Professional Documents
Culture Documents
dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin dan lisin menjadi hidroksi prolin
dan hidrosilisin. Kedua senyawa ini merupakan komponen kolagen yang penting.
Peranan vitamin C juga dalam proses penyembuhan luka serta daya tahan tubuh
melawan infeksi dan stres. Vitamin C juga banyak hubungannya dengan berbagai
fungsi yang melibatkan reespirasi sel dan kerja enzim yang mekanismenya belum
tirosin, reduksi ion feri menjadi fero dalam saluran pencernaan sehingga besi
Vitamin C dengan iod akan membentuk ikatan dengan atom C nomor 2 dan 3
Prinsip Kerja
kalium iodida berlebih dan menitrasi iodida yang dibebaskan. Karena banyak zat
pengoksida yang menuntut larutan asam untuk bereaksi dengan iodide, natrium
prosedur analisa yang mudah dilakukan, tidak membutuhkan waktu yang lama,
langsung didapatkan.
akurat karena penggunaan standart Na2S2O3 tidak stabil dalam waktu lama.
Bakteri yang memakan belerang akhirnya masuk ke larutan itu, dan proses
koloidal. Belerang ini akan menyebabkan kekeruhan, bila timbul keruh harus
dibuang.
Tahap-tahap Analisis
Pembuatan Titrat
sublimasi dan ditambahkan pada suatu larutan KI pekat, yang ditimbang dengan
teliti sebelum dan setelah penambahan iodium. Akan tetapi biasanya larutan
Tahap Titrasi
adalah larutan natrium tiosulfat. Garam ini biasanya tersedia sebagai pentahidrat
Larutan natrium tiosulfat tidak stabil untuk untuk waktu yang lama.
Akan tetapi reaksi lambat dan tidak terjadi apabila tiosulfat dititrasi dalam larutan
asam dan iodium jika larutannya diaduk dengan baik. Reaksi antara iodium dan
tiosulfat adalah lebih cepat daripada reaksi penguraian (Day dan Underwood,
1989).
I2 + 2 S2O32- → 2 I- + S4O62-
Reaksi itu cepat, dan berlangsung sampai lengkap benar dan tak ada reaksi
Dalam larutan netral atau sedikit sekali basa, oksidasi ke sulfat itu tidak terjadi,
Warna larutan iodium cukup kuat sehingga iodium dapat bekerja sebagai
indikatornya sendiri. Iodium juga memberi warna ungu atau merah lembayung
yang kuat kepada pelarut-pelarut seperti karbon tetraklorida atau khloroform dan
kadang hal ini digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi (Day dan
Underwood, 1989).
Akan tetapi lebih umum digunakan suatu larutan (dispersi koloidal) kanji,
karena warna biru tua dari kompleks kanji-iodium dipakkai untuk suatu uji sangat
peka terhadap iodium. Kepekaan lebih besar dalam larutan yang sedikit asam
daripada dalam larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida (Day dan
Underwood, 1989).
diketahui. Akan tetapi diduga bahwa molekul iodium ditahan pada permukaan β-
amilosa (sebuah unsur dari kanji). Unsur kanji yang lain, α-amilosa atau
Larutan kanji mudah diurai oleh bakteri, suatu proses yang dapat
iodida, asam borat atau asam furoat dapat digunakan sebagai bahan pengawet.
Keadaan-keadaan yang menyebabkan hidrolisa atau koagulasi dari kanji harus
beberapa zat organik, seperti metal dan etil alkohol (Day dan Underwood, 1989).
mendekati titik akhir titrasi. Maksudnya ialah agar amilum tidak membungkus iod
dan menyebabkannya sukar lepas kembali. Hal ini dapat berakibat warna biru
sulit sekali lenyap sehingga titik akhir tidak kelihatan tajam lagi. Bila iod masih
banyak sekali bahkan dapat menguraikan amilum dan hasil penguraian ini
Analisa Sampel
I2(aq) + I- → I3-
(starch) yang akan membentuk warna biru gelap. Selama vitamin C masih
terdapat dalam larutan, triiodida secara cepat dikonversi menjadi ion iodida
sehingga tidak ada warna biru gelap yang terbentuk dari reaksi antara iodin - pati.
kesetimbangan dengan iodin akan membentuk warna biru gelap akibat reaksi
dengan pati.
Setelah vitamin C habis bereaksi dengan I3- maka I3- yang tersisa akan
kompleks berwarna biru dengan I3-. Bila I3- sudah habis bereaksi menjadi I- maka
Senyawa yang berperan sebagai pereaksi pembatas pada reaksi ini adalah
senyawa KIO3 karena KIO3 atau kalium iodat akan habis bereaksi terlebih dahulu
Day, R.A. dan A.L. Underwood. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga,
1989.