You are on page 1of 11

PRAKTIKUM FISIOLOGI

HARVARD STEP TEST

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani dam beraktivitas. Olehnya itu, kita
dianjurkan untuk berolah raga pasling kurang dua kali dalam seminggu. Olah raga sangat
bermanfaat untuk kesehatan sistem kardiovaskuler.
Seseorang yang sehat dan fit akan dapat melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa
kelelahan yang berarti. Ia masih mempunyai cadangan tenaga yang cukup untuk suatu
kegiatan ekstra seperti berolahraga dan rekreasi. Sehat dalam arti umum adalah dengan
cara menjaga makanan agar cukup gizi dan menjaga kebersihan sehari-hari. Kebersihan
ini meliputi kebersihan diri sendiri, misalnya mandi, berpakaian, dan lain-lain.
Kadang-kadang dalam kehidupan sehari-hari kita membandingkan bagaimana
kesanggupan kita melakukan aktivitas dengan orang lain. Misalnya ketika menaiki
gedung dengan tangga bersama teman, ada yang merasa sangat lelah dan adapula yang
terlihat biasa saja. Hal ini dipengaruhi oleh kebugaran jasmani setiap orang. Orang yang
sering berolahraga, tubuhnya akan terbiasa atau beradaptasi sehingga ketika melakukan
aktivitas yang berat cadangan kekuatannya lebih banyak dibandingkan dengan yang
jarang berolah raga. Selain itu, orang yang rajin berolah raga juga memiliki kerja jantung
yang baik dan berujung pada lebih rendahnya tekanan darah dibanding yang jarang
berolah raga.
Kebugaran tubuh dapat diukur dengan jumlah oksigen yang Anda konsumsi selama
berolahraga pada kapasitas maksimum. Jumlah oksigen maksimal dalam tubuh ini juga
dijadikan sebagai ukuran kebugaran tubuh. VO2max adalah jumlah maksimum oksigen
dalam mililiter, yang dapat digunakan dalam satu menit per kilogram berat badan.
Pemanfaatan teori VO2max ditentukan oleh kemampuan tubuh untuk menggunakan
oksigen yang tersedia dan kemampuan sistem kardiovaskular tubuh untuk mengantarkan
oksigen ke jaringan aktif. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa orang dapat
meningkatkan VO2max dengan bekerja atau berolahraga yang meningkatkan denyut
jantung, menjadi antara 65 dan 85 persen dari maksimum.
Jumlah oksigen maksimal dalam tubuh tentunya semakin turun seriring dengan
usia. Sebuah studi oleh Jackson dari Amerika Serikat menemukan bahwa terjadi
penurunan rata-rata 0,46 ml/kg/menit per tahun untuk laki-laki (1,2 persen) dan 0,54
ml/kg/menit untuk perempuan (1,7 persen).

Faktor-faktor yang mempengaruhi VO2max

Fisik keterbatasan yang membatasi tingkat di


mana energi yang dapat dilepaskan aerobik
tergantung pada:

 kemampuan kimia dari sistem jaringan otot


selular untuk menggunakan oksigen dalam
mengurai bahan bakar
 kemampuan gabungan sistem jantung dan
paru untuk mengangkut oksigen ke sistem
jaringan otot

Ada berbagai faktor fisiologis yang


menggabungkan untuk menentukan VO2max yang
ada dua teori: Pemanfaatan Teori dan Presentasi Teori.

Pemanfaatan Teori berpendapat bahwa VO2max ditentukan oleh kemampuan tubuh untuk
menggunakan oksigen yang tersedia sedangkan Presentasi Teori mempertahankan itu adalah
kemampuan sistem kardiovaskular tubuh untuk mengantarkan oksigen ke jaringan aktif.

A study by Gollnick PD et al. Sebuah studi oleh Gollnick et al PD menyimpulkan bahwa itu
adalah mengantarkan oksigen ke jaringan aktif yang merupakan faktor pembatas utama untuk
VO2max dan menunjukkan hubungan yang lemah antara kemampuan tubuh untuk
menggunakan oksigen yang tersedia dan VO2max.

