You are on page 1of 10

Psikologi anak

A. Awal Masa Anak-anak


Sebagaian besar orang tua memandang masa ini sebagai usia yang mengandung masalah
atau usia sulit, seringkali dengan munculnya masalah prilaku dari pada masalah
perawatan fisik yang ada pada masa bayi, sedangkan para pendidik menyebut nya masa
pra sekolah untuk membedakan yang sudah cukup matang untuk pergi kesekolah.
Para ahli psikologi menyebut usia ini dengan dengan usia kelompok, masa dimana anak
mempelajari dasar-dasar prilaku social untuk persiapaan penyesuaian diri pada saat
masuk sekolah. Masa ini disebut juga sebagai usia menjelajah , dimana anak belajar
menguasai dan mengendalikan lingkungan, termasuk manusia dan benda mati yang ada
disekitarnya. Termasuk bagaimna perasaan nya mekanismenya. Salah satu cara untuk
menjelajah lingkungan adalah dengan bertanya, sehingga masa ini disebut juga masa usia
bertanya. Tindakan yang menonjol pada anak usia ini adalah meniru tindakan dan prilaku
serta pembicaraan orang lain sehingga disebut usia meniru..meskipun kecendrungan
meniru ini sangat kuat tetapi disisi lain anak menunjukan kreativitas dalam bermain
sehingga di sebut juga sebagai usia kreatif.
1. Tugas Perkembangan Awal Masa Kanak-kanak
ada beberapa tugas perkembangan yang harus dicapai oleh anak, antara lain
perkembangan kebiasaan fisiologis dan keterampilan-keterampilan khusus awal masa
kanak-kanak. Contoh kebiasaan fisiologis anak antara lain kebiasaan tidur dimana
anak usia 3 tahun biasanya tidur 10 jam perhari dan pada tahun berikut nya akan
berkurang rata-rata setengah jam per hari, ini dikarenakan banyak nya latihan dan
kegiataan yang dilakukan pada siang hari.keterampilan tangan yang menyangkut
berpakaian dan makan sendiri di mulai sejak masa bayi disempurnakan selama masa
kanak-kanak. Keterampilan kaki meliputi berjalan , dan semua hal yang berkaitan
dengan kaki. Usia lima atau enam tahun anak belajar melompat dan berlari cepat.
2. Kemajuan Berbicara
Setelah ulang tahun yang kedua, anak mulai meninggalkan komunikasi prabicara
yang sangat berperan selama bayi. Priode mengoceh juga telah berlalu. Anak lebih
banyak belajar bicara, meskipun isyarat bnyak digunakan sebagai pelengkap
pembicaraan, misalnya saja anak-anak menyebut pipis dengan memegang celana

3. Peningkatan Pengertian
Untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain, anak harus mengerti apa yang di
katakana orang lain. Jika tidak akan merusak kontak social anak . kemampuaan
mengerti ini sangat dipengaruhi cara anak mendengarkan apa yang dikatakan
kepadanya . mendengarkan radio dan televise ternyata sangat membantu karena anak
belajar.
Mendengarkan dengan penuh perhatiaan. Berbicara kepada anak dengan jelas, lambat
dan dengan menggunakaan katakata yang dimengerti anak sesuai usianya juga
sangaat membantu. Sebaliknya berbicara terlalu cepat , menggunakan kata-kata
majemuk dan kata-kata asing membuat anak menjadi bingung dan tidak bersemangat
karena anak tidak mengerti isi pembicaraan

