Professional Documents
Culture Documents
Ê
Masalah kependudukan merupakan titik sentral dan menjadi pusat
perhatian dalam setiap proses pembangunan, mengingat penduduk merupakan
sumber daya utama penggerak sekaligus sasaran dari pembangunan itu sendiri.
Setiap perubahan fenomena kependudukan seperti kelahiran (fertilitas), kematian
(mortalitas), dan perpindahan (migrasi) tentu saja akan berimplikasi terhadap
pelaksanaan pembangunan.
Integrasi antara permasalahan kependudukan dengan pembangunan dapat
digambarkan melalui sebuah siklus sebagai berikut : perubahan dalam tiga elemen
pokok dinamika kependudukan yaitu kelahiran, kematian dan perpindahan dalam
mempengaruhi jumlah, komposisi/ struktur dan persebaran/ distribusi penduduk.
Sedangkan perubahan dalam jumlah, struktur dan distribusi penduduk dapat
berpengaruh ke berbagai aspek pembangunan. Selanjutnya perubahan pada
berbagai aspek pembangunan akan mempengaruhikelahiran (fertilitas), kematian
(mortalitas) demikian seterusnya.
Sebagai contoh, perubahan jumlah penduduk antara lain berimplikasi
terhadap masalah penyediaan pangan dan pelayanan kesehatan. Komposisi umur
penduduk antara lain berkaitan dengan masalah kesehatan balita, pendidikan,
penyediaan lapangan pekerjaan dan penanganan penduduk lanjut usia (lansia).
Sedangkan masalah persebaran penduduk antara lainakan berimplikasi terhadap
masalah tata ruang kota, perumahan, lingkungan, distribusi penduduk antar
wilayah, transportasi, keamanan, kerawanan sosial dan lain-lain. Selanjutnya
untuk menyelesaikan berbagai masalah kependudukan yang ada diperlukan
berbagai kebijakan pembangunan, dan kebijakan ini pada gilirannya akan
berpengaruh terhadap jumlah, komposisi dan persebaran penduduk. Keadaan ini
akan berlangsung secara berkesinambungan.
Namun demikian bila diamati lebih mendalam, dinamika kependudukan
sebenarnya tidak hanya terkait dengan proses pembangunan saja. Aspek lain yang
turut mempengaruhi antara lain adalah kebiasaan/ nilai-nilai yang dianut
masyarakat, adat istiadat, agama dan keadaan sosial budaya lainnya.
Mengingat demikian kompleksnya aspek kependudukan dan juga
demikian pentingnya aspek ini bagi pembangunan, maka diperlukan adanya
analisis yang mampu memberikan gambaran atas berbagai fenomena
kependudukan yang terjadi, sehingga berbagai permasalahan yang ada bisa segera
diidentifikasikan untuk selanjutnya dicari jalan pemecahannya. Berbagai aspek
kependudukan yang dicakup dalam tulisan ini antara lain meliputi jumlah dan
komposisi penduduk, fertilitas dan mortalitas, migrasi, pendidikan,
ketenagakerjaan, kesehatan dan perumahan.
c
G
Secara umum tujuan disusunnya Profil Kependudukan tahun 2000 adalah
sebagai berikut:
a)Memberikan gambaran mengenai dinamika kependudukan di Provinsi
Jawa Timur sampai dengan keadaan tahun 2000, perkembangannya antar
waktu, serta variasinya antar kabupaten/ kota, jenis kelamin, daerah tempat
tinggal, maupun kondisi sosial-demografi lainnya.
b)Sebagai bahan dalam melakukan evaluasi, monitoring maupun
perencanaan kegiatan yang bersifat makro, khususnya mengenai kegiatan
pembangunan di daerah.
Profil Kependudukan Provinsi Jawa Timur ini mencakup gambaran
tentang ciri-ciri Kependudukan Jawa Timur dengan segala aspek yang terkait
didalamnya. Pembahasan hanya dilakukan secara umum, dan mencakup keadaan
pada tahun 1980,1990, dan 2000.
Berdasarkan kelengkapan data yang ada, aspek-aspek yang disajikan
adalah sebagai berikut:
a) Aspek Gambaran Umum Wilayah secara keadaan geografis, ekonomi dan
sosial budaya
b) Aspek Pertumbuhan Penduduk, Persebaran dan Kepadatan Penduduk, dan
Komposisi Penduduk
Vata yang digunakan dalam penyusunan Profil Kependudukan Provinsi
Jawa Timur tahun 2000 bersumber dari hasil Sensus Penduduk 2000, Survei
Modul Kependudukan (SP2000-MK), Susenas, dan lainnya.
