pola peristiwa dalam
masyarakat, dan bukan wujudnya tentang masyarakat yang konkret.
6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang menghasilkan pengertian –
pengertian dan pola – pola umum.
Sosiologi sebagai ilmu yang memfokuskan pada kajian pola – pola
interaksi manusia, dalam perkembangannya sering kali lebih banyak
dihubungkan dengan kebangkitan modernitas. Menurut Zygmunt Bauman
(2000: 1023) keterkaitan tersebut didasarkan beberapa alasan.
1. Mungkin satu – satunya denominator umum dari sejumlah besar mazhab
pemikiran dan strategi riset yang mengklaim mengandung sumber
sosiologis adalah fokusnya pada masyarakat.
2. Fenomena modern lainnya yang khas adalah ketegangan konstan
antarmanusia yang muncul dari latar belakang tradisional dan komunal,
yang berubah menjadi individu dan menjadi subjek tindakan otonom, serta
masyarakat sebagai batasan sehari – hari terhadap tindakan dari kegiatan
individu.
Sosiologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki cakupan luas dan banyak
cabang yang dipersatukan, meskipun tidak terlalu kuat oleh strategi
hermeneutika dan ambisi untuk mengoreksi kepercayaan umum. Garis batas
bidang tersebut mengikuti divisi fungsional serta lembaga di dalam organisasi
masyarakat yang menjawab tuntutan efektif dari bidang manajemen yang telah
mapan.
Jadi, spesialisasi bentuk pengetahuan terakumulasi dengan fokus pada
penyimpangan dan kebijakan korektif atau hukuman, politik dan institusi
politik, tentara dan perang, ras dan etnis, perkawinan dan keluarga,
pendidikan dan media kultural, teknologi informasi, agama dan institusi
agama, industri dan pekerjaan, kehidupan urban dan persoalan –
persoalannya, serta kesehatan dan kedokteran (Bauman, 2000: 1032).

Secara sistematis, ruang lingkup sosiologi dapat dibedakan menjadi


beberapa subdisiplin sosiologi, seperti sosiologi pedesaan (rural sociology),
sosiologi industri (industrial sociology), sosiologi perkotaan (urban sociology),
sosiologi medis (medical sociology), sosiologi wanita (woman sociology),
sosiologi militer (military sociology), sosiologi keluarga (family sociology),
sosiologi pendidikan (educational sociology), sosiologi medis (medical
sociology), dan sosiologi seni (sociology of art).
1. Sosiologi Pedesaan (Rural Sociology)
Jurusan yang pertama kali mengkhususkan sosiologi pedesaan muncul di
Amerika Serikat tahun 1930-an, kemudian muncul beberapa Akademi Land
Grant yang dibentuk dalam wilayah kewenangan Departemen Pertanian
Amerika Serikat untuk meneliti masalah pedesaan dan melatih ahli sosiologi
serta ekstensionis pedesaan untuk kerjasama lembaga – lembaga pemerintah
beserta organisasi petani (Hightower, 1973). Adapun kerangka yang paling
sering digunakan untuk mengenali berbagai temuan empiris adalah gagasan
tentang suatu “kontinum pedesaan – perkotaan”, yang berusaha menjelaskan
berbagai pendekatan pola sosial dan kultural dengan mengacu kepada tempat
masyarakat tersebut di sepanjang kontinum yang bergerak dari tipe pemukiman
yang paling kota (the most urban) hingga yang paling desa (the most rural).
Salah satu aspek yang paling mengganggu dalam sejarah sosiologi
pedesaan adalah kegagalan ilmu ini mengembangkan analisis sistematis tentang
produksi pertanian, pada tingkat perusahaan maupun struktur agraria(Newby,
1980). Sehingga nasib sosiologi pedesaan saat ini terperangkap dalam sejumlah
kontroversi dan harapan. Sepanjang sejarahnya, sosiologi pedesaan tidak pernah
dapat secara efektif menyatakan statusnya sebagai disiplin ilmu tersendiri yang
memiliki objek penyelidikan dan metode penjelasan yang khusus. Jika tradisi
awal mengasumsikan bahwa ada perbedaan menyolok antarlokasi pedesaan
yang membuat lokasi – lokasi itu memiliki perbedaan dalam hal sosial dan
budaya dibandingkan dengan bentuk – bentuk kehidupan sosial perkotaan.
Namun, akhirnya makin banyak peneliti yang berpandangan bahwa lokasi
pedesaan hanya sekadar entitas empiris atau geografis tempat seseorang bekerja.
Keadaan desa tidak mensyaratkan teori atau implikasi metodologis khusus untuk
penelitian, tetapi sangat tergantung pada jenis masalah teoretis dan metodologis
yang dikandungnya, dan tidak semata – mata didasarkan pada kenyataan yang
sama – sama memiliki pengalaman pedesaan (Long, 2000: 942).
2. Sosiologi Industri (Industrial Sociology)
Kelahiran bidang ini mendapat inspirasi dari pemikiran – pemikiran Karl
Marx, Emile Durkheim, dan Max Weber, walaupun secara formal, sosiologi
industri lahir pada kurun waktu antara Perang Dunia I dan II, serta secara
matang tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an (Grint, 2000: 488).
Dalam perkembangannya, sosiologi industri sejak tahun 1980-an terdapat
empat tema baru yang muncul dari riset – riset sosiologi industri.
a. Sosiologi industri yang hanya menekankan gaya tradisional yang patriarkat,
memberikan peluang munculnya lini baru, yakni feminisme dalam riset.
b. Runtuhnya komunisme di Eropa Timur, adanya globalisasi industri,
pergeseran dari Fordisme (keadaan ekonomi seusai perang) menuju post
Fordisme, perkembangan – perkembangan teknologi pengawasan dan
bangkitnya individualisme tanpa ikatan tahun 1980-an, mengantarkan
bangkitnya minat pada peran norma dan dominasi diri yang sering kali
dikaitkan dengan gagasan – gagasan Foulcault dan tokoh pascamodernis
lainnya (Reed dan Hughes, 1992).
c. Perkembangan teknologi informasi dan aplikasi – aplikasinya di bidang
manufaktur serta perdagangan, telah mendorong bangkitnya kembali minat
untuk menerapkan gagasan – gagasan konstruktivis sosial dari sosiologi ilmu
pengetahuan serta teknologi ke sosiologi kerja dan industri (Grint dan
Woolgar, 1994).
d. Asumsi bahwa pekerjaan dan produksi merupakan kunci identitas sosial
tentang argumen – argumen bahwa pola – pola konsumsi merupakan sumber
identitas individual (Hall, 1992: 114).
1. Sosiologi Medis (Medical Sociology)
Sosiologi medis merupakan bagian dari sosiologi yang kajiannya
memfokuskan pada pelestarian ilmu kedokteran, khususnya pada masyarakat
modern (Amstrong, 2000: 643). Bidang ini berkembang pesat pada sejak tahun
1950-an sampai sekarang. Setidaknya ada dua alasan yang mendorong pesatnya
perkembangan bidang ini.
a. Berhubungan dengan asumsi – asumsi dan kesadaran bahwa masalah yang
terkandung dalam perawatan kesehatan masyarakat modern adalah sebagai
bagian integral masalah – masalah sosial.
b. Meningkatkan minat terhadap pengobatan dalam aspek – aspek sosial dari
kondisi sakit (illness), terutama berkaitan dengan psikiatri (berhubungan
dengan penyakit jiwa), pediatri (kesehatan anak), praktik umum
(pengobatan keluarga), geriatrik (perawatan usia lanjut), dan pengobatan
komunitas (Amstrong, 2000: 643 – 644).
Pada awal kelahirannya yang dominan adalah perspektif medis, psikologi,
dan psikologi sosial. Dalam perspektif medis, terutama pada epidemiologi sosial
yang berusaha mengidentifikasi peran dari faktor – faktor sosial terhadap
berjangkitnya penyakit menular yang dilakukan oleh para ahli medis dan
sosiologi. Hasil kajian awal menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dari struktur
sosial (kelas sosial) terhadap etiologi dari penyakit psikiatris maupun organis
(Amstrong, 2000: 644).
Dalam perkembangan selanjutnya, khususnya tahun 1990-an, minat
terhadap studi detail kehidupan sosial pun dilibatkan yang meneliti ekspresi
dalam pengalaman sakit pasien.
1. Sosiologi Perkotaan (Urban sociology)
Sosiologi urban atau perkotaan adalah studi sosiologi yang menggunakan
berbagai statistik di antara populasi dalam kota – kota besar. Kajiannya terutama
dipusatkan pada studi wilayah perkotaan di mana zona industri, perdagangan,
dan tempat tinggal terpusat.
Sosiologi perkotaan baru dimulai di Eropa, perintisannya sejak tahun 1920-
an dan 1930-an walaupun resminya sejak awal tahun 1970-an yang kemudian
menyebar ke berbagai wilayah khususnya Amerika Serikat. Hal itu pun
memengaruhi studi masyarakat lainnya sampai ke kota – kota besar di Jepang
pada tahun 1970-an. Selama dua puluh tahun sejak pengenalannya dari Barat,
dapat dibagi menjadi tiga tahapan.
a. Periode dari 1977 – 1985, ketika sosiologi urban Prancis, terutama sekali
teori Manuael Castell pernyataannya sangat berpengaruh.
b. Dari 1986 – 1992, memusatkan pada teori pergerakan sosial dan konsep
global di kota besar dalam suatu konteks pembaruan, terutama kota – kota
di Jepang.
c. Dari 1992 sampai sekarang, ditandai oleh suatu perubahan bentuk sosiologi
perkotaan dalam suatu teori ruang kemasyarakatan di bawah globalisasi
yang telah begitu besar memengaruhi pekerjaan David Harvey (Kazutaka
Hashimoto, 2002). Beberapa tema yang relevan dalam kajian sosiologi
urban tersebut, di antaranya populasi, geopolitik, ekonomi, dan lain – lain.
1. Sosiologi Wanita (Woman Sociology)
Lahir dan berkembangnya sosiologi wanita, di mana sejarah perintisannya
sejalan dengan perkembangan gerakan feminisme yang dipelopori oleh Mary
Wollstonecraft dalam bukunya A Vindication of The Right of Woman (1779),
kendati akar – akar historisnya dapat dilacak sejak lahirnya sosiologi sebagai
disiplin akademik.
Dilihat dari perspektif pendorong teori sosiologi wanita tersebut, terdiri
atas tiga kelompok kontributor pemikiran sosiologi utama yang terpilih.
a. Kelompok teoretisi positivis atau fungsionalis, menegaskan bahwa tatanan
alamiah dominasi laki – laki sebagai suatu perbedaan terhadap argumen –
argumen mengenai hak – hak kaum wanita.
b. Kelompok para teoretisi konflik, melukiskan sistem – sistem penindasan
yang secara sistematis membatasi kaum wanita.
c. Kelompok altenatif, yakni kelompok aktivis karya sosial dan interaksionis.
1. Sosiologi Militer (Military Sociology)
Bidang kajian ini menyoroti angkatan bersenjata sebagai suatu organisasi
bertipe khusus dengan fungsi sosial spesifik (Bredow, 2000: 664). Fungsi –
fungsi tersebut bertolak dari suatu tujuan organisasi keamanan dan sarana –
sarananya, kekuatan, serta kekerasan. Sebenarnya, masalah – masalah seperti itu
sudah lama didiskusikan oleh para sosiolog, seperti August Comte maupun
Herbert Spencer. Akan tetapi, secara formal studi sosiologi militer tersebut baru
dimulai selama Perang Dunia II. Sosiologi militer tersebut berkembang pesat
khususnya di Amerika Serikat, yang menurut Bredow (2000: 665), terdapat lima
bidang utama kajian sosiologi militer.
a. Problem organisasi internal yang menganalisis proses – proses dalam
kelompok kecil dan ritual militer dengan tujuan untuk mengidentifikasi
problem disiplin dan motivasi, serta menguraikan cara – cara subkultur
militer dibentuk.
b. Problem organisasional internal dalam pertempuran, di mana dalam hal ini
dianalisis termasuk seleksi para petinggi militer, kepangkatan, dan evaluasi
motivasi pertempuran.
c. Angkatan bersenjata dan masyarakat yang mengkaji tentang citra profesi
yang berkaitan dengan dampak perubahan sosial dan teknologi, profil
rekrutmen angkatan bersenjata, problem pelatihan dan pendidikan tentara,
serta peran wanita dalam angkatan bersenjata.
d. Militer dan politik. Dalam hal ini, dianalisis ada suatu perbandingan bahwa
pada demokrasi Barat rriset militer, terfokus pada kontrol politik terhadap
jaringan militer, kepentingan ekonomi, dan administrasi lainnya. Namun,
bagi negara – negara berkembang, memfokuskan berbagai sebab dan
konsekuensi dari kudeta militer yang diperankannya dengan membawa
atribut – atribut pembangunan dan Praetorisme (bentuk yang biasanya
diterapkan oleh militerisme negara berkembang).
e. Angkatan bersenjata dalam sistem internasional. Dalam hal ini, dianalisis
tentang aspek – aspek keamanan nasional dan internasional, disertai
peralatan atau perlengkapan dan pengendaliannya, serta berbagai operasi
pemeliharaan perdmaian internasional.
1. Sosiologi Keluarga (Family Sociology)
Mempelajari pembentukan dan perkembangan keluarga, bentuk keluarga,
fungsi dan struktur keluarga, arah perkembangan keluarga pada masa
mendatang,permasalahanyang dihadapi keluarga serta penyelesaiannya, masalah
penyimpangan hubungan dengan sosialisasi, disorganisasi keluarga, dan
masalah keluarga berencana. Mencakup hubungan keluarga dengan sistemsosial
lainnya, seperti sistem pendidikan, ekonomi, pemerintahan, hubungan keluarga
dengan sistem nilai dan organisasi lainnya, serta implikasinya terhadap anggota
keluarga. Pendekatan sosiologis dalam melihat keluarga, peranan, interaksi,
danfungsi keluargadalamera modernisasi maupun pembangunan (Goode, 2002:
37).
2. Sosiologi Agama
Sosiologi agama merupakan studi sosiologis yang mempelajari studi ilmu
budaya secara empiris, profan, dan positif yang menuju kepada praktik, struktur
sosial, latar belakang historis, pengembangan, tema universal,dan peran agama
dalam masyarakat (Goddijn, 1966: 36). Para ahli sosiologi agama mencoba
untuk menjelaskan efek masyarakat itu pada agama maupun efek agama
terhadap masyarakat. Dengan kata lain, terdapat hubungan yang bersifat
dialektis antara keduanya, dalam kaitannya dengan agama ini terutama tertuju
pada studi praktis, struktur sosial, latar belakang historis, perkembangan, tema
universal, dan peran agama dalam masyarakat (Wikipedia, 2002). Dari definisi
di atas, dapat dikemukakan bahwa sosiologi agama merupakan cabang dari
sosiologi umum yang bertujuan untuk mencari keterangan ilmiah tentang
masyarakat agama khususnya.
3. Sosiologi Pendidikan (Educational Sociology yang Kemudian Menjadi
Sociology of Education)
Merupakan bidang kajian sosiologi yang perintisannya selalu dikaitkan
dengan sosiolog pendidikan bernama Lester Frank Ward pada tahun 1883, yang
menegaskan bahwa untuk memperbaiki masyarakat diperlukan pendidikan
(Ballantine, 1983: 11). Selanjutnya, Ward menegaskan bahwa perbedaan kelas
yang terjadi dalam masyarakat bersumber kepada perbedaan pemilikan
kesempatan, terutama kesempatan dalam memperoleh pendidikan. Sebab
perbedaan pemilikan kesempatan untuk memperoleh pendidikan tersebut
mengarah kepada monopoli pemilikan sumber – sumber sosial maupun
keadilan. Pada abad ke-20, muncul semangat yang kuat untuk mendirikan
sebuah cabang sosiologi yang dinamakan educational sociology (Brookover
dalam Pavalko, 1976: 6). Perkembangan ternyata bidang baru tersebut sangat
pesat, hal ini terlihat pada tahun 1914, khususny di Amerika Serikat telah 14
universitas yang mengadakan program perkuliahan bidang tersebut, di mana
bidang educational sociology mengandalkan pada problem solving sosial
sebagai metodenya (Adiwikarta, 1988: 2).
Timbul ketidakpuasan atas educational sociology tersebut dari sosiolog
lainnya, terutama Robert Angell terhadap nama subdisiplin itu, maupun
terhadap metodenya sehingga pada tahun 1928, muncul istilah baru, yaitu
sociology of education. Bagi Angell, sociology of education, ia tidak perlu
menjanjikan jawaban sosiologis untuk mengatasi permasalahan sosial yang
dihadapi dunia pendidikan. Bidang ini cukup bertugas untuk melakukan
berbagai riset dan menjadikan institusi pendidikan sebagai sumber data ilmiah.
Menurut Brookover, bidang – bidang kajian materi sociology of education
tersebut mencakup
(a) hubungan sistem pendidikan dengan sistem sosial lain;
(b) hubungan sekolah dengan komunitas sekitarnya;
(c) hubungan antarmanusia dalam sistem pendidikan;
(d) pengaruh sekolah terhadap perilaku anak didik
10.Sosiologi Seni

