You are on page 1of 19

Harmonisa Transformator

Pendahuluan

Pertumbuhan listrik dari suatu negara adalah dua kali dari pertumbuhan ekonominya.
Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, maka daya beli masyarakat juga meningkat.
Meningkatnya daya beli ini ditandai dengan semakin banyaknya peralatan – peralatan elektronik
yang dimiliki oleh seseorang, salah satunya adalah komputer. Penggunaan komputer pada masa
sekarang ini sangat penting, karena dengan komputer suatu pekerjaan menjadi lebih mudah.
Tetapi di sisi lain, penggunaan komputer mempunyai pengaruh dalam sistem distribusi listrik.
Komputer merupakan salah satu contoh dari beban non linier, sedangkan beban non linier
merupakan penyebab munculnya harmonisa yang dapat mengganggu sistem distribusi listrik.
Adanya harmonisa ini menyebabkan gelombang arus dan tegangan menjadi cacat dan tidak
sinusoidal lagi.
Harmonisa mempunyai pengaruh pada sistem distribusi listrik. Salah satu komponen
dalam sistem distribusi listrik adalah transformator. Pengaruh harmonisa pada transformator
adalah bertambahnya rugi – rugi beban (PLL), rugi I2R dan rugi Eddy Current.. Selain itu juga
dapat menyebabkan pembebanan lebih pada kawat netral.

Teori Harmonisa

Dalam sistem tenaga listrik yang ideal, bentuk gelombang tegangan yang disalurkan ke peralatan
konsumen dan bentuk gelombang arus yang dihasilkan adalah gelombang sinus murni.

Harmonisa adalah gangguan yang terjadi dalam sistem distribusi tenaga listrik yang disebabkan
adanya distorsi gelombang arus dan tegangan. Distorsi gelombang arus dan tegangan ini disebabkan
adanya pembentukan gelombang-gelombang dengan frekuensi kelipatan bulat dari frekuensi
fundamentalnya.[3]

Harmonisa bisa muncul akibat adanya beban – beban non linier yang terhubung ke sistem
distribusi. Beban non liner ini umumnya adalah peralatan elektronik yang di dalamnya banyak terdapat
komponen semi konduktor, yang dalam proses kerjanya berlaku sebagai saklar yang bekerja pada setiap
siklus gelombang dari sumber tegangan. Beberapa contoh beban non liner antara lain : variable speed
drive, komputer, printer, lampu fluorescent yang menggunakan elektronik ballast.

Gambar 1. Gelombang Sinus Arus dan Tegangan

Gelombang non sinusoidal dapat terbentuk dengan menjumlahkan gelombang – gelombang sinusoidal,
seperti terlihat pada gambar 2. [3]
Gambar 2. Gelombang Fundamental, Harmonik Ketiga & Hasil Penjumlahannya

Individual Harmonic Distortion (IHD) adalah rasio antara nilai RMS dari harmonisa individual
dan nilai RMS dari fundamental.
Total Harmonic Distortion (THD) adalah rasio antara nilai RMS dari komponen
harmonisa dan nilai RMS dari fundamental. Hubungan antara THD dengan IHD dapat dilihat
dari persamaan berikut : [3]
2 2 2 2 1/2
THD = (IHD2 + IHD3 + IHD4 + … IHDn ) (1)

Standar harmonisa berdasarkan standar IEEE 519. Ada dua kriteria yang digunakan untuk
mengevaluasi distorsi harmonisa. Yaitu batasan untuk harmonisa arus, dan batasan untuk harmonisa
tegangan. Untuk standard harmonisa arus, ditentukan oleh rasio I sc/IL. Isc adalah arus hubung singkat
yang ada pada PCC (Point of Common Coupling), sedangkan IL adalah arus beban fundamental nominal.
Sedangkan untuk standard harmonisa tegangan ditentukan oleh tegangan sistem yang dipakai. [6]

Tabel 1. Standard Harmonisa Arus

Tabel 2. Standard Harmonisa Tegangan


Pengaruh Harmonisa Pada Transformator

Transformator dirancang untuk menyalurkan daya yang dibutuhkan ke beban dengan rugi-rugi
minimum pada frekuensi fundamentalnya. Arus harmonisa dan tegangan secara signifikan akan
menyebabkan panas lebih. Ada 3 pengaruh yang menimbulkan panas lebih pada transformator ketika arus
beban mengandung komponen harmonisa : [2]