0
Ê Ê
Ê
ë !
Provinsi Jawa Timur terletak di Pulau Jawa pada posisi 111º , 0¶ hingga
114º , 4¶ Bujur Timur dan 7º , 12¶ hingga 8º , 48¶ Lintang Selatan. Wilayah
Provinsi Jawa Timur yang luasnya 46.713 km², secara umum terdiri dari dua
bagian besar, yaitu Jawa Timur daratan dan kepulauan Madura. Luas wilayah
Jawa Timur daratan mencakup hampir 90 persen dari keseluruhan luas wilayah
Provinsi Jawa Timur dan sisanya yaitu sekitar 10 persen adalah luas kepulauan
Madura.
Provinsi Jawa Timur mempunyai 229 pulau terdiri dari 162 pulau bernama
dan 67 pulau tak bernama, dengan panjang pantai sekitar 2.833,85 km. Provinsi
Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudera
Indonesia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Secara administratif,
Jawa Timur terdiri atas 29 kabupaten dan 9 kota, menjadikan Jawa Timur sebagai
provinsi yang memiliki jumlah kabupaten/kota terbanyak di Indonesia.
º
mengalami penurunan menjadi 27,8 persen pada tahun 1998, kemudian pada
tahun1999 turun menjadi 27,4 persen dan pada tahun 2000 angka tersebut menjadi
27,08 persen. Penyumbang perekonomian terbesar kedua adalah sektor
perdagangan, yaitu 21,3 persen pada tahun 1997 dan kontribusinya pada tahun-
tahun berikutnya relatif stabil.
G
&&'
&&*
&&+
&&& )))
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertumbuhan PV B (%) 8,26 5,02 -16,22 1,18 3,19**
2. Kontribusi sektoral dalam
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
PV B (%)
Pertanian 16,60 16,0 18,1 18,2 17,81
Pertambangan 1,59 1,35 0,92 0,88 0,85
Industri 28,66 29,9 27,8 27,4 27,08
Listrik, gas & air bersih 1,85 1,76 2,17 2,42 2,59
Perdagangan 21,04 21,3 20,9 21,3 21,89
Pengangkutan 6,74 6,53 7,45 8,07 8,26
Keuangan 6,44 6,39 6,06 5,65 5,59
Jasa-jasa 10,21 10,00 11,28 11,29 11,19
Konstruksi 6,87 6,77 5,32 4,79 4,74
3. Inflasi (%) 7,35 10,40 82,31 0,57 10,35
4. Penganggur terbuka (%) 3,6 3,5 4,7 4,96 4,45
Catatan : **) Angka Sangat Sementara
Sumber : BPS-Jawa Timur
D
mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi maka angka pengangguran mulai
menunjukkan penurunan yaitu menjadi 4,45 persen pada tahun 2000.
!Ê ,
Beberapa aspek penting dalam konteks sosial dan budaya yang perlu
mendapat perhatian serius dalam pembangunan daerah Jawa Timur yaitu aspek
pendidikan, kebudayaan, kesenian, kesehatan, sosial, pariwisata, kedudukan dan
peran perempuan serta kehidupan umat beragama.
Pendidikan mempunyai arti yang sangat strategis dalam pembangunan
suatu daerah, karena pendidikan sangat menentukan masa depan penduduknya.
Permasalahan pendidikan yang sangat mendasar adalah rendahnya kualitas
penyelenggaraan pendidikan. Beberapa faktor penting yang mendorong terjadinya
permasalahan tersebut antara lain adalah inefisiensi penggunaan fasilitas
pendidikan , lemahnya manajemen pendidikan, rendahnya kualitas tenaga
pengajar, irrelevansi kurikulum dengan tuntutan masa depan, dan rendahnya
kesadaran masyarakat serta lemahnya ekonomi orang tua murid. Oleh karena itu
pemerintah daerah akan terus memberikan perhatian yang besar, dengan
mengalokasikan anggaran pembangunan pendidikan secara lebih memadai.
