Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Harden dan Crosby (2000) dalam tulisan O’Neill dan McMahon (2005)
berupa metode pembelajaran dalam dunia pendidikan di mana guru selaku pakar
(2003) mengatakan bahwa guru yang berada dalam lingkungan TCL lebih
cukup baik. Namun ketika harus berhadapan dengan kondisi siswa-siswa yang
Oleh karena itulah, SCL seringkali didefinisikan dengan makna yang berbeda-
lebih besar kepada siswa untuk menentukan materi pelajaran, model pembelajaran
memahami motivasi dan menguasai keterampilan belajar yang paling sesuai bagi
mereka. Hal tersebut akan sangat berharga dan bermanfaat sepanjang hidup
guru perlu membantu siswa untuk menentukan tujuan yang dapat dicapai,
mendorong siswa untuk dapat menilai hasil belajarnya sendiri, membantu mereka
untuk bekerja sama dalam kelompok, dan memastikan agar mereka mengetahui
keseluruhan dibandingkan kemajuan linier yang dicapai guru dengan cara pujian
dan sanksi. Kesalahan dilihat sebagai bagian konstruktif dari proses belajar dan
Lea, Stephenson, dan Troy (2003 dalam O’Neill & McMahon, 2005)
guru dan siswa. SCL lebih merupakan suatu metode pembelajaran yang refleksif
penuh atas kegiatan belajarnya, terutama dalam bentuk keterlibatan aktif dan
partisipasi siswa. Hubungan antara siswa yang satu dengan yang lainnya adalah
setara, yang tercermin dalam bentuk kerja sama dalam kelompok untuk
menyelesaikan suatu tugas belajar. Guru lebih berperan sebagai fasilitator yang
belajar. Keaktifan siswa telah dilibatkan sejak awal dalam bentuk disain belajar
melihat dirinya secara berbeda, dalam arti lebih memahami manfaat belajar, lebih
13
Gibbs (2002) dalam tulisan Sparrow dkk (2000) menyatakan bahwa SCL
memberikan otonomi dan kendali lebih besar kepada siswa untuk menentukan
yang menjadi fokus dalam metode ini adalah siswa-siswa itu sendiri dengan
sedemikian rupa agar (hampir) semua siswa yang berada di dalamnya dapat
meraih kesuksesan.
Gambar 2.1 Konsep Pembelajaran SCL (Rt. Nuqi B – BPPT 2006/ 2007)
experiencing. The product of learning are all achieved by the learner through his
siswa sebagai pusat pembelajaran sehingga mendorong siswa untuk belajar lebih
Pembelajaran SCL dapat terjadi apabila ada proses transformasi dari guru
1. Constructivisme
dan memperoleh banyak pengetahuannya dari luar sekulah (Dahar, 1996). pada
tahapan ini guru berusaha membantu dalam membangun pemahaman siswa dari
2. Cooperative Learning
diskusi yang dilakukan oleh tiap kelompok. menurut Stepien dan Gallagher
siswa untuk dapat mencari dan mendiskusikan informasi secara autonom dan
dapat dipertanggungjawabkan.
4. Presentation
presentasi ini dilakukan oleh tiap kelompok tentang pokok bahasan atau masalah
5. Reflection
Pada tahapan ini guru me-review proses pembelajaran yang dilakukan serta
Gambar 2.2 Langkah-langkah penerapan SCL (Rt. Nuqi B – BPPT 2006/ 2007)
pemberi materi. Pada saat yang sama, siswa diberi kesempatan lebih besar
rekan kerja.
masing-masing.
e. Berani, mampu, sekaligus aktif turut serta dalam diskusi, baik itu
3. Refleksi dan artikulasi. Hal ini berkaitan dengan keberadaan suatu area
atau aktivitas yang bisa digunakan oleh para siswa untuk menuangkan
4. Fleksibel. Ini bisa berarti dua hal. Pertama, suatu kegiatan belajar-
Tabel 2.1 Perbandingan antara Teacher Centered Learning dan Student Centered
Learning
Variabel Pendekatan Instruksional
• Informasi dan
Informasi verbal yang
pengetahuan interdisiplin
secara spesifik mengacu
Tingkat ketrampilan
pada bidang ilmu tertentu
Hasil belajar berpikir tinggi (problem
Tingkat keterampilan
solving)
berpikir rendah
(Learning Keterampilan
(mengingat, mengenal,
memproses informasi
menjelaskan)
outcomes) (mengakses,
Menghafalkan suatu fakta,
mengorganisasikan,
rumus, atau besaran yang
menginterpretasikan,
abstrak dan terpisah-pisah
mengkomunikasikan
atau terkotak-kotak
informasi)
Siswa bekerja bersama
guru untuk memilih
Guru menentukan tujuan
tujuan belajar
instruksional berdasarkan
berdasarkan
Tujuan pengalaman, praktek yang
permasalahan yang
telah dilakukan, ataupun
dihadapi, hal-hal yang
belajar standar yang telah
telah dipelajari dan
ditentukan menurut
dikuasai siswa
kurikulum negara yang
sebelumnya,
berlaku
ketertarikan, dan
pengalaman sebelumnya.