 Arus rms. Jika transformator kapasitasnya hanya untuk kVA yang dibutuhkan beban, arus harmonisa
dapat mengakibatkan arus rms trafo menjadi lebih besar dari kapasitasnya. Meningkatnya arus rms
menyebabkan rugi-rugi pada penghantar juga bertambah.
 Eddy-current loses. Arus induksi di dalam trafo yang disebabkan oleh fluks magnetik. Arus induksi
ini mengalir di belitan, di inti, dan di badan penghantar lain yang terlingkupi oleh medan magnet dari
transformator dan menyebabkan panas lebih. Komponen rugi-rugi trafo ini meningkat dengan kuadrat
dari frekuensi arus penyebab eddy current. Oleh karena itu, ini menjadi komponen yang sangat
penting dari rugi – rugi trafo yang menyebabkan pemanasan oleh harmonisa.
 Rugi Inti. Peningkatan rugi inti yang disebabkan oleh harmonisa bergantung pada pengaruh
harmonisa pada tegangan yang diberikan dan rancangan dari inti trafo. Semakin besar distorsi
tegangan maka semakin tinggi pula eddy current di laminasi inti. Peningkatan rugi inti karena
harmonisa tidak sekritis dua rugi – rugi di atas.

Teori Perhitungan Load Loss (PLL) Trafo

Untuk menghitung load loss trafo dalam per unit, dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : [5]

PLL = Σ Ih2 + ( Σ Ih2 x h2 ) PEC-R (p.u) (2)


dimana:
PEC-R = faktor eddy current loss

h = angka harmonisa
Ih = arus harmonisa

2 2 2 2
Σ Ih merupakan komponen rugi I R dalam p.u, sedangkan ( Σ Ih x h ) PEC-R merupakan

komponen rugi eddy current dalam p.u.


Untuk mencari faktor eddy current loss dapat dilihat pada tabel 3.[5]

Tabel 3. Nilai dari PEC_R

Pengumpulan Data :

Spesifikasi Trafo Tiang adalah sebagai berikut :

Buatan Pabrik : UNINDO

Tipe : Outdoor

Daya : 100 kVA

Tegangan Kerja : 21/20,5/20/19,5/19 kV // 400 V

Arus : 3,1 – 186 A

Hubungan : Dyn5

Impedansi : 4%
Trafo : 1 x 3 phasa
Tabel 4. Data Hasil Pengukuran Trafo Tiang

Phasa Tegangan Arus Daya Daya Cos  VTHD ITHD


(V) (A) Aktif Nyata (%) (%)
(kW) (kVA)
R 223 115.3 24 26 0.94 3.1 12.5
S 224 113 23 25 0.92 2.4 18.3
T 221 120 24 26 0.92 2.4 18.3

Tabel 5. Kandungan Harmonisa Arus Ganjil

Phasa Harmonik ke : IHD (%) Arus (A) Urutan


R 3 10.7 12.34 Nol
5 5.3 6.11 Negatif
7 2.4 2.77 Positif
9 2.6 3.00 Nol
11 0.7 0.81 Negatif
13 0.6 0.69 Positif
15 0.9 1.04 Nol
S 3 13.9 15.71 Nol
5 8.6 10.51 Negatif
7 6.7 7.57 Positif
9 4.1 4.63 Nol
11 0.6 0.68 Negatif
13 0.3 0.34 Positif
15 0.8 0.90 Nol
T 3 12.4 14.88 Nol
5 10.2 12.24 Negatif
7 7.1 8.52 Positif
9 4.9 5.88 Nol
11 1.1 1.32 Negatif
13 0.9 1.08 Positif
15 1.4 1.08 Nol
Netral 3 58.1 36.26 Nol
5 10.6 6.62 Negatif
In = 62.41 A
7 8.1 5.06 Positif
9 21.3 13.29 Nol
THD = 66.01% 11 5.7 3.56 Negatif
13 4.6 2.87 Positif
15 17.2 10.73 Nol

Analisa Perhitungan Arus Hubung Singkat

Z = 4%

S = 100 kVA
V = 0,4 kV phasa - phasa

S 100000
IFL = √ 3×V = √3×400 = 144,34 Ampere

kVA×100 100×100
ISC = %Z×√ 3×kV = 4×√ 3×0,4 = 3608,44 Ampere

Analisa Pembebanan Pada Trafo

Tabel 6. Analisa Pembebanan pada Trafo Tiang

Phasa Arus nominal (A) Arus Full load (A) % Pembebanan


R 115,3 144,34 79,88
S 113 144,34 78,29
T 120 144,34 83,14
Dari tabel di atas terlihat bahwa pembebanan pada ketiga phasa di Trafo tiang hampir seimbang (rata-
rata pembebanan ketiga phasa adalah 80.43 %).