4. Tugas dalam belajar bicara dalam masa kanak-kanak


a. Mengucapkan kata-kata
Anak-anak sulit mengucapkan huruf seperti z,w, d, s, g dan kombinasi hurud st,
str, dr, dan fl. Mendengarkan radio dan televise dapat membantu anak-anak
mengucapkan kata-kata yang benar
b. Menambahkan kosa kata
Kosa kata meningkat pada masa ini, terutama berkaitan dengan baik dan buruk,
memberi dan menerima bilangan dan warna-warna
c. Membentuk kalimat
Kalimat dengan tiga tau empak kata sudah disusun snak usia dua tahun dan biasa
disusun anak 3 tahun. Kalimat ini banyak yang tidak lengkap , misalnya kurang
kata kerja . setelah usia 3 tahun anak dapat membentuk kalimat dengan 6-8 kata.
5. Isi pembicaraan
Pada mulanya isi pembicaraan bersifa egosentris atau berbicara tentang diri nya,
keluarga atau minat nya. Menjelang akhir awal masa kanak-kanak anak mulai
berbicara tentang orang lain dan bersifat social . hal ini seiring dengan bertambah
besar nya kelompok bermain. Ada bukti bahwa kelompok social yang lebih kecil
lebih baik bagi perkembangan bicara anak daripada kelompok social yang lebih besar
(Krauss, 1977; Kuczaj, dkk., 1957; Maratsos, 1973). Anak juga mulai belajar
mengkritik , mengeluh dan berkomentar buruk

