You are on page 1of 24

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dewasa ini telah banyak

penemuan-penemuan oleh beberapa ahli terutama dibidang perikanan. Seperti kita

lihat dengan adanya budidaya ikan dengan menggunakan peralatan yang serba

canggih. Hal ini dapat mendorong kita untuk terus berusaha dan meningkatkan

pengetahuan mengenai ikan.

Dalam tubuh ikan terdapat urat daging yang tampak merupakan kesatuan yang

tersusun dari komponen-komponen penyusunnya yang terdiri dari blok urat daging

yang disebut myotomes dan kumpulan dari myotomes disebut myosepta. Urat daging

ini tersebar di hampir seluruh bagian tubuh ikan.

Untuk mengamati bentuk dan letak bagian-bagian alat pencernaan pada beberapa

golongan ikan, saluran pencernaan pada ikan di mulai dari mulut dan berakhir di

anus. Secara umum alat-alat pencernaan pada ikan meliputi : mulut, rongga mulut,

faring, esofagus, lambung, pilorus, usus dan anus.

Sistem peredaran darah ikan berupa satu jalur sirkulasi (bersifat tunggal) yaitu

peredaran darah dari jantung ke insang dan disebar ke seluruh tubuh kemudian

kembali ke jantung. Fungsi utama jantung yaitu untuk memompa darah yang

berkadar oksigen rendah ke insang dan mengikat oksigen kemudian disebarkan

keseluruh tubuh. Komponen-komponen dalam sirkulasi ini yaitu jantung, saluran

darah dan limpha.


Sistem urogenetalia merupakan kombinasi dari sistem urinaria (ekskresi) dan

sistem genetalia (reproduksi). Sistem urinaria meliputi pembuangan sisa hasil

metabolisme baik melalui usus dan kulit maupun melalui alat ekskresi khususnya

ginjal. Sistem genetalia di dalam reproduksi yaitu proses dihasilkannya spesies

sebelum itu nampak pada spesies baru.

Berdasarkan uraian diatas maka dianggap perlu dilakukan praktikum sehingga

kita dapat mengetahui lebih dalam lagi mengenai ikan khususnya mengenai sistem

urat daging, sistem pernafasan, sistem pencernaan dan sistem urogenitalia pada ikan.

B. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dan keguaan dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem Urat daging

Mengamati letak dan jenis-jenis urat daging yang terdapat dalam tubuh ikan.

2. Sistem Pencernaan.

Mengamati bentuk dan letak bagian-bagian alat pencernaan mekanan pada

beberapa golongan ikan serta melihat ada atau tidaknya modifikasi yang terjadi pada

alat pencernaan.

3. Sistem Peredaran darah.

Mengamati letak bagian-bagian alat yang digunakan dalam proses perdaran

darah pada ikan, termasuk di dalamnya insang, jantung dan bagian-bagiannya.


4. Sistem Urogenitalia.

Mengamati letak alat-alat yang digunakan dalam proses ekskresi (pengeluaran)

dan reproduksi (pembiakan) ikan

Pelaksanaan praktikum ini dapat menambah pengetahuan praktikan khususnya

tentang sistem urat daging, sistem pencernaan, sistem perdaran darah, dan sistem

urogenitalia pada ikan.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Ikan

1. Klasifikasi ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), menurut Nontji (2005) adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisce

Ordo : Perciformes

Famili : Scombrida

Genus : Katsuwonus

Spesies : K. pelamis

Gambar 4. Morfologi ikan cakalang (K. pelamis)

(Sumber: Andheryanti, 2008)


2. Klasifikasi ikan kembung (Rastrelliger kanagurta), menurut Nontji (2005) adalah

sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisce

Ordo : Percomorphi

Famili : Scombridae

Genus : Rastrelliger

Spesies : R. kanagurta

Gambar 5. Morfologi ikan kembung (R. kanagurta)

(Sumber: Murniyanti, 2003)


B. Morfologi

Ikan cakalang termasuk kedalam jenis ikan tuna, famili scombridae, spesies

K. Pelamis. Burhanuddin (2008), menjelaskan ciri-ciri morfologi cakalang yaitu

tubuh berbentuk fusiform, memanjang dan agak bulat, tapis insang (gill rakes)

berjumlah 53-63 pada helai pertama, mempunyai 2 sirip puggung yang terpisah. Pada

sirip punggung yang pertama terdapat 14-16 jari-jari keras, jari-jari lemah pada sirip

punggung yang kedua diikuti oleh 7-9 finlet. Sirip dada pendek terdapat dua flops

diantara sirip perut. Sirip anal di ikuti dengan 7-8 finlet. Badan tidak bersisik kecuali

pada barut badan (corselets) dan lateral line terdapat titik kecil. Bagian punggung

berwarna biru kehitaman (gelap) disisi bawah dan perut keperakan, dengan 4-6 buah

garis-garis berwarna hitam yang memanjang pada bagian samping badan.