Analisa THD (Total Harmonic Distortion) pada Trafo Tiang

Tabel 7. Analisa THD Arus pada Trafo Tiang

Phasa IL ISC / IL Range Pengukuran Standard h Melebihi Lebih


h<11 (%) (%) standard / (%)
Tidak
Analisa THD Arus Orde<11
R 79,88 % IFL 31,296 20-50 12.45 7 Melebihi 5.45
S 78,29 % IFL 31,933 20-50 18.13 7 Melebihi 11.13
T 83,14 % IFL 30,070 20-50 18.23 7 Melebihi 11.23
Analisa THD Arus Orde 11 s/d 16
R 79,88 % IFL 31,296 20-50 1.29 3.5 Tidak
Melebihi
S 78,29 % IFL 31,933 20-50 1.04 3.5 Tidak
Melebihi
T 83,14 % IFL 30,070 20-50 1.99 3.5 Tidak
Melebihi
THD Arus Total
R 79,88 % IFL 31,296 20-50 12.5 8 Melebihi 4.5
S 78,29 % IFL 31,933 20-50 18.3 8 Melebihi 10.3
T 83,14 % IFL 30,070 20-50 18.3 8 Melebihi 10.3
Dari tabel di atas terlihat bahwa THD Arus pada orde 11 s/d 16 tidak melebihi standard sedangkan THD
Arus pada orde < 11 dan THD Arus total melebihi standard. Hal ini tidak terlalu bermasalah karena rata-
rata pembebanan ketiga phasa adalah 80.43 % sedangkan rata-rata THD Arus pada orde < 11 adalah
16.29 % dan rata-rata THD Arus total adalah 16.37 % sehingga belum melewati kapasitas trafo.

 Analisa THD Tegangan :


Tabel 8. Analisa THD Tegangan pada Trafo Tiang

Phasa VTHD Pengukuran VTHD Keterangan


(%) Standard (%)
R 2.4 5 Tidak melebihi standard
S 2.4 5 Tidak melebihi standard
T 2.4 5 Tidak melebihi standard
Dari tabel di atas terlihat bahwa THD tegangan pada ketiga phasa masih di bawah Standard

Analisa Pengaruh Harmonisa pada Transformator

 Terhadap Netral Traformator


2 2 2 1/2
THD arus urutan nol fasa R = (IHD3 + IHD9 + IHD15 )

= (10,72 2 2 1/2
+ 2,6 + 0,9 ) = 11,05 %

I urutan nol R = 11,05% x IR = 11,05% x 115,3 = 12,74 A

Tabel 9. Pengaruh Harmonisa pada Trafo Tiang

Phasa I urutan nol THD Arus urutan nol (%)


(A)
R 12.74 11.05
S 16.40 14.51
T 16.09 13.41
Netral 45.23 64.23
Dari tabel di atas terlihat bahwa arus harmonisa urutan nol pada masing – masing phasa saling
menjumlah di netral trafo.
 Terhadap Rugi-rugi Transformator

Berdasarkan hasil pengukuran maka perhitungan rugi-rugi beban (P LL) dalam per unit pada fasa R
adalah sebagai berikut:

h Ih (A) Ih (pu) Ih2 Ih2 x h2


1 115.3 1.00 1.0000 1.0000
3 12.34 0.14 0.0196 0.1764
5 6.11 0.07 0.0049 0.1225
7 2.77 0.03 0.0009 0.0441
9 3.00 0.03 0.0009 0.0729
11 0.81 0.01 0.0001 0.0121
13 0.69 0.01 0.0001 0.0169
15 1.04 0.01 0.0001 0.0225
Jumlah : 0 0

2 2 2
PLL = Σ Ih + ( Σ Ih x h ) PEC-R , dimana nilai PEC-R sesuai tabel 3 adalah 0,01

= 1,0266 + 1,4674 x 0,01

= 1,04 p.u

2
Sesuai rumus 2, akibat adanya komponen harmonisa maka Rugi I R bertambah sebesar
0,0266 p.u dan Rugi eddy current bertambah sebesar 0,0047 p.u.

