You are on page 1of 30

Menyusun Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)

Share51 Friday Wage, 7 March 2008 — Pendidikan

Pengertian

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan
bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap
konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa
memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri
secara aktif pemahamannya.

CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat.

Rasional

Dalam Contextual teaching and learning (CTL) diperlukan sebuah pendekatan yang lebih
memberdayakan siswa dengan harapan siswa mampu mengkonstruksikan pengetahuan dalam
benak mereka, bukan menghafalkan fakta. Disamping itu siswa belajar melalui mengalami bukan
menghafal, mengingat pengetahuan bukan sebuah perangkat fakta dan konsep yang siap diterima
akan tetapi sesuatu yang harus dikonstruksi oleh siswa. Dengan rasional tersebut pengetahuan
selalu berubah sesuai dengan perkembangan jaman.

Pemikiran Tentang Belajar

Proses belajar anak dalam belajar dari mengalami sendiri, mengkonstruksi pengetahuan,
kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Transfer belajar; anak harus tahu makna
belajar dan menggunakan pengetahuan serta ketrampilan yang diperolehnya untuk memecahkan
masalah dalam kehidupannya. Siswa sebagai pembelajar; tugas guru mengatur strategi belajar
dan membantu menghubungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru, kemudian
memfasilitasi kegiatan belajar. Pentingnya lingkungan belajar; siswa bekerja dan belajar
secara di panggung guru mengarahkan dari dekat.

Hakekat

Komponen pembelajaran yang efektif meliputi:


Konstruktivisme, konsep ini yang menuntut siswa untuk menyusun dan membangun makna atas
pengalaman baru yang didasarkan pada pengetahuan tertentu. Pengetahuan dibangun oleh
manusia sedikit demi sedikit, hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak secara
tiba-tiba. Strategi pemerolehan pengetahuan lebih diutamakan dibandingkan dengan seberapa
banyak siswa mendapatkan dari atau mengingat pengetahuan.
Tanya jawab, dalam konsep ini kegiatan tanya jawab yang dilakukan baik oleh guru maupun
oleh siswa. Pertanyaan guru digunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir secara kritis dan mengevaluasi cara berpikir siswa, seangkan pertanyaan siswa
merupakan wujud keingintahuan. Tanya jawab dapat diterapkan antara siswa dengan siswa, guru
dengan siswa, siswa dengan guru, atau siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas.

Inkuiri, merupakan siklus proses dalam membangun pengetahuan/ konsep yang bermula dari
melakukan observasi, bertanya, investigasi, analisis, kemudian membangun teori atau konsep.
Siklus inkuiri meliputi; observasi, tanya jawab, hipoteis, pengumpulan data, analisis data,
kemudian disimpulkan.

Komunitas belajar, adalah kelompok belajar atau komunitas yang berfungsi sebagai wadah
komunikasi untuk berbagi pengalaman dan gagasan. Prakteknya dapat berwujud dalam;
pembentukan kelompok kecil atau kelompok besar serta mendatangkan ahli ke kelas, bekerja
dengan kelas sederajat, bekerja dengan kelas di atasnya, beekrja dengan masyarakat.

Pemodelan, dalam konsep ini kegiatan mendemontrasikan suatu kinerja agar siswa dapat
mencontoh, belajr atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan. Guru memberi
model tentang how to learn (cara belajar) dan guru bukan satu-satunya model dapat diambil dari
siswa berprestasi atau melalui media cetak dan elektronik.

Refleksi, yaitu melihat kembali atau merespon suatu kejadian, kegiatan dan pengalaman yang
bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang sudah diketahui, dan hal yang belum diketahui agar
dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan. Adapun realisasinya adalah; pertanyaan
langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu, catatan dan jurnal di buku siswa, kesan dan
saran siswa mengenai pembelajaran pada hari itu, diskusi dan hasil karya.

Penilaian otentik, prosedur penilaian yang menunjukkan kemampuan (pengetahuan,


ketrampilan sikap) siswa secara nyata. Penekanan penilaian otentik adalah pada; pembelajaran
seharusnya membantu siswa agar mampu mempelajari sesuatu, bukan pada diperolehnya
informasi di akhr periode, kemajuan belajar dinilai tidak hanya hasil tetapi lebih pada prosesnya
dengan berbagai cara, menilai pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa.

Penerapan CTL dalam pembelajaran

Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri,
menemukan sendiri dan engkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan baru. Lakukan
sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua toipik. Kembangkan sifat keingin tahuan siswa
dengan cara bertanya. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok).
Hadirkan model sebagai contoh dalam pembelajaran. Lakukan refleksi pada akhir pertemuan.
Lakukan penilaian otentik yang betul-betul menunjukkan kemampuan siswa.

158 tanggapan

1. Choirul Anam — 12 March 2008 pukul 9:53 WIB


Salam kenak Pak.
Pada intinya, gurulah yang harus pandai-pandai memotivasi, mengarahkan, dan
memfasilitasi siswa. Jaman sudah berubah, cara belajar jaman dulu dengan jaman
sekarang tidak sama. Diharapkan siswalah yang aktif mencari sumber-sumber informasi
untuk dipelajari.
Bagi sekolah negeri yang siswanya berasal dari siswa pilihan, mungkin masalah yang
timbul tidak sebesar sekolah swasta. Yang saya mahsudkan masalah adalah motivasi
siswa, “mengapa saya sekolah”. Disinilah peran guru sangat menentukan keberhasilan
siswa.
Yang saya temui sekarang adalah banyak guru yang pandai/kompeten dalam ilmu
murninya, sedangkan ilmu pedagogiknya pas-pasan. Sehingga yang dihasilkan adalah
“robot” yang bernafas. Dia pandai tapi kering batinnya.
Semoga di hari mendatang, kualitas guru kita akan semakin membaik, sehingga dapat
menghasilkan generasi yang berkualitas, beradab, dan menyadari harga diri sebagai
bangsa Indonesia.

Salam

Choitul Anam
SMK YAPPI Gunungkidul

2. tuti — 12 March 2008 pukul 14:37 WIB

saya setuju dengan model pengajaran dan pembelajaran di atas. hanya, penerapannya
perlu dukungan dan kualitas dari berbagai elemen pendidikan seperi kualitas guru, waktu
yang lebih banyak karena bersifat konstruktifistik, fasilitas pembelajaran yang
mendukung, dana yang cukup, dll. bagaimana itu diterapkan dalam kondisi pendidikan
Indonesia yang penuh warna seperti kesadaran masyarakat yg kurang, orientasi
behavioristik dlm sistem pendidikan kita, segmen masyarakat kurang mampu….

3. amin — 28 March 2008 pukul 14:39 WIB

apakah ada hubungan ctl dengan minat belajar?

4. Nawan — 11 April 2008 pukul 9:37 WIB

Bagus2…. Pak Bandono, Pelajaran IT anak SMU 7 ditambah donk, waktu saya sekolah
disana pelajaran IT-nya begitu minim(anak 2006).

5. khoiron — 6 May 2008 pukul 10:07 WIB

saya sangat respek terhadap tulisan-tulisan pak bandono, terus berkarya demi kemajuan
pendidikan bangsa, khususnya SMAN 7 yogya.
khoiron (alumni SMA 7 lulus tahun 1996, sekarang dosen di fakultas kesehatan
masyarakat universitas jember)
6. abdi — 10 May 2008 pukul 11:38 WIB

tolong teori yang berhubungan dengan contextual teaching and learning mohon di kirim
ke alamat email di atas.Tq

7. SUTITI — 17 May 2008 pukul 21:10 WIB

Pak Bandono yang terhormat, melalui rubrik ini saya mengomentari materi bapak tentang
CLT dalam pembelajaran.
CLT dalam pembelajaran akan lebih berfungsi dengan baik lagi bila anak benar-benar
aktif dalam mengikuti pelajaran.

8. citra aries — 25 May 2008 pukul 9:13 WIB

Ass.pak bandono saya hanya ingin di bimbing untuk membuatbentuk modul pelajaran
matematika kelas X yg baik dan benar dan mohon contohnya. Terima kasih sebelum nya

9. Azkiya — 27 May 2008 pukul 19:43 WIB

maaf pak sebelummnya, bisa gak saya dikasitau tentang metode masyarakat belajarnya?
yang lebih terperinci.bagaimana metode tersebut diterapkan didalam kelas, soalnya saya
mau penelitian menggunakan metode tersebut. Terima kasih atas bantuannya pak.

10. septi ananda — 10 June 2008 pukul 10:06 WIB

asslm..saya mahasiswa yang sedang membuat skripsi yang bertema tehnik memgajar para
guru untuk memotivasi siswa belajar.saya mohon dengan sangat bapak bisa membantu
memberi masukan dan informasi.terima kasih banyak atas perhatiannya.