Istilah sosiologi seni (sociology of art) digunakan dari sosiologi berbagai


seni (sociology of art) atau soiologi seni dan literatur (sociology of art and
literature). Sedangkan, sosiologi seni visual relatif jarang dikembangkan
dibandingkan sosiologi literatur, drama, maupun film. Implikasinya, sifat
generik dari bidang kajian ini mau tidak mau menimbulkan kesulitan dalam
analisisnya karena tidak selalu terdapat hubungan linear antara musik dan novel
dengan konteks atau politiknya (Wolff, 2000: 41). Namun demikian, sosiologi
seni dapat dikatakan sebagai wilayah kajian yang cair karena di dalamnya tidak
ada suatu model analisis atau teori yang dominan.
A. PENDEKATAN, METODE, TEKNIK, ILMU BANTU, DAN JENIS
PENELITIAN
1. Pendekatan
Walaupun sosiologi di awal kelahirannya pada abad ke-19 sangat
dipengaruhi oleh pemikiran – pemikiran yang bersifat positivistik, khususnya
bagi pendirinya Auguste Comte, namun dalam pendekatan sosiologi tidaklah
absolut bersifat kuantitatif, melainkan juga dapat menggunakan pendekatan
kualitatif (Soekanto, 1986: 36).
Dalam pendekatan kuantitatif, sosiologi mengutamakan bahan dan
keterangan dengan angka sehingga gejala – gejala yang ditelitinya dapat diukur
dengan mempergunakan skala, indeks, tabel, dan formula yang menggunakan
statistik. Sedangkan dalam pendekatan kualitatif, sosiologi selalu dikaitkan
dengan epistemologi interpretatif dengan penekanan pada makna – makna yang
terkandung di dalamnya atau yang ada di balik kenyataan yang teramati.

2. Metode
Para ahli sosiologi dalam penelitiannya banyak menggunakan beberapa
metode penelitian.
a. Metode Deskriptif
Metode ini sering disebut bagian metode empiris yang menekankan pada
kajian masa kini. Secara sngkat, metode deskriptif ini adalah suatu metode yang
berupaya untuk mengungkap pengejaran atau pelacakan pengetahuan. Metode
tersebut dirancang untuk menemukan apa yang sedang terjadi, tentang siapa, di
mana, dan kapan.
Dengan demikian, dalam metode ini pun termasuk metode survei dengan
jumlah sampel yang begitu banyak untuk mengungkap dan mengukur sikap
sosial maupun politik, seperti yang dirintis George Gallup dalam The Literary
Digest (1936). Dalam metode tersebut, pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan pertanyaan – pertanyaan yang disusun melalui angket (kuesioner)
terhadap responden untuk mengukur pendapat atau tanggapan publik tentang
sesuatu yang diteliti (Bailey, 1982: 110; Spencer dan Inkeles, 1982: 32).
b. Metode Eksplanatori
Metode ini pun merupakan bagian metode empiris. Popenoe (1983: 28)
mengemukakan bahwa jika saja dalam studi deskriptif lebih banyak bertanya
tentang apa, siapa, kapan, dan di mana maka dalam studi eksplanatori lebih
banyak menjawab mengapa dan bagaimana. Oleh karena itu, metode ini bersifat
menjelaskan atas jawaban dari pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana”.
c. Metode Historis Komparatif
Metode ini menekankan pada analisis atas peristiwa – peristiwa masa silam
untuk merumuskan prinsip – prinsip umum, yang kemudian digabungkan
dengan metode komparatif, dengan menitikberatkan pada perbandingan antara
berbagai masyarakat beserta bidangnya untuk memperoleh perbedaan dan
persamaan, serta sebab – sebabnya.
d. Metode Fungsionalisme
Metode ini bertujuan untuk meneliti fungsi lembaga – lembaga
kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat.
e. Metode Studi Kasus
Metode studi kasus merupakan suatu penyelidikan mendalam dari suatu
individu, kelompok, atau institusi untuk menentukan variabel itu, dan
hubungannya di antara variabel memengaruhi status atau perilaku yang saat itu
menjadi pokok kajian (Fraenkel dan Wallen, 1993: 548).
f. Metode Survei
Penelitian survei adalah salah satu bentuk dari penelitian yang umum
dalam ilmu – ilmu sosial.

1. Teknik Pengumpulan Data


Beberapa teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam kajian
sosiologi, di antaranya adalah sosiometri, wawancara, observasi,dan observasi
partisipan.
a. Sosiometri
Dalam sosiometri berusaha meneliti masyarakat secara kuantitatif dengan
menggunakan skala dan angka untuk mempelajari hubungan antarmanusia
dalam suatu masyarakat. Bidang ini merupakan bidang keahlian psikologi yang
mempelajari, mengukur, dan membuat diagram hubungan sosial yang ada pada
kelompok kecil (Horton dan Hunt, 1991: 235).
b. Wawancara atau Interview
Teknik ini adalah situasi peran antarpribadi yang bertemu muka (face to
face) ketika seseorang, yakni pewawancara mengajukan pertanyaan –
pertanyaan yang dirancang untuk memperoleh jawaban yang relevan dengan
masalah penelitian kepada seseorang yang diwawancarai atau responden
(Supardan, 2004:159).
c. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang diperoleh secara langsung dan teratur
untuk memperoleh data penelitian.
d. Observasi Partisipan
Bentuk pengamatan yang menyeluruh dari semua jenis metode atau strategi
(Patton, 1980). Dalam hal ini, peneliti turut serta dalam berbagai peristiwa dan
kegiatan sesuai dengan yang dilakukan oleh subjek penelitian.
1. Ilmu Bantu
Beberapa ilmu bantu yang sering digunakan dalam sosiologi, seperti
statistik, psikologi, etnologi, arkeologi, dan antropologi, di samping ilmu – ilmu
sosial lainnya, seperti sejarah, ekonomi, antropologi, politik, hukum, maupun
geografi.
a. Statistik
Statistik sangat diperlukan dalam sosiologi terutama dalam
perhitungan – perhitungan yang menyangkut pendekatan kuantitatif agar
hasil – hasil penelitiannya lebih valid, akurat, dan terukur.
b. Psikologi
Psikologi pun sangat diperlukan dalam kajian sosiologi karena dalam
psikologi dapat diperoleh keterangan, baik latar belakang seseorang
berperilaku maupun proses – proses mentl yang diperlukan keterangan –
keterangannya.
c. Etnologi
Etnologi adalah ilmu tentang adat istiadat suatu bangsa. Ilmu tersebut
sangat diperlukan dalam sosiologi karena menyangkut tradisi – tradisi
yang berkembang pada bangsa tersebut. Oleh karena itu, etnologi sering
disebut juga sosial antropologi (Shadily, 1984: 20).
d. Arkeologi
Arkeologi adalah ilmu tentang peninggalan ataupun kebudayaan
klasik dari suatu bangsa yang telah silam.
e. Antropologi
Antropologi telah memasuki kajian kelompok maupun etnis atau ras
masyarakat kota ataupun yang lebih maju. Maksud dari hasil penelitian
bidang antropologi adalah untuk lebih mudah memahami tentang
beberapa keunikan secara ideografis serta memberikan pengertian yang
mendalam mengenai masyarakat modern yang lebih luas dan kompleks.
1. Jenis Penelitian Sosiologi
Dalam penelitian sosiologi (Shadily, 1984: 50 – 52), setidaknya kita
mengenal tiga macam penelitian sosiologi, yakni penelitian lengkap, penelitian
fact finding, dan penelitian interpretasi kritis.
a. Penelitian Lengkap
b. Penelitian Fact Finding
c. Penelitian Interpretasi Kritis
A. KEGUNAAN SOSIOLOGI
Kegunaan sosiologi secara praktis dapat berfungsi untuk mengetahui,
mengidentifikasi, dan mengatasi problema sosial (Soekanto, 1986: 339 – 340).
Adapun beberapa problema sosial tersebut jika dilihat fokus kajiannya secara
makro dapat dibedakan berdasarkan bidang – bidang keilmuannya. Dari sisi
fokus kajian mikro, sosiologi juga berfungsi dalam memberikan informasi untuk
mengatasi masalah – masalah keluarga, seperti disorganisasi keluarga.

B. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU YANG NYATA (OBVIOUS)


Banyak orang sering memperdebatkan tentang sifat ilmu sosiologi itu.
Tidak sedikit yang mengemukakan bahwa sosiologi sebagaimana layaknya ilmu
sosial, tidak jauh berbeda dengan ilmu – ilmu sosial lainnya. Akan tetapi, di
balik itu semua tampak juga yang menekankan bahwa jika sosiologi ingin tetap
merupakan sebuah ilmu pengetahuan maka harus merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang jelas nyata (Popenoe, 1983: 5).
Sosiologi sebagai science of the obvious hanya dapat dilakukan melalui
kajian – kajian yang penuh kehati – hatian dan objektif, bahwa kita dapat
mengetahui dengan penuh percaya diri dalam menjawab banyak pertanyaan
tentang tingkah laku manusia dan masyarakat kita.
C. SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIOLOGI
Sosiologi yang lahir tahun 1839, berasal dari kata Latin socius yang berarti
kawan, dan logos yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti kata atau
berbicara. Dengan demikian, sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat.
Bagi Comte sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum
yang merupakan hasil terakhir dari perkembangan ilmu pengetahuan.
Tokoh ahli kemasyarakatan dari Inggris, yaitu Herbert Spencer (1820 –
1830), merupakan tokoh yang pertama – tama menulis tentang masyarakat atas
dasar data empiris yang konkret dan dituangkan dalam bukunya yang berjudul
Principles of Sosiology. Ia mengemukakan bahwa kunci memahami gejala
sosial atau gejala alamiah itu adalah hukum evolusi universal (Spencer, 1967).
Sosiologi berkembang dengan pesatnya pada abad ke-20, khususnya di
Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat, walaupun arah perkembangan dari ketiga
negara tersebut berbeda– beda. Untuk perkembangan sosiologi di Inggris,
walaupun dipopulerkan oleh John Stuart Mill dan Herbert Spencer, ternyata
sosiologi kurang berkembang pesat di sana, dan hal ini berbeda dengan di
Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat (Soekanto, 1986:4).
Nama – nama,seperti Auguste Comte dan Emile Durkheim (Prancis),
Herbert Spencer (Inggris), Karl Marx, Manheim, Max Weber, Georg Simmel,
Ralf Dahrendorf (Jerman), Vilfredo Pareto (Italia), Pitirim Sorokin (Rusia),
Charles Horton Cooley, Talcot Parsons, George Herbert Mead, Lester F.Ward,
Erving Goffman, Lewis Coser, Randall Collins (Amerika Serikat), beserta tokoh
sosiolog lainnya yang terkemuka dalam perkembangan sosiologi di Eropa dan
Amerika.
Di Indonesia, walaupun secara formal sebelum kemerdekaan belum
berkembang sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, namun menurut Selo
Soemardjan banyak diantara para pujangga dan pemimpin – pemimpin kita yang
telah memasukkan unsur – unsur sosiologi dalam ajaran – ajarannya (1965).
Rechtshogeschool atau Sekolah Tinggi Hukum yang berkedudukan di Jakarta
merupakan lembaga perguruan tinggi di Indonesia yang pertama kali
memberikan kuliah – kuliah sosiologi sebelum meletusnya Perang
Dunia !!.begitu pun yang mengajar bukan sarjana – sarjana sosiologi, tetapi
lebih bersifat filsafat sosial dan teoretis berdasarkan buku – buku karya Alfred
Vierkandt, Lepold von Wise Steinmezt, dan Bierens de Haan (Soemardjan,
1965; Soekanto,1986: 43

HUBUNGAN SOSIOLOGI DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA


1. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Ekonomi
Hubungan antara ekonomi dan sosiologi bahwa ekonomi yang merupakan
basis perilaku sosial yang ikut menentukan tipe dan bentuk interaksi mereka.
Para ahli sosiologi mengakui bahwa ekonomi dan material itu memiliki
pengaruh atas minat serta motivasi kerja pada masyarakat (Popenoe, 1983: 7).
2. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Politik
Ilmu politik memusatkan perhatiannya pada pemerintah dan penggunaan
kekuatan politis. Para akademisi melihat ilmu politik terutama dari gagasan di
belakang sistem pemerintah pada operasi proses politik itu, begitu pun para ahli
sosiologi. Pada sisi lain, para ahli sosiologi menjadi lebih tertarik pada
pertanyaan perilaku politik, seperti alasan orang – orang ikut serta berpolitik
bergabung dalam pergerakan politik atau mendukung isu – isu politik, dan
hubungan antara politik dan institusi sosial lainnya.
3. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Sejarah
Dalam hal ini, ilmu sejarah melihat kita ke belakang untuk
menggambarkan suatu peristiwa, urutan, dan makna tentang peristiwa yang
lampau itu. Penyelidikan sejarah telah bergeser dari laporan tentang orang –
orang dan tempat – tempat untuk menggambarkan kecenderungan sosial yang
luas dari waktu ke waktu. Di dalam putaran mereka, para ahli sosiologi banyak
meminjam peranan penyelidikan historis.
4. Hubungan Sosiologi dengan Psikologi
Psikologi jelas berbeda dengan sosiologi karena dalam kajian psikologi
memusatkan pada pengalaman individu dibandingkan dengan sosiologi yang
menekankan kelompok sosial. Akan tetapi, psikologi sosial kajiannya dengan
cara memahami kepribadian dan perilaku yang dipengaruhi oleh individu –
individu sosial adalah hubungan erat dengan sosiologi. Hal itu mendukung
metode dan disiplin pengetahuan kedua – duanya.
5. Hubungan Sosiologi dengan Antropologi
Antropologi adalah studi biologi manusia dan kebudayaannya dalam semua
periode dan dalam semua bagian – bagian dari dunia itu. Ilmu antropologi fisik
berkonsentrasi pada dua aspek, yakni evolusi biologi manusia dan perbedaan
fisik antara orang – orang did dunia. Sedangkan ilmu antropologi budaya
mengkaji pengembangan dan kultur yang sebagian besar difokuskan pada
masyarakat dan budaya pramodern, walaupun sekarang objek kajian yang
demikian banyak terjadi pergeseran. Sebagai perbandingan, sosiologi lebih
memusatkan pada peradaban modern yang relatif maju. Para ahli sosiologi
banyak yang memunjam konsep – konsep dan pendekatan antropologi.
A. FOKUS ANALISIS, KLASIFIKASI KENYATAAN SOSIAL, DAN
PERSPEKTIF DOMINAN DALAM SOSIOLOGI
Untuk memudahkan pemahaman fokus kajian dalam sosiologi, menurut
sosiolog Popenoe (1983: 8 – 9) serta Spencer dan Inkeles (1982: 20),
cakupannya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sosiologi makro dan
sosiologi mikro. Sosiologi makro menurut Popenoe (1983: 9) sebagai “… the
study of the large scale structures of society and how they relate to one
another”. Dengan semikian, jelas dalam sosiologi makro tersebut struktur kajian
masyarakatnya berskala luas dan mempertanyakan bagaimana mereka
berhubungan satu sama lain.
Sanderson mengemukakan bahwa paling tidak terdapat enam strategi
teoretis berkaitan dengan luasnya kajian sosiologi makro.
1) Materialisme, mengasumsikan bahwa kondisi – kondisi material dari
eksistensi manusia.
2) Idealisme, menegaskan signifikasi pikiran manusia dan kreasinya.
3) Fungsionalisme, berusaha menjelaskan ciri – ciri dasar kehidupan manusia
sebagai respons terhadap kebutuhan dan permintaan masyarakat sebagai
sistem sosial yang pernah tetap.
4) Strategi konflik, memandang masyarakat sebagai arena di mana masing –
masing individu dan kelompok bertarung untuk memenuhi berbagai
kebutuhan dan keinginannya.
5) Strategi evolusioner, memusatkan perhatian kepada upaya
mendeskripsikan dan menjelaskan transformasi sosial jangka panjang, yang
diasumsikan akan memperlihatkan arah transformasi untuk seluruh
perubahan dalam masyarakat manusia.
6) Strategi elektisisme, memberikan toleransi kepada semua sudut pandang
yang ada, yang dalam praktiknya berarti menggunakan bagian – bagian
dari setiap yang ada untuk menjelaskan banyak kehidupan sosial.