Tabel 10. Perhitungan rugi-rugi beban (P LL) dalam per unit

Phasa Σ Ih 2 Σ Ih2 x h2 PEC- PLL Pertambahan Pertambahan Eddy


2
(p.u) (p.u) (p.u) IR Current (p.u)
R
(p.u)
(p.u)
R 1,0266 1,4674 0,01 1,04 0,0266 0,0047
S 1,0344 1,7832 0,01 1,05 0,0344 0,0078
T 1,0382 2,0222 0,01 1,06 0,0382 0.0102
Dari tabel di atas terlihat bahwa semakin tinggi total arus harmonisa pada tiap phasa maka
semakin tinggi pula rugi-rugi beban (PLL), pertambahan rugi I2R dan pertambahan rugi Eddy
Current.
Tabel 11. Rangkuman Analisa Pembebanan, Standard THD Arus,

dan Rugi-rugi Trafo Tiang

Phasa % Load ISC / IL Standard THD Arus THD Arus Rugi-rugi


(%) (%) (pu)
R 79,88 31,296 8 12.5 1.04
S 78,29 31,933 8 18.3 1.05
T 83,14 30,070 8 18.3 1.06

Evaluasi Beban Non Linier

Spektrum harmonisa pada beberapa jenis beban non linier adalah sebagai berikut :

 Peralatan elektronik dengan SMPS (Switch Mode Power Supply) dan lampu fluorescent menghasilkan
spektrum harmonisa dengan harmonisa ketiga yang dominan kemudian terus turun untuk harmonisa
berikutnya.

 PWM drive, konverter menghasilkan spektrum harmonisa dengan harmonisa kelima yang dominan,
sedangkan harmonisa ketiga cukup kecil.
Sedangkan spektrum harmonisa pada masing – masing trafo tiang berdasarkan pengukuran yaitu
harmonisa ketiga yang dominan kemudian terus turun untuk harmonisa berikutnya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa beban non linier yang dominan pada trafo tiang adalah lampu fluorescent dan
peralatan elektronik dengan SMPS seperti komputer, printer, mesin foto kopi, dan sejenisnya.

Harmonisa Transformator (dan Penanganannya)

Biasanya sebelum penutupan sambungan delta transformator pada khususnya, dan rangkaian
mesin pada umumnya terlebih dahulu diperiksa dengan menggunakan voltmeter untuk mengukur
tegangan resultante VR seperti pada Gambar 1.

Hanya jika pembacaan voltmeter adalah nol, maka sambungan delta adalah benar dan voltmeter
bisa dilepas, selanjutnya hubungan delta (x1 belitan a dengan x2 belitan c) bisa ditutup.
Penggunaan voltmeter sebagai tindakan pencegahan supaya tidak terjadi kekeliruan sebelum
penutupan hubungan delta, sangat sering, penunjukkannya tidak berharga nol dan tidak pula
berharga dua kali tegangan phasa. Adalah suatu kewajaran apabila hal ini menimbulkan keragu-
raguan atas tindakan yang akan dilakukan, karena kadang kalanya voltmeter bisa menunjukkan
harga sebesar, atau serendah 50V.

Harmonisa ke-3
Harga tegangan yang ditunjukkan oleh voltmeter tersebut sebesar 50 V adalah dikarenakan
adanya harmonisa ke-3 yang relatif besar pada transformator. Pada kenyataannya dalam
keadaaan seperti ini jika tetap diambil suatu tindakan untuk menutup sambungan delta, maka
harmonisa ke-3 tersebut mendadak tertindas atau terhapuskan. Hal ini terbukti apabila voltmeter
dilepas dan amperemeter dipasangkan, maka penunjukkan amperemeter berharga nol dan
tegangan akibat harmonisa lenyap.
Harmonisa ke-3 akan muncul pada semua transformator fasa tunggal, ketika transformator
tersebut diberi tegangan nominal. Hasil demikian ini disebabkan kurva saturasi dari inti
transformator komersial, menaik secara tajam dan tersaturasi secara cepat. Jadi tegangan
sinusoida murni (harga frekuensinya adalah frekuensi fundamental) menghasilkan arus
magnetisasi yang terdiri arus dengan frekuensi fundamental ditambah dengan komponen
harmonisa ke-3 yang besar. Namun demikian bentuk gelombang arus tersebut hanya sedikit
terdistorsi, karena pada tranformator-transformator tunggal arus magnetisasinya adalah kecil
dibandingkan arus beban.