11. zens — 11 June 2008 pukul 16:10 WIB

terima kasih telah memuat tulisan tentang CTL ini. yang ingin saya tanyakan sejauh mana
validitas “penilaian proses” ini (portofolio) untuk mengukur kemampuan siswa ini?
karena seringkali standar penilaiannya kurang begitu jelas. nilai 7, 8, 9…atau A, B, C
terkadang keluar tanpa ukuran dan standar yang jelas. terkesan bagaimana suasana hati.
mohon penjelasannya.

12. Heru Gusandra — 14 June 2008 pukul 14:08 WIB

Saya mau tanya lebih jelas

13. purwati — 3 July 2008 pukul 18:48 WIB

purwati
assalam’alaikum
CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep bela-jar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata……
Saya sangat setuju, namun yang perlu medapat peneka-nan adalah:(1) Persiapan sebelum
menggunakan model ini, perlu diperhatikan karakteristik pebelajar, karakteristik materi
serta lingkungan, (2) Memberi motivasi kepada pebelajar bahwa yang belajar (how to
learn not how to teaher), oleh sebab itu perhatian secara individual sangat diperlukan.
Bertanyalah dalam hati sudahkan 35 – 40 orang dalam satu kelas hafal namanya mudah-
mudahan begitu.
wasalam

14. Nafisa — 7 July 2008 pukul 18:17 WIB

Pak Bandono,
Salam kenal
Senang sekali saya mendapati web pak Bandono ini. Kebetulan saya sedang mempelajari
lebih dalam tentang bagaimana CTL ini bisa diterapkan di negara kita dengan segala
stenghts and weaknesses yang kita punya.
CTL dikenal juga dengan sebutan Context-based (CB) approach. Beberapa negara
tentunya memiliki preference sendiri untuk menyebutkan pendekatan ini; Chemistry in
Context (USA), Salters Advanced Chemistry (the United Kingdom), Industrial Chemistry
(Israel), Chemie im Kontext (Germany), dan Context-concept Approach (The
Netherlands). Pendektan kontekstual ini rupanya sudah menjadi isu yang popular di
negara-negara tersebut karena terbukti selain mampu memberikan “meaningful
knowledge” kepada siswa, juga telah mampu memberikan achievement yang cukup
significant.
Ide dasar bangunan dari pendekatan ini adalah “need-to-know” basis dari siswa kita.
Dengan berawal dari keingintahuan itulah diharapkan siswa kita memiliki motivasi
belajar yang lebih tinggi. Tentunya pendekatan ini akan lebih optimum diaplikasikan
dalam kelas kita ketika kita sebagai guru memiliki motivasi, keinginan, serta kepercayaan
diri bahwa kita mampu memberikan pengajaran yang terbaik untuk anak didik kita.
Resources, facilities, labs or apalah namanya memang sudah menjadi rahasia umum
merupakan kendala yang dapat menghambat proses ini. Namun yakinlah, facilitas or
resources itu tidak selamanya membutuhkan dana yang banyak. Alam dan lingkungan
sekitar kita merupakan sumber utama proses pembelajaran pendekatan konteks ini. Itulah
sebabnya mengapa pendekatan ini dinamakan pendekatan kontekstual.
Dengan adanya isu otonomi pendidikan sekarang ini serta diberlakukannya KTSP, saya
kira pendekatan CTL atau CB ini sangat mungkin untuk dilakukan.

15. GANTYO S — 21 July 2008 pukul 11:18 WIB

salam komando pak dari batalyon 2 kasi 2 ops

16. najwa — 22 July 2008 pukul 15:04 WIB

pak, saya sedang menyusun skripsi judulnya the effect of modelling technique on
students’ descriptive writing, bagaiamana menurut bpk,apakah writing bisa di
modelkan??
17. najwa — 22 July 2008 pukul 15:06 WIB

pak, bisa tidak teknik modelling diterapkan dalam mengajar descriptive writing

18. rohman saepudin — 8 August 2008 pukul 11:19 WIB

pak guru saya minta tolong untuk dijeleskan kelebihan dan kekurangan dari metode
CTL? Setiap metode pasti selain ada kelebihan pasti ada kekurangan nya juga kan.

19. yosue — 9 August 2008 pukul 11:12 WIB

Maturnuwun informasinya Paklik Bandono…


bisa bwt refrensi lo…

20. Rusdi — 31 August 2008 pukul 16:14 WIB

pak bandono saya mau tanya metode CTL ini kalau dalam mengajar bahasa inggris mana
yang paling cocok jika kita gunakan dalam reading, writing, listening dan vocabulary ?

21. Nick — 3 September 2008 pukul 11:33 WIB

salam kenal bapak bandono, saya adalah seorang mahasiswa yang igin meneliti tentang
kefektifan penerapan metode CTL dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan anak SD.
saya mohon petunjuk dari bapak, kira-kira langkah apa sajakah yang dapa saya tempuh
untuk melaksanakan penelitian tersebut. terima kasih sebelumnya. Wassallam

22. widi — 12 September 2008 pukul 15:56 WIB

Salam kenal pak Bandono, saya ingin tahu bagaimana langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan CTL, mohon bantuan juga diberikan penjelasan tentang pengertian
model, tehnik, strategi, pendekatan dan metode, terus terang ini masih membingungkan
saya, tolong informasinya dikiri ke alamat email diatas.terimakasih sebelumnya.

23. husniaty — 21 September 2008 pukul 9:55 WIB

awalnya sy tdk begitu paham dgn CTL. tp dr penjelasan singkat Bpk, sy bisa sedikit
paham. sy ingin brtanya, penelitian apa yg bisa diangkat dr CTL ini? mohon dijawab.
terima kasih

24. irmayeti — 15 October 2008 pukul 19:59 WIB

pak bisa jelaskan tentang pembelajaran komunitas

25. mulyadi — 19 October 2008 pukul 10:58 WIB


Salam kenal dan hormat saya pak Bandono, tulisan anda amat menarik untuk terus
dipelajari dan menjadi diskusi yang hidup bagi para pendidik. Saya sangat apresiate
terhahap siapapun anak bangsa yang berusaha mencari terobosan demi meningkatnya
kualitas pendidikan di Indonesia. Model-model belajar harus terus digali dan
dipraktekkan baru kita akan mengetahui nilai manfaatnya. Terima kasih Pak terus
berkarya dan jangan puas. Mulyadi SMKN 2 Kota Tasikmalaya

26. asma — 19 October 2008 pukul 20:20 WIB

pak bisa tidak dijelaskan mengenai model pembelajaran PBTE, kalau bisa tolong apa
singkatan dari PBTE

27. Adi Purnomo — 30 October 2008 pukul 7:18 WIB

Mohon penjelasannya pak mengenai penerapan CTL dilingkungan Mahasiswa.. Terima


kasih

28. iput — 1 November 2008 pukul 14:31 WIB

pa’ saya mw tanya lebih lanjut,gmana dengan peneparan ctl ini kepada anak SD.lebih
tepatnya seperti apa dan pelajaran yang ingin diberikan adalah mengenain pelajaran boga
(4 sehat 5 sempurna )makanan sehat dan bergizi..mksh y pa

29. Awalluddin, S.Pd. M.Si — 18 November 2008 pukul 12:42 WIB

Salam kenal,

Saya seorang mantan guru IPS Sejarah. Mengawali karier sebagai guru tahun 1997
hingga 2007. Tmt 2 Januari 2008 pindah tugas menjadi pegawai struktural pada Kantor
Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Selatan. Saya tertarik dengan tulisan Bapak tentang
CTL. Saya pernah mengaitkan antara CTL dengan eksistensi museum khususnya untuk
pembelajaran sejarah. Tentang hal ini mohon saran, tanggapan atau pendapat bapak.
terima kasih. Jika diizinkan saya akan link situs Bapak ini ke blog saya.

