You are on page 1of 8

PENGANTAR UJI FITOKIMIA

1.1 Latar Belakang

Dalam percobaan kali ini kita menggunakan metode uji fitokimia. Dalam uji
fitokimia ini kita menggunakan Alkaloid, Flavanoid, Kuinon, Tannin dan
Polifenol, Saponin, Steroid dan Triterpenoid.

Fitokimia atau kadang disebut fitonutrien, dalam arti luas adalah segala
jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk
sayuran dan buah-buahan. Dalam penggunaan umum, fitokimia memiliki
definisi yang lebih sempit. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada
senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi
normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau
memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit. Karenanya, zat-zat ini berbeda
dengan apa yang diistilahkan sebagai nutrien dalam pengertian tradisional,
yaitu bahwa mereka bukanlah suatu kebutuhan bagi metabolisme normal, dan
ketiadaan zat-zat ini tidak akan mengakibatkan penyakit defisiensi, paling
tidak, tidak dalam jangka waktu yang normal untuk defisiensi tersebut.
Fitokimia, senyawa yang begitu bermanfaat sebagai antioksidan dan
mencegah kanker juga penyakit jantung.

Beberapa studi pada manusia dan hewan membuktikan zat – zat


kombinasi fitokimia ini didalam tubuk memilikmi fungsi tertentu yang berguna
bagi kesehatan. Kombinasi itu antara lain menghasilkan enzim – enzim
sebagai penangkal racun, merangsang system pertahanan tubuh, mencegah
penggupalan keeping – keeping darah, menghambat sintesa kolesterol dihati,
meningkatkan metabolism hormone, meningkatkan oengenceran dan
p[engikatan zat karsionogen dalam liang usus, menimbulkan efek anti bakteri,
anti virus dan anti oksidan dan mengatur gula darah serta dapat menimbulkan
efek anti kanker.

1.2 Tinjauan umum komponen bahan alam

 Alkaloid

Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang


kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan (tetapi ini tidak
mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Asam amino, peptida,
protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotik biasanya tidak
digolongkan sebagai alkaloid. Dan dengan prinsip yang sama, senyawa
netral yang secara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk
digolongan ini. Alkaloid dihasilkan oleh banyak organisme, mulai dari
bakteria, fungi (jamur), tumbuhan, dan hewan. Ekstraksi secara kasar
biasanya dengan mudah dapat dilakukan melalui teknik ekstraksi asam-
basa. Rasa pahit atau getir yang dirasakan lidah dapat disebabkan oleh
alkaloid. Istilah "alkaloid" (berarti "mirip alkali", karena dianggap bersifat
basa) pertama kali dipakai oleh Carl Friedrich Wilhelm Meissner (1819),
seorang apoteker dari Halle (Jerman) untuk menyebut berbagai senyawa
yang diperoleh dari ekstraksi tumbuhan yang bersifat basa (pada waktu itu
sudah dikenal, misalnya, morfina, striknina, serta solanina). Hingga
sekarang dikenal sekitar 10.000 senyawa yang tergolong alkaloid dengan
struktur sangat beragam, sehingga hingga sekarang tidak ada batasan
yang jelas untuknya. Alkaloid bersifat basa yang tergantung pada
pasangan electron pada nitrogen. Kebasaan alkaloid menyebabkan
sentawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi terutama oleh
panas dan sinar dengan adanya oksigen. Dekomposisi alkaloid selama
atau setelah isolasi dapat menimbulkan berbagai persoalan jika
penyimpanan dalam waktu lama. Pembentukan garam dengan senyawa
organic atau anorganik sering mencegah dekomposisi.

 Flavonoid

Flavonoid merupakan anti oksidan yang menetralisir radikal bebas


yang menyerang sel-sel tubuh kita. Radikal bebas dapat menyebabkan
kanker, penyakit jantung dan penuaan dini. Flavonoid dapat ditemukan
pada jeruk, kiwi, apel, anggur merah, brokoli dan the hijau. Flavonoid
adalah bagian dari senyawa fenolik yang terdapat pada pigmen tumbuh-
tumbuhan. Kesehatan manusia sangat mengandalkan flavonoid sebagai
antioksidan untuk mencegah kanker. Manfaat utama flavonoid adalah
untuk melindungi struktur sel, membantu memaksimalkan manfaat vitamin
C, mencegah keropos tulang, sebagai antibiotik dan antiinflamasi.  Pada
banyak mikro organisme seperti virus dan bakteri, kehidupan dan fungsi
selnya terancam karena keberadaan flavonoid yang bertindak langsung
sebagai antibiotik. Kasus ini sering terjadi. Bahkan keefektivan flavonoid
juga dapat melemahkan keperkasaan virus HIV penyebab penyakit
mematikan AIDS. Virus herpes pun bisa lumpuh dengan flavonoid. Bahkan
lebih jauh, flavonoid juga dapat berperan dalam pencegahan dan
pengobatan penyakit umum lainnya seperti periodontitis, wasir (ambeien),
migrain, encok, rematik, diabetes mellitus, katarak dan asma.
Istilah flavanoida diberikan untuk senyawa – senyawa fenol yang berasal
dari kata flavon yaitu nama dari salah satu flavonoida yang terbesar
jumlahnya dalam tumbuhan.

 Kuinon
Terjadinya reaksi pencoklatan menurut Winarno (1984) diperkirakan
melibatkan perubahan senyawa dalam jaringan dari bentuk kuinol menjadi
kuinon melalui oksidasi. Asam kuinon adalah merupakan racun jaringan
yang dapat mematikan jaringan eksplan sehingga mengakibatkan tujuan
suatu kultur tidak tercapai .