Lain halnya apabila transformatornya adalah tiga phasa. Pada transformator ini ketiga arus
magnetisasi frekuensi fundamental tetap berbeda fasa 120º, namun arus harmonisa ke-3
(demikian pula harmonisa tingkat berikutnya) adalah sefasa. Akibat hal ini adalah ketiga
komponen harmonisa ke-3 tersebut pada masing-masing belitan menghasilkan bentuk tegangan
sekunder yang mengandung distorsi tegangan harmonisa ke-3 yang cukup besar, apabila
sistemnya adalah Y bintang, tanpa adanya rangkaian tertutup pada titik netralnya. Jika rangkaian
sambungannya adalah tertutup, seperti dalam bentuk sambungan delta, maka harmonisa ke-3
bisa bersirkulasi dan akibatnya harmonisa tersebut tertindas, sehingga tidak ada distorsi tegangan
sekunder dihasilkan.
Kalau dibandingkan secara seksama, maka ada kemiripan perilaku antara harmonisa ke-3 dengan
arus urutan nol. Keduanya tidak akan mengalir kalau tidak ada hubungan dari netral ke tanah
atau ke titik netral lain dalam sistem Y, sebagai jalur kembali yang membentuk rangkaian
lengkap. Sama seperti halnya arus harmonisa ke-3, arus urutan nol juga dapat bersirkulasi dalam
rangkaian delta karena delta merupakan rangkaian seri yang tertutup.

Situasi dimana bentuk gelombang tegangan terdistorsi pada transformator Y-Y yang tidak ada
jalur tertutup untuk harmonisa ke-3 baik pada primer atau sekunder, dapat teratasi dengan cara
memperlengkapi saluran netral ke tanah pada salah satu dari primer atau sekunder (atau juga
boleh kedua-duanya). Saluran netral ke tanah ini mengijinkan jalur tertutup bagi tegangan dan
arus harmonisa, seperti diperlihatkan oleh Gambar 2. Telah diperlihatkanlah oleh gambar
tersebut, bahwa netral belitan primer transformator disambungkan kepada sumber netral,
sehingga menindas harmonisa. Hal demikian itu juga terjadi pada netral sekunder yang
tersambung dengan netral beban delta.

BR>

Sambungan Netral
Suatu cara yang tepat untuk menangani harmonisa trasformator adalah dengan memperlengkapi
sambungan netral. Jadi dengan demikian sambungan netral adalah suatu yang mendasar untuk
menindas harmonisa pada sistem Y-Y. Tetapi selain manfaat tersebut, pada beberapa jenis
transformasi sambungan transformator, sambungan netral juga menghasilkan keuntungan-
keuntungan sebagai berikut :
1. Sebagai jalur bagi arus yang tidak seimbang karena beban tidak seimbang.
2. Untuk memperlengkapi pelayanan listrik ganda, yakni baik untuk menyediakan tegangan 3
fasa maupun tegangan phasa tunggal untuk peralatan domestik dan penerangan.
3. Suatu cara dengan mana tegangan-tegangan phasa (melintang beban-beban sambungan Y atau
transformator sambungan Y) diseimbangkan dengan memperhatikan kepada tegangan line.
4. Untuk memperkecil atau mengurangi kenaikan pada tegangan phasa yang sehat yang tidak
terganggu apabila ada salah satu phasa yang mengalami gangguan tanah (hubung singkat ke
tanah).

Gambar 3 memperlihatkan netral dari sumber disambungkan kepada transformator primer dan
sekunder maupun kepada beban. Nampak titik bintang beban 3 phasa tersambung dengan netral
transformator, sehingga adanya jalur arus tidak seimbang mengakibatkan tidak seimbang tegangan-
tegangan phasa. Jelas terlihat juga bahwa beban phasa tunggal ke netral, juga bisa dilayani oleh sistem
ini. Bisa juga dilihat bahwa arus harmonisa ke-3 akan memperoleh jalan untuk bersirkulasi, sehingga
tidak mungkin menyebabkan distorsi.

Gambar 4 menunjukkan bahwa pada transformator D-D hanya boleh “satu” belitan sekunder di-center-
tapped-kan dan disambungkan ke tanah, karena jika lebih dari satu maka akan menyebabkan hubung
singkat pada belitan. Primer selamanya tidak akan pernah ditanahkan, karena akan bisa
“menghubungpendekkan” secara jauh transformator di sumber. Hasil tegangan center tap sekunder
adalah 0,5 Vline, dan merupakan tegangan untuk keperluan beban phasa tunggal. Nampak jelas bahwa,
di samping beban sambungan delta, beban sambungan Y pun bisa dilayani oleh sistem ini.
Ketidakseimbangan tegangan-tegangan phasa serta bergesernya titik netral akibat arus yang tidak
seimbang pada beban Y diperlihatkan oleh pada Gambar 4 tersebut. Di samping itu ketidakseimbangan
tegangan-tegangan phasa tunggal juga mungkin terjadi pada sistem ini, seandainya beban phasa
tunggalnya tidak seimbang. Harmonisa ke-3 pada sistem ini juga akan tertindas karena jalur tertutup
tersedia bagi arus dan tegangan harmonisa tersebut.