Strategi belajar ditentukan • Guru berkerja sama
Strategi oleh guru dengan siswa untuk
Didisain untuk kemajuan menentukan strategi
belajar seluruh kelompok dan belajar
berbasis pada kemampuan • Didisain untuk
rata-rata memenuhi kecepatan
19
dan sesuai dengan kenyataan yang mendasarinya. Proses Pembelajaran yang lebih
realistis akan dapat terjadi apabila kita memandang kedua konsep baik SCL dan
TCL sebagai sebuah kontinuitas, seperti yang digambarkan pada gambar dibawah
ini.
bergerak dari TCL ke SCL dalam kontinum tersebut. Setelah memahami posisi
pembelajaranseperti tujuan belajar dan hasil yang ingin dicapai yang tercermin
21
mengajar harus diadaptasikan atau dipilih dari berbagai alternatif yang ada.
Strategi yang dipilih tentunya yang menekankan dan mendorong siswa lebih aktif
antara lain dapat dilakukan melalui latihan di kelas, studi lapangan, penggunaan
praktek yang dilakukan dalam pendidikan jarak jauh (PJJ). Selain itu strategi
tersebut akan membuat siswa lebih sadar tentang apa yang mereka lakukan dan
interaksi siswa dalam kerjasama kelompok (O’Neill & McMahon, 2005). O’Neill
dapat dipilih guru, yang tertera pada Tabel 3. Metode tersebut terbagi menjadi
kegiatan di dalam kelas dan kegiatan di luar kelas. Metode belajar tersebut, yang
contoh ide yang dapat dilakukan oleh guru dalam metode pembelajaran SCL.
22
memiliki karakteristik umum yang menjadikan mereka menjadi guru yang efektif.
karena itu harus diyakini bahwa siswa diminta untuk mempelajadi sesuatu
yang relevan dan bermaksa bagi diri mereka. selai itu juga mencoba
pendamping dalam SCL tidaklah mudah. Menurut Doyle (2006) ada berbagai
penyebab resistensi guru, antara lain: mereka lebih senang menjadi pusat
perhatian; ada perasaan kurang berarti karena hanya sebagai pendamping siswa
sedangkan siswa yang mengontrol seluruh kegiatan belajar; dan guru menganggap
bahwa siswa tidak dapat menangani tanggung jawab atas belajarnya sendiri. Pada
dilakukan guru adalah mengurangi hal-hal yang biasa dilakukan seperti: ceramah,
suasana belajar aktif dalam kelas. Dengan kata lain guru perlu mengulangi
sehingga siswa dapat mengalami proses belajar yang menarik dan menyenangkan
(Doyle, 2006).
24
belajarnya. Siswa memutuskan sendiri apa yang akan dipelajari dan bagaimana
memahami bahwa pembelajaran adalah suatu proses konstruktif, oleh karena itu,
siswa harus mempelajari sesuatu yang relevan dan bermakna bagi diri mereka.
Selain itu siswa juga mencoba mengembangkan pengalaman belajar secara aktif,
(Afiatin, 2004).
dimiliki. Selain itu, siswa memonitor kemajuan belajarnya secara teratur. Siswa
bahkan dapat dilibatkan dalam penilaian hasil belajar. Hal tersebut dapat
dilakukan dalam penyelesaian tugas dan ujian yang lebih bersifat evaluasi
formatif. Dalam SCL siswa secara intrinsik lebih memiliki motivasi diri untuk
mencapai tujuan belajar yang mereka tetapkan sendiri (O’Neill & McMahon,
2005).
penerima pesan. Gerlach dan Ely menyatakan bahwa media secara garis besar
dapat dipahami sebagai manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
Dalam hal ini maka peran guru dalam inovasi dan pengembangan media
dan efisien. Hal ini, menurut Wijaya dkk (1991), disebabkan perkembangan
jaman yang terus terjadi tanpa henti dengan kurun waktu tertentu.
membantu belajar perorangan; dan 7) Media dapat mendekatkan hal-hal yang ada
Weblog berasal dari kata web dan log. Seperti telah kita ketahui bahwa
web diartikan sebagai jaringan internet, sedangkan log berasal dari kata logbook.
To log adalah kata kerja yang diturunkan dari kata benda logbook, yang berarti
melakukan pencatatan kedalam buku log. Dalam dunia Teknologi Informasi, kata
Sejarah blog kemungkinan besar berawal dari sejarah internet itu sendiri.