30. arif hidayat — 20 November 2008 pukul 11:01 WIB

saya tertarik dengan Metode CTL yang bapak utarakan diatas, tapi saya belum begitu
paham tentang metode CTL yang akan diterapkan pada sekolah SMK khususnya jurusan
Teknik Sipil/Bangunan. Bagaimanakah caar pererapannyan pak? mohon bimbingannya
karena saya sedang melakukan penelitian untuk skripsi di SMK

31. erma syifaul hasanah — 24 November 2008 pukul 18:44 WIB

Assalamu’alaikum. Salam kenal Pak Bandono. Saya mengakui bahwa tulisan anda
menarik, tetapi sayang kurang lengkap dan komplit. Maka dari itu apabila bapak
memiliki teori-teori yang lebih lengkap mengenai metode pembelajaran CTL harap
dikirim pada alamat email saya. Terimakasih. Semoga dengan apa yang bapak tulis ini
bisa mengubah metode pengajaran guru yang kurang bervariasi. Wasalamu’alaikum

32. vicky — 28 November 2008 pukul 22:14 WIB

salam kenal pak! saya mhssw smster 7 di salah satu PTN di SBY, saya ingin menyusun
skripsi yg intinya ingin “menerapkan pembelajaran kontekstual dengan menggunakan
media modul”, apakah hal itu mungkin ?? kalau bisa tolong berikan landasan teori yang
bisa mendukung tema yang saya angkat ini.. harap tanggapan dari bapak, mohon dikirim
ke email saya. terima kasih

33. beby — 4 December 2008 pukul 2:08 WIB

pak….
saya di curuh guru saya buat cari kelemahan dan kelebihan CTL.
di cini ko gugh ada yach???????????????????????
pyuhhh….
cape’ ah.
padahal besok di kumpulinnn
tp g apa dech.
numpang lewat ajah yach…
jgan malah yachh
peace….. ^_<

34. beby — 4 December 2008 pukul 2:12 WIB

18

lagi
lagi

eh tunggu..
bpk guru matematika yach??????

35. Rissa zahra salsabila — 17 December 2008 pukul 15:17 WIB

maaf sebelumnya saya ingin mengetahui bagaimana cara menyusun RPP dan LKS CTL
untuk penerapan dalam kelas, atau instrumen lain yang menunjang, untuk pendidikan
saya yaitu guru bidang studi biologi saya tertarik dengan metode ini karena komponen
CTl sendiri banyak dan dapat mengurangi tingkat kejenuhan siswa dalm pembelajaran
biologi…

36. Suprianto Bima — 19 December 2008 pukul 19:40 WIB

Assalamu’alakum pak? Saya dari kota Bima, kebetulan juga saya baru merintis SD
Swasta, sekarang berjalan 2th ini, dan keinginan saya SD ini harus beda dg SD yg
lain,bagaimana cara memulai program CTL di tempat kami ini pak? Atas partisifasinya
kami haturkan trimakasih.

37. ritma — 23 December 2008 pukul 9:43 WIB

Assalamuakaikum. salam kenal pak Bandono. saya mahasiswi smester 7 di salah satu
PTN. saya ingin bertanya tentang pembelajaran CTL, saya masih bingung tentang
pelaksanaan pembelajaran CTL seperti apa (dalam Fisika)? mohon dengan sangat
penjelasannya, dan semoga ini bisa dijadikan dasar buat penulisan skripsi saya, karena
manurut saya metode CTL ini sangatlah bagus, siswa dapat mengetahui kegunaan materi
yang kita ajarkan dalam kehidupan sehari-hari.
kalau saya ingin menerapakn pembelajaran CTL dengan TGT,apakah bisa untuk diteliti?
mohon sarannya.
terima kasih.

38. Nia — 25 December 2008 pukul 8:19 WIB

Salam kenal…
Pak Bandono, saya mau menayakan apakah model pembelajaran Problem Based
Teaching berasal dari CTL juga, jika iya dari metode yang mana??
Mohon jawabannya.

39. ermi Suryani — 25 December 2008 pukul 11:27 WIB

assalamualaikum Wr Wb
salam kenal……..saya sangat tertarik dengan pembelajaran CTL, dan rencana saya
InsyaAllah mau mengangkat pe,belajaran CTL dalam skripsi saya, bisa nggak saya
dibantu dalam langkah-kangkah pembelajaran CTL ini (Khususnya dalam pembelajaran
kimia)
Syukran ^_^

40. Pardjono — 31 December 2008 pukul 5:09 WIB

Apakah tidak terbalik pak. Pendekatan konstruktivisme strateginya CTL? Karena


konstruktivisme prinsip (azas) yang lebih umum, dan operasionalisasinya antara lain
dengan pendekatan CTL

41. Nita — 2 January 2009 pukul 19:46 WIB

Ass…..
Salam Kenal, saya tertarik dengan tulisan bapak, saya ingin menulis disertasi tentang
pembelajaran ctl pada mp kimia di kelas dua sma, apa bapak bisa bantu saya untuk teori-
teori yang berkaitan dengan ctl tsb , saya tunggu infonya kirimkan kea email tersebut
diatas, trimakasih
wss…
42. Nita — 2 January 2009 pukul 19:47 WIB

Ass…..
Salam Kenal, saya tertarik dengan tulisan bapak, saya ingin menulis disertasi tentang
pembelajaran ctl pada mp kimia di kelas dua sma, apa bapak bisa bantu saya untuk teori-
teori yang berkaitan dengan ctl tsb , dan juga tro tentang metode konvensional, saya
tunggu infonya kirimkan ke email tersebut diatas, trimakasih
wss…

43. Nita — 2 January 2009 pukul 19:48 WIB

idem

44. Azumi — 8 January 2009 pukul 15:24 WIB

Ass…tulisan Bapak sangat membantu saya dalam memahami arti dan penerapan CTL,
terima kasih.
Saya mau bertanya bagaimana penerapan CTL terhadap anak-anak ekonomi koperasi ?
tolong sebutkan juga obyek-obyek yang bisa digunakan dalam menerapkan CTL !!
sekali lagi terima kasih……

45. Titi Sumarni, S.Pd — 8 January 2009 pukul 23:52 WIB

Ass, Pak Bandono. Saya seorang guru Mapel Seni Budaya SMP. Mohon penjelasan Bpk.
mengenai perbedaan antara, pendekatan mengajar, strategi mengajar, model mengajar
dan teknik mengajar, serta bentuk pembelajaran lain selain CTL

46. Yuli Rindarningsih — 15 January 2009 pukul 12:55 WIB

Ass. Pak Bandono. Saya sedang membuat Tessis. mohon penjelasan Bpk. Apakah
pembelajaran dengan menggunakan inkuiri termasuk pembelajaran CTL. Dan landasana
teorinya apa yang digunakan untuk penggunaan metode inkuiri.judul tesiss saya ”
Pengaruh perbedaan pembelajaran konvensional dan inkuiri terhadap pembelajaran IPA.
trimakasih.

47. Hikmatullah — 16 January 2009 pukul 13:27 WIB

Pak.. salam kenal saya mahasiswa IAIN SERANG smt 7.saya skrg sdang kbingungan
mencari judul skripsi mdh2an Bpk bsa membantu, terima kasih..

48. martha marpaung — 24 January 2009 pukul 12:34 WIB

saya binggung untuk menerapkan CTL dalam pembelajaran IPA khusus materi sistem
tata surya untuk kelas 6 SD.oleh karna bapak sangat menguasai tentang CTL, saya
mohon bantuan bapak untuk mengimplementasikannya dilapangan,jika bapak tidak
keberatan saya juga mohon bantuannya untuk membalas imail saya beserta contoh RPP
untuk sistem tata surya tersebut, dengan demikian dapat memudahkan saya sebagai
pedoman dalam mengimplementasikannya.
sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih.

49. ikah-yogya — 27 January 2009 pukul 9:41 WIB

assalamualaikum….
salam kenal pak bandono sekeluarga. pak… tulisan bapak tentang CTL sanagt bagus,
saya sedang ingin mengadakan penelitian tentang penerapan CTL pada pembelajaran
kimia.kira-kira metode maupun strategi yang cocok dengan pendekatan pembelajaran ini
apa yah pak?jawaban sangat diharapkan… trimakasih,

50. ikah-yogya — 27 January 2009 pukul 9:45 WIB

eh…. ada yang kurang tulisan bapak tentang kelanjutan dari perkembengan CTL saya
tunggu. kalo bisa sekalian contoh metode maupun strateginya.. terimakasih. semoga
bapak sekeluarga diberkahi-Nya. amienn….

wassalamu’alaikum…

51. febrian — 31 January 2009 pukul 3:16 WIB

Bagaimana penerapannya dalam pembuatan media pembelajaran berbasis ctl? pls email
saya ya…

52. Bambang Bamby Prayitno — 4 February 2009 pukul 10:02 WIB

Ass. Salam Kenal baut Mr. Bandono. Kok pas saya di jogja gak ketemu bapak ya ????
Mungkin jurusannya ga sama krn saya di IKIP Karang malang. Sori , intermezo.
Bisa memberi saran tentang penerapannya dalam kelas bahasa inggris di SD, Pak? Saya
di SD Nurul Hikmah Pamekasan mohon bimbinngannya.
Trima kasih

53. joko — 7 February 2009 pukul 9:04 WIB

tulisan bapk bagus, tapi ada ndak indikator dr ctl yang dapat digunakan untuk mengukur
penalaran? trims

54. lia — 7 February 2009 pukul 13:46 WIB

Begini pak saya mo nanya menurt bapak apakah pendekatan ctl dapat diterapkan dengan
segala metode seperti metode demonstrasi ?