VO2max untuk berbagai kelompok

Tabel di bawah ini data detail normatif untuk VO2max (ml / kg / menit) dalam berbagai
kelompok populasi.

Non Atlet

Umur Laki-laki Perempuan


10-19 47-56 38-46
20-29 43-52 33-42
30-39 39-48 30-38
40-49 36-44 26-35
50-59 34-41 24-33
60-69 31-38 22-30
70-79 28-35 20-27
Atlet

Olahraga Umur Laki-laki Perempuan


Baseball 18-32 48-56 52-57
Bola basket 18-30 40-60 43-60
Bersepeda 18-26 62-74 47-57
Kano 22-28 55-67 48-52
Football (USA) 20-36 42-60
senam 18-22 52-58 35-50
Hoki es 10-30 50-63
Orienteering 20-60 47-53 46-60
Rowing Teguran 20-35 60-72 58-65
Ski alpine 18-30 57-68 50-55
Ski nordic 20-28 65-94 60-75
Sepak bola 22-28 54-64 50-60
Speed skating 18-24 56-73 44-55
Renang 10-25 50-70 40-60
Track & Field - Discus 22-30 42-55
Track & Field -lari 18-39 60-85 50-75
Track & Field - Shot 40-46
Volleyball Bola voli 18-22 40-56
Weight Lifting Angkat besi 20-30 38-52
Gulat 20-30 52-65

Tabel diadaptasi dari: Wilmore JH dan Costill DL. (2005) Physiology of Sport and Exercise:
3rd Edition. Champaign, IL: Human Kinetics

Saat berolahraga, terjadi peningkatan metabolisme dalam tubuh. Hal ini


mempengaruhi tekanan darah, dan termasuk sebagai pengaruh lokal kimiawi. Sebab
olahraga menyebabkan:
a. Penurunan O2 oleh karena sel-sel yang aktif melakukan metabolism menggunakan
lebih banyak O2 untuk fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP.
b. Peningkatan CO2 sebagai produk sampingan fosforilasi oksidatif
c. Peningkatan asam – lebih banyak asam karbonat yang dihasilkan dari peningkatan
produksi CO2 akibat peningkatan aktivitas metabolic. Juga terjadi penimbunan asam
laktat apabila yang digunakan untuk menghasilkan ATP adalah jalur glikolitik.
d. Peningkatan K+ -- potensial aksi yang terjadi berulang-ulang dan mengalahkan
kemampuan pompa Na+ untuk mengembalikan gradient konsentrasi istirahat,
menyebabkan peningkatan K+ di cairan jaringan.
e. Peningkatan osmolaritas ketika metabolism sel meningkat karena meningkatnya
pembentukan partikel-partikel yang secara osmotis aktif.
f. Pengeluaran adenosin sebagai respon terhadap peningkatan aktivitas metabolism atau
kekurangan O2, terutama di otot jantung.
g. Pengeluaran prostaglandin

Tekanan sistolik dan diastolik dalam keadaan istirahat dan dalam keadaan setelah
beraktivitas (misalnya : olahraga) akan berbeda karena saat olahraga terjadi peningkatan
aliran balik vena.
Efek aktivitas otot rangka selama berolahraga adalah salah satu cara untuk
mengalirkan simpanan darah di vena ke jantung. Penekanan vena eksternal ini
menurunkan kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena. Peningkatan aktivitas otot
mendorong lebih banyak darah keluar dari vena dan masuk ke jantung.
Oleh karena itu dalam percobaan ini, kita akan mempelajari bagaimana pengaruh
aktivitas terhadap kerja jantung dan perubahan fisiologis para atlit sehingga berbeda
dengan yang bukan atlit.
Pada Harvard Step Test menggunakan parameter waktu lama kerja dan frekuensi
denyut nadi, Denyut nadi dapat diketahui dengan menghitung denyut arteri radialis, suara
detak jantung, atau dengan bantuan eleftrokardiogram. Dengan memakai kedua factor
tersebut dapat dihitung indeks kesanggupan badan, yang dibedakan antara kesanggupan
kurang sampai kesanggupan amat baik.

