Professional Documents
Culture Documents
Sekuensial linier, yang sering disebut juga classic life cycle atau waterfall
model, menyampaikan suatu pendekatan yang berurutan untuk
pengembangan perangkat lunak. Pengembangan dimulai dari
perencanaan sistem (rekayasa sistem), analisa kebutuhan, desain,
penulisan program, pengujian dan perawatan sistem. Sekuensial model
adalah paradigma tertua dalam rekayasa perangkat lunak. Namun, pada
dua dekade terakhir dengan banyaknya kritik terhadap model proses ini
telah memunculkan keraguan dari para pengguna model ini mengenai
kehandalan model proses ini.
Adapun tahapan-tahapan prosesnya adalah:
3. Desain (Design)
6. Pemeliharaan (Maintenance).
Contoh kasus
Sebuah perusahaan pemasaran dibidang agribisnis membutuhkan
software yang dapat mengolah data penjualan, distrbusi, suplai, serta hal
yang berhubungan dengan persedian barang. Perusahaan ini telah berdiri
cukup lama dengan pengelolaan administrasi yang cukup baik namun
masih secara secara konvensional. Dalam perkembangannya, sistem
konvensional yang digunakan selama ini tidak mampu lagi mengelola
seluruh urusan serta data yang dibutuhkan dalam pengelolaan
administrasi tersebut. Perusahaan ini berencana akan
mengimplementasikan seluruh kegiatan dan urusan administrasinya ke
dalam sebuah software yang terintegrasi ke seluruh bagian dalam
perusahaan tersebut. Untuk mewujudkan rencana tersebut, perusahaan
itu menawarkan proyek pembuatan software ini kepada konsultan bidang
IT. Pada tahap pertama konsultan yang ditunjuk ini menganalisa dan
mengkaji semua elemen-elemen yang terkait dalam proyek pembuatan
software tesebut. Selanjutnya perusahaan meberikan semua informasi
dan data yang akan digunakan dan dibutuhkan dalam software ini.
Konsultan kemudian menganalisis system database dan mendefinisikan
kebutuhan yang harus dipenuhi oleh system yang akan dibangun. Setelah
seruruh kebutuhan selsai dikumpulkan secara lengkap, maka hal lain yang
sangat penting yang akan dirancang adalah antarmuka dari sebuah
system agar dapat dimplementasikan dengan mudah. Dengan selesainya
pembuatn desain antarmuka dari system tersebut, langkah selnajutnya
konsultan memterjemahkan desain tersebut kedalam coding-coding pada
suatu bahasa pemrograman. Setelah pengkodean selesai maka dilakukan
uji coba terhadap system yang telah dibuat. Bila pada system terjadi
kesalahan maka system yang telah dibuat akan danalisis kembali sampai
pada tahap pengujian. Bila system telah dirasa sempurna dan sesuai
dengan permintaan, maka system diserahkan kepada perusahaan dan
siap diimplementasikan dalam sistem administrasi perusahaan itu. Dalam
perjalanannya, dibutuhkan perawatan terhadap system yang telah
dibangun karena akan ada kemungkinanan perubahan system yang
disebabkan kesalahan-kesalahan yang ditemukan dikumudian hari.
Kelemahan Waterfall
• Iterasi sering terjadi menyebabkan
masalah baru
• Client kesulitan untuk menyatakan semua
ke inginannya secara eksplisit diawal
tahap pengembangan.
• Hasil s/w yang dikembangkan baru akan
diketahui lama setelah proyek
pengembangan dimulai