55. alvionia — 19 February 2009 pukul 13:48 WIB


terima kasih atas metode pembelajarannya, namun apakah bapak bisa memberitahu saya
langkah pertama dalam mengajarkan bahasa inggris dalam sebuah english club?
saya baru berumur 16 tahun, namun saya sudah di minta untuk mengajarkan bahasa
inggris di sebuah english club, apa yang harus saya lakukan untuk pertama kalinya pak?
apakah anda punya solusi jitu untuk mengatasi kejenuhan mereka dalam belajar bahasa
inggris? mohon di balas melalui email saya….
trims

56. betty — 27 February 2009 pukul 11:52 WIB

saya mau tanya pak, menurut anda, model pembelajaran apa yang paling cocok untuk
materi pembelajaran matematika denagn materi PERBANDINGAN, (pelajaran kelas
VII)..
saya kira dengan model CTL akan sangat bagus, tapi apabila menggunakan model
pembelajaran TGT, apakah menurut anda akan bisa dikembangkan?
saya sangat mengharapkan tanggapan dari bapak! terima kasih .. ^ ^

57. sayyid — 2 March 2009 pukul 21:49 WIB

aslm. saya rasa dengan model ctl ini menambah ilmu bagi kita semua insya allah bisa
memudahkan kita untuk kegiatan belajar-mengajar. gak nyambung ya…! afwam . wsal

58. riana — 12 March 2009 pukul 12:00 WIB

assalamu alaikum ….salam kenal pak handono saya ingin melihat model 2x pembelajaran
dalam CTL …………..ko ga ada ya pak….padahal tgs itu mo dikumpul minggu
ini,,,,,,,,,tlg dibuat ya pak

59. Ali Wafa — 15 March 2009 pukul 9:37 WIB

terima kasih atas tulisan yg anda buat ini. tulisan ini sangat bermanfaat sebagai tambahan
referensi dalam pembuatan skripsi saya.

60. Sony — 19 March 2009 pukul 11:59 WIB

Salam kenal pak Bandono,


Saya tertarik dengan judul tulisan Bapak, tetapi isinya sayang teoritis sekali.
Kita sebagai guru sudah sering mendengar ulasan seperti tulisan Bapak tetapi utk
penerapan di kelas, sungguh sangat sulit sekali.
Kalau Bapak berkenan tolong dong pak tulis lagi contoh prosedur pembelajaran CTL dari
salah satu mata pelajaran yang siap diaplikasikan di kelas, misal Matematika, atau Sains,
atau IPS….
Terima kasih.
Sony, Bandar Lampung

61. muhammad fajri — 19 March 2009 pukul 21:23 WIB


luar biasa…
salam kenal sebelumnya…
memang kita akui diantara sekian banyak model pendekatan dalam proses pembelajaran,
pendekatan kontekstual saya pikir bisa mewakili proses pembelajaran dengan
menghadapkan siswa pada satu objek secara langsung (bila dimungkinkan), dengan
pendekatan yang diantaranya mempunyai 7 komponen pokok ini akan dapat
memudahkan bagi guru untuk mengeksplorasi dan mengembangkan materi pembelajaran
yang sangat mungkin sekali dalam standar isi.
mohon maaf pak, bisa saya tahu referensi dari artikel bapak ini…

62. budiadi — 20 March 2009 pukul 11:27 WIB

Ytk. Bpk Bendono


sya lagi susun skripsi tentang CTL. bisa minta tolong Bpk Bendono jelaskan secara rinci
kelebihan dan kelemahan CTL. apakah CTL bisa diterapkan untuk anak usia kelas 1- 4
SD. mereka khan sulit berinkuiri.
tnx. Bp Bendono

63. Siswandi — 30 March 2009 pukul 9:59 WIB

CTL memang pembelajaran yang mengasikkan dan menyenangkan apalagi kalo kita pake
dalam speaking tapi saya minta tolong sama bapak, bagaimana cara CTL kita terapkan
dalam writing karena saya mau buat pake PTK dengan pendekatan lewat CTL. saya
mohon bantuan bapak. terima kasih

64. Raja Saleh — 7 April 2009 pukul 11:42 WIB

Saya Mohon kesediaan bapak untuk dapat mengirimkan saya tentang kelebihan dan
kelemahan CTL ini.
Saya sudah berusaha mencarinya di buku2 dan internet. namun hingga saat ini saya
belum menemukannya.
mungkin saya yang kurang referensi tentang CTL.
Untuk itu saya mohonkan kepada bapak

Terima Kasih atas kebaikan bapak.

65. yeni fitria — 22 April 2009 pukul 9:24 WIB

Yth
Drs. Bandono, MM

saya mahasiswa PLB, saya sedang mengerjakan skripsi ttg CTL untuk pelajaran IPA
kelas V bagi siswa tunarungu.
Saya Mohon kesediaan bapak untuk dapat mengirimkan saya tentang kelebihan dan
kelemahan CTL serta contoh prosedur pembelajaran CTL untuk pelajaran IPA.
saya tunggu balasan dari Bapak Bandono.
–terima kasih–

66. Purnomo — 27 April 2009 pukul 14:45 WIB

Bolehkah saya minta bantuan referensi buku-buku tentang CTL

67. leli — 28 April 2009 pukul 13:12 WIB

pak,maunya model-model yang lain lagi, mana tahu ada yang terbaru,n jangan sikit-sikit
kasih tulisannya, makin banyak ilmu disebar makin berkembang jaringan pahalanya,
macam MLM aja.

68. andi — 29 April 2009 pukul 14:46 WIB

selamat sore Pak, saya sedang mencari kabar tentang guru SD saya dulu. nama beliau yuli
rindarningsih.saya menemukan nama itu bertanya kepada bapak(15 januari 2009)apakah
boleh minta alamat e-mailnya untuk mencari tahu?terima kasih sebelumnya .

69. rina — 2 May 2009 pukul 11:43 WIB

Ass. Bapak saya mau bertanya apakah dalam pembelajaran CTL ketujuh pilar yang
menjadi konsep dalam CTL mesti diterapkan dalam KBM semuanya ? Bagaimana
hubungan dengan tuntutan life skill anak SMP yang difokuskan pada life skill sosial
berupa pembelajaran kooperatif dan life skill akademik berupa problem solving, itu sudah
mewakili terlaksananya pembelajaran yang kontekstual ? Saya pikir ini baru sebagian
dari tujuh pilar CTL. Bagaimana menurut Bapak ? Sudah tepatkah PBM yang saya
lakukan ? Apalagi kalau sudah ke penilaian autentik berat sekali tugas saya di kelas,
apalagi jumlah muridnya lebih dari 40 orang. Apa perbedaan penilaian autentik dengan
evaluasi ? Mohon penjelasannya,was.

70. Ettin Maira — 23 May 2009 pukul 15:38 WIB

Assalamualaikum wa.wb…
Saya mahasiswa Akta IV STAIN di Sumatra Barat, saya sangat senang dengan adanya
web Bapak ini yang membahas tentang Model Pembelajaran CTL sesuai dengan mata
kuliah yang sedang saya pelajari sekarang. Yang ingin saya tanyakan ke Bapak tentang
bagaimana Model Pembelajaran CTL pada Mata Pelajaran TIK di SMP…? Bagaimana
Model RPP nya Pak…?
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih..
Assalamualaikum.

71. yulie — 27 May 2009 pukul 10:55 WIB

bisa dikirim rpp nya!


72. Wahyu Aji — 1 June 2009 pukul 13:21 WIB

setuju pak!

73. Lilis — 2 June 2009 pukul 18:23 WIB

Sore pak, saya mahasiswi darp aplembang,tolong dijelaskan konsep teaching reading in
CTL, bagaimana cara dan langkahnya serta tlg dikirimkan rpp tentang reading, trims

74. Zulhajidan — 4 June 2009 pukul 10:56 WIB

Saya sangat setuju dengan pembelajar berbasis CTL, tapi guru selalu menganggap CTL
itu hal sulit dilaksakan dengan alasan latar belakang anak berbeda, sarana belajar tidak
memadai, waktu belajar kurang, dll.
Trims

75. lintang — 17 June 2009 pukul 11:15 WIB

Ass.
saya kesulitan dalam menyusun RPP tentang contexstual teaching and learning, mohon
bantuannya. terimakasih.