Tinjauan pustaka

Harvard step test adalah jenis tes stress jantung untuk mendeteksi atau
mendiagnosis penyakit jantung dan pulmonal. Ini juga digunakan untuk pengukuran
yang baik kebugaran, dan kemampuan Anda untuk pulih setelah olahraga berat.
Semakin cepat jantung Anda kembali berelaksasi, semakin baik pula kerja nya. Tes
ini awalnya diciptakan untuk Dinas Kehutanan di tahun 1900-an di University of
Montana di Missoula. Namun ada juga referensi yang mengatakan tes kebugaran
jasmani ini dibuat di Harvard University selama Perang Dunia II.

Ini adalah semacam uji ketahanan kardiovaskular. Pengujian menghitung


kemampuan untuk latihan terus-menerus selama interval waktu yang panjang tanpa
lelah. Para (orang yang mengambil tes) subjek tangga atas dan bawah pada platform
di ketinggian sekitar 45 cm. pada tingkat 30 langkah per menit selama 5 menit atau
sampai kelelahan. Kelelahan adalah titik di mana subjek tidak dapat mempertahankan
tingkat loncatan selama 15 detik. Subjek segera duduk di penyelesaian pengujian, dan
detak jantung dihitung untuk 1 sampai 1,5, 2 sampai 2,5, dan 3-3,5 menit.

keuntungan: Tes ini membutuhkan peralatan minimal dan biaya, dan dapat
dikelola sendiri. kelemahan: Karakteristik biomekanis bervariasi antara individu.
Sebagai contoh, mengingat bahwa tinggi langkah standar, orang lebih tinggi berada
pada keuntungan karena akan mengambil energi lebih sedikit untuk meningkatkan ke
langkah. Berat badan juga telah terbukti menjadi faktor.
Pengujian kelompok besar dengan tes ini akan memakan waktu, Tidak pantas
untuk anak-anak , Dipengaruhi oleh variasi denyut jantung maksimum (SDM), dan
Hanya 60 sampai 80% korelasi dengan uji 2 max VO

2. Tujuan
Mengnalisis tingkat kebugaran jantung paru

3. Alat dan Bahan


1. Bangku harvard modivikasi 17 inch
2. Pengukur waktu ( stopwatch/arloji)
3. Metronom ketukan 120x/ menit
4. Sfigmomanometer dan stetoskop

4. Pertanyaan
1. Jelaskan perjalan oksigen mulai dari saluran nafas sampai ke tingkat seluler!
2. Sebutkan dan jelaskan 3 mekanisme pembentukan ATP pada manusia!
3. Terangkan pengaruh sistem saraf otonom terhadap fungsi jantung dan pembuluh
darah!

5.Jawaban

1. Perjalanan Oksigen mulai dari saluran pernafasan sampai ke tingkat


seluler :
Pada pernafasan eksterna,oksigen dipungut melalui hidung dan mulut pada
waktu bernafas,oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli dan
dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris.Hanya satu
lapisan membran,yaitu mebran alveoli-kapiler,yang memisahkan oksigen dari
darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah
merah dan dibawa ke jantung.Dari sini dipompa didalam arteri ke semua bagian
tubuh,Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada
tingkat ini hemoglobinnya 95% jenuh oksigen
Pada pernafasan jaringan atau pernafasan interna.Darah yang telah
menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen(oksihemoglobin) mengitari selutuh
tubuh dan akhirnya mencapai kapiler,dimana darah bergerak sangat lambat.Sel
jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen
berlangsung
3 Mekanisme pembentukan ATP adalah:
1. Glikolisis

