You are on page 1of 3

Filariasis

Penyakit ini dapat disebabkan ileh cacing jenis filarial yaitu Wucheria bancrofti dan Brugia malayi. Cacing
filarial termasuk family filaridae yang bentuknya lansing dan ditemukan di dalam system peredaran
darah limfe, otot, jaringan atau rongga serosa pada vertebrata. Masa inkubasi sekitar 1 tahun
penularannya terjadi melalui vector nyamuk sebagai hospes perantara dan manusia, hewan sebagai
hospe definitif.

Epidemologi

Distribusi geografik W. bancrofti tersebar didaerah beriklim tropis diseluruh dunia dan terdapat
di Indonesia. Prevalensi microfilaria meningkat bersamaan dengan umur pada anak-anak dan meningkat
antara umur 20-30 tahun, pada usia pertumbuhan dan lebih tinggi laki-laki daripada wanita.

Etiologi

Penyebab filariasis adalah cacing filarial jenis wucheria bancrofti.

Pathogenesis

Morfologi Cacing jantan dan betina hidup di saluran dan kelenjar limfe. Bentuk sprti benang,
warna putih. Ukuran : Cacing betina: 65-100 mm x 0,25 mm dan Cacing jantan: 40 mm x 0,1 mm.
Didaerah Pasifik mikrofilaria W.bancrofti periodisitas subperiodik diurnal. Daur hidup memerlukan
waktu panjang, pertumbuhan parasit pada nyamuk kurang lebih 2 minggu dan pada manusia kurang
lebih 7 bulan. Pada manusia W. bancrofti dapat hidup selama 5 tahun. Sesudah menembus kulit melalui
gigitan nyamuk larva infekrif meneruskan perjalanannya ke pembuluh dan kelenjar limfe untuk tumbuh
menjadi dewasa. Ketika cacing betina berkembangbiak mengeluarkan microfilaria yang menjalar ke
pembuluh darah dan menunggu dibawa oleh nyamuk yang cocok setelah berada dinyamuk microfilaria
melepaskan sarung dan menjadi larva infektif.

Patofisiologi

Patologi disebabkan oleh kerusakan pembuluh getah bening akibat inflamasi yang ditimbulkan oleh
cacing dewasa bukan oleh microfilaria.cacing dewasa yang hidup di pembuluh dan kelenjar limfe
menyebabkan pelebaran pembuluh kelenjar dan penebalan dinding pembuluh. Infiltrasi sel plasmas,
eosiofil dan makrofag didalam dan sekitar pembuluh yang mengalami inflamasi bersama dengan
ploriferasi sel endotel dan jaringa penunjang menyebabkan berliku liku system limfatik dan kerusakan
( varises).

Limfadema dan perubahan kronik akibat statis bersama dengan edema keras terjadi pada kulit yang
mendasari. Perubahan perubahan yang terjadi akibat filariasis ini disebabkan oleh efek langsung dari
cacing ini dan oleh respon imun penjamu parasit. Respon ini lah yang menyebabkan proses
gnanulomatosa dan proliferasi yang menyebabkan obtruksi total pembuluh limfe.kelainan tersebut
tetap ada selama cacing masih hidup dan kematian cacing juga menyebabkan reaksi granulomatosa dan
fibrosis. Inilah yang membuat terjadinya obstruksi limfatik dan penurunan fungsi limfatik.

Gejala klinis

Manisfestasi klinis adalah peradangan, sedangkan bila sudah lanjut menimbulkan obstruktif. Microfilaria
yang tampak dalam darah pada stadium akut akan menimbulkan peradangan yang nyata , seperti
limfangitis, limfadenitis, funikulitis, epididimitis, dan orkitis. Adakalanya tidak menimbulkan gejala bagi
anak yang tinggal didaerah endemik.

Perjalanan penyakit

Manifestasi yang terlihat di awal infeksi pada infeksi primer adalah limfangitis. Limfangitis terjadi
disekitar larva dan cacing dewasa muda yang sedang berkembang mengakibatkan inflamasi eosinofil
akut. Demam pada filarial terjadi karena adanya inflamasi yang berawa dari KGB. Referensi lain
menyebutkan demam filarial jarang terjadi. Demam yang terjadi karena adanya infeksi sekunder oleh
bakteri. Pada filarial juga dapat timbul ulkus namun ulkusnya steril yang mengeluarkan cairan
serosanguineous.

Serangan akut ini bisa terjadi sampai 1 bulan atau lebih. Pengobatan dengan antibiotic tidak
memberikan hasil. Hal ini karena cacing yang mati mengalami degenerasi. Abses in steril tapi kadang
mengandung bakteri piogen. Reaksi dari bakteri manimbulkan alergi umum yang menyebabkan
pertumbuhan jaringan pengikat yang berlebih.

Dalam stadium menahun menimbulkan penyumbatan saluran limfe disertai seranga limfangitis dan
menyebabkan elephantiasis karena terjadi jaringan granulasi yang poliferatif serta terbentuknya varises
saluran limfe yang luas. Protein yang tinggi dalam saluran limfe merangsang pembentukan jaringan ikat
dan kolagen. Sedikit demi sedikit setelah bertahun tahun bagian yang membesar menjadi luas dan
terjadilah elapantiasis yang menahun. Penyumbatan duktus torasikus atau saluran limfe perut bagian
tengah turut mempengaruhi skrotum dan penis pada laki-laki dan bagian alat kelamin luar wanita.

You might also like