You are on page 1of 2

Belarusia Gelar Pemilu 19 Desember

Editor: Egidius Patnistik


Rabu, 15 September 2010 | 13:58 WIB

degaston.org Peta Belarusia

MINSK, KOMPAS.com - Belarusia, Selasa, menetapkan 19 Desember 2010 sebagai tanggal


pemilihan presiden. Rusia, tetangga raksasanya, diduga akan mencoba untuk merusak upaya
pemimpin otoriter Alexander Lukashenko memperoleh masa jabatan kelima.

Lukashenko, yang berkuasa sejak 1994, telah memberi kesan kuat bahwa ia akan mencalonkan
diri lagi, dan ia diperkirakan akan menang mengingat oposisi yang terpecah dan ketatnya
pengawasan pada media. Namun permusuhan dari sekutunya dalam waktu lama, Rusia, dan
kemunduran cepat ekonomi, yang Dana Moneter Internasional (IMF) katakan tumbuh 0,2 persen
tahun 2009, turun dari 10 persen setahun sebelumnya, dapat menyulitkan Lukashenko untuk
mengulangi kemenangan dengan kelebihan suara amat besar tahun 2006.

Lukashenko baru 55 tahun dan telah membatalkan pembatasan masa jabatan presiden di negara
10 juta orang itu, yang memungkinkan ia dapat berupaya memerintah seumur hidup. "Pemilihan
itu mungkin akan memberikan beberapa petunnjuk ke masa depan, kemana Belarusia akan
menuju. Tapi saya tidak akan mengharapkan perubahan dalam kepemimpinan," kata Sam
Greene, wakil direktur kelompok pemikir Carnegie Moscow Centre. "Ia (Lukashenko) memiliki
cara untuk meyakinkan ia akan menang," kata Greene.

AS dan Uni Eropa menuduh Lukashenko akan memperpanjang pemerintahnya melalui pemilihan
yang dilakukan dengan curang dan penindasan atas perbedaan pendapat. Kelompok-kelompok
oposisi, secara terpisah mengatakan mereka tidak percaya pemilihan yang bebas dan adil itu
mungkin, tapi mereka tidak bersatu di belakang seorang calon. Beberapa telah mengancam akan
melakukan protes jalanan jika pemilihan dipalsukan.

Rusia

Para pengawas pemilihan yang dipimpin Rusia telah mengesahkan kemenangan Lukasehenko
pada masa lalu di Belarusia, mitra militer yang merupakan zona penyangga antara Rusia dan
NATO. Tapi Kremlin telah menunjukkan ketidaksukaannya yang meningkat pada pemimpin
bekas negara pertanian itu dalam beberapa tahun belakangan.

Lukashenko menambah kemarahan Moskow dengan menolak mengakui wilayah Georgia yang
memisahkan diri, Abkhazia dan Ossetia Selatan, sebagai negara merdeka setelah perang Rusia
tahun 2008 dengan Georgia.

Ketika hubungan memburuk, Moskow menaikkan harga energi dan menarik subsidi minyak
tahunan senilai dua miliar dolar AS yang dipasok ke kilang minyak Belarusia.

Dalam pertanda Moskow mungkin akan berupaya untuk mengganggu kekuasaan Lukashenko,
televisi negara Rusia menayangkan tiga film dokumentar yang menuduh ia melakukan korupsi
yang meluas.

Lukashenko menampilkan dirinya sebagai pemimpin yang melindungi rakyatnya dari


permusuhan, dari Rusia dan Barat. Beberapa pengamat mengatakan kritikan Rusia malah dapat
membantunya dalam kampanye untuk dapat dipiilh kembali. "Tekanan akan bertambah tapi
hasilnya akan menjadi berlawanan, mungkin akan mengumpulkan rakyat di sekitar
kepemimpinannya sekarang ini," kata Sergei Musiyenko, ketua kelompok pemikir EcooM.

You might also like