Meda aT 208 To
STABILITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK TEMULAWAK
(Curcuma xanthorica Roxb.) TERHADAP MIKROBA PATOGEN
‘Meruba Pandiangen
Abstrake
Penslitan ini bertujuan untuk mengetahui stables antimikroba ekstrek
temulawak (Curcuma xanthoriza Roxb) terhadap mikrobe patogen. Penelitian
dilokukan secare bertshap yaitu: ckstraksi temvawak dengen metode maserasi
menggunalean pelart por (etanol) dan semipolar (tases), dan wi stabilits
sntimikroba eksiak temalewak terhadap pemansssn, penembahan gula dan garam,
dengan mikroba uji Bacillus cereus, Escherichia col, Penciion sp dan Rhizopus
oryzae. Hissil penelitia menuajulkan rendemen ekstak temulawak tering
dieroieh dengan pelart etanol (563%) dan leba rendah pada pelerot et sett
(627%), Pada pengujan stablitasekstak temulawak dengan konseateasi tepilih
10% untuk pelarutetanl dan 5Y%untuk etl setatdinyatakan stabil dimana diameter
ppenghambaten terhadap mikrobe uji adalah beses. Ekstrak dengen pelart etanol
‘yang diberi pemanasen mempunyei diameter ponghambatan lebih besar dibanding
dengen pelarut etl asetatterhedap bekterB, cereus an £, coli. Semakin tinge suba
pemanasen den semakin lama pemanase, diameter penghambatan semakinkecil,
Semakin tinggi Konsentrasi garam dan gula yeng digunakan, diameter
arta Pandorgen, Sains Arnivcb Estat Toa
ppenghambetan akan semakin bese,
Pendabuluan
‘Temulawak (Curcuma xanthoriza
‘Roxb ), termasuk salah sat tanaman rempeh
can obathabitatasli tanaman Indonesia, yang,
kemudian menyebar ke beberepa negare,
seperti Malaysia, Cine bagian selatan,
Thailand, Birma, India dan Filipina. Hampi
setisp masyarakat Indonesia dan India sera
bangsa Asia umumaya pernah
‘mengkonsumsi tanaman rempah ini, bak
sebagai pelengkap bumbu masak, jam atau
‘untuk menjaga Kesehatan dan Kecantikan,
Karena penyebarennya yang culup nas,
dikenal dengen beberape nama
ecrah. Masyarakat Jawa Barat mengenel
dengan nama “koneng ged” dan di Suematera
dikenal dengan “tetemulewak”(Afiteb,
2003),
‘Temulawak benyak digunakan sebagai
ramuan jamu kareaa berkhasiat
monyejukkan, meredakan rasa lelah,
‘merangsang semangat, menghengatkan
bbadan, gangguan fingsi hati, hepatitis,
‘menurunkan kadar kolestrol, mengeifan
cenzim pemeceh lemak di dalam hati,
mengsbati gangguan perat (cembung),
radang sendi, bercakc-bercak kulit dan tabi
Ialat (proeten), demam dan masuk angin.
‘Manfiat utara’ taneman temlawak yaitu
sebagai bahan obst traisionel, bahan baka
indus jamo dan kosmetik, baban bumbu
masak dan peterakan, Disemping ita
impang tanaman ini juga bermanfaat
sebagai antiinflamasi, antioksidan,
antimikroba, pencegah kinker, antitumor,
den menurunkan kadar lemak darah
(Sudewo, 2004),
Rimpang femulawak mengendung zat
uning Kurkumin, minyak atsiri, pati
protein, lemak, selulosa dan mineral
Diantare komponen yang dikendung oleh
temulawak, yang paling benyek
Kegumannye adalah peti kuckuminoid dan
‘minysk atsiri (Hosein, 2008). Minyaeatsiri
temulawak mengandung phelandren,
kamfer, bomeol, xanthorzhizol, turmerol,
‘turuntn isebolen,bisakuron A, bisakuron B,
turmeron, germakron, seskuiterpen dan
sineel Kendungn kurkumin dalam rimpang
365ois an 216. 79 tt
temulewak sekitar1,6-2,22% (Sidik eal,
2008), Kandungan wiama dalem minyale
aisiritemulawak adalah xanthorchizol
(21%), germakea, isofuranogermaken,
trisiklin, dan alfe-aromadendren.
Xanthorizol erupakan kormponen volati
Yyangmerupakan senyewa ati yangterdapat
alam minyak asin temlawak (Nas, 2006).
Hksraksi adalah proses pemisahen
Seayawa aktif atau Komponen kimia yang
diinginkan balk menggunakan pelarut
‘maupan tazpa pelarut, Senyawa ak yang
terdapat dalam berbegai bahan alamt dapat
igolongkan kedalam golongan minyak
asin, alkaloid, flavonoid dan. Ien-ain
(Departemen Kesehatan, 2000), Fkstraksi
dengan metoda maseras dlakukan dengan
cara penghancuran sempel menggunakan
pelart, perendaman beberapa ari dan
éilakakan pengaduken, kemudiendilakakan
proses peayaringaa hinggadiperoleh ciren,
Keofektifan dari motode ekstraksi