 Tanin dan Polifenol

Tanin adalah polifenol tanaman yang berfungsi mengikat dan


mengendapkan protein. Tanin juga dipakai untuk menyamak kulit. Dalam
dunia pengobatan, tanin berfungsi untuk mengobati diare, menghentikan
pendarahan, dan mengobati ambeien. Polifenol alami merupakan metabolit
sekunder tanaman tertentu, termasuk dalam atau menyusun golongan
tanin. Tanin adalah senyawa fenolik kompleks yang memiliki berat molekul
500-3000. Tanin dibagi menjadi duakelompok atas dasar tipe struktur dan
aktivitasnya terhadap senyawa hidrolitik terutama asam, tanin
terkondensasi (condensed tannin) dan tanin yang dapat dihidrolisis
(hyrolyzable tannin).Polifenol memiliki spektrum luas dengan sifat
kelarutan pada suatu pelarut yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh
gugus hidroksil pada senyawa tersebut yang dimiliki berbeda jumlah dan
posisinya. Dengan demikian, ekstraksi menggunakan berbagai pelarut
akan menghasilkan komponen polifenol yang berbeda pula. Sifat
antibakteri yang dimiliki oleh setiap senyawa yang diperoleh dari ekstraksi
tersebut juga berbeda. Fitokimia polifenol banyak terdapat pada buah –
buahan dan sayur – sayuran hijau, penelitian pada hewan dan manusia
menunjukan bahwa polifenol dapat mengatur kadar gula darah seperti anti
kanker, anti oksidan dan anti mikroba.

 Saponin
Saponin adalah suatu glikosida yang mungkin ada pada banyak
macam tanaman. Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi
tinggi pada bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman
dan tahap pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui,
mungkin sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat, atau merupakan waste
product dari metabolisme tumbuh-tumbuhan. Ke-mungkinan lain adalah
sebagai pelindung terhadap serangan serangga.
Sifat-sifat Saponin adalah :

1. Mempunyai rasa pahit


2. Dalam larutan air membentuk busa yang stabil
3. Menghemolisa eritrosit
4. Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
5. Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksisteroid
lainnya
6. Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi
7. Berat molekul relatif tinggi, dan analisis hanya menghasilkan formula
empiris yang mendekati

Berdasarkan atas sifat kimiawinya, saponin dapat dibagi dalam dua


kelompok :

 Steroids dengan 27 C atom.


 Triterpenoids, dengan 30 C atom.
Macam-macam saponin berbeda sekali komposisi kimiawinya, yaitu
berbeda pada aglikon (sapogenin) dan juga karbohidratnya, sehingga
tumbuh-tumbuhan tertentu dapat mempunyai macam-macam saponin
yang berlainan, seperti:
 Quillage saponin : campuran dari 3 atau 4 saponin
 Alfalfa saponin : campuran dari paling sedikit 5 saponin
 Soy bean saponin : terdiri dari 5 fraksi yang berbeda dalam sapogenin,
atau karbohidratnya, atau dalam kedua-duanya

 Steroid dan Triterpenoid

Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari


enam satuan isoprena dan secara biosintesis dirumuskan dari hidrokarbon
C30 asiklin, yaitu skualena. Senyawa ini berstruktur siklin dan nisbi rumit,
kebanyakan berupa alcohol, aldehida atau asam karbohidrat. Senyawa ini
tidak berwarna, berbentuk kristal, sering bertitik leleh tinggi dan aktif optik
pada umumnya sukar dicirikan karena tak ada kereaktifan kimianya. Uji
yang banyak digunakan adalah reaksi Lieberman-Burchard yang dengan
kebanyakan triterpena dan sterol memberikan warna hijau-biru. Triterpena
dapat dipilih menjadi sekurang-kurangnya empat golongan senyawa:
triterpena sebenarnya, steroid, saiconon dan glikosida jantung. Kedua
golongan terakhir sebenarnya triterpena atau seteroid yang terdapat
sebagai glikosida.

2.2 Teknik Pengujian Komponen Bahan Alam

Teknik yang digunakan dalam percobaan pengujian komponen


farmaka bahan alam yaitu dengan cara mencampurkan sampel dengan
larutan bahan – bahan kimia yang terdapat pada senyawa fitokimia yang akan
kita lakukan, yaitu jika alkaloid, sampel kita campurkan dengan larutan
ammonia 10 %, CHCL3, HCL 1N, dan di tambahkan preaksi dragendrof,
preaksi meyer, dan preaksi bouchardat, lalu jika flavanoid, sampel kita
campurkan dengan larutan campuran logam magnesium dan asam klorida 2
%, lalu jika kuinin, sampel kita campurkan dengan larutan NaOH 1%, lalu jika
tannin dan polifenol, sampel kita campurkan dengan larutan FeCL 3 1% dan
gelantion 10 %, jika saponin, sampel hanya kita tambahkan air panas dan
didihkan selama 5 menit, lalu fitratnya diambil dan dikocok 10 menit, jika
steroid dan triterpenoid, sampel kita campurkan dengan larutan pereaksi
Lieberman burchard.

DAFTAR PUSTAKA

admin.indoskripsi@gmail.com
Anonim. Alkaloid. Situs Web Wikipedia
Sovia Lenny. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida, Alkaloida. USU
Repository
Amrun Hidayat, M. Alkaloid Turunan Triptofan. Makalah Ilmiah. In Internet.

You might also like