76. meida — 18 June 2009 pukul 0:23 WIB

ass.
pak.. akku maw tanya kalau untuk anak usia dini apakah ctl ini bisa di pergunakan??
trims..

77. mas_bakrie — 30 June 2009 pukul 15:19 WIB

Bpk/Ibu guru ytc…pembelajaran siswa di kelas sdh seharusnya tdk terpancang pada 1
model/pendekatan pembelajaran saja. Yg paling penting adl kita mengetahui inti dari
proses pembelajaran itu sendiri. Baik teori Quantum Learning/Teaching, Accelerated
Learning dsb mempunyai prinsip yg sama yaitu bgmn caranya kita melakukan proses
pembelajaran di kelas yg dpt membuat siswa merasa enjoy, jauh dari rasa ancaman,
tertekan dan semua emosi negatif yg dpt mengganggu pencapaian proses belajarnya.
Apapun yg bpk/ibu lakukan, usahakan dpt memberdayakan segala gaya belajar siswa shg
siswa mengalami “lompatan” ilmu. Menurut H Gardner dan Bobbi de Porter : siswa adl
manusia unik dgn kelebihan dan kekhasannya masing-masing. Jadi mari kita berlomba
untuk “melayani” siswa dgn berbagai ragam gaya belajarnya. Selamat Berjuang
(rujukan : Sekolahnya Manusia/Munif Chatib; http://pkab.wordpress.com

78. asrifin — 9 July 2009 pukul 21:05 WIB

asswrb.
ada yang ingin saya tanyakan “apakah di sekolah tempat saya mengajar lingkungannya
jauh dari informasi atau daerah terpencil apakah ctl dapat diterpkan sedangkan ctl
memerlukan alat dan keadaan yangs esuai seperti lingkunga?”

79. Anda — 10 July 2009 pukul 14:40 WIB

Saya kesulitan dalam menyusun RPP Biologi SMA tentang contexstual teaching and
learning, mohon bantuannya. terimakasih.

80. Nadia — 5 August 2009 pukul 9:25 WIB

assalamu’alaikum… pak, saya ingin menanyakan, apakah ada kelebihan dan kekurangan
dari CTL itu sendiri? terima kasih sebelumnya pak,,

81. meila — 6 August 2009 pukul 16:39 WIB

ass pak,,
sya ingin menanyakan, ‘apakah pendekatan ctl ini cocok digunakan dalam pembuatan
modul pembelajaran..?/makasih pak.

82. ILYASIN — 12 August 2009 pukul 8:37 WIB

CTL PERLU DIUPAYAKAN REALITANYA DI KELAS DI SELURUH


INDONESIA . TANTANGAN KE DEPAN KITA HARUS DAPAT BERSAING
DENGAN SEKOLAH-SEKOLAH DI SELURUH DUNIA.

83. ifan — 5 September 2009 pukul 8:14 WIB

asswr.wb pak,
saya ingin contoh rpp geografi smp yang menggunakan pembelajaran
ctl.mohon bantuannya dan trims atas infonya.

84. rini — 15 September 2009 pukul 22:41 WIB

assalamu’alaikum warahmatullah

saya ingin tagu ctl itu sama dengan pakem ya pak?


dan pakem itu pendekatan atau model pembelajaran?
sebenarnya apa sih beda model dengan pendekatan? kalo bisa dengan sumbernya ya pak.
terimakasih
wasalam

85. indry — 16 September 2009 pukul 21:41 WIB

Salam kenal pak


pak saya sangat tertaik dg tulisan anda ttg pembelajaran dg pendekatan ctl,walaupun saya
blm pernah mempraktekkannya. kebetulan th ini saya akan menyelesaikan tesis dg judul
“efektivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan ctl dan media flowchart
berbasis teknologi informasi melalui permainan diagram alur peta pikiran siswa” apa
yang harus saya lakukan di dalam kbm,dan apa saja yg hrs saya persiapkan pak? mohon
petunjuknya!

86. MUZAKIR — 3 October 2009 pukul 11:57 WIB

saya sangat berterimakasih kepada bapak yang telah menulis tentang pembelajaran
kontekstual dan ini sangat membantu saya. akan tetapi akan lebih bagus lagi kalau
disajikan dalam pdf. saya menantikan tulisan bapak yang selanjutnya. terima kasih

87. angga — 12 October 2009 pukul 14:43 WIB

butuh sintaks nya pak..

88. 5u54nto's Blog — 16 October 2009 pukul 22:15 WIB

[...] By susanto Menyusun Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning


(CTL) [...]

89. Supriyanto — 28 October 2009 pukul 12:05 WIB

Ass.
Setelah membaca banyak komentar dari rekan-rekan guru, timbullah pertanyaan dalam
diri saya dan sedih rasanya.
Mengapa sih masih banyak guru, setiap di suguhkan suatu metode atau pendekatan baru
selalu diambil negatifnya. Kapan pendidikan kita akan maju?
Guru yang bijak tentu akan menelaah hal-hal yang baru, mencoba, mengalaminya,
menganalisis kelebihan dan kekurangannya, kemudian kelebihannya itu yang kita
kembangkan.
Coba bayangkan, kita disuruh menemukan sendiri juga malas, disuruh pakai juga tidak
mau terus maunya apa… ? Gitu guru profesional….. Ayo dalam kondisi apapun,
lakukanlah yang terbaik bagi anak-anak bangsa, bersemangatlah dalam bekerja … Allah
SWT akan tahu siapa yang bekerja sungguh- sungguh dan siapa yang tidak. Allah akan
mengatur rejekinya. Keyakinan yang akan membuat kita bersemangat.
Wass.

90. H. Lukman Effendi, S.Kom. — 5 November 2009 pukul 7:36 WIB

Assalamu’alaikum……
Pak salam salam hangat untuk Bapak…..Pak saya Lukman alumni SMAN 7
Yogyakarta…..
masih ingat saya ga Pak….
Pak Budi masih ngajar Pak….?
Konsep pembelajaran Contextual Teaching Learning sangat bagus…….
Bapak masih di SMA N 7 Yogyakarta…..?
Saya berharap bisa lebih bersilaturohmi dengan Bapak……..

91. santoso — 10 November 2009 pukul 16:01 WIB

Tulisan bapak sangat bermanfaat dalam memahami dan mengembangkan model


pembljaran CTL, Trima kasih…

92. adista — 11 November 2009 pukul 17:02 WIB

pa dhe,

baguuuZ sEtuju, manTeb, , ,

LanjuTkan,

93. Drs. Bandono, MM — 12 November 2009 pukul 8:21 WIB

Terima kasih komennya kadang-kadang teman2 guru masih banyak yang bingung untuk
pelaksanakaannya. Biasanya mereka belum mencoba tetapi sudah ketakutan dulu dan
kebingungan

94. rohmat — 29 November 2009 pukul 21:57 WIB

assalamu’alaikum, pak
saya mau bertanya,
bagaimana contoh penerapan CTL pada pembelajaran bertani?
terimakasih.
(mohon jawabannya dikirim ke email di atas)

95. sri insan s — 6 December 2009 pukul 10:42 WIB

aslm… pa saya mahasiswa PGSD, saya mau menyusun skripsi dan dalam skripsinya saya
menggunakan metode CTL untuk materi pembelajaran cahaya. kira-kira bagaimana
prosedur penerapannya?dan kelemahan serta kelebihan metode ini jika di gunakan dalam
materi tersebut. terimakasih sebelumnya pa. dan balasanya mohon di kitim ke alamat e-
mail saya.

96. anna — 9 December 2009 pukul 16:34 WIB

pak saya mau tanya bagaimana cara mengukur keberhasilan dari pengaplikasian
pendekatan CTL ini?
pak saya juga minta tolong, bagaimana lebih jelasnya kegiatan guru dan murid saat KBM
dalam pelajaran IPA kelas 5 semester genap (2) pokok bahasan daur air. terimakasih.

97. Tri Indriyastuti — 11 December 2009 pukul 14:12 WIB


Assalamu’alaikum, Pak…..
Saya menu bertanya?
Bagaimana langlah pembelajaran menulis karangan di SD dengan menggunakan
poendekatan CTL?
Mohon penjelasanny.
Terimakasih
Wassalamu’aliakum

98. Erni Puspitasari — 23 December 2009 pukul 20:28 WIB

Assalamu’alaikum,

Pak, apakah CTL ini bisa kita terapkan di kelas VI. Sementara metode yg sering kita
gunakan khusus untuk kls VI adalah drill mengingat mereka akan menghadapi UASBN .
Kemudian bisakah saya mendapatkan model RPP yang tepat untuk CTL ini ?

