Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip pertanian organik yang berfokus pada kualitas dan kuantitas hasil tanaman, ramah lingkungan, dan kelestarian tanah. Dokumen ini juga menjelaskan penggunaan pestisida nabati seperti dari tumbuhan piretrum, bengkuang, dan serai sebagai alternatif dari pestisida kimia. Selain itu, dibahas pula penggunaan jamur Trichoderma sebagai biofungisida
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip pertanian organik yang berfokus pada kualitas dan kuantitas hasil tanaman, ramah lingkungan, dan kelestarian tanah. Dokumen ini juga menjelaskan penggunaan pestisida nabati seperti dari tumbuhan piretrum, bengkuang, dan serai sebagai alternatif dari pestisida kimia. Selain itu, dibahas pula penggunaan jamur Trichoderma sebagai biofungisida
Copyright:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Available Formats
Download as PPT, PDF, TXT or read online from Scribd
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip pertanian organik yang berfokus pada kualitas dan kuantitas hasil tanaman, ramah lingkungan, dan kelestarian tanah. Dokumen ini juga menjelaskan penggunaan pestisida nabati seperti dari tumbuhan piretrum, bengkuang, dan serai sebagai alternatif dari pestisida kimia. Selain itu, dibahas pula penggunaan jamur Trichoderma sebagai biofungisida
Copyright:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Available Formats
Download as PPT, PDF, TXT or read online from Scribd
• Pestisida Nabati • Biofungisida Prinsip Pertanian Organik (Organic Farming, Alternatif Agriculture, Sustainable Agriculture)
• Menghasilkan produk pertanian dengan
kualitas dan kuantitas yang optimal • Bersahabat dengan alam • Mengupayakan kesuburan tanah secara lestari • Meminimalkan kemungkinan terjadinya kerusakan lingkungan hidup • Meminimalkan pemakaian bahan yang tidak dapat diperbaharui Pestisida Nabati • Pestisida yang bahan dasarnya dari tumbuhan • Bersifat mudah terurai secara bologis (biodegradable) di alam • Tidak mencemari lingkungan • Aman bagi manusia dan ternak • Residunya mudah hilang • Sifat aksinya adalah “hit and run” Tujuan penggunaan pestisida nabati 1. Penerapan cara alternatif agar tidak tergantung pestisida sintetis 2. Agar penggunaan pestisida sintetis dapat diminimalkan, sehingga dapat mengurangi kerusakan lingkungan Pembuatan Pestisida Nabati • Tidak dapat dijelaskan secara khusus atau distandardisasi, sebab sifatnya tidak berlaku umum • Ramuan bersifat Site specific (khusus lokasi) • Suatu ramuan dapat berhasil baik dan efektif di suatu tempat, belum tentu berhasil dengan baik di tempat lain Teknik untuk menghasilkan pestisida nabati
• Penggerusan, penumbukan, pembakaran
atau pengepresan menghasilkan bahan berupa tepung, abu, atau pasta • Perendaman produk ekstrak • Ekstraksi dengan pelarut ekstrak murni Kendala Penggunaan Pestisida Nabati • Pestisida sintetis tetap lebih disukai karena – Mudah didapat – Praktis aplikasinya – Hasil cepat terlihat • Frekwensi aplikasi pestisida nabati lebih tinggi, karena mudah terurai Tumbuhan Penghasil Insektisida
1. Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium
Trev.) • Bunga, dalam bentuk tepung • Kandungan aktif : piretrin. Racun kontak yang menyerang saraf serangga, bekerja cepat, menimbulkan kelumpuhan, berakhir kematian • LD50 ekstrak bunga Piretrum pada serangga Callosobruchus analis sebesar 9,28 ppm Lanjutan …. 2. Bengkuang (Pachyrrhyzus erosus Urban) • Biji yang telah dihaluskan • Kandungan aktif : Pachyrrhizid, racun dari golongan Rotenoid. Racun penghambat metbolime dan sistem saraf yang bekerja perlahan. • Hama gudang mati karena kelaparan akibat kelumpuhan saraf mulut Lanjutan …. 3. Saga (Abrus precatorius L.) • Biji yang telah dihaluskan • Mengandung Tanin dan Toksalbumin, racun yang daya kerjanya menyerupai racun ular • Juga dapat bersifat racun bagi manusia kalau bersentuhan dengan luka terbuka • Biji saga yang dengan air atau aseton dapat bersifat racun perut bagi serangga • Tepung biji saga konsentrasi 5 % dalam tepung terigu dapat mengendalikan hama gudang Sitophilus sp. selama 3 bulan Lanjutan …. 4. Serai (Andropogon nardus L.) • Daun dan Batang. • Untuk insektisida : daun dan batang dihaluskan lalu dicampur dengan pelarut. • Untuk pengendalian hama gudang : daun dan batang dibakar, abunya ditebarkan • Kandungan abu : Silika 49 % (SiO2) bersifat sebagai penyebab desikasi, bila serangga luka akan kehilangan cairan Ramuan dan Aplikasi 1. Ramuan untuk mengendalikan hama secara umum : • Bahan : Daun Mimba 8 kg Lengkuas 6 kg Serai 6 kg Deterjen atau sabun colek 20 g Air 20 L • Cara Membuat: Daun Mimba, Lengkuas, Serai ditumbuk halus, Ditambah bahan lain, diaduk dan dibiarkan 24 jam Stlh 24 jam, disaring, hasil penyaringan diencerkan dengan 60 L air Untuk lahan seluas 1 ha 2. Ramuan untuk mengendalikan hama ulat • Bahan : Serbuk Bunga Piretrum 25 g Air 10 L Deterjen atau sabun colek 10 g • Cara Membuat ; Semua bahan dicampur dan didiamkan semalam Esok hari disaring dengan kain halus Disemprotkan pada tanaman yang terkena hama Penyemprotan sepagi mungkin atau sore hari Biofungisida • Trichoderma adalah salah satu genus jamur tanah mikoparasitik yang efektif terhadap sejumlah cendawan patogenik. • Beberapa Trichoderma yang banyak diteliti karena peranannya sebagai mikoparasit adalah : – T. harsianum, – T. hamantum, – T. koningii – T. viridae. • Trichoderma spp juga dapat menghasilkan toksin, antibiotik dan enzim pendegradasi dinding sel patogen sehingga dapat membunuh jamur patogen sebagai inangnya • Molekul antibiosis yang dihasilkan oleh Trichoderma spp yaitu beta 1,3 glukanase dan khitinase. • Kedua enzim tersebut menghancurkan glukan dan kitin yang merupakan komponen dinding hifa dari beberapa cendawan patogen tanaman. • Trichoderma spp mampu berkembang dengan cepat dibandingkan dengan cendawan lainnya yang juga memiki sifat antagonisme. • Beberapa isolat Trichoderma spp menghasilkan antibiotik volatil dan non-volatil khususnya pada pH rendah • Trichoderma spp yang menghasilkan antibiotik dapat menyebabkan vakuolasi, koagulasi sitoplasma dan lisis pada hifa R. solani dan Fomes annosis . • Trichoderma harzianum dan Trichoderma viridae mampu menghambat pertumbuhan miselium berbagai jamur patogenik tanah seperti Rhizoctonia solani, Sclerotium rolsfsii, Phytoptora parasitica • Penggunaan Trichoderma spp sebagai fungisida : efek penampakannya lambat namun mampu mematikan jamur patogen tanah. • Trichoderma spp secara aktif mampu tumbuh dan berkembang biak di atas permukaan miselium patogen dengan menghasilkan berjuta-juta spora • Trichoderma merupakan jamur yang efektif terhadap jamur patogen tular tanah diantaranya Fusarium oxysporum . • Keberhasilan mekanisme ini terjadi karena jamur antagonis mampu menghasilkan senyawa antifungi • Zat yang dihasilkan dapat menembus tanaman inang dan membentuk suatu penghalang bagi masuknya jamur patogen. • Dengan dihambatnya jamur patogen maka transpor air dan zat hara tidak dihambat. • Hal ini menyebabkan pertumbuhan tanaman akan baik sehingga berpengaruh terhadap hasil panen. Sekian, terima kasih …