Vi bidang kebudayaan, seni dan pariwisata Jawa Timur merupakan daerah
yang dikenal kaya nuansa budaya serta memiliki aneka jenis kesenian (modern
dan tradisional) sebagai ekspresi dari realitas kehidupan. Visamping itu juga kaya
akan objek wisata yang cukup dikenal oleh wisatawan baik domestik maupun
manca negara.
å
Ê Ê
# ë ë
Jumlah, komposisi, dan distribusi penduduk merupakan keseimbangan
dinamis karena sifatnya yang selalu berubah dari waktu ke waktu. Perubahan yang
terjadi setiap saat tersebut perlu dicermati dan membutuhkan perhitungan terus
menerus agar hasilnya bermanfaat dalam membuat perencanaan yang sedapat
mungkin relevan dengan kondisi di masa depan.
# %
Fenomena perubahan jumlah penduduk senantiasa dialami suatu wilayah
administrasi. Hal ini dikarenakan perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh
perubahan komponen-komponen demografis seperti kelahiran, kematian, dan
migrasi.
%
Berdasarkan data Sensus Penduduk 1980 sampai dengan 2000 jumlah
penduduk Jawa Timur terus bertambah. Pada tahun 1980, jumlah penduduk Jawa
Timur sebanyak 29,1 juta jiwa, selanjutnya pada tahun 1990 meningkat menjadi
32,5 juta jiwa atau mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 1,11persen.
Kemudian pada tahun 2000, menjadi 34,7 juta jiwa atau mengalami pertumbuhan
sebesar 0,7 persen selama periode 1990-2000.
·
oleh adanya pemekaran wilayah kota Madiun dan Blitar yang mengambil
sebagian wilayah kabupaten dan tentu saja berikut penduduk yang bertempat
tinggal di daerah tersebut. Vaerah kabupaten/kota lain yang mempunyai laju
pertumbuhan penduduk rendah dan diduga memang disebabkan oleh dinamika
komponen demografis adalah kabupaten Banyuwangi (0,24% per tahun),
kabupaten Magetan(0,30% per tahun) , kabupaten Ngawi(0,40 per tahun) , dan
kabupaten Pacitan (0,46 per tahun). Sebaliknya daerah kab/kota yang mempunyai
laju pertumbuhan yang sangat tinggi adalah kabupaten Sidoarjo(3,17% per tahun)
dan kota Surabaya(2,05% per tahun). Pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi
di sebagian besar wilayah kota lebih disebabkan oleh adanya perubahan wilayah
administrasi, kecuali di kota Surabaya dan kota Kediri karena di kedua kota
tersebut tidak ada perubahan wilayah administrasi.
,ë
Berdasarkan data Sensus Penduduk 1980 sampai 2000 jumlah penduduk
Jawa Timur terus bertambah. Pertambahan jumlah penduduk tersebut tentunya
akan menjadi masalah jika penyebarannya tidak merata. Fenomena yang terjadi
hingga saat ini adalah terjadinya perpindahan penduduk dari perdesaan ke
perkotaan atau dari daerah yang bersifat rural ke daerah yang bersifat urban.
Keadaan ini mengakibatkan jumlah penduduk antara satu wilayah dengan lainnya
menjadi tidak seimbang yang pada akhirnya akan memicu permasalahan sosial
dan ekonomi khususnya bagi daerah yang menjadi sasaran migrasi. Sedangkan
bagi daerah yang ditinggalkan oleh penduduknya akan mengalami krisis sumber
daya manusia.
Tabel 2
Kepadatan Penduduk Indonesia dan Beberapa Propinsi Terpadat
Tahun 1980, 1990, dan 2000 (jiwa per km2)
ÿ
c0
c
ÿ
·
cèÿ
D
cèè
0 0c
Vari tahun 1980 sampai 1990 kepadatan penduduk Jawa Timur meningkat
menjadi 678 jiwa dan terakhir pada tahun 2000 menjadi 726 jiwa per kilometer
persegi atau mengalami peningkatan 6,61 persen.
Persebaran penduduk Jawa Timur apabila disimak berdasarkan persentase
penduduk kab/kota terhadap penduduk propinsi pada tahun 1980 yang terbesar
adalah kab. Malang yaitu meliputi sekitar 7,01 persen terhadap total penduduk
Jawa Timur. Posisi kedua adalah kota Surabaya sekitar 6,95 persen, sedangkan
kab. Jember berada di posisi ketiga yaitu sekitar 6,44 persen, disusul kab.