Adalah peristiwa pemecahan satu molekul glukosaa(6 atom C) menjadi


asam piruvat (3 atom C), yang berlangsung di sitosol sitoplasma dalam kondisi
anaerob (tanpa oksigen). Pada peristiwa ini hasil berupa 2 molekul Asam
Piruvat,2 NADH2 dan 2 molekul ATP
Tahapan glikolisis secara ringkas :
2 ATP 2 ADP 2ADP 4 ATP
Glukosa 2PGAL 2 asam piruvat
(C6) (2C3) 2ATP 2 NADH2 (2C2)
Untuk memecah molekul glukosa menjadi asam piruvat ternyata dimelalui
tahapan terbentukny senyawa antara yang berupa PGAL.
Tahapan ke dua yaitu perubahan PGAL menjadi asam piruvat akan terjadi
pelepasan energi sebanyak 4 ATP dan pelepasan hydrogen yang masih
mengandung potensi energi tinggi yang akan ditangkap oleh kofaktor yang
berupa NAD+ dan akhinya 2 NADH2.hasil bersih dari pemecahan 1 molekul
glukosa dalam glikolisi adalah 2 molekul Asam Piruvat,2 NADH 2 dan 2
molekul ATP.
2. Siklus crab
Asetil CoA sebagai bahan dalam siklus ini masuk dan bereaksi dengan
asam oksaloasetat (C4) menjadi asam sitrat (C6). Selanjutnya asam sitrat
secara bertahap akan melepaskan 2 atom C-nya sehingga menjadi asam
oksaloasetat lagi. Peristiwa pelepasan atom C diikuti pelepasan energi yang
berupa ATP. Pada tiap tahap pelepasan ATP dapat langsung digunakan oleh
sel.
3. Transfer elektron
Dari tahap glikolisis 2 NADH2, siklus skreb 6 NADH2 dan 2 FADH2 dan tahap
dekarboksilasi oksidatif 2 NADH2. total NADH2 dan FADH2 yang terbentuk
adalah 10 NADH2 akan masuk dalam system transfor electron dan dapat
melepaskan 30 ATP

2. Pengaruh sistem saraf otonom terhadap fungsi jantung dan pembuluh


darah :
Sistem saraf autonom menguasai transmisi impuls sistem saraf eferen dari
sistem saraf pusat ke sistem organ perifer. Pengaruhnya termasuk kontrol terhadap
detak jantung dan forced contraction, konstriksi dan dilatasi pembuluh darah.
Saraf autonom merupakan seluruh serabut eferen yang meninggalkan SSP. Ada
beberapa serabut aferen autonom (misalnya yang mentransmisi informasi dari
perifer ke SSP) yang memberikan sensasi visceral dan regulasi vasomotor dan
refleks bernafas, sebagai contoh baroreseptor dan kemoreseptor pada sinus karotis
dan arkus aorta yang sangat penting mengatur detak jantung, tekanan darah, dan
aktifitas bernafas, serabut aferen ini menuju SSP melalui saraf autonom utama
seperti vagus, nervus splanknikus atau nervus pelvikus.
Sistem saraf autonom dibagi menjadi 2 divisi berdasarkan perbedaan anatomi dan
fungsinya yaitu sistem parasimpatik dan simpatik. Kedua sistem ini terdiri dari
serabut preganglion bermielin yang membentuk hubungan sinaptik dengan serabut
postganglionik tak bermielin, dimana serabut ini akan mempersarafi organ
efektor. Sinap ini biasanya terjadi pada tempat yang disebut ganglion. Sebagian
besar organ dipersarafi oleh serabut dari kedua divisi sistem saraf autonom ini,
dan mempunyai pengaruh yang saling berlawanan.Contoh, vagus/saraf para
simpatik memperlambat detak jantung, sementara saraf simpatik meningkatkan
detak dan kontraktilitasnya.

