Professional Documents
Culture Documents
menyampaikan sebuah ilmu science baru dalam berbelanja. Kegiatan berbelanja seseorang
tidak cukup diteliti hanya dengan menggunakan konteks ilmu antropologi maupun psikologi.
Perilaku seseorang dalam berbelanja lebih erat kaitannya dengan interaksi di lingkungan
tempat mereka berbelanja. Dengan kata lain perilaku konsumen yang berbelanja juga
dipengaruhi faktor eksternal seperti keadaan toko yang mereka kunjungi. Retailer yang ingin
berhasil meningkatkan penjualan harus mampu mengidentifikasi secara jelas siapa yang akan
berbelanja di tokonya dan produk apa yang mereka jual. Dan tugas retailer selanjutnya adalah
dengan menghubungkan kedua hal tersebut melalui desain toko yng strategis.
ilmu berbelanja tersebut. Tracker melakukan kegiatan pengamatan dengan turun langsung ke
toko-toko retail untuk mengamati perilaku konsumen selama mereka berbelanja. Banyak
faktor yang coba diukur oleh seorang tracker diantaranya lama seseorang berbelanja hingga
Untuk itu saya di sini mencoba bertindak selaku seorang tracker yang mengamati
beberapa toko retail yang begitu dekat dengan pelanggannya. Toko retail yang saya pilih
adalah Indomaret, Alfamart serta Circle-K yang berada di kawasan jalan Dharmawangsa
Surabaya. Ketiga retailer tersebut pada dasarnya menjual jenis barang yang sama yaitu
consumer goods. Khusus untuk Circle-K, mini market yang satu ini memiliki positioning
yang sedikit berbeda. Target pasar circle-K lebih mengarah kepada anak muda, sehingga
pilihan produk yang didisplay di tokonya terbatas. Sedangkan Indomaret dan Alfamart
memposisikan dirinya sebagai penyedia barang-barang kebutuhan rumah tangga secara
umum.
Aspek ini mengarahkan retailer untuk memahami mekanisme atau cara berbelanja
pelanggannya. Dalam buku why we buy ada lima hal yang didiskusikan terkait aspek ini.
Namun dari observasi yang saya lakukan, hanya ada hal yang menurut saya relevan.
pelanggan. Toko dengan cahaya terang akan jauh lebih baik dibanding toko yang
remang-remang. Selain itu penataan yang ada didalam toko saat dilihat dari luar juga
penting. Karena biasanya pengunjung sudah langsung menilai saat mereka masih
Dari ketiga mini-market yang saya amati, ketiganya telah memahami betul
dimensi ini. Ketiga toko tersebut memiliki tata letak pencahayaan yang baik di dalam
tokonya. Suasana cerah terlihat di dalamnya. Namun hal menarik yang saya temui
adalah ketika masih berada di luar toko dan mencoba melihat ke dalam toko maka
saya sedikit kesulitan untuk melihat secara jelas isi toko minimal untuk display
kardus bahkan kontainer plastik yang mungkin digunakan ketika supplier mengirim
barang ke toko, sehingga itu cukup mengganggu pandangan kita yang berada di luar
toko. Begitu juga di Indomaret di mana teras toko yang sempit itu justru digunakan
sebagai stan berjualan makanan, sehingga kesan semrawut yang kita temui di luar
toko. Sedangkan di Circle-K, saya tidak menemui penghalang untuk melihat ke dalam
toko. Kesan bersih dan rapi yang saya temui. Jadi jika saja ketiga toko tersebut berada
di tempat yang bersebelahan satu sama lain, maka pelanggan akan lebih tertarik untuk
Tanda dalam hal ini adalah sebuah pesan media atau iklan. Marketing harus
dapat meletakkan media berisi pesan itu di tempat yang benar sehingga dapat dibaca
oleh customer.