Sedangkan untuk kajian sosiologi mikro menurut Popenoe (1983), “… the


study of the individual as social being”, dalam arti lebih memfokuskan pada
kajian individual sebagai makhluk sosial. Sosiologi mikro tersebut menurut
Douglas (1980) sering disebut sebagai the sosiology of everyday life yang
bersifat mikro, khususnya dalam keluarga.
Untuk memudahkan pemahaman dalam mengklasifikasikan berbagai
tingkatan dalam kenyataan sosial, menurut Johnson (1986: 61 – 62) dapat
dibedakan menjadi 4 (empat) tingkatan
1. Tingkat Budaya
2. Tingkat Individual
3. Tingkat Interpersonal
4. Tingkat Struktur Sosial
A. OBJEKTIVITAS DALAM SOSIOLOGI
Objektif merupakan sosiologi merupakan hal yang utama jika bukan
pertama dalam keharusan ilmiah. Tidaklah cukup dengan bersedia mengetahui
sesuatu sebagaimana adanya. Kita harus mengetahui dan waspada terhadap
penyimpangan – penyimpangan yang mungkin kita lakukan. Secara sederhana
penyimpangan adalah suatu kecenderungan, biasanya secara tidak sadar, melihat
fakta dalam suatu arah tertentu karena pengaruh kebiasaan, harapan,
kepentingan dan nilai – nilai seseorang.
Dengan demikian, beberapa bahaya umum terhadap objektivitas adalah
kepentingan pribadi, kedapatan, dan penyimpangan. Sebab bagi seorang
pengamat objektivitas tidaklah datang sedemikian mudah, namun hal tersebut
dapat dipelajari. Kita akan dapat lebih objektif apabila kita semakin waspada
terhadap preferensi – preferensi pribadi kita untuk kemudian menyingkirkannya.
Melalui latihan yang tepat dalam metodologi, studi ilmiah di atas kebanyakan
eksperimen, serta mencatat contoh – contoh penggunaan data, baik secara
objektif maupun subjektif, seorang pengamat pada akhirnya mungkin dapat
mengembangkan kemampuannya untuk menembus berbagai lapisan penipuan
diri dan memandang fakta dengan objektivitas ilmiah pada tingkat yang lebih
tinggi. Para ilmuan memiliki juga sekutu yang kuat, yaitu kritik dari rekan
sejawat. Ilmuan menerbitkan hasil penelitiannya sehingga dengan demikian
karya mereka dapat diperiksa oleh para sejawat ilmuan lainnya. Berkat proses
penerbitan dan kritik tersebut, karya yang bermutu rendah akan segera terlihat
dan para ilmuan yang membiarkan preferensinya mengatur penggunaan data
akan mendapt kritik tajam.
B. KONSEP – KONSEP SOSIOLOGI
Herbert Blumer, seorang ahli sosiologi yang terpandang menetapkan
bahwa konsep – konsep yang menjadi kunci dalam sosiologis adalah samar –
samar, ambigu, dan tidak tentu, usaha untuk membuat terminologi yang lebih
tepat telah menjadikan sebagian besarnya tanpa hasil (Quated dalam Gitter dan
Manheim, 1947; 2). Zetterberg menuliskan dengan jernih tentang masalah ini
sebagai berikut.
Sosiologists have spent much energy in developing technical definitions,
but to date they have not achieved a consensus about them that is
commensurate with their effort. At present there are so many different
competing definitions for key sociological notions such as “status” and
“social role” that these terms are no more valuable than their
counterparts …. In everyday speech” (Zetterberg, 1966: 30).
Sebaliknya, Horton dan Hunt (1991: 48-49) mengemukakan pendapat yang
jauh berbeda. Mereka beranggapan bahwa studi sosiologi yang menggunakan
konsep – konsep tersebut paling tidak ada dua manfaat:
1. Kita memerlukan konsep yang diutarakan dengan teliti untuk
melangsungkan suatu diskusi ilmiiah.
2. Perumusan konser menyebabkan ilmu pengetahuan bertambah.

Adapun konsep – konsep yang terdapat dalam sosiologi tersebut,


mencakup masyarakat, peran, norma, sanksi, interaksi sosial, konflik sosial,
perubahan sosial, permasalahan sosial, penyimpangan, globalisasi, patronase,
kelompok, patriarki, dan hierarki.
1. Masyarakat
Masyarakat adalah golongan besar atau kecil yang terdiri dari beberapa
manusia yang dengan sendirinya bertalian secara golongan dan merupakan
sistem sosial yang saling memengaruhi satu sama lain (Shadily, 1984:31;
Soekanto, 1993: 466).
2. Peran
Peran adalah satuan keteraturan perilaku yang diharapkan dari individu.
3. Norma
Suatu norma adalah suatu standar atau kode yang memandu perilaku
masyarakat.
4. Sanksi
Sansksi adalah suatu rangsangan untuk melakukan atau tidak melakukan
suatu perbuatan (Soekanto, 1993: 446).
5. Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah proses sosial yang menyangkut hubungan timbala
balik antar pribadi, kelompok, maupun pribadi dengan kelompok
(Popenoe, 1983: 104; Soekanto, 1993: 247).
6. Konflik Sosial
Konflik sosial adalah pertentangan sosial yang bertujuan untuk menguasai
atau menghancurkan pihak lain.
7. Perubahan Sosial
Perubahan sosial mengacu pada variasi hubungan antarindividu,
kelompok, organisasi, kultur, dan masyarakat pada waktu tertentu (Ritzer,
1987: 560).
8. Permasalahan Sosial
Istilah permasalahan sosial merujuk kepada suatu kondisi yang tidak
diinginkan, tidak adail berbahaya, ofensif, dan dalam pengertian tertentu
mengancam kehidupan masyarakat. Dalam pendekatannya, studi tentang
permasalahan sosial dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni
pendekatan realis dan objektif dan konstruksionalisme sosial (Pawluch,
2000: 995).
9. Penyimpangan
Istilah penyimpangan atau deviance sebenarnya dalam sosiologi telah
lama ada sejak awal kelahiran ilmu tersebut. Akan tetapi, makna
sosiologisnya baru muncul belakangan.para sosiolog dan kriminolog
mengartikan sebagai perilaku yang terlarang , perlu dibatasi , disensor,
diancam hukuman atau label lain yang dianggap buruk sehingga istilah
tersebut sering di padankan dengan pelanggaran aturan (Rock, 2000:227-
228). Namun demikian, istilah penyimpangan tersebut tetap lebih luas dari
pada kriminalitas karena menyimpang itu tidak sepenuhnya melanggar
secara kriminal.

10.Globalisasi
Istilah globalisasi merujuk pada implikasi tidak berartinya lagi jarak
nasional, regional, maupun teritorial sehingga apapun yang terjadi dan
berlangsung di satu tempat, bukan jaminan bahwa kejadian atau peristiwa
tersebut tidak membawa pengaruh di tempat lain (Ohmae, 2002: 3-30).
11.Patronase
Istilah patronase dalam istilah ilmu – ilmu sosial lebih banyak dikaitkan
dengan bitokrasi sehingga dikenal birokrasi patrimonial. Dalam birokrasi
patrimonial ini serupa dengan lembaga perkawulaan, di mana patron
adalah gusti atau juragan, dan klien adalah kawula. Hubungan antara gusti
dan kawula tersebut bersifat ikatan pribadi, implisit dianggap mengikat
seluruh hidup, seumur hidup, dengan loyalitas primordial sebagai dasar
tali perhubungan (Kuntjoro-Jakti, 1980: 6).
12.Kelompok
Konsep kelompok atau group secara umum dapat didefinisikan sebagai
sekumpulan orang yang disatukan oleh suatu prinsip dengan pola
rekrutmen hak dan kewajiban tertentu (Holy, 2000:421).
13.Patriarki
Secara harfiah patriarki berarti aturan dari pihak ayah. Istilah ini memiliki
penggunaan yang cukup luas, namun umumnya memiliki kecenderungan
untuk mendeskripsikan kondisi superioritas laki – laki atas perempuan
(Cannel, 2000: 734).
14.Hierarki
Konsep hierarki merujuk kepada suatu jenjang, tatanan, peringkat
kekuatan, prestise, atau prioritas. Ditinjau dari historisnya, secara umum
konsep hierarki diserap oleh ilmu – ilmu sosial pada mulanya hanya
mengacu kepada gereja, pemerintahan pendeta, dan biasanya Gereja
Katolik Roma. Dalam pengertian yang lebih luas, merujuk pada organisasi
bertingkat dari para pendeta atau paderi (Halsey, 2000: 433).
A. TEORI – TEORI SOSIOLOGI
1. Teori Tindakan Sosial dan Sistem Sosial Talcot Parsons
a. Teori Tindakan Sosial
b. Teori Sistem Sosial
1. Teori Evolusi Sosial Herbert Spencer
2. Teori Teknologi dan Ketinggalan Budaya (Cultural Lag) William F.
Ogburn
3. Teori Dramaturgi Erving Goffman
4. Teori Strukturasi Anthony Giddens
5. Teori Globalisasi “of Nothing” George Ritzer

BAB 5
ANTROPOLOGI
A.Pengertian dan Ruang Lingkup Antropologi
Istilah antropologi berasal dari bahasa Yunani, asal kata anthropos berarti
maberarti ilmu. Para antropologi sering mengemukakan antropologi merupakan
studi tentang umat manusia dan prilakunya, dan untuk memperolah pengertian
atupnusia dan logos un pemahaman yang lengkap tentang keanekaragaman
manusia.
Secara khusus ilmu antropologi terbagi kedalam 5 sub ilmu yang
mempelajari :
1. Masalah asal dan perkembangan manusia secara biologis
2. Masalah terjadinya aneka ragam ciri fisik manusia
3. Masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam
kebudayaan manusia
4. Masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam
bahasa yang diucapkan di seluruh dunia
5. Masalah mengenai asas-asas dari masyarakat dan kebudayaan manusia
dari aneka ragam suku bangsa yang tersebar di seluruh dunia masa
kini.
1. Antropologi fisik
Mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak
perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi
biologisnya dalam berbagai jenis.

2. Antropologi budaya
Memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun cara
hidupnya dalam masyarakat. Antropolgi budaya lebih menekankan kepada
4 aspek yang tersusun :
a. Pertimbangan politik
b. Menyangkut hubungan kebudayaan dengan kekuasaan
c. Menyangkut bahasa dalam antropologi budaya
d. Preferensi dan pemikiran individual dimana terjadi hubungan antara jati
diri dan emosi.
Seperti yang telah dikemukakan diatas, cabang antropologi budaya ini
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a. Arkeologi
Adalah cabang antropologi kebudayaan yang mempelajari benda-benda
peninggalan lama dengan maksud untuk menggambarkan serta
menerangkan prilaku manusia karena dalam peninggalan-peninggalan
lama itulah terpantul ekspresi kebudayaannya.
b. Antropologi linguistik
Ernest cassirer mengatakan bahwa manusia adalah mahluk yang paling
mahir dalam menggunakan simbol-simbol sehingga manusia disebut
homo symbolicum. Disinilah antropologilinguistik berperan. Ia
merupakan deskripsi suatu bahasa maupun sejarah bahasa yang
digunakan.
c. Etnologi
Pendekatan etnologi adalah etnografi, lebih memusatkan perhatiannya
pada kebudayaan-kebudayaannya zaman sekarang, telaahnya pun terpusat
pada prilku manusia, sebagaimana yang dapat disaksikan langsung,
dialami serta didiskusikan dengan pendukung kebudayaannya.
Hanya dengan mempelajari mekanisme, struktur, serta sarana-sarana
diluar diri manusia, yakni alat yang digunakan manusia untuk
mentransformasikan dirinya sendiri,dapat kita ketahui alasan perbedaan
keyakinan, nilai, prilaku,dan bentuk sosial antara kelompok satu dengan
yang lainnya.
Secara keseluruhan, yang termasuk bidang-bidang khusus secara tematis
dalam antropologi lainnya,selain antropologi fisik dan kebudayaan adalah :
1. Antropologi ekonomi
Bidang ini merupakan cara manusia dalam mempertahankan dan
mengekspresikan diri melalui penggunaan barang dan jasa material.
Ruang lingkup antropologi ekonomi tersebut mencakup riset tentang
teknologi,produksi,perdagangan. Konsumsi,serta tinjauan tentang
berbagai bentuk pengaturan sosial dan ideologis manusia untuk
mendukung kehidupan materi manusia.
2. Antropologi medis
Antropologi medis ini banyak membahas hubungan antara penyakit dan
kebudayaan yang tampak mempengaruhi evolusi manusia tertuma
berdasarkan hasi-hasil penemuan paleopatologi. Begitu luasnya ruang
lingkup antropologi medis ini, sampai sekarang tiadak mudah untuk
mendefinisikan subjek kajiannya.
3. Antropologi psikologi
Bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji tentang
hubungan antara individu dengan makna dan nilai dengan kebiasaan
sosial dari sistem budaya yang ada.
4. Antropologi sosial
Dalam kajiannya, antropologi sosial mendeskripsikan proyek evolusionis
yang bertujuan merekontruksi masyarakat primitif asli dan mencatat
perkembangannya melalui berbagai tingkat peradaban.

