Professional Documents
Culture Documents
Askep DM
Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan
oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik
absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
Patofisiologi DM
1.Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus dilakukan mulai
dari pengumpulan data yang meliputi :
A. Data Demografi
1. Nama Klien :
2. Tempat Tanggal lahir :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin :
5. Alamat :
6. Status Perkawinan :
7. Agama :
8. Suku :
9. Pendidikan :
10. Pekerjaan :
11. Tanggal masuk RS :
12. Tanggal Pengkajian :
3. Pola Eliminasi
Menggambarkan Pola Fungsi Eksresi usu,kandung kemih,kulit.
Usus Usus
1. Frekuensi dan karakteristik feaces 1. Jumlah Feces,warna dan konsistensi
2. Penggunaan laksatif atau pelunak 2. Abdomen lemas,distensi ( adanya
feaces asites ) dan nyeri tekan.
3. Masalah dengan konstipasi atau diare 3. Bising Usus lemah dan menurun
Kulit Kulit
1. Perspirasi berlebihan 1. Diaforesis
2. Masalah bau badan 2. Bau badan
3. Selang drainase
4. Turgor kulit jelek,wajah pucat.
4. Pola Aktivitas/latihan
Sirkulasi Sirkulasi
1. Riwayat penyakit jantung atau 1. Frekuensi ,irama apical
hipertensi dalam keluarga 2. Tekanan Darah,nadi perifer ,suhu
2. Infark miokard,riwayat stroke. ekstremitas bawah,tekanan vena sentral
3. Kesemutan pada ekstremitas bawah 3. Warna Kulit merah,kering dan luka
4. Penggunaan Obat-obatan yang sukar sembuh,dan bola mata
cekung.
4. Kehilangan rambut
5. Hasil Lab : faktor pembekuan,SGOT,
LDH , CPK, dll.
Mobilitas Mobilitas
1. Pola latihan yang biasa di lakukan 1. ROM
sehari-hari 2. Penurunan Kekuatan otot,
2. Aktivitas di waktu luang 3. Postur tubuh,genggaman tangan,
3. Keterbatasan aktifitas sehari-hari refleks, masalah berjalan,dll.
(Keluhan lemah ,letih ,sulit 4. Kemampuan merawat diri sendiri
bergerak /berjalan,Kram otot,dll) ( Kemampuan melakukan Activity
4. Kecukupan energi untuk beraktifitas Daily : mandi, makan, BAB/BAK ,
5. Aktifitas sejak sakit tidur, mobilitas , berpakaian.)
5. Pola istirahat/Tidur
Pola tidur ,istirahat dan persepsi tentang tingkat nyeri
6. Pola Kognitif/Perseptual
Pola pendengaran, penglihatan ,pengecapan ,perabaan , penciuman, persepsi nyeri,bahasa,
memori dan pengambilan keputusan.
9. Pola seksualitas/Reproduksi
Kepuasan atau masalah aktual atau dirasakan dengan seksualitas
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan teori, maka
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien diabetes mellitus yaitu :
3. Rencana Keperawatan
2.)Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa.
Rasional : Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi, atau volume sirkulasi yang
adekuat.
3.)Pantau masukan dan keluaran, catat berat jenis urine, Pertahankan untuk memberikan
cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung
Rasional : Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal, dan
keefektifan dari terapi yang diberikan.
Keperawatan Medikal Bedah 01 Page 12
Askep Kelenjar pankreas ( diabetes melitus)
4.)Timbang berat badan setiap hari, Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema,
peningkatan BB, nadi tidak teratur
Rasional : Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang
berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti.
5.)Berikan terapi cairan sesuai indikasi.
Rasional : Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan
respons pasien secara individual.
6.) Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau
pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)
6.) Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual,
muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai
dengan indikasi.
7.) Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan
segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
Daftar Pustaka