Dari ketiga mini-market yang saya amati, Circle-K saya anggap yang paling
unik. Retailer satu ini tidak melakukan iklan sama sekali baik itu above maupun
below the line. Di dalam toko pun tidak saya temui pesan berkaitan dangan produk
yang mereka jual atupun promo khusus. Berbeda dengan Alfamart dan Indomaret
yang gencar melakukan program promonya. Hal itu dilakukan di dalam maupun di
luar toko. Seperti adanya papan di teras toko yang biasanya berisi informasi berkaitan
promo yang sedang berlangsung. Hingga meletakkan selebaran promo di kasir. Hal
ini tentu berkaitan dengan persaingan head to head keduanya secara langsung. Dan
toko tersebut dan selanjutnya menentukan pilihan toko mana yang akan dikunjungi.
Toko yang bagus adalah toko yang didesain berdasarkan bagaimana kita
(pelanggan) berjalan dan di mana arah pandangan kita. Similarity yang saya temui
dari ketiga toko tersebut adalah mendisplay di rak terdepan atau dekat pintu masuk
produk yang mungkin tidak kita kenal dan tidak ada dalam benak kita sebelum masuk
menyempatkan waktu mengelilingi toko keseluruhan untuk melihat produk apa saja
yang dijual di sana. Untuk itulah ketika pertama kali masuk toko, kita langsung
diperlihatkan produk-produk yang cenderung tidak ada dalam list kita. Dimaksudkan
Aspek demografi akan mengulas siapa saja yang akan berkunjung ke toko retail serta
Kebiasaan pembeli pria adalah bahwa mereka tidak terlalu suka untuk
menyampaikan bahwa sebuah toko akan lebih menyukai orang yang berbelanja di
tokonya adalah seorang pria. Umumnya seorang pria tidak ribet dan tidak memiliki
Berbeda dengan pria, wanita memiliki afinitas yang lebih besar untuk apa
yang kita anggap sebagai 'belanja' - berjalan pada kecepatan yang santai melalui toko,
penjualan, bertanya, mencoba dan pada akhirnya mengarah pada transaksi pembelian.
Dalam sebuah studi, ditemukan bahwa 65 % pembeli laki-laki yang mencoba sesuatu
bertransaksi sebesar 25 % saja. Itulah mengapa retailer lebih menyukai pria karena
maka analisa saya akan berbeda. Dalam faktanya, pria yang berbelanja di sebuah
waktu lebih dari 15 menit. Maka teori tersebut masih relevan. Namun jika dikaitkan
untuk melakukan pembelian dalam jumlah banyak. Pria datang ke mini-market hanya
untuk mengambil barang yang memang dia butuhkan dan membayarnya di kasir.
Mereka tidak memiliki waktu untuk melihat sekelilingnya atau menyadari keberadaan
produk yang mungkin dai butuhkan. Dan perilaku ini tidak bisa dirubah oleh retailer.
Berbeda dengan wanita yang memiliki waktu relatif lama di dalam toko, strategi
promosi yang gencar akan mampu meningkatkan product awareness dan tingkat
dengan memanfaatkan waktu keberadaan wanita di dalam toko yang cukup lama
2. Kids
Ada kenyataan bahwa anak-anak kita mengonsumsi media massa lebih banyak
dari orang dewasa, banyak kompetisi untuk menjual sesuatu. Pasar menginginkan
anak-anak, kebutuhan anak-anak, dan anak-anak tertarik dengan itu. Mereka didoktrin
ekonomi, sekarang dan di masa depan, dan itulah yang penting. Semua ini, seperti
setiap pergolakan besar, adalah dua sisi yaitu untung dan rugi. Secara praktis, ini
mereka telah dipertimbangkan. Dengan kata lain, jika Anda ingin menjual sesuatu
untuk anak-anak, Anda harus menaruhnya di mana mereka dapat melihat dan
mencapainya.