A.Pendekatan, Metode, Teknik, Ilmu Bantu, dan Jenis Penelitian


Antropologi
Menurut Gopala, sarana dalam ilmu antropologi,sedikitnya ada 4 macam
penelitian komparatif, yaitu

1. Penelitian komparatif dengan tujuan menyusun sejarah kebudayaan


manusia secara inferesial
2. Penelitian komparatif untuk menggambarkan suatu kebudayaan
3. Penelitian komparatif untuk taksonomi kebudayaan
4. Penelitian komparatif untik menguji korelasi-korelasi antar unsur, antar
pranata, dan antar gejala kebudayaan untuk membuat generalisasi-
generalisasi mengenai tingkah laku manusia pada umumnya.
Kemudian jika dilihat dari beberapa ilmu yang merupakan bagian dalam
ilmu antropologi, menurut Koentjaratningrat mencakup 5 disiplin ilmu, yaitu
1. Paleoantropologi
Merupakan ilmu tentang asal usul atau soal terjadinya evolusi makhluk
manusia dengan mempergunakan bahan penelitian melalui sisa-sisa tubuh
yang telah membatu, atau fosil-fosil manusia dari zaman ke zaman yang
tersimpan dalam lapisan bumi dan didapat dengan berbagai penggalian.
2. Antropologi fisik
Merupakan bagian ilmu antropologi yang mempelajari suatu pengertian
tentang sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia jika dipandang
dari sudut ciri-ciri tubuhnya, baik lahir maupun sifat bagian dalam.
3. Etnolinguistik atau antropologi linguistik
Suatu ilmu yang berkaitan erat dengan ilu antropologi, dengan berbagiai
metode analisis kebudayaan yang berupa daftar kata-kata, pelukisan
tentang ciri dan tata bahasa dari beratus-ratus bahasa suku bangsa yang
tersebar di berbagai tempat dimuka bumi ini.

4. Prehistori
Merupakan ilmu tentang perkembangan dan penyebaran semua
kebudayaan manusia sejak sebelum manusia mengenal tulisan atau huruf
5. etnologi
Merupakan bagian ilmu atropologi tentang asas-asas manusia ,
mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari
bangsa-bangsa tertentu yang tersebar dimuka bumi ini pada masa
sekarang.

A.Tujuan dan Kegunaan Antropologi


Setiap antropologi yang memulai penelitian lapangan perdana nya, pada
umumnya mencari suatu bangsa atau kelompok yang belum pernah di teliti.
Tujuannya sudah jelas adalah untuk memperluas arena perbandingan di samping
untuk merekam berbagai budaya sebelum budaya-budaya itu lenyap.
Antropologi memang merupakan studi tentang manusia. Ia tidak hanya
sebagai suatu disiplin ilmu yang bersifat akademis tetapi juga merupakan suatu
cara hidup yang berusaha menyampaikan kepada para mahasiswa apa yang telah
diketahui orang.
Antropologi fisik memusatkan perhatiannya pada manusia sebagai
organisme biologis yang tekanannya pada upaya melacak evolusi perkembangan
manusia dan mempelajari pariasi-pariasi biologis dalam spesies manusia.
Sedangkan Antropologi budaya berusaha mempelajari manusia berdasarkan
kebudayaan nya.
Selain itu, antropologi bermaksud mempelajari umat manusia secara
objektif, paling tidak mendekati objektif dan sistematis. Sedangkan data yang
digunakan ahli antropologi dapat berupa data dari suatu masyarakat atau studi
komparatif diantara sejumlah besar masyarakat.

B. Hubungan Antropologi dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya


1. Hubungan antropologi dengan sosiologi
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat manusia terutama dari sudut
hubungan antar manusia dan proses-proses yang timbul dari hubungan
manusia dalam masyarakat.
2. Hubungan antropologi dengan psikologi
Hal itu tampak karena dalam psikologi pada hakikatnya mempelajari prilaku
manusia dan proses-proses mentalnya. Dengan demikian, psikologi
membahas faktor-faktor penyebab prilaku manusia secara internal, seperti
motifasi, minat, sikap, konsep diri, dan lain-lain. Sedangkan dalam
antropologi, khususnya antropologi budaya lebih bersifat faktor eksternal,
yaitu lingkungan fisik, lingkungan keluarga, dan lingkungan sosial dalam arti
luas.
3. Hubungan antroplogi dengan ilmu sejarah
Konsep-konsep tentang kehidupan masyarakat yang di kembangkan oleh
antropologi dan ilmu-ilmu sosial alinnya, akan memberi pengertian banyak
kepada seorang ahli sejarah untuk mengisi latar belakang dari peristiwa
polotik dalam sejarah yang menjadi objek penyelidikannya.
4. Hubungan antropologi dengan ilmu geografi
Antropologi berusaha menyelami keanekaragaman manusia jika dilihat dari
ras, etnis, maupun budayanya.
5. Hubungan antropologi dengan ilmu ekonomi
Seorang ahli ekonomi yang akan membangun ekonomi di negara-negara,
tentu akan memerlukan bahan komparatif mengenai, misalnya sikap terhadap
kerja, sikap terhadap kekayaan, sistem gotongroyong, dan sebagainya yang
menyangkut bahan komparatif tentang berbagai unsur dari sistem
kemasyarakatan di negara-negara. Untuk pengumpulan keterangan
komparatif tersebut, ilmu antropologi memiliki manfaat yang tinggi bagi
seorang ekonom.

6. Hubungan antara antropologi dengan ilmu politik


Agar dapat memahami latar belakang dan adat istiadat tradisional dari suku
bangsa itulah maka metode analisis antropologi menjadi penting bagi seorang
ahli ilmu politik untuk mendapat pengertian tentang tingkahlaku dari partai
politik yang di telitinya.

A.Objektifitas Dalam Antropologi


Masalah lama dalam ilmu-ilmu sosial yang belum terpecahkan sampai
sekarang adalah mengenai kesenjangan peneliti. Barangkali soal inilah yang
paling sulit dan menjadi kendala, terutama dalam antropologi karena dalam cara
pengumpulan data dasarnya yang rumit dalam persoalan tersebut. Secara
tradisional menurut David Kapplan dan Albert A Manners, antropologi
berkecimplung selama satu tahun atau lebih dalam kancah suatu budaya yang
eksotik yang dipelajarinya, mengamati lembaga-lembaga, pranata, dan cara
hidup.

B. Sejarah Perkembangan Antropologi


Dalam sejarah lahirnya antropologi, perkembangan ilmu tersebut melalui
suatu tahapan yang panjang. Koentjaraningrat memaparkan bahwa lembaga-
lembaga antropologi etnologi merupakan awal lahirnya antropologi.

Jika disimak tentang perkembangan ilmu-ilmu bagian antropologi, boleh


jadi etnografi merupakan bagian yang paling sukses dalam antropologi sosial
dan budaya. Akan tetapi apa sebenarnya manfaat yang dapat di petik dari studi-
studi etnografi yang umumnya menangani komunitas-komunitas kecil terasing
itu ? menurut Kuper ada 4 jawaban, yaitu:
1. Menurut pemikiran evolusionistis, orang-orang yang di anggap primitif
itu secara kesejarahan dapat memberikan pemahaman tentang cara hidup
nenek moyang manusia.
2. Melihat gambaran ilmu-ilmu sosial, banyak ahli antropologi berpendirian
bahwa penelitian dan perbandingan etnografi akan memudahkan
perkambangan ilmu sosial yang benar-benar universal, menyentuh umat
manusia, dan tidak membatasi diri pada studi-studi tentang masyarakay
modern barat.
3. Sejumlh ahli antropologi yang dipengaruhi oleh etnologi dan kemudian
sosio biologi, meyakini bahwasannya etnografi komparatif akan
mengangkat unsur- unsur kemanusiaan yang universal.
4. Para humanis yang acap kali skeptis terhadap generalisasi-generalisasi
mengenai prilaku manusia, berpendapat bahwa pemahaman terhadap
kehidupan yang asing itu sendiri akan banyak gunanya.
A.Konsep-Konsep Antropologi
Konsep kebudayaan yang paling umum, paling tidak terdapat 7 kelompok
pengertiaan kebudayaan, yaitu :
1. Kelompok kebudayaan sebagai keseluruhan kompleks kehidupan manusia
2. Kelompok kebudayaan sebagai warisan sosial atau tradisi
3. Kelompok kebudayaan sebagai cara dan aturan termasuk cita-cita, nilai-
nilai, dan kelakuan.
4. Kelompok kebudayaan sebagai keterkaitan dalam proses-proses
psikologis.
5. Kebudayaan sebagai struktur atau pola-pola kebudayan
6. Kelompok kebudayaan sebagai hasil perbuatan atau kecerdasan manusia
7. Kelompok kebudayaan sebagai sistem simbol.
Adapun yang merupakan contoh konsep antropologi di antaranya,

1. Kebudayaan
2. Evolusi
3. Culture area
4. Enkulturasi
5. Difusi
6. Akulturasi
7. Etnosentrisme
8. Tradisui
9. Ras dan etnik
10.Stereotip
11.Kekerabatan
12.Magis
13.Tabu
14.Perkawinan
A.Generalisasi-Generalisasi Antropologi
1. Kebudayaan
Dalam mengapresiasi budaya bangsa, setiap kebudayaan di samping
memiliki kelemahan juga memiliki keunggulan.
2. Evolusi
Evolusi tidak terbatas pada bidang biologi saja, melainkan meluas pada
bidang sosial dan kebudayaan
3. Culture area
Pertumbuhan kebudayaan menyebabkan timbulmnya unsur-unsur baru
yang akan mendesak unsur-unsur budaya lama ke arah pinggir, sekeliling
daerah pusat pertumbuhan budaya itu
4. Enkulturasi
Proses enkulturasi seseorang terhadap budaya orang lain itu di perlukan
5. Difusi
Orang dapat saja beranggapan bahwa dengan meluasnya unsur-unsur
budaya menyimpulkan bahwa telah terjadi proses difusi budaya
6. Akulturasi
Perpaduan dua budaya tanpa menghilangkan budaya aslinya.

7. Etnosentrisme
Penilaian yang baik terhadap sikap-sikap dan pola kebudayaan
kelompoknya sendiri.
8. Tradisi
Aktivitas kebudayaan yang bermaksud untuk memuaskan suatu rangkaian
dari sejumlah kebutuhan naluri makhluk manusia yang berhubungan
dengan seluruh kehidupannya.
9. Ras dan etnik
Ras merupakan suatu konsep biologi yang valid. Sedangkan konsep etnik
lebih merujuk kepada kesatuan-kesatuan sosial dalam sistem sosial.
10.Stereotip
Berkembangnya prasangka dan stereotip antar etnik yang terjadi di
indonesia akan memperlemah rasa persatuan dan kesatuan bangsa
indonesia
11.Kekerabatan
Ikatan ibu dan anak dapat diamati dan dinilai secara universal, tetapi
peranan ayah maupun ibu dalam masyarakat tradisional sangatlah
bervariasi.
12.Magis
Magis memang kejam, jahat dan mudah disalah gunakan oleh pihak-pihak
yang berkepentingan
13.Tabu
Dalam pandangan kaum fungsionalis, tabu memilki nilai-nilai kegunaan
yang perlu dijaga oleh masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan
hidupnya.
14.Perkawinan
Untuk mengatur proses pemilihan pasangan dan perkawinan memiliki
norma yang begitu kompleks.

A.Teori-Teori Antropologi
1. Teori orientasi nilai budaya
a. Dalam kaitannya dengan makna hidup manusia.
b. Berkenaan dengan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
c. Dalam kaitannya dengan persepsi manusia dengan waktu.
d. Dalam kaitannya dengan makna dari pekerjaan.
e. Dalam kaitannya dengan hubungan antar sesama manusia.
1. Teori evolusi sosiokultural
a. Evolusi sosiokultural meliputi seluruh sistem sosiokultural maupun
komponen-komponen yang terpisah dari sistem tersebut.
b. Evolusi sosiokultural bukanlah proses tunggal.
c. Perbedaan tersebut dapat dirinci sebagai evolusi paralelel, evolusi
konvergen, dan evolusi divergen.
d. Evolusi paralel, merupakan evolusi yang terjadi dalam dua atau lebih
sosiobudaya tang berkembang dengan cara yang sama dan dengan
tingkat yang pada dasarnya sama.
e. Evolusi konvergen, terjadi ketika berbagai masyarakat berbeda
perkembangannya, namun akhirnya mengikuti pola yang serupa
kemajuannya.
f. Evolusi divergen, terjadi ketika berbagi masyarakat yang semula
mengikuti banyak persamaan yang serupa, namun akhirnya mencapai
tingkat perkembangan yang jauh berbeda.
1. Teori evolusi kebudayaan
a. Zaman liar tua
b. Zaman liar madya
c. Zaman liar muda
d. Zaman barbar tua
e. Zaman barbar madya
f. Zaman barbar muda
g. Zaman peradaban purba
h. Zaman peradaban masa kini
1. Teori evolusi animisme dan magic
a. Animisme adalah suatu kepercayaan pada semua benda.
b. Asal mula religi adalah kesadaran manusia akan adanya jiwa
c. Manusia memecahkan beberapa persoalan hidupnya selalu dengan
akal dan sisitem pengetahuannya.
d. Ilmu gaib mulanya hanya untuk mengatasi pemecahan masalah hidup
yang berada diluar kemampuan akal dan sistem pengetahuannya.
e. Karena penggunaan magic tidak selalu berhasil maka mulailah
diyakini bahwa alam semesta dihuni oleh makhluk-makhluk halus
yang lebih berkuasa daripada manusia.
f. Antara agama dan magic itu berbeda.
g. Magic memiliki 2 prinsip utama. Pertama magic simpatetis, kedua
magic senggol.
1. Teori evolusi keluarga
a. Tahap promiskuitas
b. Lambat laun manusia sadar akan hubungan antara ibu dengan anaknya
sebagai suatu kelompok keluarga inti dalam masyarakat.
c. Sistem patriarchate, dimana ayah menjadi kepala keluarga.
d. Perkawinan tidak selalu dari luar kelompok, tetapi dapat juga dari
dalam kelompok yang sama.
1. Teori upacara sesaji
a. Disamping sistem keyakinan dan doktrin sisitem upacara pun
merupakan suatu perwujudan dan religi yang memerlukan studi
analisis khusus.
b. Upacara religi tersebut, biasnya dilaksanakan oleh banyak warga
masyarakat dan memiliki fungsi sosial untuk mengintensifkan
solidaritas masyarakat.
c. Pada prinsipnya, upacara sesaji, dimana manusia menyajikan sebagian
dari seekor binatang, terutama darahnya kepada dewa, kemudian
memakan sendiri sisa daging dan darahnya.
BAB 6
ILMU GEOGRAFI