Trm ksh

99. Haifan Najah — 24 December 2009 pukul 8:24 WIB

Assalamu’alaikum pak,
Salam sejahtera untuk pak Bandono,,
saya mahasiswa jurusan BK angkatan 2009.sebelumnya saya kuliah di UIN Sunan
Kalijaga lulus 2005. saya senang bisa kuliah di UPY, karena saya bisa kuliah sambil
kerja. walau tempat kerja saya jauh dari jogja yi di Purbalingga, Jawa Tengah. Seminggu
sekali saya harus pulang ke jogja. hari senin sampai rabu saya ngajar di purbalingga,
kamis sampai minggu saya ke jogja untuk kuliah.memang berat rasanya, tapi semuanya
ini saya jalani dengan santai,sabar dan dengan niat ibadah untuk mencari ilmu,benar-
benar MENCARI ILMU, bukan untuk mencari ijazah untuk keperluan sertifikasi, seperti
yang pernah pak bandono sampaikan saat perkuliahan di SMP.kalaupun ilmu yang saya
dapat sedikit namun saya yakin pahala yang saya dapatkan tidak sedikit,tentunya dengan
niat yang ikhlas.namun saya agak kecewa dengan sistem perkuliaahan di UPY terutama
di jurusan BK apalagi kelas sore. perkuliaahan banyak yang kosong, sering ganti jadwal
tanpa ada pemberitahuan yang jelas pada mahasiswa, pelayanan tidak maksimal
contohnya saat UTS tidak ada jadwal resmi yang ditempel di papan pengumuman
sehingga menyulitkan mahasiswa untuk mendapat informasi, bahkan karena ingin segera
mendapat informasi yg jelas sempat ada mahasiswa yang nyelonong ke ruang ketua
jurusan dan mengambil jadwal yang belum resmi,akibatnya ketua jurusan marah-marah
kepada semua mahasiswa,kalau jadwal ditempel jauh hari sebelum pelaksanaan ujian
tentunya semua itu tidak akan terjadi. saya senang bisa mengikuti perkuliaahan pak
bandono, karena walaupun berstatus dosen tidak tetap tetapi pak bandono bisa bersikap
dan bertindak sebagai dosen,bukan “pura-pura” menjadi dosen atau dosen-dosenan yang
katanya dosen tapi sering meninggalkan mahasiswanya tanpa kejelasan.atau ngajar tapi
cuma ngomong/crito”ngalor ngidul” gak jelas.mudah-mudahan pak bandono bisa terus
memberikan pengabdian yang terbaik pada dunia pendidikan,terutama di Universitas
PGRI Yogyakarta.
sekian tanggapan / unek-unek saya. mohon tanggapan balik dari pak bandono juga
motivasinya ya pak… terima kasih.
facebook: haifan annajah; email: lek_iphan@ymail.com.
Wassalamu’alaikum..

100. Rida — 24 December 2009 pukul 9:47 WIB

Salam kenal pa, saya seorang mhs di salah satu PTN.sya ingin tanya kekurangan dan
kelebihan CTL?mohon pnjelasanya.

101. evi — 27 December 2009 pukul 10:54 WIB

assalamu’alaikum….
pak saya mau bertanya, untuk metode dari CTL itu sendiri itu apa saja ya pak? mohon
dijelaskan yg lebih konkrit lg karena saya belum faham betul tentang CTL.
Maturnuwun…….. wassalamu’alaikum…

102. windu — 4 January 2010 pukul 16:18 WIB

salam kenal pak, sy mahasiswa UNJ.. sy sedang menyusun skripsi berhubungan dengan
CTL.. mg bpk bisa bntu..

103. zakiyyatun nisa — 13 January 2010 pukul 12:29 WIB

assalamualaikum…

salam kenal dari saya Pak..


saya kiky, mahasiswa UPI jurusan bahasa jepang..
saya tertarik untuk menyusun skripsi tentang CTL dalam kaitannya dengan pembelajaran
menulis..

mohon dijelaskan lagi apa sebenarnya CTL itu dan bagaimana kekurangan/kelebihannya,
karena saya pun masih belum begitu paham..

terima kasih atas bantuannya pak..

104. adi — 13 January 2010 pukul 21:17 WIB

maaf pak…
tolong kasih contoh seperti apa CTL itu..?

terima kasih.

105. Domu — 13 January 2010 pukul 22:32 WIB


pak saya kurang paham mengenai model ini bisa tolong di jelaskan secara terperinci juga
mengenai kekurangan dan kelebuhannya…….
trims

106. yadi,sma"17"1YK — 1 February 2010 pukul 21:51 WIB

As w w. Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning ),akan dilakukan


dengan sungguh sungguh oleh bapak / ibu guru ,karena masuk pada instrumen supervisi
pengawas,bahkan pakai skore 4,3,2,1 he he he.mulai Feb 2010.
Walaupun standar proses lahir 2006,para alumnus UNY dulu IKIP sudah sangat
menguasai ctl sejak kuliah metodik didaktik,betul khan.Sugeng mucal kemawon.Wass w
w.

107. Nita Auliyanti — 28 February 2010 pukul 17:02 WIB

Asw,,,
Sebelumnya Saya Ucapkan Terima Kasih ya pak,,,
Artikel yang bapak tulis, cukup membantu saya dalam memahami metode CTL dalam
proses pembelajaran,,
Thanks ya pak,, mungkin bisa menjai salah satu bahan referensi Q untuk membuat
skripsi,,

108. winarni — 12 March 2010 pukul 14:55 WIB

asm…
pak,saya sedang melakukan penelitian untuk skripsi saya.saya membutuhkan info ttg
metode inkuiri dan langkah-langkah metode inkuiri. mohon bantuannya.
email:winarni_basuki@yahoo.com

109. daeng taher lampe — 13 March 2010 pukul 21:15 WIB

terima kasih pak bandono atas informasi nya tentang metode kontekstual;
i really hope that i can apply this strategy for my students at SMA PGRI BERAU and
SMA MUHAMMADIYAH BERAU.
would you like to visit berau ?

110. daeng taher lampe — 13 March 2010 pukul 21:16 WIB

terima kasih pak bandono atas informasi nya tentang metode kontekstual;
i really hope that i can apply this strategy for my students at SMA PGRI BERAU and
SMA MUHAMMADIYAH BERAU.
would you like to visit berau ?

111. asep ismail pamungkas — 30 March 2010 pukul 10:05 WIB

jazaakallah pak…
112. asep ismail pamungkas — 30 March 2010 pukul 10:08 WIB

assalamualaikum,
kalau tidak keberatan, boleh gak saya minta penguraiannya tentang metode khusus
pembelajaran akidah akhlak, qurdis, fiqih usul fiqih dan sejarah islam.
hatur nuhun

113. YESSY ISTIANA — 6 April 2010 pukul 9:03 WIB

untuk pembelajarn kontekstual, memang sangat mendukung proses pembelajaran. karena


siswa secara langsung mengalami/melakukan percobaan/inkuiri.pembelajaran juga
bermakna bagi siswa.tetapi, kelemahannya kurang efisien, artinya memerlukan waktu
yang lebih banyak.

114. Afifah Zakiyah — 9 April 2010 pukul 14:34 WIB

senang banget dan trmksh sy dpt bljr ttg CTL, slm sy mengajar sy berusaha
mempraktekkan hal ini,tp sy blm paham buat RPP model ini, bs bantu sy br contoh rpp
pembelajaran bhs arab/fiqh untk sd, trmksh ats bantuannya

115. isnazaghi — 14 April 2010 pukul 10:47 WIB

Assalamualaikum pak,sy mahasiswi yang sdg skripsi dan mengambil judul ttg CTL,tp
msh bingung bagaimana penerapannya dalam writing skill? makasih pak….

116. iis ritanti — 18 April 2010 pukul 16:12 WIB

aslm, pak saya mau tanya. apa kelebihaN model pembelajaran CTL jika dibandingkan
dengan pembelajaran RME? terima kasih

117. ayu — 29 April 2010 pukul 12:15 WIB

askum. pak saya ayu. mahasiswa fkip seni rupa uns.. yang saya ingin tanyakan adalah..
apakah ctl dapat diterapkan pada pembelajaran seni rupa. mohon balasannya.
terimakasih.

118. ais — 5 May 2010 pukul 15:08 WIB

aslmkm.beda pendekatan CTL dengan RME apa? Mohon dibalas ke alamat email saya.
trmksh.

119. mahfuzah saniah — 16 May 2010 pukul 12:18 WIB

assalamu’alaikum, pak
saya mau bertanya,
bagaimana contoh penerapan CTL pada pembelajaran sejarah?
terimakasih.