penjual mobil atau petugas bank maka tugas pemasar terlebih dahulu menemukan
cara untuk mengalihkan perhatian anak dari rasa gelisah dan bosan.
merupakan konsumen yang bersemangat. Jika berada dalam jangkauan mereka dan
dapat dikatakan bahwa anak-anak masuk ke dalam pertimbangan penting para pelaku
dengan karakter yang disukai anak-anak, yaitu karakter lebah yang lucu. Sesuai target
pasarnya adalah keluarga, maka kedua retailer ini pun telah menyiapkan strategi
khusus bagi anggota keluarga yang cukup potensial. Observasi saya menunjukkan
bahwa orang yang datang bersama anaknya cenderung membelikan terlebih dahulu
apa yang diinginkan anaknya begitu memasuki toko. Ini dilakukan agar si anak tidak
kebanyakan produk yang mereka jual adalah makanan ringan, sehingg tanpa edukasi
tertentupun anak yang datang ke outlet Circle-K bisa langsung tertarik dengan produk
tertentu.
Aspek ketiga dalam science of shopping yaitu dalam berbelanja seorang pelanggan
dengan melihat, merasakan atau menyentuhnya. Pelanggan lebih menyukai tingkat interaksi
yang tinggi dalam berbelanja. Namun dari lima bagian aspek ini, saya hanya mengambil dua
Dari ketiga mini-market yang saya amati, Circle-K memiliki design yang
retail di luar negeri, khususnya Amerika. Ini mampu menjadi nilai lebih untuk
Sedangkan Alfamart dan Indomaret justru memiliki design yang sama persis
satu sama lain. Jadi jika kita pelanggan tetap Alfamart, dan suatu ketika
berbelanja di Indomaret, kita tidak akan kesulitan menemukan barang yang kita
menyasar anak muda. Barang yang dijualpun lebih banyak berupa makanan ringan
Ketiga mini market yang saya amati memilih tenaga kerja muda untuk
operasional outletnya. Perbedaan terletak pada jumlah karyawan yang ada dalam
satu toko. Alfamart dan Indomaret memiliki karyawan yang lebih banyak daripada
Circle-K.
2. Time
Hal ini berkaitan dengan waktu dalam hal pelayanan yang diberikan seperti,
waktu pembayaran di kasir, waktu mencarikan barang yang pembelanja inginkan, dan
3. Magic Acts
Hal ini merupakan salah satu trik dalam hal science of shopping, hal ini lebih
kepada apa yang membuat kita tertarik untuk melakukan pembelian. Semua ini
pembelanja yang sudah di depan mata. Dari ketiga mini market tersebut, saya merasa
Alfamart yang memiliki magic acts terbaik, itu dilakukan melalui program kartu Aku.
Hari ini semua orang berkompetisi dengan orang lain, dan ancaman dapat datang dari
mana saja. Ini sangat berbahaya untuk seorang pemilik toko yang berpikiran sempit dan
percaya bahwa kompetitor hanya orang-orang dengan produk sejenis. Sesungguhnya, retail
Di abad 21 konsumen adalah raja. Pertama dan yang paling utama, belanja mengikuti
perubahan sosial, dan amat disayangkan bagi para pelaku bisnis yang gagal mengerti ini.
Tanpa perlu meragukan, pemain perubahan sosial utama selama ini dilakukan dalam hidup
wanita. Retail harus memperhatikan apa yang diinginkan perempuan dalam hidupnya, apa
Berbelanja adalah aktivitas yang dapat dilakukan bersama-sama. Belanja adalah sebua
bentuk dari hiburan. Berbelanja adalah pengalaman yang universal. Tapi tugas retailer tetap
sama mencari tahu bagian yang universal dari Paris sampai Tokyo, dan bagian mana yang
akan menjadi abadi, melihat elemen dasar biologi dan gender. Mencari tahu apa yang
Oleh:
Pandu Ramadanu
040710057
Departemen Manajemen
Universitas Airlangga
2010