Bahkan sebuah sumber mengatakan bahwa situs web yang pertama kali ada
merupakan blog yang pertama juga. Situs web tersebut adalah http://info.cern.ch/
System), serta mailing list. Sebelum akhirnya berevolusi menjadi blog modern
seperti saat ini, pada tahun 1994 mulai bermunculan orang-orang yang sering
nama Online Diary atau Online Journal dan biasanya dicantumkan pada situs
pribadi mereka. Penulis online diary tersebut dikenal dengan nama diarist atau
sering juga disebut dengan escibitionist. Para diarist ini akhirnya saling
berkenalan dan membentuk webring berisi online diary mereka. Dari komunitas
kecil pada diartist atau escibitionist inilah akhirnya blog berkembang menjadi
seperti sekarang.
27
pengarang setuju bahwa weblog atau catatan adalah suatu situs web yang sering
sesuai waktu kebalikan, artinya posting terbaru akan muncul terlebih dahulu.
Para siswa dapat saling berbagi dan mengetahui pola pikir satu sama lain,
dan alat ini juga memungkinkan para guru untuk mengetahui bagaimana mereka
melakukan pembelajaran, apakah yang menjadi permasalahan dari para siswa, apa
saja kesulitan yang sedang dihadapi para hadapi, dll. Weblogs juga bisa
kalangan universitas/sekolah, tetapi akan menjadi lebih baik untuk dipahami oleh
para siswa dan guru keuntungan-keuntungan apa saja yang akan didapat ketika
menggunakan weblog.
28
LEARNING
Applied Research) pada tahun 2005 memuat komentar seorang siswa mengenai
manfaat blog bagi aktivitas akademiknya, “Mata kuliah mengenai percetakan dan
desain media elektronik yang saya ambil merupakan mata kuliah online yang
mengharuskan kami untuk belajar secara mandiri. Selain itu, kami juga belajar
Perluasan dari apa yang telah kami pelajari sepenuhnya diserahkan kepada kami
sendiri, tapi menyampaikan (posting) kritik melalui blog benar-benar sesuatu yang
sangat membantu, dan kami bisa belajar banyak darinya.” (Kvavik dan Caruso,
2005).
blog (blogosphere) adalah sesuatu yang sangat lazim terjadi. Selain untuk
dalam hal tulis-menulis. Khususnya dari sisi gaya (style) dalam menulis, tapi
bukan (baca: belum) pada tanda baca dan pengejaan (Kvavik dan Caruso, 2005).
Menurut studi yang dilakukan oleh grup yang beranggotakan tujuh peneliti ini,
blog banyak digunakan oleh dosen dan mahasiswa sebagai venue atau “tempat
29
penampungan” untuk refleksi, opini, fakta, dan pertanyaan terkait suatu mata
pembaca yang baik terlebih dahulu. Selain itu, materi yang dibaca oleh siswa di
dalam suatu blog haruslah materi yang memang disukainya (antusias), karena jika
tidak, maka akan sulit untuk membuatnya sampai pada tahapan-tahapan yang
diharapkan, yakni refleksi, kritis, berani bertanya, serta reaktif terhadap suatu isu.
menjadi lebih baik untuk dipahami oleh para siswa keuntungan-keuntungan dari
30
menggunakan weblog. Kita dapat mengundang para siswa itu untuk menyajikan
aktifitas mereka di dalam blogs mereka, sehingga pekerjaan mereka dapat dibagi
bersama, dievaluasi, dll. Hal yang penting untuk menggunakan weblog adalah
dan Jacobs, 2004). Kebanyakan weblog ditulis secara informal, sering kali sebagai
mengarsipkan suatu topik materi pada periode waktu tertentu. Ketiga, melibatkan
secara kolektif.