Cara kerja
1. Lakukan pemanasan ringan selama 5 menit sebelum mulai
2. Naracoba berdiri menghadap bangku sambil mendengarkan detekan metronom
berfrekuensi 120x/menit
3. Pada detakan 1, naracoba menempatkan salah satu kaki dominan diatas kursi
4. Pada detakan 2, kaki yang lain naik keatas bangku sehingga naracoba telah berdiri
tegak diatas bangku.
5. Pada detakan 3, kaki yang pertama naik diturunkan
6. Pada detakan 4, kaki kedua diturunkan sehingga naracoba telah kembali berdiri
diatas lantai
7. Tepat detakan 5, kaki pertama kembali naik. Begitu seterusnya
8. Siklus tersebut diulang terus menerus sampai naracoba tidak kuat lagi. Namun tidak
lebih dari 5 menit. Catat waktu berapa lama naracoba bertahan.
9. Segera setelah itu naracoba duduk. Hitung frekuensi denyut nadi 3x: 1-1’30”(N1), 2-
2’30”(N2), dan 3-3’30”(N3) setelah duduk.

Hasil Percobaan:

NAMA WAKTU FREKUENSI DENYUT NADI INDEKS KETERANGAN


PERCOBAAN SELAMA 30 DETIK PADA KESANGGUPAN IKB
(detik) MENIT KE- BADAN (IKB)
CARA CARA CARA CARA
1’-1’30” 2’2’30” 3’-3’30”
LAMBAT CEPAT LAMBAT CEPAT
Dede
Jaya
Opi

Cara menghitung Indeks Kesanggupan Badan (IKB) :

1. Cara lambat :
Indeks Kesanggupan Badan = lama naik turun dalam detik x 100 k
2 x jumlah ketiga denyut nadi per 30’’
Penilaiannya :
< 55 = keanggupan kurang
55.64 = kesanggupan sedang
65.79 = kesanggupan cukup
80.89 = kesanggupan baik
> 90 = kesanggupan amat baik

2. Cara cepat :
Indeks Kesanggupan Badan = lama naik turun dalam detik x 100 f
5.5 x harga denyut nadi per 30’’pertama
Penilaiannya :
< 50 = kurang
50-80 = sedang
>80 = baik

Pembahasan:

Dari percobaan Harvard Step Test, kita dapat menentukan indeks kesanggupan badan
seseorang dalam melakukan aktivitas otot. Melalui cara perhitungan yang telah dijelaskan
diatas, terlihat dengan jelas bahwa indeks kesanggupan badan sangat bergantung dari lama
orang tersebut mampu terus menerus naik-turun bangku dan frekuensi denyut nadinya segera
setelah ia melakukan aktivitas tersebut. Semakin lama ia mampu bertahan naik-turun bangku
dan semakin cepat frekuensi denyut nadinya pulih ke frekuensi normal, maka semakin baik
pula kesanggupannya.
Pada prinsipnya olahraga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas fungsional individu
dan menurunkan kebutuhan oksigen otot jantungyang diperlukan pada tingkatan latihan fisik,
baik pada orang sehat maupun orang sakit. Pada latihan fisik akan terjadi dua perubahan pada
sistem kardiovaskular yaitu peningkatan curah jantung dan redistribusi aliran darah dari
organ yang kurang aktif ke organ yang aktif. Peningkatan curah jantung dilakukan dengan
meningkatan isi sekuncup dan denyut jantung.
Kesanggupan badan seseorang dinyatakan dengan Indeks Kesanggupan Badan (IKB)
yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus di atas. Semakin besar nilai dari IKB
seseorang maka kesanggupan badannya semakin baik.

Kesimpulan:
Kesanggupan badan seseorang dapat dinyatakan dengan Indeks Kesanggupan Badan
(IKB). Semakin besar nilai IKB, semakin baik kesanggupan badan seseorang.

DAFTAR PUSTAKA
Andrajati, Retnosari dkk. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Depok:
Departemen Farmasi FMIPA UI, 2008.

Postest :
1. Menurut analisis anda, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil harvard test? Jelaskan (alat?,
naracoba?)