6. Jumlah bicara
Pada masa ini anak-anak dikenal sebagai tukang ngobrol, karena sekali anak dapat
bicara maka tak henti-henti nya bicara, sebaliknya ada anak yang tergolong pendiam.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi bnyak nya anak bicara :
a. Inteligensi, semangkin cerdas anak semangkin cepat keterampilan berbicara ini
dikuasainya
b. Jenis disiplin , anak-anak yang dibesarkan dengan disiplin yang lemah cendrung
lebih bnyak bicara daripada anak yang dibesarkan dengan disiplin otoriter
c. Posisi urutan kelahiran , anak sulung didorong untuk lebih banyak bicara daripada
adik nya
d. Besarnya keluarga. Anak tunggal banyak didorong untuk berbicara dan lebih
banyak didengar
e. Status social ekonomi. Dalam keluarga status ekonomi rendah, kegiataan keluarga
kurang terorganisasi sehingga pembicaraan antar anggota keluarga juga jarang
dan anak kurang didorong untuk berbicara
f. Status ras. Kemampuan berbicara anak kulit hitam kebnyakan kurang baik. Hal
ini dikarenakan ayah yang jarang di rumah atau ibu terlalu sibuk bekerja.
g. Berbahasa 2. Meskipun dalam keluarga berbahasa dua tidak ada pembatasaan
dalam berbicara, biasanya anak menjadi terbatas pembicaraan
h. Penggolongan peran-seks. Ada pengaruh penggolongan peran seks pada
pembicaraan anak. Anak laki-laki diharapkan berbicara lebih sedikit dibanding
anak perempuan
7. Perkembangan emosi
Anak-anak juga mengalami hampir semua jenis emosi yang dialami orang dewasa
seperti amarah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira dan sedih dan kasih
saying. Yang berbeda terletak pada bagaimana mengungkapkan emosi .
Emosi sangat kuat pada usia tertentu dan melemah pada usia lain. Ledakan amarah
misalnya mencapai puncak nya usia 2-4 tahun, setelah itu amarahny berlangsung
8. Sosialisasi pada awal masa kanak-kanak
Masa ini disebut sebagai masa prakelompok, dimana dasar social diletakan dengan
semakin meningkatnya hubungan anak dengan teman-teman sebayanya. Anak yang
lebih menyukai interaksi dengan manusia dari pada dengan benda akan
mengembangkan pola hubungan sosial yang lebih baik dimasa depan, dan biasanya
menjadi lebih populer dari pada anak yang interaksi sosial terbatas. Pada masa ini
umumnya anak lebih menyukai berteman dengan sesame jenis kelamin dari pada
lawan jenis.
Pada usia 2-3 tahun anak bermain dengan teman-teman tetapi bermain sendiri, yang
dikenal dengan bermain sejajar(Havighurst, 1980). Kadang kalaupun terjadi kontak,
lebih cendrung pada perkelahian dari pada kerja sama. Selanjutnya anak bermain
asosiatif, yaitu anak terlibat dalam kegiatan yang menyerumpai permainan anak lain.
Semakin meningkatkan kontak sosial, anak dapat bermain kooperatif dimana masing
masing anggota kelompok saling berinteraksi.
Dalam semua tahapan perkembangan , teman-teman ini terbagi menjadi 3 yaitu,
teman bermain, dan teman baik. Teman atau rekan adalah orang yang memuaskan
kebutuhan akan teman dalamm lingkungan yang sama, bisa laski-laki atau
perempuan, tidak terdapat kegiataan yang intensif di antara mereka. Teman bermain
adalah orang yang terlibat dalam kegiataan menyenangkan ,sepanjang masa kanak-
kanak dan remaja, teman baik biasanya teman sejenis yang memiliki minat yang
sama. Mooij (1992); Monks & Ypenburg (1995)
9. Pola bermain pada awal masa kanak-kanak
a. Bermain dengan mainan
Pada permulaan awal masa kanak-kanak bermain dengan mainan merupakan
bentuk dominan, seiring dengan meningkat nya kontak sosial dan sadarnya anak
bahwa mainanya tidak hidup maka bermain sendiri tidak menyenangkan.
b. Drama/ teater
Usia tiga tahun anak-anak mulai melakukan permainan ini dengan berdasarkan
pengalaman, dongeng, yang didengarnya atau film-film yang pernah dilihat nya
c. Konstruksi
Anak-anak membuat konstruksi dari balok, pasir, tanah liat,, dll. Biasanya
berdasarkan apa yang dilihatnya
d. Permainan
Pada usia empat tahun anak-anak suka bermain bersama teman-teman sebaya
daripada dengan orang dewasa, bentuk permainannya pun sudah mengenal
peraturaan
e. Membaca
Anak suka dibacakan dongeng atau melihat gambar-gambar
f. Film, radio dan televisi
Anak-anak lebih menyukai tekevisi daripada radio, film kartun m flim tentang
anak-anak prasekolah atau anak yang lebih besar, atau film tentang anggota
keluarga sangast menarik perhatian anak
10. Perkembangan pengertian
Perkembangan pengertiaan berkembang sangat pesat karena kemampuan bicara yang
lebih baik, meningkatnya kemampuaan berbicara yang lebih baik, meningkatnya
kemampuan menjelajah. Bertambahnya koordinasi motorikm serta meningkatnya
kemampuaan bertanya dengan menggunakan kata-kata yang lebih baik. Anak-anak
mulai memperhatikan hal-hal kecil yang semula tidak menjadi perhatiaan nya,
sehingga anak-anak tidak mudah bingung menghadapi benda-benda, situasi atau
orang-orang. Anak mengembangkan konsep yang lebih khusus dan berarti bagi
meraka. Piaget menamakannya tahapan berfikir professional, suatu tahapan yang
berlangsung dari usia dua atau tiga tahun sampai dengan delapan tahun.
11. Disiplin dalam masa kanak-kanak
Ada tiga unsure yang berperan dalam penegakan disiplin aturan main, hadiah dan
hukuman.aturan main adalah peraturan yang ditetapkan sebagai pedoman penilaian
yang baik. Sebelum melatih anak berdisplin yang pertama anak harus mengetahui
aturan main, karena tanpa aturan main anak akan menjadi bingung dan mengalami
kesulitan dalam memahami peran yang harus dilakukan nya . kemudian untuk
menguatkan tindakan yang dilakukan anak maka di berikan hadiah(bisa berupa benda
atau barang-barang lain baik dalam bentuk pujian dan belaian kasih sayang, diajak
pergi , dsb) bagi prilaku yang baik dan hukuman bagi yang melanggar peraturaan.
Hendak nya hukuman fisik tidak di gunakan karena pengeruhnya yang kurang baik
terhadap anak. Hukuman bisa berupa larangan menonton televise, time-out, dsb.
Time-out adalah mengucilkan anak dari dari situasi yang menjadi konflik.
12. Jenis-jenis disipilin
a. Disiplin Otoriter
Disiplin otoriter sering disebut disiplin tradisional, anak harus mengikuti perintah
orang tua baik yang masuk akal atau tidak. Hukuman fisik menyertai disiplin ini,
dengan dasar “menghemat cambukan berarti memanjakan anak”, menyebabkan
anak tidak patuh dan tidak ada penjelasan mengapa meraka harus patuh.
b. Disiplin yang lemah
Disiplin yang lemah disiplin ini berkembang pada orang-orang dewasa yang
mengalami disiplin otoriter pada masa kecil nya. Mereka berkeyakinan anak akan
belajar atas perbuataan nya sendiri dan bagaimana berprilaku secara sosial
c. Disiplin demokratis
Disiplin ini lah sekarang yang lebih banyak diterapkan penetapan aturan main
dibicarakan dengan anak, sehingga anak tahu mengapa peraturaan dibuat dan
memperoleh kesempatan mengemukakan pendapatnya. Hukuman lebih
disesuaikan dengan tingkat kejahataan , dan hukuman nya tidak lagi berupa
hukuman badan.
13. Beberapa kondisi penting yang mendukung kebahagiaan awal masa kanak-
kanak
Kesehataan yang baik sehingga anak mampu mencapai tugas perkembangannya
a. Lingkungan yang meransang anak sangat membantu anak untuk berhasil dalam
berprilaku
b. Penerimaan orang tua atas prilakunya yang kekanak-kanakan, serta adanya
bimbingan dari orang tua untuk belajar berprilaku sosial.
c. Kebijaksanaan yang ditetapkan dalam penegakan disiplin, anak yang mengetahui
apa yang diharapkan dari nya mencegah anak merasa dihukum secara tidak adil
d. Ekspresi kasih sayang yang wajar. ,seperti yang mengunggkapkan kebanggaan
terhadap prestasi anak serta meluangkan waktu bersama anak
e. Harapaan –harapan yang realistis yang disesuaikan dengan kondisi anak
f. Dorongan agar anak kreatif dalam bermain, dan mengurangi cemoohan untuk
anak karena hal tersebut dapat menghambat kreatif anak
g. Perasaan di terima oleh saudara-saudara kandung dan teman bermain. Suasana
gembira dan bahagia di rumah sehingga anak pun ingin mempertahan kan situasi
ini untuk masa-masa berikut nya (Hannover. 25 Desember 2005)