31
gagasan tersebut menjadi gagasan baru yang lebih baik. Weblog merupakan alat
terbaik untuk menyediakan kondisi bahwa para siswa bekerja kepada satu sama
lain selagi mereka bersifat terpisah. Piaget, menekankan bahwa interaksi di dalam
Weblog membantu para siswa untuk bekerja dan berpikir satu sama lain keluar
dari kelas konvensional dan memisahkan satu sama lain mereka juga bisa menarik
manfaat bagi mereka dan di luar mereka dengan model-model yang lebih
bersifat prestasi) dan lebih produktif dalam pembelajaran (Johnson, 1994). Hasil-
kemampuan dalam bekerja dengan orang lain, rasa percaya diri dan pengertian
2003) menyatakan,
32
dengan suatu pendekatan studi kasus menunjukkan bahwa keaslian terhadap hasil
karyanya dan rasa kepemilikan yang lebih terhadap weblog mereka. Hal ini
mampu memotivasi intrinsik siswa dan mendorong reflective learning. Hal ini
dapat membangun identitas dan keterampilan mereka lewat online secara tidak
tuliskan pada blog. Clara Coutinho (2007) belajar tentang learning community di
atau ekstrak tacit knowledge dari berbagai sumber seperti artikel-artikel yang
tertulis, percakapan dan praktek. Ketiga, eksplisit dan tacit knowledge harus
dipakai agar mudah dalam pengaksesan dan sharing pengetahuan. Proses ini
akurat, terbaru, konsisten dan cara serupa. Kelima, pengetahuan harus diatur. Inti
sari dari proses ini adalah untuk menyimpan dan memelihara arus pengetahuan
sendiri tidak dibagi bersama (sharing). Salah satu sarana untuk melakukan sharing
knowledge tersebut dilakukan dengan online via internet, blogs, email dan web
(reference) untuk orang lain. Dari contoh di atas, ketika seorang member
milis memberi solusi dari buku, maka sebenarnya itu adalah bentuk
explicit knowledge.
34
secara sengaja atau tidak sengaja mendapat solusi misalnya, itu semua
Tabel di berikut ini menandai adanya fitur blog yang bermanfaat untuk
telah banyak tersedia di internet. Weblog dapat berperan utama dalam proses
pelajaran seperti tugas, untuk dapat dikumpulkan dengan mengarsipkan pada blog
kelas atau blog siswa masing-masing. Weblog juga bisa digunakan pada semua
untuk mendapat informasi yang pantas dan meneliti tentang bahanbahan kursus
mereka.
Suatu bagian proses yang terpenting dari riset atau penelitian yang
mengarsipkan dari sumber dari perjalanan siswa dalam bidang pendidikan. Belajar
Para guru mendorong siswanya untuk mengambil bagian pada weblog dan
berdiskusi untuk menggambarkan informasi dari sumber selain dari buku teks,
sehingga ini dapat membantu pemikiran para siswa untuk berfikir kritis.Weblog
merupakan suatu tempat yang dinamis bahwa para siswa bisa membuat
36
komunitas, lingkungan pembelajaran dengan para teman mereka dan para siswa
lain dan ahli-ahli dari negara-negara lainnya. Menurut Wang, Jeng, Huang dan
Wang ( 2007) mengatakan “learners make use of the blogbased learning aid in a
positive way “ .
mereka yang pribadi menggunakan weblog untuk riset atau penelitian. Ini adalah
suatu contoh yang baik dari peran dari blogging di suatu konteks pelajaran yang
lebih reflektif.
2.6 EFEKTIVITAS
sesungguhnya merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup berbagai faktor
di dalam maupun di luar diri seseorang. Dengan semikian, efektivitas tidak hanya
dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi juga dapat dilihat dari sisi persepsi
atau sikap orangnya. Di samping itu, efektivitas juga dapat dilihat dari bagaimana
dicapai (Prokopenko, 1987) atau tingkat pencapaian tujuan (Hoy dan Miskel,
1992).
37
Dalam penelitian ini efektivitas yang dimaksud adalah sejauh mana tingkat
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang
menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Belajar
bukan merupakan kegiatan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu (Sudjana, 1987).
Dalam proses belajar dan mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa.
Interaksi guru dan siswa sebagai makna utama proses pembelajaran memegang
subjek dan sekaligus sebagai objek dalam pembelajaran, sehingga proses atau
kegiatan belajar dan mengajar adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai
proses yaitu segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan
belajar. Hasil belajar diukur dengan berbagai cara misalnya, proses bekerja, hasil
dengan tujuan untuk membantu siswa agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan
dan minatnya, sehingga perubahan tingkah laku yang diharapkan dapat terwujud.
Proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan
belajar dapat dilihat dari hasil yang dicapai siswa, baik hasil belajar nilai),
laku atau kedewasaannya. Horward Kysley dalam Sudjana (1990) membagi tiga
macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan
pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi
dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum sedangkan Gagne membagi
lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan
intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motorik.
Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah
kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan
hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam aspek, yakni: pengetahuan atau
pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk
39
kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri atas
lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi.
interpretative (Sudjana, 1990: 22). Menurut Purwanto (1986) bahwa hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi dua faktor utama yakni
faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar siswa atau faktor
lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang
belajar yang dicapai. Seperti dikemukakan oleh Clark bahwa hasil belajar siswa di
sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh
lingkungan. Di samping faktor kemampuan yang dimiliki oleh siswa, juga ada
faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan
belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis (Sudjana, 1987: 39-40).
Adanya pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan
wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu
yang diniati dan disadari. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan
40
rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar dan mengajar dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Oleh karena itu hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi