You are on page 1of 13

PROPOSAL SKRIPSI

PERAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DALAM

VOLUNTARY DISCLOSURE : STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN

PERTAMBANGAN INDONESIA

Oleh

Diesta Arum Pramesti

F0308040

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2011
A. LATAR BELAKANG

Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran karakteristik perusahaan dalan

voluntary disclosure pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Karakteristik perusahaan dipresentasikan dengan ukuran

perusahaan, leverage, dan profitabilitas.

B. RUMUSAN MASALAH

Mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu, maka permasalahan yang ingin

dikaji dalam penelitian ini adalah apakah karakteristik perusahaan yang

dipresentasikan dengan ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas berperan

dalam voluntary disclosure?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran karakteristik perusahaan yang

diperesentasikan dengan ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas dalam

voluntary disclosure.

D. MANFAAT PENELITIAN

• Bagi akademisi, menjadi referensi bagi penelitian tentang

disclosure, khususnya voluntary disclosure pada perusahaan pertambangan

Indonesia.

• Bagi industri pertambangan dan praktisinya, bermanfaat untuk

memberikan pengetahuan tentang praktik voluntary disclosure yang dapat


digunakan sebagai bahan pertimbangan manajemen dalam praktik penerapan

voluntary disclosure.

• Bagi regulator yang meliputi BAPEPAM, kementrian keuangan,

bursa efek, dan Ikatan Akuntan Indonesia dapat menggunakan penelitian ini

untuk menetapkan regulasi terkait pengungkapan di Indonesia dalam hal

praktik voluntary disclosure.

E. TELAAH LITERATUR

Pada telaah literatur dalam penelitian ini akan dijabarkan mengenai

karakteristik perusahaan dan voluntary disclosure.

1. Karakteristik Perusahaan

2. Voluntary Disclosure

Laporan tahunan (annual report) merupakan media utama penyampaian

informasi oleh manajemen kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan

tahunan mengkomunikasikan kondisi keuangan dan informasi lainnya kepada

pemegang saham, kreditor dan stakeholders lainnya.

Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat dikelompokkan

menjadi dua, yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib merupakan

pengungkapan informasi yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku, dalam hal

ini adalah peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal

(Bapepam). Sedangkan pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi


yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan

yang berlaku atau pengungkapan melebihi yang diwajibkan.

F. KAITAN ANTARA KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN

VOLUNTARY DISCLOSURE

G. KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka mengenai hubungan antar masing-masing variabel dapat dilihat

dalam gambar di bawah ini :

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Ukuran perusahaan H1 +

2. Profitabilitas H2 + Voluntary Disclosure

3. Leverage H3 +

H. PENELITIAN TERDAHULU DAN PENGEMBANGAN

HIPOTESIS

Untuk membangun hipotesis, penulis menggunakan beberapa acuan dari

penelitian terdahulu yang akan dijelaskan dalam bagian ini.

1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap tingkat

voluntary disclosure.

Perusahaan besar umumnya menjadi sorotan banyak pihak dari masyarakat

secara umum maupun dari pemerintah. Menurut Buzby, perusahaan dengan

ukuran yang lebih besar relatif diawasi oleh lembaga-lembaga pemerintah,


sehingga mereka berupaya menyajikan pengungkapan yang lebih baik untuk dapat

meminimalisi tekanan-tekanan pemerintah (Tjakradinata, 2000). Oleh karena itu

perusahaan besar tersebut dituntut untuk mengungkapkan informasi yang lebih

banyak daripada perusahaan kecil. Berdasar uraian tersebut dapat dikembangkan

hipotesis :

H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tingkat voluntary

disclosure.

2. Pengaruh leverage terhadap tingkat voluntary

disclosure.

Manajemen perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan

mengungkapkan informasi yang lebih bagi memenuhi tuntutan kreditor.

Perusahaan yang mempunyai proporsi utang lebih banyak dalam struktur

permodalannya akan mempunyai biaya keagenan yang lebih besar. Oleh karena

itu, perusahaan yang mempunyai leverage tinggi mempunyai kewajiban lebih

untuk memenuhi kebutuhan informasi krediturnya (Suripto, 1999). Pemberian

informasi yang lebih banyak ini bertujuan untuk memudahkan perolehan

tambahan dana dengan biaya murah dari perolehan hutang untuk program

pendanaan berikutnya. Oleh karenanya, dapat dikembangkan hipotesis :

H2 : Leverage berpengaruh positif terhadap tingkat voluntary disclosure.

3. Pengaruh profitabilitas terhadap tingkat voluntary

disclosure.

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh

positif terhadap environmental disclosure (Suhardjanto & Miranti, 2009). Hasil


penelitian yang dilakukan Hanniffa & Cooke pada 2005 juga menunjukkan ada

pengaruh yang signifikan antara profitabilitas dengan corporate social disclosure,

di mana environmental disclosure dan corporate social disclosure merupakan

voluntary disclosure. Berdasar uraian dapat dikembangkan hipotesis :

H3 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap tingkat voluntary disclosure.

I. POPULASI, SAMPEL, DAN TEKHNIK PENGAMBILAN

SAMPEL

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun .... Tahun tersebut dipilih karena....,

perhatian terhadap voluntary disclosure pada perusahaan pertambangan

mengalami peningkatan sehingga evaluasi ini menjadi relevan untuk dilakukan

sebagai sarana evaluasi atas voluntary disclosure yang telah dilakukan oleh

perusahaan pertambangan.

Penelitian ini menggunakan tekhnik purposive sampling. Tekhnik purposive

sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil sampel

berdasar kriteria tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Hartono, 2005). Kriteria

sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu perusahaan pertambangan yang

listing di BEI , tidak mengalami kerugian, karena kerugian menyebabkan profit

menjadi minus sehingga tidak bisa diukur, dan perusahaan menerbitkan annual

report yang telah dipublikasikan. Berdasar kriteia tersebut, maka diperoleh jumlah

sampel sebanyak …. perusahaan pertambangan.


J. DATA DAN METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data sekunder

yang diambil dari laporan tahunan perusahaan pertambangan yang terdaftar di

BEI pada tahun 2010. Data sekunder yang dikumpulkan diperoleh dari situs

masing-masing perusahaan sampel, dan situs www.idx.co.id

K. DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN

VARIABEL

1. Variabel Independen

Variabel independen dipresentasikan dengan ukuran perusahaan, leverage,

dan profitabilitas.

a. Ukuran perusahaan

Proxy yang digunakan dalam variabel ini adalah total aktiva perusahaan.

Dalam penelitian ini total aktiva yang digunakan adalah dalam milyaran rupiah

dan untuk menyederhanakan data yang diperoleh sehingga memperoleh elastisitas

yang lebih baik, maka total aktiva ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma

natural.

b. Leverage

Leverage perusahaan merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai

dengan utang. Penggunaan utang yang sangat besar oleh perusahaan akan

membuat perusahaan menyediakan informasi yang lebih banyak untuk memenuhi

tuntutan investor dan kreditor (Miranti, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh

Haniffa dan Cooke (2005) menunjukkan bahwa leverage berpengaruh signifikan

terhadap pengungkapan informasi perusahaan.


Indikator yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan Hannifa dan

Cooke yaitu menggunakan rasio utang terhadap modal.

c. Profitabilitas

Profitabilitas perusahaan merupakan kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba (profit) pada periode tertentu (Nurkhin, 2009). Penelitian yang

dilakukan oleh Haniffa dan Cooke (2005) menunjukkan bahwa perusahaan

dengan tingkat profitabilitas yang tinggi akan mengungkapkan informasi yang

lebih banyak daripada perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang rendah.

Indikator yang digunakan dalam penelitian ini selaras dengan penelitian

Haniffa dan Cooke (2005) yang dihitung dengan membandingkan pendapatan

setelah pajak dengan total ekuitas.

2. Variabel Dependen

Dalam penelitian ini, untuk menghitung variabel dependen dilakukan dengan

mengukur skor pengungkapan sukarela terhadap sampel laporan tahunan. Daftar

item pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan dikembangkan berdasarkan

item pengungkapan Botosan (1997) dan item pengungkapan wajib menurut

peraturan Bapepam tentang laporan tahunan (Kep-38/PM/1996).

Pertimbangan dalam menerapkan metode yang dipakai oleh Botosan

adalah karena Botosan telah melakukan pengujian reliabilitas dan validitas atas

indeks dalam penyusunan indeks pengungkapan sukarela dan hasilnya

menunjukkan bahwa indeks pengungkapannya reliabel dan valid. Disamping itu

indeks pengungkapan Botosan telah banyak dipakai dalam beberapa penelitian di

Indonesia, seperti Gunawan (2000) dan Tjakradinata (2000) dan hasilnya


menunjukkan bahwa indeks pengungkapan tersebut dapat diaplikasikan untuk

mengukur tingkat pengungkapan perusahaan di Indonesia (Adhariani, 2004:44).

Skor pengungkapan maksimum mencerminkan seluruh item pengungkapan

yang diharapkan diungkap oleh perusahaan dalam laporan tahunannya. Indeks

pengungkapan merupakan perbandingan antara skor total pengungkapan dengan

skor pengungkapan maksimum yang dicapai oleh suatu perusahaan.

Skor pengungkapan maksimum yang diharapkan bisa dicapai perusahaan

dihitung dengan menjumlahkan semua skor untuk item pengungkapan yang

relevan dan diharapkan untuk diungkapkan oleh perusahaan. Skor maksimum

untuk pengungkapan dengan pembobotan adalah 115.

Indeks pengungkapan (IDX) untuk setiap perusahaan diukur sebagai berikut:

IDXi = n / k

IDXi adalah indeks pengungkapan untuk perusahaan i, yang merupakan ukuran

tingkat keluasan pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan.

Untuk tekhnik pengukuran menggunakan tekhnik scoring, jika item-item

tersebut diungkapkan dalam annual report maka diberikan skor 1 dan jika item

tersebut tidak diungkapkan dalam annual reporti maka diberi skor 0.

L. TEKHNIK ANALISIS DATA

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan statistik uji deskriptif dan

pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan program

SPSS release 17.

1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif terdiri atas penghitungan mean, median, standar deviasi,

maksimum, dan minimum. Analisis ini dimaksudkan untuk memberikan

gambaran mengenai distribusi dan perilaku data (Ghozali, 2006).

2. Pengujian Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari

googness of fit. Secara statistik, goodness of fit dapat diukur dari nilai koefisiensi

determinasi, nilai statistik F, dan nilai statisik t. Perhitungan statistik dikatakan

signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah si mana

Ho ditolak), sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada

dalam daerah di mana Ho diterima (Ghozali, 2006). Persamaan regresi berganda

untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Di mana :

VD : Voluntary Disclosure

SIZE : Ukuran perusahaan

LEV : Leverage

PROF : Profitabilitas

a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi pada dasarnya mengukur seberapa jauh variabel

independen mampu menerangkan variabel dependen. Untuk jumlah variabel

independen lebih dari dua, lebih baik menggunakan koefisien determinasi yang

telah disesuaikan, yaitu adjusted R (Ghozali, 2006). Besarnya koefisien

determinasi adalah 0 (nol) sampai dengan 1 (satu). Semakin mendekati nol,


semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel

dependen, sedangkan jika koefisien determinasi mendekati satu, maka semakin

besar pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen.

b. Nilai F

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Melalui nilai F dapat diketahui

apakah ukuran perusahaan, Leverage, dan Profitabilitas berperan secara simultan

terhadap voluntary disclosure.

c. Nilai t

Uji statistik t dilakukan untuk menguji apakah variabel independen

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Nilai t digunakan

untuk menguji koefisiensi regresi secara parsial dari variabel independenyya.

Dalam penelitian ini nilai t menggunakan tingkat signifikansi 5%. Adapun

pengujian hipotesisnya adalah :

jika p value < 0,05 maka Halternatif diterima.

Jika p value > 0,05 maka Halternatif ditolak.

Sebagai persyaratan pengujian regresi berganda maka dilakukan uji asumsi

klasik. Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa data penelitian

valid, tidak bias, konsisten, dan penaksiran regresinya efisien (Gujarati, 2003). Uji

asumsi klasik ini meliputi :

1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual terdistribusi normal (Ghozali, 2006). Hasil pengujian

data dilakukan dengan menguji Kolmogorov-Sminorv. Kriteria pengujian apabila

p value > 0,05 maka data terdistribusi normal, sedangkan apabila p value < 0,05

maka data tidak terdistribusi normal. Hal ini didukung juga dengan tampilan

grafik histrogram dan normal probability plot.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi yang

tinggi antar dua atau lebih variabel independen (Ghozali, 2006). Pengujian

dilakukan dengan menggunakan toleransi value VIF (variance inflation factor).

Jika nilai tolerance value > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2006).

Untuk mengetahui dan menguji ada tidaknya autokorelasi dalam model analisis

regresi, dilakukan pengujian Durbin Watson.

Nilai Durbin-Watson

Nilai DW Kesimpulan

< 1,10 Ada autokorelasi

1,10 - 1,54 Tanpa kesimpulan

1,55 – 2,46 Tidak ada autokorelasi

2,47 – 2,90 Tanpa kesimpulan

> 2,90 Ada autokorelasi


4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain (Ghozali, 2006). Untuk menentukan heteroskedastisitas dapat digunakan dua

cara, yaitu dengan grafik scatterplot dan dengan uji Park.

Dalam grafik scatterplot titik yang terbentuk harus menyebar secara acak,

baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Bila kondisi ini terpenuhi

maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).

Dengan uji Park, metode ini menyatakan bahwa variance merupakan fungsi

dari variabel-variabel independen. Jika koefisien parameter untuk variabel

independen tidak ada yang signifikan, yaitu jika nila beta > 0,5 maka tidak

terdapat heteroskedastisitas.

You might also like