120. djuartono — 19 May 2010 pukul 11:12 WIB

masyarakat juga perlu mengetahui bagaimana belajar yang efektif dan benar, karena 2/3
waktu yang siswa punya berada di keluarga/masyrakat. kalau hanya sekolah/guru yang
bertanggung jawab akan sulit bahkan bisa mustahil, kewenangan guru sekarang sangat
terbatas.

121. Ripki Apriyan — 20 May 2010 pukul 8:08 WIB

trimakasih pa.artikel ini sangat mmbantu saya dlm mnyusun skripsi S1 pendidikan gru
SD d UPI Tsm. sX lg trimaksih bnyak. mdh2 lbih brmnfaat

122. drs. jamil, M.pd — 25 May 2010 pukul 13:06 WIB

Sangat menarik sebagai refrens bagi tenaga pengajar (Guru dan Dosen) untuk
implementasinya dilapangan diperlukan keberanian dan kemampuan tersendiri. Salam
jamil Makassar

123. drs. jamil, M.pd — 25 May 2010 pukul 13:10 WIB

Bisa menjadi kajian guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran mengenai kelebihan
dan kekurangannya

124. satria — 28 May 2010 pukul 21:56 WIB

asslmkm,,,saya mau tanya pembelajaran di indonesia bisa dikatakan masih kuno yaitu
masih bnyak menggunakan pembelajaran konvensional, namun di dalam penerapannya
pembelajaran konvensional itu sendiri jg sering dikombinasikan dengan pendekatan lain
sesuai materi yang akan disampaikan misalnya guru menggunakan media belajar, guru
memberikan tugas, dan sebagainya. apakah pembelajaran yang demikian itu sudah bisa
dikatakan pembelajaran dengan model CTL? mohon dijelaskan bagaimana suatu
pembelajaran itu sudah dapat dikatakan sebagai pembelajaran dengan menggunakan
model CTL.,trmksh.

125. zoelfa — 23 June 2010 pukul 11:31 WIB

Bapak Bandono yang saya hormati.. saya tertarik membaca postingan bapak tentang
CTL, dan skarang saya sedang menyusun skripsi tentang aplikasi CTL dalam kurikulum
KTSP,, saya mohon bantuan bapak untuk memberi penjelasan sedikit tentang bagaimana
aplikasi CTL dalam kurikulum KTSP.. Terima kasih

126. iza — 24 June 2010 pukul 9:24 WIB


assalamu’alaikum.. pak Bandono yth, saya mahasiswi yang sedang mnyusun skripsi
mengunakan metode ctl dlm peningkatan vocabulary siswa, kesulitan saya adalah
bagaimana menyajikan model test yang tepat dg judul skripsi yang saya maksud di atas.
mohon penjelasan bapa, thanx before.. wassalamu’alaikum

127. NIKMAT — 24 June 2010 pukul 19:38 WIB

ass.slm kenal p’bandono.sy(nikmat)mau sharing dgn bpk tentang komperasi pendekatan


kontekstual dgn pendekatan konvensional.sy lg nyusun proposal tesis dgn judul studi
komperasi hasil belajar fisika melalui pendekatan kontekstual dgn pendekatan
konvensional pada siswa MAN 2 Model Palu…please p.bandono bantuannya.d tgg
infonya pak..wslm

128. Ade Rusliana — 29 June 2010 pukul 21:23 WIB

Masih ingat saya mas..?

129. WAWAN — 15 July 2010 pukul 20:25 WIB

trimakasih, informasi baru buat saya menenal CTL. Saya merasa bangga pada Bapak bisa
berbagi pengetahuan dengan sesama . trimakasih.

130. Ideliani — 21 July 2010 pukul 11:13 WIB

Saya seorang guru TIK pak, bisa kasih ide untuk pembelajarn TIK khususnya internet
dengan CTL?. trima kasih banyak untuk jawabannya.

131. resistanCe — 22 July 2010 pukul 18:20 WIB

banyak belajar tentang metode CTL dari postingan anda…terimakasih banyak pak

132. andri — 17 September 2010 pukul 12:11 WIB

makasih materinya bagus, tapi konsep demonstrasinya kok cuma dikit bgt…

133. Fatkhul — 22 September 2010 pukul 16:37 WIB

terimakasih…….dan saya sangat setuju, saya hanya berharap semoga semua guru di
seluruh indonesia sadar betul bahwa tugasnya adalah mencerdaskan anak bangsa tidak
sebagai lahan mencari penghasilan terutama bagai yang sudah bersertifikasi

wassalam

134. Fatkhul — 22 September 2010 pukul 16:38 WIB


terimakasih…….dan saya sangat setuju, saya hanya berharap semoga semua guru di
seluruh indonesia sadar betul bahwa tugasnya adalah mencerdaskan anak bangsa tidak
sebagai lahan mencari penghasilan terutama bagai yang sudah bersertifikasi

wassalam

135. MARTINUS SUTRISNO — 12 October 2010 pukul 23:43 WIB

salam kenal pak…….


saya mahasiswa UNESA(universitas negeri surabaya)
nama: MARTINUS SUTRISNO
asal NTT/MANGGARAI FLORES
Menurut saya pak,pada dasarnyanya pembelajaran karakteristik itu memiliki
karakteristik, sebagai berikut:
1. Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful connections).
Siswa dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar secara aktif dalam
mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapat bekerja secara sendiri
atau bekerja dalam kelompok dan orang yang belajar sambil berbuat (learning by doing).
2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing significant work).
Siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai konteks yang ada
dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan sebagai anggota masyarakat.
3. Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning).
Siswa melakukan pekerjaan yang signifikan: ada tujuannya, ada urusannya dengan orang
lain, ada hubungannya dengan penentuan pilihan, dan ada produknya/hasilnya yang
sifatnya nyata.
4. Bekerja sama (collaborating).
Siswa dapat bekerja sama. Guru membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok,
membantu mereka memahami bagaimana saling mempengaruhi dan saling
berkomunikasi.
5. Berpikir kritis dan kreatif (critical and creatif thinking).
Siswa dapat menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif:
dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan
menggunakan logika dan bukti-bukti.
6. Mengasuh dan memelihara pribadi siswa (nurturing the individual).
Siswa memelihara pribadinya: mengetahui, memberi perhatian, memiliki harapan-
harapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiri. Siswa tidak dapat berhasil
tanpa dukungan orang dewasa. Siswa menghormati temannya dan juga orang dewasa.
7. Mencapai standar yang tinggi (riching hight standards).
Siswa mengenal dan mencapai standar yang tinggi: mengidentifikasi tujuan dan
memotivasi siswa untuk mencapainya. Guru memperlihatkan kepada siswa cara
mencapai apa yang disebut “excellence”.
8. Menggunakan penilaian autentik (using authentic assessment).
Siswa mengggunakan pengetahuan akademis dalam konteks dunia nyata untuk suatu
tujuan yang bermakna. Misalnya siswa boleh menggambarkan informasi akademis yang
telah mereka pelajari dalam pelajaran sains, kesehatan, pendidikan, matematika, dan
pelajaran bahasa Inggris dengan mendesain sebuah mobil, merencanakan menu sekolah,
atau membuat penyajian perihal emosi manusia.
Secara operasional, terdapat tujuh komponen utama penerapan CTL di kelas. Ketujuh
komponen utama itu adalah konstruktivisme (contructivisme), bertanya (Questioning),
menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning community), pemodelan (modeling),
refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment) (Nurhadi, dkk,
2003: 31). Oleh kerena itu, sebuah kelas dapat dikatakan menggunakan pendekatan CTL
jika telah menerapkan tujuh komponen tersebut dalam kegiatan pembelajarannya.

136. MARTINUS SUTRISNO — 12 October 2010 pukul 23:48 WIB

salam kenal pak…….


saya mahasiswa UNESA(universitas negeri surabaya)
nama: MARTINUS SUTRISNO
asal NTT/MANGGARAI FLORES
Menurut saya pak,pada dasarnya pembelajaran kontekstual itu memiliki karakteristik,
sebagai berikut:

1. Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful connections).