Faktor-faktor berikut mungkin memiliki dampak pada hasil tes (uji reliabilitas):

a. Naracoba :

 Jumlah tidur atlet itu sebelum pengujian

Ini berpengaruh terhadap konsumsi oksigen naracoba, orang yang kurang tidur
berpotensi kekurangan asupan oksigen dalam tubuhnya.

 Tingkat emosional
 Obat yang mungkin dipakai untuk meningkatkan kerja jantung (biasanya atlet)

Obat yang digunakan untuk meningkatkan kinerja otot, seperti misal nya dopamin,
atau kafein, sangat mempengaruhi, karena jika naracoba mengkonsumsinya, maka
kelelahan yang ia dapat bisa datang lebih lama, sehingga hasil tes dapat berbeda
dengan keadaan normal. Ini disebabkan karena, obat tersebut membuat staminanya
lebih baik dan memaksa otot dan otak serta kerja jantung lebih berat.

 Waktu sejak makan terakhir naracoba


 Pemanasan
 Berat badan dan tinggi badan (fisik)

b. Alat
 Ketinggian alat (kursi)
Semakin tinggi kursi yang di pakai, maka dibutuhkan energi yang lebih besar untuk
melakukan uji coba.
c. Cara kerja :
Ritme atau intensitas naik turun yang dilakukan naracoba, semakin cepat ritme nya dan
tidak beraturan, maka kerja otot pun akan lebi tinggi, sehingga kebutuhan akan oksigen
meningkat, sehingga cepat lelah

2. Mengapa Harvard step test dianggap menggambarkan kemampuan kardiopulmonal/aerobik?


Karena saat bekerja otot membutuhkan energi, energi didapat dari ATP yang d
hasilkan dari pemecahan glukosa dengan bantuan oksigen sebagai alat yang berkerjasama
dengan darah dalam transportasi energi. Dan harvard step test adalah Sebuah cara yang akurat
untuk menilai kebugaran, tes aerobik maksimal yang mencatat dan mengukur denyut jantung
dan konsumsi oksigen dan pengeluaran karbondioksida.
Oleh karena itu, harvard step test dapat dipakai untuk mengukur kemampuan aerobik
seseorang yang dapat menggambarkan apakah kerjanya baik atau tidak dilihat dari
perhitungan nadinya yang merupakan pembuluh darah sebagai transportasi pertukaran
oksigen dan karbondioksida dalam sistem kardiovaskular tubuh.
Karena oksigen yan g sangat dibutuhkan saat melakukan tes ini, dipungut melalui
hidung dan mulut pada waktu bernafas,oksigen masuk melalui trakea dan pipa
bronkial ke alveoli dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler
pulmonaris.Hanya satu lapisan membran,yaitu mebran alveoli-kapiler,yang
memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh
hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung.Dari sini dipompa didalam arteri
ke semua bagian tubuh. Sehingga prosenya ini lah yang dapt menjadi tolak ukur untuk
mengetahui tes kebugaran.
Aerobic itu sendiri akan meningkatkan jumlah nutrisi dan oksigen yang sampai ke
otot - memfasilitasi pemulihan. Pikirkan tentang hal ini selama satu menit. Jika detak jantung
istirahat normal adalah 72 denyut per menit (BPM), dan jika melakukan 30 menit aerobik di
140 BPM, Anda akan mendapatkan dua kali aliran darah ke otot-otot dibandingkan saat
istirahat.