A.PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI


Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geo yang berarti bumi dan
graphein yang berarti lukisan atau tulisan. Menurut pengertian yang
dikemukakan Eratosthenes, geografika berarti tulisan tentang bumi. Pengerian
bumi dalam geografi, tidak hanya berkenaan dengan fisik alamiah bumi saja,
melainkan juga meliputi gejala dan prosesnya, baik itu gejala dan proses
alamnya, maupun gejala proses kehidupannya. Gejala diproses kehidupan
melibatkan kehidupan tumbuh-tumbuhan, binatang, dan manusia sebagai
penghuni bumi.
Secara sederhana, dapat dikemukakan bahwa cakupan dan peranan
geografi itu setidaknya memiliki 4 hal yang dikemukakan dari hasil penelitian
UNESCO (1965: 12-35) maupun Lousbury (1975: 1-6) yaitu:
1. Geografi sebagai suatu sintesis
Artinya, pembahasan geografi itu pada hakikatnya dapat menjawab substansi
pertanyaan-pertanyaaan tentang what, where, when, why, dan how.
2. Geografi sebagai suatu penelaahan gejala dan relasi keruangan
Dalam hal ini geografi berperan sebagai “pisau” analisis terhadap fenomena-
fenomena, baik alamiah maupu insaniah.
3. Geografi sebagai disiplin tata guna lahan
Di sini, titik beratnya pada aspek pemanfaatan atau pendayagunaan ruang
geografi yang harus semakin ditingkatkan. Sebab pertumbuhan penduduk
yang begitu pesat.
4. Geografi sebagai bidang ilmu penelitian
Hal itu dimaksudkan agar dua haldapat tercapai, yaitu sebagai berikut:
a. Meningkatkan pelaksanaan penelitian ilmiah demi disiplin geografi itu
sendiri yang dinamis sesuai dengan kebutuhan pengembangan ilmu yang
makin pesat.
b. Meningkatkan penelitian praktis untuk kepentingan kehidupan dalam
meningkatkan kesejahteraan umat manusia (Sumaatmadja, 1988:41).
Ilmu geografi kontemporer bahwa secara sederhana geografi merupakan
disiplin akademik yang terutama berkaitan dengan penguraian dan pemahaman
atas perbedaan-perbedaan kewilayahan dalam distribusi lokasi dipermukaan
bumi. Fokusnya adalah sifat dan saling berkaitan antara tiga konsep yaitu,
lingkungan, tata ruang, dan tempat.
1. Lingkungan
Lingkungan alamiah pada suatu wilayah terdiri atas permukaan lahan itu
sendiri, hidrologi permukaan air di wilayah itu, flora dan fauna yang
tertinggal didalamnya. Lapisan tanah yang menutupi permukaan itu, dan
atmosfer yang terdapat di atasnya. Semua unsure itu terjalin dalam suatu
sistem lingkungan yang kompleks.
2. Tata Ruang
Tata ruang merupakan fokus kajian bagi para ahli geografi manusia. Hal ini
bukan semata-mata karena penggunaan lahan oleh manusia selama sekian
decade menjadi topik yang penuh perhatian, tetapi juga esensi dalam
berbagai skala ( antara perkotaan dan perdesaan) terdapat hubungan yang
erat, selain dengan lingkungan fisiknya juga sosialnya.
3. Tempat
Tempat merupakan pusat bagi geografi karena peranannya sebagai faktor
pembatas dalam perkembangan manusia, serta mengingat pentingnya
tempat sebagai kontruksi dunia ( Johnston, 2000:408). Sebab mengenal
siapa dirinya dan orang lain, juga didasarkan pada tempat. Identitas fisik
dan sosial budaya dipengaruhi oleh tempat. Tempat merupakan lingkungan
pergaulan, diciptakan oleh manusia dalam konteks persepsi mereka
mengenai alam dan sosialnya.
Adapun cabang-cabang dari geografi manusia ( human man geography)
mencakup:
1. Geografi Ekonomi ( Ecnomic Goegraphy)
Geografi ekonomi menguraikan tentang produksi, distribusi, pertukaran
atau perdagangan, serta konsumsi atas berbagai barang dan jasa yang
dilakukan pada tempat-tempat yang saling berjauhan. Geografi ekonomi
mulai diakui sebagai bidang studi tersendiri pada akhir abad ke-19 dan
kebangkitannya bertolak dari kolonialisme Eropa ( Barnes, 2000: 267).
2. Geografi Politik ( Political Geography)
Geografi politik menekankan bahwa teritorial ditafsirkan sebagai hubungan
mendasar antara kedaulatan negara dengan tanah air nasional yang terletak
di jantung legitimasi dan praktik negara modern. Dalam sejaranhya, sejak
awal terjadinya geografi politik sebagai suatu bangunan pengetahuan yang
koheren pada akhir ke-19, sub disiplin ini telah mengalami empat fase
perkembangan utama, yakni lingkunan,fungional, analisis wilayah, dan
pluralistik.
3. Geografi Urban ( Urban Geography)
Geografi urban berkaitan dengan sifat-sifat, tata ruang, kotak kecil dan
besar, dan berbagai cara yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh proses
fisik, demografi, ekonomi, sosial, budaya, politik.
4. Geografi Sejarah (Hystorical Geography)
Geografi sejarah sebagai studi mengenai masa lalu yang mencerminkan
keanekaragaman geografi itu sendiri. Ia tidak hanya mencakup geografi
tradisional yang berhubungan dengan tempat, tata ruang, dan lingkugan,
melainkan juga masalah-masalah modern. Seperti ekologi, lokasi, serta
lansekap.

5. Geografi Populasi ( Population Geography)


Bagian geografi dapat dibedakan tentang karya para ahli yang terfokus
pada penyebaran populasi, dengan karya yang berusaha memahami faktor-
Faktor yang mempengaruhi variasi dalam penyebaran tersebut. Dengan
demikian, bidang ini menempati tempat yang berbeda dan terpisah diantara
sub bidang geografi, bahkan menuntut pentingnya hubungan antara
demografi, biologi manusia, dan ilmu kedokteran dengan ilmu-ilmu sosial
lain, terutama dengan sosiologi serta ilmu ekonomi.
6. Geografi Sosial ( Social Geography)
Geografi sosial merupakan sebuah sub disiplin dari geografi sebagai
sebuah subjek yang mengaitkan ilmu-ilmu sosial dengan ilmu-ilmu
alamiah, serta meliputi topic-topik mulai dari tektonik samapai
psikoanalisis( Smith, 2000: 981). Dalam geografi sosial menyetarakan
keseluruhan dengan geografi manusia yaitu dengan kekuatan ilmu-ilmu
sosial dari disiplin ilmu tersebut dalam hubungan manusia ( masyarakat)
dengan alam.
7. Sistem Informasi Geografi ( Geograpical Information Sistem)
Sistem informasi geografi adalah sistem komputer yang terintegrasi yang
digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menambah, memanipulasi,
menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi mengenai
masalah geogrfis ( Unwin 2000:402). Sistem informasi geografi ini
dikembangkan oleh para ahli geografi sejak tahun 1960-an, namun
penggunaan sistem ini secara lengkap baru menyebar luas tahun 1980-an
ketika biaya pengadaan komputermenurun tajam dan perangkat komputer
sudah menjaadi hal yang umum. Pada setiap sistem informasi geografi
harus menyertakan data, perangkat keras, dan personil pelaksanaanya.

A.PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PENELITIAN GEOGRAFI


1. Pendekatan Gegrafi
Pendekatan ini berkaitan erat dengan kuatifikasi dan keyakinan pada
keteraturan statistic yang merupakan bukti adanya sebaba akibat empiris, seperti
yang disyratkan oleh teorinya.
Beberapa macam pendekatan geografi yang sering digunakan diantaranya:
a. Pendekatan Analisis Keruangan
b. Pendekatan Ekologi
c. Pendekan Kompleks Wilayah
• Pedekatan keruangan
• Pendekatan ekologi ( ecological approach)
• Pendekatan historis ataupun kronologi
• Pendekatan sistem (sistem approach)
1. Metode Penelitian Geografi
a. Metode diskriptif
Metode diskriptif banyak digunakan sejk ilmu geografi lahir sebagai
disiplin ilmu yang bersifat akademis. Tujuan metode deskriptif adalah untuk
mendeskriptikan atau menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada pada masa
sekarang. Dalam metode deskriptif terbagi-bagi lagi menjadi metode studi
kasus, survey, dan studi pengembangan.
b. Metode Eksperimen dan Korelasi
Pendekatan ini berkaitan erat dengan kantifikasi, keyakinan pada
keteraturan statistikmerupakan bukti adanya hubungan sebab akibat empiris
sseperti yang disyaratka oleh teorinya.
c.Metode ex Post Facto
Metode ini untuk melihat dan mengkaji hubungan antara dua variabel atau
lebih, dimana variable yang dikaji telah terjadi sebelumnya atau tidak
diberiperlakuan khusus. Ex Post Facto artinya sesudah fakta karena dalam
penelitian ini peneliti tidak perlu melakuakn manipulasi atau perlakuan terhadap
variable bebas.
1. Teknik Penelitian Geografi
Teknik penelitian yang banyak digunakan dalam ilmu geografi, misalnya
observasi lapangan, wawancara, kuesioner, studi dokumentasi, dan studi
literatur.
a. Observasi Lapangan (Field Observation)
Observasi lapangan merupakan teknik pengumpulan data dalam
ilmugeografi yang berusaha melihat langsung tentang gejala dan masalah
geografis. Teknik ini banyak sekali digunakan untuk penlitia-penelitian
geografis, bahkan merupakan teknik pengumpulan data yang paling
dominan ( Sumaatmadja, 1988:105).
b. Wawancara (Interview)
Wawwancara merupakan teknik pengumpulan data dalam ilmu geografi
yang dilakukan oleh peneliti(interviewer) terhadap respon (interviewee)
untuk memperoleh keterangan yang lebih jauh dari sekedar observasi.
Teknik ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung
terhadap responden secara verbal, baik formal maupun informal.
c. Kuesioner atau Angket
Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data dengan
menyebarkan sejumlah pertanyaan-pertanyaan,baik yang bersifat terbuka
maupun tertutup dan dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan tertulis.
Tujuannya hampir sama dengan wawancara, yaitu untuk mengkontruksi
mengenai orang, kejadian, kegiatan organisasi, perasaan, motivasi,
tuntutan, kepedulian dan lain-lain. (Fraenkel dan Wallen.1993:112-113).
d. Studi Dokumentar
Studi dokumentar merupakan teknik pengumpulan data yang merupakan
upaya untuk mengkaji setiap bahan tertulis, film, serta catatan (record)
dokumen dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu dokumen pribadi dan
dokumen resmi. Sifat dokumen adalah tidak reaktif sehinga tidak sukar
diperoleh dengan teknik kajian isi. (Moleong. 1998: 161).
e. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data dengan megkaji
berbagai teori, prinsip, konsep, dan hokum-hukum yang berlaku dalam
ilmu geografi. Semuanya ini diperlukan sebagai data teritik yang releven
dengan kebutuhan kajian atau penelitian. Oleh karena itu, sustu penelitian
geografi musthail dilakukan tanpa disertai kajian kepustakaan
(Sumaatmadja. 1988: 110).
A.SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU GEOGRAFI

Seperti halnya ilmu-ilmu sosial lainnya, pada mulanya disiplin geografi


tidak tersusun secara sistematis seperti sekarang ini.pada zaman Homeros dan
Hesiodos. Pada abad ke-9 sampai ke-8 sebelum Masehi, sebagian orang
menganggap pengetahuan tentang bumi masih sangat dipengaruhi oleh mitologi,
terutama mitos kosmogonis ( keterangan tentang asal usul serta sifat kejadian-
kejadian dalam alam semesta) (Bertens, 1999: 19). Selain itu, pengetahuan
mengenai suatu wilayah yang meliputi aspek-aspek alamiah dan insaniah, pada
mulanya hanya dalam bentuk cerita yang disampaikan oleh seseorang kepada
yang lainnya.
Pada zaman Thales (640-548 SM), masih beranggapan bahwa bumi
berbentuk silinder yang terapung di atas air dengan separuh bola hampa
diatasnya. Pendapat itu hilang seabad kemudian setelah Parmenides (515-455
SM) mengemukakan pendapatnya bahwa bumi memiliki bentuk bulat. Lambat
laun pengaruh mitologi itu semakin berkurang dengan berkembangnya pengaruh
ilmu alam sejak abad ke-6 SM, sehingga corak pengetahuan tentang bumi
tersebut mulai memiliki dasar ilmu pasti/ alam yang lebih baik. Kemudian
terdorong oleh kebutuhan untuk mempermudah perjalanan berikutnya, secara
sederhana pengalaman perjalan itu dilukiskan kedalam bentuk peta. Sejak itu,
penyelidikan tentang bumi dilakukan dengan memakai logika. Dengan
demikian, logos (akal budi dan rasio) mengganti mitos (Bintarto dan
Hadisumarno, 1979:2).
Bagi kepentingan perjalanan, perdagangan, peperangan, dan pertahanan,
peta tersebut sangat membantu dalam memvisualisasikan suatu objek telaahan.
Pada zaman Yunani kuno, pandangan paham geografi sangat dipengaruhi oleh
pandangan filsafat spekulatif maupun sejarawan yang berusaha memadukan
ilmu pengetahuan geografi dengan sejarah. Tidak sedikit uraian geografi bersifat
sejarah, atau sebaliknya uraian sejarah bersifat geografi.

B. MANFAAT TERAPAN GEOGRAFI

Sebagai disiplin akademis yang memiliki potensi terapan untuk memahami


mengenai dunia, terdapat beberapa pendapat, seberapa perlunya segi terapan ini
karena beragamnya tuntutan yang dikemukakan kepada disiplin ini maupun
kepada akademisinya secara umum.
Makin meningkatnya minat pada isu-isu lingkungan, baik tingkat lokal,
regional, nasional,maupun global, telah menjadi perhatian para ahli geografi.
Banyak karya mereka menekankan kedua sisi, yakni proses yang terjadi dalam
lingkungan fisik dan dampak aktivitas manusia terhadap proses tersebut serta
hasilnya. Hal ini tampak dalam usaha penaksiran dampak lingkungan.
C.KONSEP-KONSEP GEOGRAFI

1. Tempat
Konsep tempat (place) merujuk kepada suatu wilayah di mana orang hidup
berada. Dalam analisis geografi, konsep tempat memiliki peran penting
karena kedudukan dan konstribusi tempat member banyak arti dan makna
bagi manusia serta bagi organisasi lainnya.

2. Sensus Penduduk
Sensus penduduk merupakan suatu konsep geografi sosial yang jika dilihat
dari sejarah aktivitasnya, merupakan salah satu kegiatan statistik tertua dan
terluas yang dilakukan oleh pemerintah di seluruh dunia, dahulunya lebih
berorientasi untuk taksiran kekuatan militer dan perpajakan. Sensus pu
dikembangkan untuk mengumpulkan informasi mengenai perumahan,
sektor manufaktur, pertanian industry pertambangan, dan dunia bisnis
(Taeuber, 2000: 99).

3. Iklim
Iklim menurut Ensiklopedia Indonesia (1984: 1376-1377) adalah keadaaan
rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu, keadaan
variasinya dari tahun ke tahun dan keadaan ekstremnya. Unsure-unsur yang
menggambarkan keadaan cuaca atau iklim meliputi suhu udara kelembaban
udara, angin, curah hujaan dan penyinaran matahari. Biasanya, untuk
menggambarkan keadaan iklim, dibuat klafikasi iklim. Klafikasi iklim
memiliki tujuan yang berbeda-beda. Ada yang bertujuan untuk digunakan
dalam bidang pertanian, perdagangan maupun perindustrian.

4. Laut
Laut dalam Ensiklopedia Indonesia (1984: 1974-1975) diartikan sebagai
keseluruhan massa air yang saling berhubungan, mengelilingi semua sisi
daratan di bumi. Laut yang besar dinyatakan sebagai samudera (lautan).
Dari pantai ke laut dalam, pertama-tama terdapat suatu jalur dasar laut
yang datar, yakni dataran kontinental yang merupakan lanjutan tanah
daratan di bawah permukaan laut. Dari kedalaman lebih kurang 180 meter,
kemiringan itu menjadi lebih besar berupa lereng kontinental, yaitu
lanjutan lereng daratan di bawah permukaan laut. Pada kedalaman 3.000-
6.000 meter baru terdapat dasar laut yang dalam, dalam mentuk cekungan
besar yang dipisahkan oleh punggung-punggung dibawah permukaan laut.

5. Lingkungan
Linkungan dalam ensiklopedia Indonesia (1984: 2021) didefinisikan
sebagai segala sesuatu yang ada di luar suatu organism, meliputi
lingkungan benda mati (abiotk) dan lingkungan hidup (biotik). Lingkungan
benda mati atau fisik adalah lingkungan di luar suatu organisme yang
terdiri atas benda atau faktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia,
suhu, cahaya, gravitasi, atmosfer, dan lain-lain. Lingkungan hidup (biaotik)
adalah lingkungan di luar suatu organisme yang terdiri atas organism
hidup, seperti tumbuh-tumbuhan, hewwan, dan manusia.

6. Benua
Istilah benua dalam Ensiklopedia Indonesia (1984:449)merujuk pada suatu
daratan yang begitu luas sehingga bagian tengah daratan yang luas tersebut
tidak mendapat pengaruh angin laut sama sekali. Dalam sejarah, dikenal 5
benua yang dihuni manusia, yaitu Asia, Eropa, Amerika. Afrika, dan
Australia. Sedangkan secara geografis, pembagian benua tersebut terbagi
atas 3 benua, yakni Erasia, Afrika, dan Australia. Secara keseluruhan, luas
benua tersebut mencapai lebih kurang 29% dari seluruh permukaan bumi,
dan sisannya (71%) adalah luas samudera
7. Urbanisasi
Konsep urbanisasi memiliki dua pengertian. Pertama, para ahli demografi
lebih banyak menggunakan istilah ini untuk menunjukan redistribusi
penduduk ataupun perpindahan dari wilayah-wilayah pedesaan ke
perkotaan, memberikan makna yang oaling spesifik pada tingkat
konseptua. Kedua, dalam beberapa ilmu sosial lainnya, terutama ekonomi,
geografi, dan sosiologi, urbanisasi merujuk kepada struktur morfologik
yang sedang berubah dari berbagai pemusatan (agglomeration) perkotaan
dan perkembangannya (Sly, 2000: 1116). Pada kajian ini, tentu saja lebih
didasarkan pada kajian yang pertama. Jika terdapat aspek-aspek kajian
kedua, hanyalah sebagai supplement karena satu sama lainnya berkaitan.

8. Peta
Peta adalah pola permukaan bumi yang dilukiskan pada bidang datar
(Esiklopedia Indonesia, 1984: 2698-2699). Gambar itu dapat menyatakan
keadaan fisik bumi, keadaan budaya, ekonomi bahkan politik sekalipun.
Biasanya, tiap titik peta itu menunjukan kedudukan geografis menurut
skala dan proyeksiyang telah ditentukan.

9. Kota
Konsep kota sebenarnya merujuk kepada fenomena yang sangat bervariasi
sesuai dengan perbedaan sejarah dan wilayahnya. Namun, secara umum
istilah kota adalah tempat di wilayah tertentu yang dihuni oleh cukup
banyak banyak orang dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup
tinggi. Studi tentang masyarakat kota tidak hanya terbatas menelaah
masyarakat secara luas, namun juga karakterisik-karakteristik tertentu
dikehidupan internalnya (Hannerz, 2000:110).

10.Mortalitas
Konsep mortalitas merujuk kepada rangkuman tingkat kematian kotor rata-
rata (crude death rate di singkat CDR) penduduk, yaitu jumlah kematian
per tahun per seribu penduduk ( Ewbank, 2000:684). Rangkuman yang
sederhana tersebut mengukur efek mortalitas pada laju pertumbuhan
penduduk. Mortalitas atau CDR dipengaruhi oleh distribusi umum dari
populasi. Oleh karena itu tidak akan banyak berguna membandingkan
mortalitas pada masyarakat yang memiliki tingkat fertilitas yang berbeda
atau pada masyarakat yang terpengaruh oleh migrasi.

11.Khatulistiwa (Ekuator)
Khatulistiwa atau ekuator adalah sebuah konsep yang merujuk kepada
garis khayal yang melingkari bola bumi dan membelahnya menjadi dua
bagian yang sama besar, masing-masing 180 derajat. Garis ekuator inilah
yang sering disebut garis khatulistiwa atau garis lintang nol derajat
(Shadily, 1984:905). Dari garis lintang nol derajat tersebut, untuk kearah
utara disebut gris lintang utara, dan kearah selatan disebut garis lintang
selatan. Beberapa yang dilalui garis khatulistiwa tersebut adalah Indonesia,
Ekuador, Colombia, Brazilia, Kenya, Uganda, Zaire, Kongo, dan Gabon.
Di Indonesia, garis ekuator melintasi kota Pontianak (Kalimantan Barat),
Sasak (Sumatera Barat), Teluk Gorontalo, Kalimantan Timur, Bagian
Selatan Pulau Halmahera, serta pesisir utara Pulau Waigeo di Papua Barat.

12.Demografi
Konsep demografi merujuk kepada analisis terhadap berbagai variabel
kependudukan. Di dalamnya mencakup berbagai metode perhitungan dan
hasil substantif dalam riset mengenai angka kematian (mortalitas), angka
kelahiran (natalitas) migrasi, dan jumlah serta komposisi penduduk atau
populasi (Keyfitz, 2000: 219).

13.Tanah
Istilah tanah merujuk kepada suatu wilayah permukaan bumi dengan ciri
khas mencakup segala sifat yang sepatutnya stabil atau diperkirakan selalu
terulang kembali dari lingkungan hidup yang lurus, di atas atau di bawah
wilayah tersebut. Dengan demikian, ia mencakup udara di atasnya, bumi
dan geologi yang melandasinya, hirologi, tumbuhan, dan hewan yang ada
akibat kegiatan manusia di masa lalu dan masa kini, sejauh semua hal
tersebutm menimbulkan pengaruh yang berarti atas penggunaan tanah
tersebut oleh manusia, kini dan kelak kemudian hari (Vink, 1986: 194).

14.Transmigrasi
Transmigrasi adalah suatu sistem pembangunan terpadu, upaya untuk
mencapai keseimbangan penyebaran penduduk, juga dimaksudkan untuk
menciptakan perluasan kesempatan kerja sehingga dapat meningkatkan
produktivitas dan pendapatan melalui perpindahan penduduk dari darah
yang padat ( jawa, Madura, dan Bali) ke daerah-daerah yang jarang
penduduknya (Martono, 1986: 180).

15.Wilayah
Konsep wilayah merujuk pada suatu area di permukaan bumi yang relatif
homogen dan berbeda dengan sekelilingnya berdasarkan beberapa kritera
tertentu (Johnston, 2000: 910). Jadi, kunci dalam geografi kawasan adalah
kawasan yang dibangun di atas sebuah unit spasial yang homoddden.
Konsep itu tampil sebagai kajian tentang bagaimana bagian-bagian bumi
begitu beragam akibat distribusi yang tidak merata dari fenomena alam dan
manusianya (termasuk interkasi keduanya). Berbagai jenis kumpulan
fenomena berada dalam berbagai wilayah, menciptakan kawasan-kawassan
sehingga kajian kawasan menyoroti tentang pembentukan kumpulan-
kumpulan tersebut dan menguraikan cirri-ciri khas berbagai bagian dunia.

D. GENERALISASI-GENERALISAI GEOGRAFI
1. Tempat
Nilai penting karakteristik suatu tempat dalam masa lalu, sekarang maupun
masa sepan terhadap suatu tempat-tempat yang strategis secara ekonomi,
selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi pengembangan politik-ekonomi.
Hal itu disebabkan makin meningkatnya mobilitas ddan faktor utama
produksi, yaitu modal dan tenaga kerja. Suatu tempat harus memiliki daya
tarik bagi investasi dan pekerja, mereka yang terlibat dalam manajemennya
harus bekerja dengan tujuan tersebut. Hal itu telah menimbulkan
ketertarikan untuk menciptakan dan menjual tempat kepada berbagai
kelompok bisnis.

2. Sensus Penduduk
Sensus penduduk memiliki makna multidimensi, karena darihasil tersebut
dapat memberikan informasi tentang penduduk, angkatan kerja prouktif,
perumahan sector manufaktor, pertanian, perindustrian, pertambangan,
dunia bisnis, dan lain-lain. Dalam praktiknya, sensus penduduk dapat
dilakukan secara de facto maupun de jure (di mana ia dihitung walaupu
tidak ada ketika sensus berlangsung) (Taeuber, 2000:100).

3. Iklim
Masalah-masalah yang sering muncul dalam pembangunan pertanian di
daerah tropis dari segi iklim adalah tanah di daerah tropis beriklim lembab.
Sepanjang tahun mungkin dapat digunakan untuk pertanian, tetapi sebagian
tanah tanah itu tidak cocok untuk didayagunakan menurut pola
pertanianmodrn yang mengandalkan penggunakan teknologi mutakhir
karena tidak dapat dipupuk secara efektif dengan pupuk mineral (Weischet,
1986: 1).

4. Laut
Sebagai Negara bahari, bangsa Indonesia belum optimal dalam melakukan
peberdayaan kelautan atau apa yang dinamakan Revolusi biru masih jalan
ditempat.

5. Lingkungan
Dalam setiap proyek pembangunan, sebelumnya perlu dilakukan analisis
menyeluruh tentang dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Hal itu
bukan hanya kepada perisahaan-perusahaan pemerintah, tetapi juga
perusahaan-perusahaan swasta, terutama sanagat berperan dalam
memperoleh izin resmi usaha tersebut, khususnya bagi kegiatan-kegiatan
yang dianggap peka lingkungan. (O’ Riodan, 2000: 299).

6. Benua
Sebagai penduduk dari benua yang paling banyak dan padat penduduknya,
bangsa asia lebih kompleks menghadapi tantangan kehidupan mendatang
disbanding ddenga bangsa Australia yang lebih sedikit dan rendah tingkat
kepadatan penduduknya.

7. Urbanisasi
Urbanisasi merupakan salah satu proses perubahan sosial yang tercepat,
khususnya di negara-negara berkembang bahkan dunia. Tranformasi-
transformasi sosial dan demografis yang tumbuh bersamaan dengan
tumbuhnya penduduknya kota di Negara-negara berkembang tersebut,
telah menunjukan pelipat gandaan pertumbuhan demografis yang
memprihatinkan. (Evers, 1995:49).

8. Peta
Para birokrat pemerintah, kaum profesional, maupun intelektual, pada
hakikatnya memerlukan peta. Dsri keperluan untuk pembangunan
ekonomi, pertahanan nasional, perlindungan lingkungan, ekonomi, bisnis,
wisata, industry, maupun untuk memberikan eksplanasi visual dalam
ranah-ranah abstrak yang perlu dipahami secara mendalam. Apalagi jika
peta itu bentuk dan desainnya lebih bersifat dinamis dan interaktif karena
dibuat dengan teknologi yang kian canggih dan menarik, jelas sangat
diperlukan (Monmonier, 2000: 96).

9. Kota
Banyak hal tentang kontak-kontak sosial diperkotaan sebagai sesuatu yang
bersifat impersonal, supervisal, sementara, dan segmental. Hal ini pula
yang dikhawatirkan oleh beberapa sosiolog yang cenderung pesismis
mengenai kemungkinan terciptanya kehidupan manusiawi di perkotaan
yang dipenuhi industry (Hannerz, 2000: 111).

10. Mortalitas
Terjadinya transisi demografis (demographic transition) yang dikenal
sebagai lingakran siklus demografis, menggambarkan proses perubahan
tingkat mortalitas dan natalitas pada suatu masyarakat dari suatu situasi di
mana keduanya menunjukan angka yang tinggi (Caldwel, 2000: 218).

11. Khatulistiwa/Ekuator
Bagi negara-negara yang dilalaui dengan garis khatulistiwa, tidak ada
alasan untuk merasa takut kekurangan sinar matahari. Hal ini jelas berbeda
dengan daerah-daerah subtropis yang jauh dari garis khatulistiwa, hanya
pada bulan-bulan tertentu mereka dapat menikmati hangatnya sinar
matahari.

12. Demografi
Ledakan demografi dunia, khususnya di Negara-negara berkembang,
memperhatikan kecenderungan yang mencemaskan. Di tahun 1825, saat
Malthus membuat perubahan akhir atas karya aslinya Essay on Population,
kira-kira satu miliyar umat manusia mendiami planet bumi. Akan tetapi,
menjelang itu, industrialisasi dan kedokteran modern memungkinkan
penduduk bertambah dengan laju kecepatan yang makin meningkat. Dalam
seratus tahun berikutnya, penduduk dunia berlipat ganda menjadi dua
miliar, setengah abad berikutnya (dari tahun 1925 ke tahun 1976) berlipat
ganda lagi menjadi 4 miliar, dan menjelang tahun 1990 angka itu melaju
sampai 5,3 miliar (Kennedy, 1995: 28-29).

13. Tanah
Banyak pekerjaan dilaksanakan diatas tanah yang diolah melalui sistem-
sistem hidrologi. Sistem-sistem ini kerap kali menghubungkan tanah
dengan perairan terbuka. Perairan terbuka, sungai, danau, laut, dan
samudera memiliki ekosistem sendiri-sendiri yang juga dapat diteliti dan
dipetakan serta sangat dipengaruhi oleh kegiatan manusia di daratan (Vink,
1986: 199).

14. Transmigrasi
Bagi bangsa Indonesia, program transigrasi bukan sesuatu yang baru. Sejak
pertengahan abad ke-19, Etische Politik telah mempengaruhi parlemen
Belanda untuk mengetuk dan membuat penelitian tentang kemakmuran
rakyat daerah-daerah pedesaan di Jawa (demindere wel vaart onderzoek)
yang akhirnya mencanangkan dan melaksanakan program transmigrasi
(purboadiwidjojo), 1986:9), walaupun pelaksanaanya bukan semata-mata
atas dasar kemanusiaan. Begitupun ketika Indonesia memasuki
pascakemerdekaan, pemerintah segera mencanangkan Program
Transmigrasi, terutama untuk mengatasi ketidakseimbangan demografis
antara Pulau Jawa (termasuk Madura da Bali) yang padat penduduknya
dengan pulau-pulau luar Jawa yang jarang penduduknya (Swasono,
1986:xi; Scholz, 1986: 287).
15. Willayah
Kompleksitas persoalan-persoalan demografis wilayah Asia jauh melebihi
kompleksitas persoalan-persoalan demografis wilayah Australia, baik
melalui natalitas, mortalitas, proyeksi kependudukan, serta kesejahteraan.

H. TEORI-TEORI GEOGRAFI

1. Teori Ledakan Penduduk Thomas Robert Malthus


a. Masyarakat manusia akan tetap miskin karena kecendrungan pertambahan
penduduk berjalan lebih cepat daripada persediaan makanan.
b. Pertambahan penduduk dapat diibaratkan deret kali atau deret ukur
sehingga pelipatgandaan jumlah penduduk dalam setiap 25 tahun,
sedangkan peningkatan sarana-sarana kehidupan berjalan lebih lambat,
yakni menurut deret hitung atau deret tambah.
c. melalui tindakan pantang seksual atau pantangan kawin, perang, bahaya,
kelaparan, dan bencana alam, jumlah penduduk memang diusahakan
sesuai dengan sarana kehidupan yang tersedia. Namun, cara itu tidak
cukup untukmeningkatkan kehidupan masyarakat samapai di atas batas
minimum.

2. Teori Pengaruh Iklim Terhadap Peradaban Ellsworth Hunting


Pokok-pokok pikiran Hunting sebagai berikut:
a. Peradaban besar yang ada di kawasan Asia Tengah dan Asia Barat Daya
pada zaman kuno, sekarang kondisi dari daerah-daerah tersebut
mengerikan, pada awal abad ke-20 diperkirakan terjadinya kemerosotan
peradaban yang disebabkan.
b. Mengeringnya wilayah itu saat ini, kelihatannya tidak sesuai posisinya
dahulu sebagai pusat kerajaan. Menurutnya, iklim yang dahulu jauh lebih
lembap dan pada wilayah itu terjadi suatu proses pengeringan yang terus-
menerus dan progresif.
c. Proses semacam ini menjadi bagian dari suatu proses yang lebih besar
dari fenomena-fenomena yang lebih umum. Sesuai dengan hal itu, ia
terdorong untuk membuat postulat tentang mengeringnya bumi yang
terjadi dalam pulsasi ritmik, dengan periode-periodedari udara kering dan
basah.
d. Begitu pun cerita pengembaraan bangsa Ibrahim (Yahudi) dalam kitab
suci berhubungan dengan titik tengah antara masa kekeringan dan masa
kebasahan.
e. Proses pengeringan yang progresif dari bumi mengikuti arah tertentu,
umumnya dari timur ke barat.