Siswa dapat mengatur diri sendiri sebagai orang yang belajar secara aktif dalam
mengembangkan minatnya secara individual, orang yang dapat bekerja secara sendiri
atau bekerja dalam kelompok dan orang yang belajar sambil berbuat (learning by doing).
2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan (doing significant work).
Siswa membuat hubungan-hubungan antara sekolah dan berbagai konteks yang ada
dalam kehidupan nyata sebagai pelaku bisnis dan sebagai anggota masyarakat.
3. Belajar yang diatur sendiri (self-regulated learning).
Siswa melakukan pekerjaan yang signifikan: ada tujuannya, ada urusannya dengan orang
lain, ada hubungannya dengan penentuan pilihan, dan ada produknya/hasilnya yang
sifatnya nyata.
4. Bekerja sama (collaborating).
Siswa dapat bekerja sama. Guru membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok,
membantu mereka memahami bagaimana saling mempengaruhi dan saling
berkomunikasi.
5. Berpikir kritis dan kreatif (critical and creatif thinking).
Siswa dapat menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi secara kritis dan kreatif:
dapat menganalisis, membuat sintesis, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan
menggunakan logika dan bukti-bukti.
6. Mengasuh dan memelihara pribadi siswa (nurturing the individual).
Siswa memelihara pribadinya: mengetahui, memberi perhatian, memiliki harapan-
harapan yang tinggi, memotivasi dan memperkuat diri sendiri. Siswa tidak dapat berhasil
tanpa dukungan orang dewasa. Siswa menghormati temannya dan juga orang dewasa.
7. Mencapai standar yang tinggi (riching hight standards).
Siswa mengenal dan mencapai standar yang tinggi: mengidentifikasi tujuan dan
memotivasi siswa untuk mencapainya. Guru memperlihatkan kepada siswa cara
mencapai apa yang disebut “excellence”.
8. Menggunakan penilaian autentik (using authentic assessment).
Siswa mengggunakan pengetahuan akademis dalam konteks dunia nyata untuk suatu
tujuan yang bermakna. Misalnya siswa boleh menggambarkan informasi akademis yang
telah mereka pelajari dalam pelajaran sains, kesehatan, pendidikan, matematika, dan
pelajaran bahasa Inggris dengan mendesain sebuah mobil, merencanakan menu sekolah,
atau membuat penyajian perihal emosi manusia.
Secara operasional, terdapat tujuh komponen utama penerapan CTL di kelas. Ketujuh
komponen utama itu adalah konstruktivisme (contructivisme), bertanya (Questioning),
menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning community), pemodelan (modeling),
refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment) (Nurhadi, dkk,
2003: 31). Oleh kerena itu, sebuah kelas dapat dikatakan menggunakan pendekatan CTL
jika telah menerapkan tujuh komponen tersebut dalam kegiatan pembelajarannya.

137. jito — 13 October 2010 pukul 11:56 WIB

makasih pak atas tulisan2nya

138. muchamad yunus — 19 October 2010 pukul 8:49 WIB

assalamu wr.Wb.
maaf p bandono instrumen yang cocok dengan model CTL apa saja?

139. sari_partini — 21 October 2010 pukul 20:29 WIB

trimakasih bapak…

140. Decy Susanty — 27 October 2010 pukul 10:31 WIB

Assalamu’alaikum.Wr.Wb..,
salaam kenal pak Bandono..,
sya Decy Susanty..,
mahasiswa Universitas Borneo Tarakan (UBT)..,
kalimantan Timur..,
terima kasih pak bandono atas informasi nya tentang Model Pembelajaran Contextual
Teaching and learning..,
info ini sangat berguna buat sya..,
saolx sya lgi dapet tugas dri dosen sya mempresentasikan tentang metode pemblajaran
CTL ini..,
saya hanya berharap semoga metode ini bisa di aplikasikan ke seluruh sekolah di Tanah
Air kita khususnya kota tarakan dan Bunyu..,
doain sya ya pak semoga presentasi sya berjalan dengan lancar..,
amiinnn..,
makaci paK…,

141. M. ZAINI BAKHTYAR — 3 November 2010 pukul 14:19 WIB

askm pak…
ne saya m. zaini bakhtyar bisa dpagl zen..
saya dari UIN MALIKI Malang,,mau tanya pak . apakah CTL bisa diterapkan pada
semua mata pelajaran…???
he,,he..

142. John L Raambi — 7 November 2010 pukul 16:57 WIB

selamat sore pak


Apakah CTL ini bisa diterapkan juga di SD kelas I s.d Kelas VI? makasih pak

143. mery — 11 November 2010 pukul 13:32 WIB

pak,,kontekstual itu sendiri apa di materi sistem persamaan linear dua variabel….saya
mash binggung kontekstual atau CTL itu menerapkan dlm kehidupan sehari2…dan tolng
conth rpp dan silabus nya pak?? saya ucapkan termksh….

144. nurullaili — 12 November 2010 pukul 10:54 WIB

assamualaikum salam kenal pak sy dr mahasiswa STKIP NTB LOTIM sy setuju dengan
model pembelajaran CTL,sgt bgus bs jd pegangan kt nanti…..pak bs jelasn sdkt ndk dgn
model pembelajarn ne bagaimana kelemahan nya

145. rosmanida — 14 November 2010 pukul 9:30 WIB

salamkenal cekgu. saya sdh berkali kali pelatihan CTL.tp blm pas lagi digunakan dlm kls
B. Ing. tlg doakanya

146. winni Siti alawiah — 26 November 2010 pukul 17:31 WIB

saya izin untuk mengutip sedikit mengenai pembelajaran model CTL ini untuk bahan
materi kuliah…terima kasih

147. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) « Rudi nurcahyo
— 2 December 2010 pukul 15:27 WIB

[...] Menyusun Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) [...]

148. naila nurdiansah — 7 December 2010 pukul 12:06 WIB

assalamu’alaikum

alhamdulillah, terima kasih telah berbagi ilmu

149. awaxbadan — 21 December 2010 pukul 11:50 WIB

bagus buat +an referensi bagi para guru………


thanks pak..
150. Ratna — 6 January 2011 pukul 8:53 WIB

thankz ilmunya pak


ada yg lain ga sperti TPR, make a match, jigsaw n kawan2.
ada tugas dari dosen di suruh buat lima metode pembelajaran, masih bingung. Mohon
bantuannya yah pak

151. kia queenza — 11 January 2011 pukul 11:34 WIB

ya………….. saya seyuju dengan strategi pembelajaran tsb,,,,,,,,,,,!


dan saya mohon izin menyalinnya untuk bahan makalah kuliah saya…………. terima
kasih pak……… wassalamu alaikum.

152. sulisetiawati — 14 January 2011 pukul 16:26 WIB

assalamoe’alaikum,
saya mahasiswi IAIN STS Jambi semester akhir yang sedang menyusun skripsi yang
berhubungan dengan model pembelajaran ctl,kalau ana bleh minta tolong, tolong kirim
ke e-email ana tentang buku-buku yang berhubungan dengan ctl……..
terima kasih sebelumnya,
wassalam.

153. evi — 17 January 2011 pukul 8:30 WIB

asalamualaikum, pa saya sangat senang dengan pembelajaran CTL, saya guru biologi,
saya mohon penjelasannya dari bapak bagamana membuat RPP yang didalamnya
terdapat 7komponen Kontekstual? dimana saya dapat membeli buku CTL yang ASli
bukan terjemahan?terimakasih pak tas bimbingannya?

154. kiaose — 20 January 2011 pukul 14:15 WIB

Mohon ijin tuk publish artikel ini di http://ctladonara.wordpress.com/


Trims

155. attha — 12 February 2011 pukul 14:15 WIB

ass pak.. saya salah satu mahasiswa STKIP padang. senang bisa membaca artikel dari
bapak. saya sedang menyusun skripsi yang berjudul penerapan metode penemuan
terbimbing dengan menggunakan hand out berbasis CTL. yang ingin saya tanyakan, kira2
bagaimana bentuk hand out yang berbasis CTL tersebut, misalnya untuk pembelajaran
matematika tentang lingkaran di kelas VIII. kalau bapak punya contoh hand out berbasis
CTL tersebut, mohon untuk d kirimkan ke email saya. terimakasih pak..

156. topo broto — 5 March 2011 pukul 15:50 WIB

sae pak menambah wawasan seorang guru


157. topo broto — 5 March 2011 pukul 15:53 WIB

saya mohon ijin untuk mengutip sebagian isi…untuk pendukung ptk saya, trima ksih pak

158. ayu — 8 March 2011 pukul 9:26 WIB

selamat pagi…..
pak mohon bantuanya saya mahasiswa angkatan pertama dalam prodi geografi dan saya
skrang lagi susun skripsi mengenai ctl dalam materi tanah pada kelas X.mohon
penjelasanx secara lebih rinci mengenai sintaks ctl dan rpp pada materi tanah dan seperti
apa penerapanx dlm pembelajaranx! mohon bnatuanya sebelumya makasi tolong dikirim
di imel zazukybali@yahoo.c

You might also like