Banyuwangi sekitar 4,87 persen dan kab. Kediri 4,23 persen. Sedangkan pada
tahun 1990 proporsi penduduk tertinggi adalah kota Surabaya yaitu meliputi
sekitar 7,64 persen baru kemudian kab. Malang (6,87%). Kemudian pada tahun
2000 proporsi penduduk tertinggi tetap kota Surabaya(7,48%) kemudian kab.
Malang (6,94%). Apabila laju pertumbuhan penduduk tetap stabil seperti
sekarang, diduga kota Surabaya di masa mendatang akan tetap menjadi kota
terbanyak penduduknya.
Jika diperhatikan proporsi penduduk menurut status daerah perkotaan dan
perdesaan selama tahun 1980-2000, maka proporsi yang terbesar adalah di kota.
Untuk tahun 2000 proporsi penduduk perkotaan di daerah kota antara 80-100
persen. Tingginya persentase penduduk perkotaan yang dicapai daerah kota lebih
disebabkan karena adanya perubahan klasifikasi urban-rural. Vaerah kota yang
tidak mempunyai desa yang berstatus perdesaan antara lain kota Kediri, kota
Blitar, kota Mojokerto, dan Surabaya. Persentase penduduk perkotaan di
kabupaten yang tertinggi terdapat di kab. Sidoarjo (85,69%), kab. Jombang
(54,56%), dan kab. Gresik (49,82%).
è
Tabel 3
ë!!
Komposisi penduduk menurut umur di Jawa Timur disajikan pada Tabel 4.
Pada tahun 1990, penduduk di bawah usia 15 tahun sekitar 31,4 persen, sedangkan
persentase penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) sekitar 63,78 persen dan
sekitar 4,82 persen merupakan penduduk usia tua (65 tahun ke atas). Pada tahun
2000, persentase pada kelompok umur muda, produktif, dan tua masing-masing
adalah 25,51 persen, 68,53 persen, dan 5,95 persen.
c
Tabel 4
cc
Selanjutnya berdasarkan informasi penduduk menurut struktur umur tersebut
dapat dihitung angka ketergantungan penduduk yang merupakan perbandingan
antara penduduk usia tidak produktif terhadap penduduk usia produktif. Pada
tahun 1990, rasio ketergantungan penduduk Jawa Timur sebesar 56,78 yang
berarti untuk setiap 100 penduduk usia produktif(15-64 tahun) menanggung
sekitar 57 penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun dan 65+ tahun). Angka
tersebut turun menjadi 45,92 pada tahun 2000.
c0
Tabel 5
cº
-%
.!-
#!ë-
!$
Tabel 6
Penduduk Menurut Golongan Umur, Vaerah Perkotaan/Perdesaan, dan Jenis
Kelamin
Propinsi Jawa Timur
Tahun 2000
Golongan Perkotaan
umur Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
0-4 603.565 572.908 1.176.473
5-9 597.010 564.729 1.161.739
10-14 602.911 579.574 1.182.485
15-19 744.624 761.447 1.506.071
20-24 705.170 737.574 1.442.744
25-29 687.780 710.272 1.398.052
30-34 623.029 639.395 1.262.424
35-39 559.248 585.615 1.144.863
40-44 495.838 481.595 977.433
45-49 399.689 368.048 767.737
50-54 283.315 285.962 569.277
55-59 233.602 236.483 470.085
60-64 191.682 227.378 419.060
65-69 126.731 167.429 294.160
70-74 102.085 127.927 230.012
75+ 84.777 123.079 207.856
Tak Terjawab 339 419 758
Jumlah 7.041.395 7.169.834 14.211.229
Sumber: SP2000
cD
D
··D
ååD
DDD
ººD
00D
ccD
D
Sumber: SP2000
Berdasarkan data di atas, penduduk propinsi Jawa Timur di daerah
perkotaan lebih banyak penduduk perempuan dibanding penduduk laki-laki dan
jika dilihat bentuk piramida penduduknya maka Jawa Timur khususnya di daerah
perkotaan lebih banyak penduduk muda dibanding penduduk tua.
å
·å·è
åååè
DåDè
ºåºè
Sumber: SP2000
cå
Tabel 7
Golongan Perdesaan
umur Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
0-4 863.935 832.894 1.696.829
5-9 930.829 877.632 1.808.461
10-14 954.926 888.848 1.843.774
15-19 973.982 921.295 1.895.277
20-24 773.401 852.804 1.626.205
25-29 848.156 933.627 1.781.783
30-34 818.336 878.755 1.697.091
35-39 834.299 874.465 1.708.764
40-44 739.724 722.878 1.462.602
45-49 618.305 574.610 1.192.915
50-54 479.639 475.608 955.247
55-59 382.333 397.457 779.790
60-64 348.632 418.357 766.989
65-69 234.314 299.953 534.267
70-74 193.927 236.567 430.494
75+ 156.325 216.164 372.489
Tak Terjawab 814 978 1.792
Jumlah 10.151.877 10.402.892 20.554.769
Sumber: SP2000
c·
Tabel 8
Golongan Perkotaan+Perdesaan
umur Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
0-4 1467500 1405802 2873302
5-9 1495558 1442361 2937919
10-14 1557837 1468422 3026259
15-19 1718606 1682742 3401348
20-24 1478571 1590378 3068949
25-29 1535936 1643899 3179835
30-34 1441365 1518150 2959515
35-39 1393547 1460080 2853627
40-44 1235562 1204473 2440035
45-49 1017994 942658 1960652
50-54 762954 761570 1524524
55-59 615935 633940 1249875
60-64 540314 645735 1186049
65-69 361045 467382 828427
70-74 296012 364494 660506
75+ 241102 339243 580345
Tak
1153 1397 2550
Terjawab
c
å
·å·è
åååè
DåDè
ºåºè
0å0è
cåcè
åè
Sumber: SP2000
Secara umum propinsi Jawa Timur memiliki jumlah penduduk muda yang
lebih banyak. Hal ini menjadi investasi tersendiri bagi propinsi ini untuk lebih
berkembang karena memiliki jumlah sumber daya manusia yang tersedia.
Tabel 9
Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas menurut Golongan Umur dan Status
Perkawinan
Propinsi Jawa Timur
Tahun 2000
1. Vaerah perkotaan
Golongan Belum Cerai Cerai
Kawin Jumlah
umur kawin hidup mati
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
10-14 1.179.091 3.047 262 85 1.182.485
15-19 1.425.437 74.884 4.806 944 1.506.071
20-24 970.336 454.566 14.784 3.058 1.442.744
25-29 449.282 923.107 19.795 5.868 1.389.052
30-34 152.690 1.074.537 23.623 11.574 1.262.424
35-39 57.971 1.040.665 26.260 19.967 1.144.863
40-44 27.067 889.926 24.455 35.985 977.433
45-49 15.757 683.550 19.461 48.969 767.737
50-54 9.583 473.341 14.333 72.020 569.277
55-59 6.908 367.621 11.547 84.009 470.085
60-64 6.345 278.864 10.337 123.514 419.060
65-69 4.802 173.099 6.814 109.445 294.160
70-74 3.713 115.262 4.833 106.204 230.012
75+ 5.282 83.600 3.953 115.021 207.856
Tak
395 134 11 218 758
Terjawab
Jumlah 4.314.659 6.636.203 185.274 736.881 11.873.017
cÿ
2. Vaerah peredesaan
Golongan Belum Cerai
Kawin Cerai mati Jumlah
umur kawin hidup
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
10-14 1.835.115 7.944 489 226 1.843.774
15-19 1.675.947 204.635 12.736 1.959 1.895.277
20-24 769.427 820.380 30.886 5.512 1.626.205
25-29 319.277 1.410.925 40.952 10.629 1.781.783
30-34 96.510 1.537.331 44.068 19.182 1.697.091
35-39 40.152 1.589.895 46.227 32.490 1.708.764
40-44 19.219 1.344.581 41.095 57.707 1.462.602
45-49 11.613 1.073.778 32.130 75.394 1.192.915
50-54 8.360 803.023 26.380 117.484 955.247
55-59 6.624 619.492 20.571 133.103 779.790
60-64 6.624 518.964 20.732 220.669 766.989
65-69 5.713 328.841 13.537 186.176 534.267
70-74 4.139 220.905 10.349 195.101 430.494
75+ 6.730 160.482 7.727 197.550 372.489
Tak
953 337 37 465 1.792
Terjawab
Jumlah 4.806.403 10.641.513 347.916 1.253.647 17.049.479
cè