3. Mengapa frekuensi nadi yang menjadi nilai ukur?

Kerja tubuh (oktivitas otot) dapat mempengaruhi metabolisme seluruh tubuh,


karena oksigen sangat penting untuk oksidasi karbohidrat dan lemak yang diperlukan untuk
sintesis ATP normal. Pengurangan kadar oksigen arteri dapat menyebabkan peningkatan
denyut jantung untuk mengkompensasi defisit pasokan oksigen untuk seluruh tubuh (Lee et
al. 1990) metabolisme.
Darah sebagai transportasi yang memasok oksigen dan asam amino bagi kerja otot.
Menggandakan aliran darah berarti Anda mendapatkan dua kali jumlah nutrisi ke otot Anda.
Ketika Anda telah menyelesaikan sesi aerobik, proses pemulihan berlanjut lama
setelah Anda selesai. "Tingkat metabolisme" Anda tetap di atas tingkat normal untuk
beberapa waktu (waktu yang tepat didasarkan pada tingkat intensitas latihan). Bahkan kerja
aerobik tingkat rendah (detak jantung 50 sampai 65% dari max) itu akan tetap tinggi selama
30 menit sampai satu jam, membutuhkan pemulihan tambahan.
Ketika Anda konsisten melakukan latihan aerobik dalam jangka panjang, tubuh Anda
akan menambahkan lebih banyak kapiler yang membawa nutrisi ke otot-otot sehingga
membantu pemulihan bahkan pada saat istirahat.
kerja Aerobik meningkatkan massa volumetrik (ukuran ruang) dalam ventrikel kiri,
yang pada gilirannya akan meningkatkan output jantung. Setiap kali pompa jantung anda
Anda mendapatkan lebih banyak "darah per pompa" dan pemulihan yang lebih cepat.
Kembali ke pentingnya peninktan aliran darah. Aliran darah meningkat dari
pelatihan aerobik membantu ligamen dan tendon lebih cepat pulih. Ligamen dan tendon "non-
porous" relatif terhadap jaringan otot. Ini berarti bahwa ligamen dan tendon Anda tidak
memiliki hampir jumlah kapiler (jalur darah terkecil yang membawa darah kaya nutrisi) yang
memiliki jaringan otot. Ini lah mengapa denyut nadi yang diukur, karena pada nadi sebagai
jalan beredar nya oksigen dalam tubuh yang diikat oleh darah.

4. Apakah ada perbedaan hasil step test diantara jenis kelamin? Mengapa demikian?
Ada, karena, laki-laki cenderung memiliki ketahanan fisik lebih tinggi dibandingkan
perempuan, sehingga laki-laki dapat bertahan lebih lama saat melakukan harvard step test.

5. Menurut anda, mengapa sampai timbul 3 metode perhitungan harvard step test?
Adanya perbedaan perhitungan ini disebabkan oleh, penggunaan waktu, dengan metode
lambat jelas kita perhitungan memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan metode cepat,
apalagi dengan melihat tabel. Pada perhitungan lambat pun kita harus mengukur N2 (jumlah
denyut nadi dari menit ke 2-2.30) dan N3 (jumlah denyut nadi dari menit ke 3-3.30),
pemakaian N2, dan N3 ini pada perhitungan indeks kesanggupan akan mempengaruhi hasil
karena, pada menit ke 2 bahkan lebih lama, kondisi semakin kembali memulih, sehingga
aktivitas kerja otot, jantung dan pari-paru pun semakin menuju normal. Ini lah yang menjadi
pertimbangan adanya perhitungan lain yang hanya mengukur jumlah denyut nadi selama 1.30
detik sesaat setelah naracoba berhenti melakukan tes.

6. Apa perbedaan metode perhitungan cepat dan lambat pada harvard step test?
Perbedaan ini terdapat pada penyebut dalam pembagian indeks kesanggupan, pada metode
lambat digunakan perhitungan dari jumlah N1, N2, dan N3. Sedangkan pada metode cepat,
hanya digunakan perhitungan nadi pada N1 saja. Pada metode lambat perhitungan memakan
waktu lebih lama, dann penggunaan perhitungan dengan N1, N2, dan N3 dapat memberikan
hasil yang berbeda, karena semakin lama istirahat naracoba, maka lebih cepat pulih aktivitas
kerja otot, jantung dan pau-parunya, sehingga hasi perhitungan denyut nadi pun berbeda,
perbedaan ini, harus diperhitungkan juga.

You might also like