Netral belitan primer suatu transformator Y-D, pada Gambar 5a ditanahkan kepada sumber untuk
menindas harmonisa primer, Sistem pada gambar tersebut juga dapat melayani beban phasa
tunggal dan 3 phasa , baik sambungan Y maupun D. Sistem transformasi ini sangat tepat bila
diterapkan untuk sistem tegangan distribusi, karena jika belitan tegangan tinggi primer
disambungkan secara Y maka isolasi belitan primer dirancang hanya untuk menahan tagangan
phasa. Hal ini akan mengakibatkan biaya isolasi belitan lebih murah.

Suatu penerapan yang sebaliknya diberikan oleh transformasi D-Y pada Gambar 5b, yakni
digunakan untuk sistem transmisi tegangan tinggi. Suatu sambungan netral dipenuhi oleh sistem
ini pada sisi sekunder untuk menindas harmonisa dan menyediakan kebutuhan netral untuk
sistem transformasi Y-Y atau Y-D berikutnya.

Sambungan netral diketanahkan tanpa impedansi pada sistem transformasi D-Y juga bisa
berguna untuk membatasi atau mencegah naiknya tegangan phasa yang sehat, seandainya terjadi
gangguan salah satu phasa, misal hubung singkat ke tanah. Besar kenaikkan tegangan saluran
transmisi ke netral menjadi sebesar ÷3 Ephasa andaikata tanpa adanya sambungan netral dan
tanpa impedansi ke tanah. Untungnya hal ini tak terjadi karena ada sambungan netral tersebut ke
tanah, sehingga tegangan saluran transmisi ke netral phasa yang sehat tetap sebesar tegangan
Ephasa. Uraian perhitungan mengenai hal tersebut seperti persamaan 1.

ZO = ZOT + 3Zn …………………………(1)

Persamaan di atas adalah harga impedansi urutan nol dari transformator yang titik netralnya
diketanahkan. Oleh karena diketanahkan secara langsung tanpa impedansi maka, jadi :

ZO = ZOT …………………………………(2)

Pada transformator, harga semua impedansi urutan (urutan nol, urutan positif, urutan negatif)
adalah sama sehingga dapat dituliskan :

ZOT = Z1T = Z2T ………………………..(3)

jadi impedansi urutan positif transformator adalah :

Z1 = Z1T = ZOT …………………………..(4)

Pada saat terjadi hubung singkat satu phasa ke tanah maka harga konstanta k adalah :

…………………(5)

Harga kenaikan tegangan akibat hubung singkat adalah :

……………(6)

Jadi harga tegangan phasa yang sehat adalah :


Ephasa-sehat = Ephasa + A

= Ephasa …………………..(7)

Tetapi tidak demikian halnya yang terjadi pada transformasi Y-Y jika titik netralnya
dihubungkan ke tanah tanpa impedansi. Hubungan netral ke tanah transformasi Y-Y tersebut
tidak dapat mencegah kenaikan tegangan phasa yang sehat apabila ada gangguan salah satu
phasa ke tanah. Hal ini disebabkan karena sistem transformasi tersebut mempunyai harga
konstanta k=10. Jadi pada saat terjadi hubung singkat satu phasa (misal phasa A) ke tanah, maka
besar kenaikan tegangan akibat hubung singkat adalah:

Kesimpulan

Berdasarkan analisa data di atas, terlihat bahwa THD arus pada trafo tiang melebihi standar sedangkan
THD tegangan pada trafo tiang tidak ada yang melebihi standar.
Sesuai tabel 11, semakin besar pembebanan pada trafo (83,14%), maka Rugi-rugi trafo tiang akan
semakin besar (6%), dan THD arus akan naik (18,3%) & melebihi standar (8%).

Beban non linier yang dominan pada trafo tiang adalah lampu fluorescent dan peralatan elektronik seperti
komputer, printer, mesin foto kopi, dan sejenisnya.

You might also like