B. Perkembangan Psikologis
Perkembangan psikologis anak muncul dan menjadi sensitive ketika lingkungan telah
mulai mempengaruhi perkembangan kepribadiaan secara maksimum . contoh sosiologi
primer / utama terjadi pada tahun pertama kehidupan nya dmana akan terbentuk kontak
sosial . pada saat ini hubungan yang sehat dan hangat dengan orang di sekeliling nya akan
terbentuk.
1. Perkembangan fungsi mental/intelektual
Perkembangan kepribadiaan dan kognitif sejalan dengan perkembangan biologis dan
di pengaruhi oleh banyak faktor
Menurut “Jean Paget” ada 4 tahap perkembangan yaitu :
a. Sensori motorik (mulai -2 tahun)
Pada saat ini anak berkembang dari aktif reflex ke pengulangan tingkah laku
sederhana, anak juga mulai merasakan penyebab sesuatu dan juga mulai
merasakan penyebab sesuatu dan akibatnya serta rasa ingin tahu anak besar dan
mencoba memperleh kesenangan.
b. Preoperasional (2-7 tahun)
Cirri-ciri egosentrik mulai kelihatan, belum mampu berfikir dari sudut pandang
orang lain. Menilai kejadian tidak pada proporsi umum tetapi bagai mna
hubungan deangan dirinya dan kegunaan bagi dirinya sendiri dan anak mulai
berfikir konkrit.
c. Kongkrit operasional (7-11 tahun)
Pada fase ini telah mulai berfikir lebih logis lagi dan terarah, dapat memilih dan
menggolongkan, mengorganisasikan fakta, disamping itu mampu berfikir dari
sudut pandang orang lain. Pada fase ini pula anak dapat mengetahui konsep
baru ,tetapi belum dapat berfikir abstrak
d. Formal operasional ( 12-15 tahun)
Pada fase ini anak telah fleksibel dan sudah mampu menyesuaikan diri. Pada anak
adolegence dapat berfikir abstrak, dan setelah mengobservasi telah dapat
menyimpulkan dengan logis

2. Perkembangan psikososial/emosional menurut “Erickson” terdiri dari beberapa


tahap :
a. Trust vs minstrust (0-1 th)
Sewaktu bayi dalam kandungan hidupnya secara teratur dan nyaman serta semua
kebutuhan terpenuhi.tetapi setelah lahir, bayi lebih tidak berdaya dengan
lingkunganya yang baru sehingga harus dibantu untuk melangsungkan dan
mempertahankan hidupnya
b. Autonomy vs Shame (1-3 th)
Anak mampu mengatur dirinya sendiri misalnya berjalan memanjat dan
menentukan pilihan. Bila diharapkan dalam situasi dimana dia harus menentukan
hasilnya baik dan mempunyai kekuatan untuk mengontrol diri. Bila hasil nya
negative akan menjadi sama
Gangguan pada fase ini adalah malu-malu , ragu-ragu, pengekangan diri yang
berlebihan, sadistic, keras kepala, menentang , agresi, enkopresia, anuresis,
obsessive convulsive, paranoid
c. Initiative vs guilt (3-6 th)
Setelah anak memiliki rasa percaya dan otonomi, anak siap untuk memperluas
lingkup (cakrawala), yang dengan kemampuaan berbahasa dan anak mulai aktif di
luar rumah.
1. Lingkungan yang anak mulai menuntut, misalnya merapikan mainan
2. Bila di ajak membantu ibu, anak merasa diikutsertakan
3. Bila aktivitasnya dicela atau dianggap tidak bagus anak akan merasa bersalah
Gangguan di fase ini dapat menyebabkan kesulitan belajar masalah sekolah
dengan teman –teman nya, pasif dan takut, inisiatif menjadi kurang dan akan
terjadi neurosis.
d. Industry vs inferiority (6-12 th)
1. Anak siap menjadi pekerja dan ingin dilibatkan dalam aktivitas
2. Bila di beri tugas akan di kerjakan sampai selesai
3. Anak ingin menghasilkan sesuatu
4. Memulai proses pendidikan belajar dari berhubungan dengan orang lain,
kompetisi dan mulai belajar aturan-aturan
Jika harapan anak terlalu tinggi dan tidak mampu memenuhi standar, maka
anak akan menjadi inferiority.
Gangguan pada fase ini adalah timbul rasa kurang percaya diri ,tidak mampu,
inferior, gangguan prestasi serta takut akan kompetisi.
e. Identity vz role confusion (12-18 th)
Pada fase ini terjadi ;
1. Perubahaan fisik maupun psikis yang pesat
2. Anak mencari orang-orang yang dianggap sebagai panutan, kalau sesuai
dengan idolanya dibandingkan dengan konsep dirinya. Remaja memilih
orang-orang dewasa yang penting bagi dirinya.
3. Kalau tidak sesuai dengan harapan nya anak akan menjadi bingung (role
confusion)
C. Ciri-ciri gangguan Psikologis Pada Anak
Gangguan psikologis pada anak agak susah dikenali. Berikut antara lain cirri-ciri anak
agak susah pedoman orang tua dalam melakukan diagnose terhadap anak yang
mengalami gangguan psikologis, menurut psikolog kliniks Adriana S Ginanjar. Anak
yang mengalami ADHD (attention deficit hyperactivity disorder), ciri-ciri nya adalah
tidak bisa memusatkan perhatian, implusif, dan hiperaktif. Anak-anak semacam ini
mudah bosan dan cendrung agresif. Bahkan bisa memiliki reaksi berlebihan terhadap
frustasi.
Sedangkan pada anak-anak Autistik beberapa cirinya adalah gangguan yang jelas pada
perlakuaan non verbal seperti tidak bisa lagi berbagi minat dengan orang lain dan suka
menyendiri, terlambat untuk bisa berbicara, dan terikat pada ritual yang tidak fungsional.
Sementara anak yang mengalami sindrom Asperger , pada umumnya tidak jauh berbeda
dengan penderita autistic. Hanya saja pada anak autistic tidak mengalami keterlambatan
bicaram tetapi cendrung menggunakan bhasa formal .selain itu anak pada syndrome
Asperage juga memiliki prestasi akademik dan kemampuan yang baik pada bidang
tertentu.
Pada anak yang mengalami Reterdasi mental , cirri utamanya adalah memiliki skor yang
rendah pada tes intelegensi formal, anak tersebut juga memiliki hambatan dalam
menyelesaikan tugas sehari-hari. Lebih lanjut menurut Adriana, dalam menangani anak-
anak kebutuhan khusus tersebut peranan orang tua harus mendapat porsi yang lebih
besar. “Bagaimana pun juga kasih sayang orang tua masih menjadi salah satu kunci
terpenting dalam penanganan semua macam anak dengan gangguan psikologis”.

You might also like