3. Teori Lokasi Lahan Johann Heinrich von Thunen


Johann Heinrich von Thunen dalam Der Isolierte Staat (1826)
mengemukakan bahwa pada dasarnya penggunaan lahan dapat dibagi
dalam beberapa penggunaan. Dengan mengambil satu pusat kota sebagai
satu-satunya tempat memproduksi barang-barang yang dibutuhkan oleh
seliruh Negara, ssedangkan daerah-daerah di sekitarnya hanya sebagai
pemasok bahan mentah ke kota.
1. Lahan pertama berada di pusat kota (pasar), akan di pakai untuk
kegiatan-kegiatan intensif bagi jenis tanaman yang hasilnya cepat
rusak.memakan tempat, dan berat dalam kaitannya dengan
transportasi.
2. Lahan kedua merupakan daerah hutan. Hal itu dapat dipahami,
mengingat pada masa itu kebutuhan hasil hutan untuk kayu dan bahan
bakar memiliki sifat yang memakan tempat dan berat sehingga harus
ditempatkan dekat dari pusat kota.
3. Lahan ketiga digunakan untuk menanam tanaman sejenis gandum atau
padi-padi.
4. Lahan keempat berupa daerah penggembalaan ternak.
5. Lahan kelima adalah daerah three field system yang merupakan daerah
ilalang, dan daerah tandus.
6. Lahan keenam merupakan daerah perburuan.
7. Untuk memudahkan dan efesiensi transportasi, diperlukan sungai yang
membelah kota. Hal itu ternyata dapat menghemat 1/6 tranfortasi darat
sehingga lahan pertama akan berkembang sepanjang sungai.
8. Perlu dibuat kombinasi transportasi darat dan sungai sehingga akan
sama biaya tranpor darat bagi daerah yang tidak dapat menikmati
adanya sungai.

3. Teori Daya Sentrifugal dan Senttripetal Charles O. Colby


Adapun isi pokok teori yang menyebabkan pada mayarakat kota terjadi
daya dan sentrifugal sebagai berikut:
a) Terdapat gangguan yang sering berulang, seperti kemacetan lalu lintas
serta polusi udara dan bunyi menyebabkan penduduk kota merasa
tidak nyaman bertempat tinggal di tempat itu.
b) Dalam pengembangan industry modern dan bessar-besaran,
memerlukan lahan relarif luas serta menjamin kelancaran transportasi
dan lalu lintas. Hal itu hanya dapat dilakukan di pinggiran kota sebab
kondisi kota-kota tua sangat padat.
c) Harga sewa atau harga beli tanah di pinggir atau diluar kota jauh lebih
murah daripada di kota.
d) Di kota sudah penuh dengan gedung-gedung bertingkat tinggi, tidak
mungkin lagi dapat dibangun baru, kecuali dengan biaya yang sangat
tinggi.
e) Kondisi perumahan kota umumnya padat dan sempit, sulit untuk
dikembangakan labih lanjut, kecuali dengan biaya yang tinggi.
Berbeda dengan pinggir atau luar kota, serba mungkin untuk
memperoleh perumahan yang lebih nyaman, segar, dan murah.
f) Hidup di kota terasa sesak, penat, dan berjubel. Sedangkan di pinggir
atau diluar kota lebih terasa asri, segar, sunyi, dan nyaman.

Namun sebaliknya, banyak juga penduduk di luar atau di pinggir kota


yang justtru senang tinggal di kota. Penyebabnya berkaitan dengan gaya
sentripetal.
a) Memiliki tempat-tempat di pusat kota yang strategis, sangat cocok
untuk pengembangan industri dan merupakan kemudahan tersendiri
dalam operasi industry.
b) Berbagai perusahaan dan bisnis, biasanya lebih menyukai lokasi-lokasi
ddekat stasiun kereta api, pelabuhan, terminal bus, maupun pusat-pusat
keramaian public lainnya.
c) Dalam dunia bisnis, lebih menyukai dan kecendrungan adanya
konsentrasi-konsentrasi penjual jasa, seperti penjahit, tempat praktik
para dokter, pengacara, tukang gigi, pemangkas rambut dan kecantikan,
biassanya terdapat pada lokasi yang berdekatan.
d) Selain itu, di kota-kota sudah tersusun pusat-pusat perbelanjaan, seperti
took-toko.tekstil, elektronik, perhiassan (emas dan perak), pakaian jadi,
makanan dan minuman, barang-barang kelontong, mainan anak dan
sebagainya.
e) Banyaknya flat-flat atau rumah tersusun untuk masyarakat kecil,
setidaknya dapat meringankan harga sewa bagi penduduk kota.
f) Kota pun menyediakan sejumlah tempat hiburan, olahraga, seni
budaya, pendidikan, di samping menyediakan pekerjaan.
g) Para pegawai dan pekerja kota lainnya, lebih menyukai tempat tinggal
yang tidak berjauhan dengan tempat kerjanya. Artinya, kota tetap
diminati sebagai kebutuhan untuk bertempat tinggal karena dekat
dengan tempat bekerja.

3. Teori Kota Konsentris Burgess


Inti teori kota konsentris tersebut sebagai berikut
a. Pada hakikatnya, kota meluas secara seimbang dan merata dari suatu
pusat atau inti sehingga muncul zona-zona baru sebagai perluasannya.
b. Dengan demikian, pada setiap saat dapat ditemukan sejumlah zona
yang konsentris letaknya sehingga struktur kota menjadi bergelang
(melingkar).
c. Di pusat kota terdapat Zona Pertama sebagai Central Bisnis Dictrict
(disingkat CBD) jika di Chicago di sebut loop. Fungsi loop sebagai
pusat atau jantung kehidupan perdagangan,perekonomian, dan
kemasyarakatan. Zona kedua sebgai terdapat Zona Peralihan
(transtitional zone) yang merupakan kawasan perindustrian, disertai
oleh rumah-rumah pribadi yang kuno, bahkan jika Chicago telah
berubah menjadi Chines Town maupun pertokoan dan perkantoran
berskala kecil. Zona ketiga, sebagai kawasan perumahan para buruh
yang kebanyakan kaum imigran. Zona Keempat, penghuninya kelas
menengah, cukup rapi, memiliki jarak sanitasi yang lebih memadai
sebagai tempat tinggal yang nyaman dan baik. Zona kelima merupakan
Commuters Zone atau tempat orang yang pergi pulang setiap hari
untuk bekerja. Kondisi alamnya masih asri, luas, dan mewah serta
berfungsi sebagai kota kecil untuk beristirahat dan tidur atau disebut
dormitory towns, disebut demikian karena perumahan untuk orang-
orang kaya.

3. Teori Konflik Antara Suku Bangsa Nomadik Sedenter Jean Bunhes


Adapun isi pokok teori Jean Bunhes sebagai berikut.
a. Stepa-stepa padang rumput di Asia dengan musim dingin yang
kejam, tidak memungkinkan pengolahan alam yang intensif.
b. Tanah secara alami sangat sesuai dengan jenis pastoral (pastoralart)
untuk memelihara kawanan ternak dan hewan.
c. Karena dihadapkan dengan suasana keharusan untuk berkeliling
untuk mengetahui tentang wilayah perumputan serta sumber-sumber
air untuk jarak yang jauh, mereka meperoleh rasa gerakan taktis dan
strategi yang menempatkan mereka dalam posisi mendaulat
terhadap ruang dan menguasai para tetangga mereka.
d. Beberapa dari penakluk yang paling besar dan apling beerani dalam
sejarah, muncul dari stepa-stepa Jengis Khan, Timur Lang, dan
Khubilai Kan.
e. Kualitas dan kemampuan yang menjadi alasan bagi kekuasaanya
diperoleh dari stepa, dari keterampilan yang dianugerahkan kepada
pastoral, dan dari subordinasi geografis pada lingkungannya.
f. Kelompok pengembala ini bukan massa petani-petani kelompok

kecil yang mengerumuni seluruh Asia Selatan Timur yang

memimpin dunia.

BAB 8
ILMU EKONOMI

A. PENGERTIAN EKONOMI

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam


memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya
ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat
pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan tersebut kemudian
menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity).Kata "ekonomi" sendiri
berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga"
dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar
diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga."
Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang
menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.

Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara,
yang paling terkenal adalah” mikroekonomi vs makroekonomi”. Selain itu,
subyek ekonomi juga bisa dibagi menjadi positif (deskriptif) vs normatif,”
mainstream vs heterodox”, dan lainnya. Ekonomi juga difungsikan sebagai ilmu
terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori ekonomi juga
dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya
penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan,
pendidikan, keluarga dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya
ekonomi — seperti yang telah disebutkan di atas — adalah ilmu yang
mempelajari pilihan manusia. Banyak teori yang dipelajari dalam ilmu ekonomi
diantaranya adalah teori pasar bebas, teori lingkaran ekonomi, invisble hand,
informatic economy, daya tahan ekonomi, merkantilisme, briton woods, dan
sebagainya.

Ada sebuah peningkatan trend untuk mengaplikasikan ide dan metode


ekonomi dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah
"pembuatan keputusan" dalam berbagai bidang dimana orang dihadapi pada
pilihan-pilihan. misalnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum,
kriminal, perang, dan agama. Gary Becker dari University of Chicago adalah
seorang perintis trend ini. Dalam artikel-artikelnya ia menerangkan bahwa
ekonomi seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi
sebaiknya ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia.
Pendapatnya ini kadang-kadang digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh
beberapa kritikus.

Banyak ahli ekonomi” mainstream” merasa bahwa kombinasi antara teori


dengan data yang ada sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena
yang ada di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami perubahan besar dalam ide,
konsep, dan metodenya; walaupun menurut pendapat kritikus, kadang-kadang
perubahan tersebut malah merusak konsep yang benar sehingga tidak sesuai
dengan kenyataan yang ada. Hal ini menimbulkan pertanyaan "apa seharusnya
dilakukan para ahli ekonomi?" The traditional Chicago School, with its
emphasis on economics being an empirical science aimed at explaining real-
world phenomena, has insisted on the powerfulness of price theory as the tool of
analysis. On the other hand, some economic theorists have formed the view that
a consistent economic theory may be useful even if at present no real world
economy bears out its prediction

B. SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU EKONOMI

Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu


ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan.
Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah
perkembangan negara-negara di Eropa. Sebagai seorang ekonom, Smith tidak
melupakan akar moralitasnya terutama yang tertuang dalam The Theory of
Moral Sentiments. Perkembangan sejarah pemikiran ekonomi kemudian
berlanjut dengan menghasilkan tokoh-tokoh seperti Alfred Marshall, J.M.
Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah Nobel bidang Ekonomi tahun 2006,
Edmund Phelps.

Secara garis besar, perkembangan aliran pemikiran dalam ilmu ekonomi


diawali oleh apa yang disebut sebagai” aliran klasik”. Aliran yang terutama
dipelopori oleh Adam Smith ini menekankan adanya” invisible hand” dalam
mengatur pembagian sumber daya, dan oleh karenanya peran pemerintah
menjadi sangat dibatasi karena akan mengganggu proses ini. Konsep “invisble
hand” ini kemudian direpresentasikan sebagai mekanisme pasar melalui harga
sebagai instrumen utamanya.

Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun


1930-an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap
gejolak di pasar saham. Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan
teori dalam bukunya General Theory of Employment, Interest, and Money yang
menyatakan bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, dan
karena itu intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya
mencapai sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling "bertarung" dalam dunia
ilmu ekonomi dan menghasilkan banyak varian dari keduanya seperti: new
classical, neo klasik, new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya.
Namun perkembangan dalam pemikiran ini juga berkembang ke arah lain,
seperti teori pertentangan kelas dari Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran
institusional yang pertama dikembangkan oleh Thorstein Veblen dkk dan
kemudian oleh peraih nobel Douglass C. North.

C. METODOLOGI

Sering disebut sebagai” The queen of social sciences”, ilmu ekonomi telah
mengembangkan serangkaian metode kuantitatif untuk menganalisis fenomena
ekonomi. Jan Tinbergen pada masa setelah Perang Dunia II merupakan salah
satu pelopor utama ilmu ekonometri, yang mengkombinasikan matematika,
statistik, dan teori ekonomi. Kubu lain dari metode kuantitatif dalam ilmu
ekonomi adalah model General equilibrium (keseimbangan umum), yang
menggunakan konsep aliran uang dalam masyarakat, dari satu agen ekonomi ke
agen yang lain. Dua metode kuantitatif ini kemudian berkembang pesat hingga
hampir semua makalah ekonomi sekarang menggunakan salah satu dari
keduanya dalam analisisnya. Di lain pihak, metode kualitatif juga sama
berkembangnya terutama didorong oleh keterbatasan metode kuantitatif dalam
menjelaskan perilaku agen yang berubah-ubah.

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam


memilih dan menciptakan kemakmuran.

Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan


manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya
terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan.

Ilmu ekonomi dapat dikatakan memegang peranan penting dalam kehidupan


sosial, terkait dengan kemakmuran. Ilmu ini mengkaji upaya memenuhi
kebutuhan untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuranitu sendiri diartikan
sebagai kondisi dimana semua kebutuhan materi dapat terpenuhi dengan baik.

Jika masyarakat sejahtera berarti masyarakat tersebut mengalami


kemakmuran. Masyarakat dikatakan makmur apabila semua kebutuhan materi
dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya, dan tingkat kemakmuran dapat diukur
dari banyaknya barang dan jasa yang dihasilkan serta banyak barang dan jasa
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Sebelum orang mengenal ilmu ekonomi, raja-raja dan para cerdik pandai
pada jaman dahulu menggunakan ilmu filsafat sebagai dasar untuk mengatur
dan memecahkan persoalan ekonomi.

Dengan semakin pentingnya peranan ekonomi dalam kehidupan, mulailah


banyak ahli yang tertarik untuk memecahkan persoalan ekonomi, karena filsafat
tidak lagi sanggup memecahkan seluruh masalah yang berkembang di
masyarakat.

Adam Smith sering disebut sebagai yang pertama mengembangkan ilmu


ekonomi pada abad 18 sebagai satu cabang tersendiri dalam ilmu pengetahuan.
Melalui karya besarnya Wealth of Nations, Smith mencoba mencari tahu sejarah
perkembangan negara-negara di Eropa.

Sebagai seorang ekonom, Smith tidak melupakan akar moralitasnya


terutama yang tertuang dalam The Theory of Moral Sentiments. Perkembangan
sejarah pemikiran ekonomi kemudian berlanjut dengan menghasilkan tokoh-
tokoh seperti Alfred Marshall, J.M. Keynes, Karl Marx, hingga peraih hadiah
Nobel bidang Ekonomi tahun 2006, Edmund Phelps.

Dalam perkembangannya, ilmu ekonomi kemudian bercabang-cabang


mengikuti perkembangan kehidupan ekonomi itu sendiri. Diantaranya yaitu :

Ilmu ekonomi deskriptif adalah kajian yang memaparkan secara apa adanya
tentang kehidupan ekonomi suatu daerah atau negara pada suatu masa tertentu.
Misalnya:

• Ekonomi Indonesia pada tahun 70-an.

• Ekonomi Jepang pasca perang dunia II.

Selain itu ilmu ini juga dibahas khusus secara teori yaitu makro ekonomi
dan mikro ekonomi. Ilmu ekonomi teori ini membahas gejala-gejala yang timbul
sebagai akibat perbuatan manusia dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

Dalam hal ini makro ekonomi, mengkaji tentang pendapatan nasional,


kesempatan kerja, pengangguran, inflasi, dsb. Mikro ekonomi, hanya
mempelajari bagian-bagian dari teori ekonomi secara lebih mendalam seperti:
pembentukan harga, rumah tangga produksi, konsumen, dsb.

Cabang yang ketiga dari ilmu ini adalah ekonomi terapan. Ilmu ekonomi
terapan merupakan cabang ilmu yang membahas secara khusus tentang
penerapan teori ekonomi dalam suatu rumah tangga produksi, misalnya:
ekonomi perusahaan, ekonomi moneter, ekonomi perbankan, dsb.

Ilmu ekonomi memerlukan beberapa alat analisis untuk menerangkan teori-


teorinya dan untuk menguji kebenaran teori-teori tersebut. Grafik dan kurva
adalah alat analisis yang utama dalam teori ekonomi.

Dalam teori yang lebih mendalam, matematika dan persamaan matematika


memegang peranan yang sangat penting. Di samping itu statistik adalah alat
analisis untuk mengumpulkan fakta dan menguji kebenaran teori ekonomi.

BAB 9
ILMU PSIKOLOGI

A. PENGERTIAN PSIKOLOGI

Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia


dalam hubungan dengan lingkungannya.

Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno:


"ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu)
sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang
mempelajari tentang jiwa.

Ilmu Psikologi adalah ilmu yang tergolong muda (sekitar akhir 1800an.)
Tetapi, manusia di sepanjang sejarah telah memperhatikan masalah psikologi.

Seperti filsuf yunani terutama Plato dan Aristoteles. Setelah itu St.
Augustine (354-430) dianggap tokoh besar dalam psikologi modern karena
perhatiannya pada intropeksi dan keingintahuannya tentang fenomena psikologi.

Descartes (1596-1650) mengajukan teori bahwa hewan adalah mesin yang


dapat dipelajari sebagaimana mesin lainnya. Ia juga memperkenalkan konsep
kerja refleks.

Banyak ahli filsafat terkenal lain dalam abad tujuh belas dan delapan belas-
Leibnits, Hobbes, Locke, Kant, dan Hume-memberikan sumbangan dalam
bidang psikologi. Pada waktu itu psikologi masih berbentuk wacana belum
menjadi ilmu pengetahuan.

B. SEJARAH PSIKOLOGI

Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan


panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879,
yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan tentang
manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat dikatakan bahwa
sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan
mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.

C. METODE PSIKOLOGI

Beberapa metodologi dalam psikologi, di antaranya sebagai berikut :

1. Metodologi Eksperimental

Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan


berbagai eksperimen. Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap
jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada
sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa
sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya.

2. Observasi Ilmiah

Pada observasi ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan


tidak dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara
spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku
yang lain, misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang berada di toko
serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya,
tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana
alam, dan sebagainya.

3. Sejarah Kehidupan

Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting


untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari
cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui
bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang
dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti
pendidikan di sekolahnya.

4. Wawancara

Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang


diperiksa. Agar orang diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu
sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian
rupa sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua
informasi yang dibutuhkan.

5. Angket

Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan


telah di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan
orang yang diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan,
lalu menjawabnya secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan
dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki.

6. Pemeriksaan Psikologi

Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi disebut juga dengan


psikotes Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang
hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih.
alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui
taraf kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang,
struktur kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.

D.METODE PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Pada Metode Psikologi Perkembangan memiliki 2 metode, yaitu metode


umum dan metode khusus. pada metode umum ini pendekatan yang dipakai
dengan pendekatan longitudinal, transversal, dan lintas budaya. Dari pendekatan
ini terlihat adanya data yang diperoleh secara keseluruhan perkembangan atau
hanya beberapa aspek saja dan bisa juga melihat dengan berbagai faktor dari
bawaan dan lingkungan khususnya kebudayaan Sedangkan pada metode khusus
merupakan suatu metode yang akan diselidiki dengan suatu proses alat atau
perhitungan yang cermat dan pasti. Dalam pendekatan ini dapat digunakan
dengan pendekatan eksperimen dan observasi.

Psikologi kontemporer

Diawali pada abad ke 19, dimana saat itu berkembang 2 teori dalam
menjelaskan tingkah laku, yaitu:

1. Psikologi Fakultas

Psikologi fakultas adalah doktrin abad 19 tentang adanya kekuatan mental


bawaan, menurut teori ini, kemampuan psikologi terkotak-kotak dalam
beberapa ‘fakultas’ yang meliputi berpikir, merasa, dan berkeinginan.
Fakultas ini terbagi lagi menjadi beberapa subfakultas. Kita mengingat
melalui subfakultas memori, pembayangan melalui subfakultas imaginer,
dan sebagainya.

2. Psikologi Asosiasi

Bagian dari psikologi kontemporer abad 19 yang mempercayai bahwa


proses psikologi pada dasarnya adalah asosiasi ide yaitu bahwa ide masuk
melalui alat indera dan diasosiasikan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu
seperti kemiripan, kontras, dan kedekatan.

Psikologi sebagai ilmu pengetahuan

Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu yang mempelajari
manusia dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu
yang mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan dan kedinamisan manusia
untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu sejak akhir 1800-an
yaitu sewaktu Wilhem Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama
didunia.

Laboratorium Wundt

Pada tahun 1879 Wilhem Wundt mendirikan laboratorium Psikologi


pertama di” University of Leipzig”, Jerman. Ditandai oleh berdirinya
laboratorium ini, maka metode ilmiah untuk lebih mamahami manusia telah
ditemukan walau tidak terlalu memadai. dengan berdirinya laboratorium ini
pula, lengkaplah syarat psikologi untuk menjadi ilmu pengetahuan, sehingga
tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui pula sebagai tanggal berdirinya
psikologi sebagai ilmu pengetahuan.

Berdirinya Aliran Psikoanalisa

Semenjak tahun 1890an sampai kematiannya di 1939, dokter berkebangsaan


Austria bernama Sigmund Freud mengembangkan metode psikoterapi yang
dikenal dengan nama psikoanalisis. Pemahaman Freud tentang pikiran
didasarkan pada metode penafsiran, introspeksi, dan pengamatan klinis, serta
terfokus pada menyelesaikan konflik alam bawah sadar, ketegangan mental, dan
gangguan psikis lainnya.

D. FUNGSI PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU

Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:

• Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa


tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau
bahasan yang bersifat deskriptif

• Memprediksikan, Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa,


bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa
prognosa, prediksi atau estimasi

• Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang


diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif atau
pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan.

Pendekatan perilaku

Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas
stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S - R
atau suatu kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek
tanpa kerja mental sama sekali. Pendekatan ini dipelopori oleh J.B. Watson
kemudian dikembangkan oleh banyak ahli, seperti B.F.Skinner, dan melahirkan
banyak sub-aliran.

Pendekatan kognitif

Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental,


dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan,
dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima
stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas
stimulus yang datang.xx
Pendekatan psikoanalisa

Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini


bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar.
Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti
keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan
tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk
dipuaskan.

Pendekatan fenomenologi

Pendekatan fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalaman


subyektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan
individu terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan
segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Ini berarti
melihat tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang
dirinya.

E. Kajian psikologi

Psikologi adalah ilmu yang luas dan ambisius, dilengkapi oleh biologi dan
ilmu saraf pada perbatasannya dengan ilmu alam dan dilengkapi oleh sosiologi
dan anthropologi pada perbatasannya dengan ilmu sosial. Beberapa kajian ilmu
psikologi diantaranya adalah:

1. Psikologi perkembangan

Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia


dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut
usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi sosial, karena
sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial.
Dan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan
individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut

2. Psikologi sosial

Bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu :


• studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya : studi
tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat)

• studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap


sosial, perilaku meniru dan lain-lain

• studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi


hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, dan persaingan.

3. Psikologi kepribadian

Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia


dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi kepribadian
berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial, karena
kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan
bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan
lingkungannya.

4. Psikologi kognitif

Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari kemampuan kognisi,


seperti: Persepsi, proses belajar, kemampuan memori, atensi, kemampuan
bahasa dan emosi.

F. WILAYAH TERAPAN PSIKOLOGI

Wilayah terapan psikologi adalah wilayah-wilayah dimana kajian psikologi


dapat diterapkan. walaupun demikian, belum terbiasanya orang-orang Indonesia
dengan spesialisasi membuat wilayah terapan ini rancu, misalnya, seorang ahli
psikologi pendidikan mungkin saja bekerja pada HRD sebuah perusahaan, atau
sebaliknya.

1. Psikologi sekolah
Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak
didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.
Yang bertujuan untuk membentuk mind set anak

2. Psikologi industri dan organisasi

Psikologi industri memfokuskan pada menggembangan, mengevaluasi dan


memprediksi kinerja suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh individu, sedangkan
psikologi organisasi mempelajari bagaimana suatu organisasi memengaruhi dan
berinteraksi dengan anggota-anggotanya

3. Psikologi kerekayasaan

Penerapan psikologi yang berkaitan dengan interaksi antara manusia dan


mesin untuk meminimalisasikan kesalahan manusia ketika berhubungan dengan
mesin (human error)

4. Psikologi klinis

Adalah bidang studi psikologi dan juga penerapan psikologi dalam


memahami, mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang
normal.

BAB 10
ILMU POLITIK

A. PENGERTIAN, KARAKTERISTIK, DAN RUANG LINGKUP


POLITIK
Istilah politik sering dikaitkan dengan bermacam- macam kegiatan
dalam system politik ataupun Negara yang menyangkut prosespenentuan
tujuan sampai dalam melaksanakan tujuan tersebut.
Ilmu politik adalah kajian tentang Negara, tujuan- tujuan Negara, dan
lembaga- lembaga yang akan melaksanakan tujuan- tujuan itu ; hubungan
antara Negara dengan warga negaranya serta dengan Negara lain.
Ruang lingkup disiplin ilmu politik kontemporer sangat luas.
Subbidang utama dari penyelidikan ilmu politik meliputi : pemikiran politik,
teori politik, lembaga- lembaga politik, sejarah politik, politik perbandingan,
ekonomi politik, administrasi public, teori- teori kenegaraan, hubungan
internasional.

1. Pemikiran Politik
Subbidang ini merupakan akumulasi bangunan teks dan tulisanpara
filsuf besar yang membingkai pendidikan intelektual. Bagi mereka, tugas
pemikiran politik adalah untuk menemukan makna dan yang asli dari wacana
klasik.

2. Teori Politik
Para ahli teori politik biasanya memiliki gaya sendiri- sendiri,
kendati memiliki cirri umum yang bersifat normative dalan orientasi teori
politiknya yang telah lama berevolusi.

3. Lembaga- Lembaga Politik


Merupakan kajian terhadap lembaga- lembaga politik, khususnya
peranan konstitusi, eksekutif, birokrasi, yudikatif, partai politik, dan system
pemilihan.
Banyak para ahli kontemporer yang menghabiskan waktunya untuk
memonitor, mengepaluasi, dan menghipotesiskan tentang asal usul,
perkembangan, dan konsekuensi lembaga politik, seperti aturan pluralitas
system pemilihan atau organisasi- organisasi pemerintahan yang semu.
4. Sejarah Politik
Banyak para ilmuan politik yang menjelaskan tentang sejarah politik
walaupun sering bias terhadap sejarah kontemporer.
Secara garis besar politik cenderung terbagi dua kubu :
a. Hight politics
b. Low politics

1. Politik Perbandingan
Merupakan asumsi dari para ilmuan politik bahwa focus
perbandingan memberikan satu- satunya cara untuk menjadi ilmu social
murni.

2. Ekonomi Politik
Subidang ini bertolak dari suatu pemikiran bahwa teori perilaku
politik sebagaimana teori perilaku ekonomi, harus bermula dari premis
sederhana tentang manusia yang suka membangun prediksi dari perilaku
mereka.di sinilah letak hubungan ilmu politik dan ekonomi, dimana manusia
tidak pernah puas menggapai kepentingan diri yang rakus tersebut.

3. Administrasi Publik dan Kebijakan Umum


Keduanya merupakan cabang empiris dan normative dari ilmu
politik yang tumpang- tindih dengan hukum dan ekonomi.

4. Teori Kenegaraan
Teori ini sering diduga merupakan teori politik yang paling padu
dalam memerikan perhatian bagi teori politik kontemporer, pemikiran
politik, administrasi politik, dan hubungan internasional.

5. Hubungan Internasional
Hubungan antarnegara merupakan hubungan internasional, jelas
istilah tersebut sangat menyesatkan bagi subdisiplin ilmu politik yang
mempokuskan pada hubungan lintas Negara dan internegara dalam
diplomasi, transaksi ekonomi, serta perang maupun damai.
Beberapa bidang kajian bidang kajian ilmu politik secara tematis
yang berkembang dewasa ini demikian luas dan banyak ragam seperti
psikologi politik, pluralisme politik, budaya politik, ekonomi politik,
antropologi politik, politik etnik, rekruitmen politik, partai politik,
perwakilan politik, dan birokrasi politik.
A. PENDEKATAN, METODE, TEKNIK, DAN ILMU BANTU
POLITIK

1. Pendekatan
a. pendekatan kuantitatif
b. pendekatan kualitatif
2. Metode
a. metode deskriftif
b. metode analisis
c. metode evaluatif
d. metode klasifikasi
e. metode perbandingan
3. Teknik
Teknik yang banyak digunakan dalam ilmu politik sebenarnya banyak
ragamnya seperti field work, infestigation, questionare, sampling, interview,
opinionnaire, participant observer, schedule, direct observation,case study,
dan action research.
4. Ilmu Bantu
a. Sejarah
b. Filsafat
c. Antropologi
d. Sosiologi
e. Psikologi Sosial
f. Ilmu Ekonomi
g. Ilmu Hukum
h. Ilmu Geografi

A. TUJUAN DAN FUNGSI ILMU POLITIK


Secara umum terdapat tiga makna tujuan mempelajari ilmu politik
1. Perpektif Intelektual
2. Perspektip Politik
3. Perspektip Ilmu Politik

B. SEJARAH PERKEMBANGAN POLITIK


Ilmu politik lahir sejak abad ke- 19. Apabila ilmu politik merupakan
disiplin ilmu yang bercorak Amerika maka cikal bakalnya adalah eropa
klasik.
Singkatnya, dalam paradigma politik waktu itu yang terpenting adalah
bagaimana untuk mencari suatu keselarasan atau keseimbangan antara
penguasa dan yang dikuasai.
C. HUBUNGAN POLITIK DENGAN ILMU- ILMU SOSIAL
LAINNYA
1. Hubungan Sosiologi dengan Politik
2. Hubungan Antropologi dengan Politik
3. Hubungan sejarah dengan Politik
4. Hubungan Geografi dengan Ilmu Politik
5. Hubungan Ekonomi dengan Politik
6. Hubungan Psikologi dengan Politik

D. MAZHAB- MAZHAB POLITIK


Dalam pengelompokan mazhab- mazhab ilmu politik terbagi menjadi
5 mazhab, yakni mazhab institusionalisme, behaviorisme, plurarisme,
strukturalisme, dan developmentalisme.

E. KONSEP- KONSEP POLITIK


Adapun konsep- konsep yang dimaksud seperti, kekuasaan, kedaulatan
kontrak social, Negara, pemerintah, legitimasi, oposisi, system politik,
demokrasi, pemilihan umum, partai politik, desentralisasi, persamaan,
demonstrasi, HAM dan voting.

F. GENERALISASI- GENERALISASI POLITIK


Generalisasi itu merupakan pernyataan hubungan dua konsep atau
lebih. Dari pernyataan tersebut maka generalisasi- generalisasi dalam ilmu
politik yang sering dikembangkan di tingkat pendidikan menengah berkaitan
dengan konsep yang telah dibahas sebelumnya,

G. TEORI- TEORI ILMU POLITIK


1. Teori Politik Empiris
2. Teori Politik Formal
3. Teori Politik Normatif

You might also like