Ordo Percomorphi (Sub ordo: scombroidea), Famili Scombridae, Genus

Rastrellinger. Bada tidak begitu langsing, pendek, gepeng, tapisan ingsang halus,

29-34. pada bagian bawah busur insang pertama. Sisik pada garis rusuk 120-131.

usus sangat panjang 3-3,4 kali panjang badan. Sirip punggung pertama berjari-jari

keras 10-11, sedang sirip punggung kedua berjari-jari lemah 12-13. sirip dubur

berjari-jari lemah 12. dibelakang sirip punggug, dubur terdapat 5 jari-jari lepas

(finlet). Pemakan plankton halus. Hidup lebih mendekati pantai, membentuk

gerombolan besar. Dapat mencapai panjang 30 cm, umumnya 15-20 cm. warna biru

kehijauan bagian atas, putih perak bagian bawah. Totol-totol hitam pada bagian

punggung (diatas garis rusuk). Sirip punggung pertama kuning keabuan, dengan
pinggiran gelap. Sirip dada, perut kuning maya-maya, sedikit gelap, lain-lain sirip

kekuningan (Murniyanti, 2003).

C. Sistem Urat Daging

Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga urat daging yaitu urat daging bergaris, urat

daging licin dan urat daging jantung. Urat daging bergaris diseluruh tubuh ikan terdiri

dari kumpulan urat daging pada kepala ikan. Urat daging licin terletak pada usus,

arteri mata, dan pada saluran ekskresi. Sedangkan urat daging jantung berwarna

merah tua dengan kontraksi otot bersifat involuntary (tidak dibawah rangsangan

otak), pada sistem urat daging juga yang menarik adalah organ listrik pada beberapa

ikan yang ada pada vertebrata lainnya tidak ada (Yasin, 1990).

Urat daging pada ikan tampak merupakan kesatuan, sebenarnya tersusun dari

komponen-komponen penyusunnya, blok urat daging disebut myoteme dan kumpulan

dari myteme disebut myosepta. Urat daging yang terdapat pada tubuh ikan terbagi

oleh horizontal steletogeneus septum menjadi urat daging bagian atas (epxial) dan

urat daging bagian bawah (hipaxial). Urat daging (otot) pada ikan tersebar hampir

seluruh tubuhnya sehingga urat daging pada tubuh ikan mempunyai peranan, fungsi

dan peranan yang sesuai dengan letak/posisi dan fungsinya dalam tubuh

(Yusnaini, 2008).

Urat daging yang terdapat pada tubuh ikan terdiri atas kumpulan blok-blok urat

daging. Tiap urat daging ini dinamakan myteme yang dilapisi oleh myoseptum. Urat

daging yang menempel pada tubuh ikan sebelah kiri dan kanan dari kepala sampai ke
batang ekor, myoteme tersusun menurut pola tertentu yang biasa menjadi dua tipe

yaitu cyclostomine dan pisces (Rahardjo, 1980).

D. Sistem Pencernaan

Bagian-bagian saluran pencernaan berturut-turut dari suatu ikan adalah mulut,

rongga mulut dimana didalamnya terdapat lidah yang melekat pada dasar mulut yang

tidak dapat digerakkan oleh kelenjar lendir, yang mempunyai lidah dari rahang yang

ditumbuhi gigi kecil yan berbentuk kerucut, faring merupakan pangkal tenggorokkan

dan daerah insang, lambung sebagai lanjutan dari kerongkongan dan usus dari

beberapa jenis ikan terdapat usus buntu yang berfungsi sebagai alat untuk memompa

gas pada permukaan dinding lambung sehingga pencernaan dan penyerahan zat-zat

makanan lebih sempurna, usus berbentuk seperti saluranyang panjang dan

berliku-liku (Sugeng, 1992).

Sistem pencernaan ikan memiliki susunan dari mulut, rongga mulut, faring,

esopagus, lambung, pilorus, usus dan anus. Fungsi utama dari pencernaan makanan

adalah untuk menghancurkan makanan menjadi zat terlarut sehingga makanan

tersebut mudah diserap dan kemudian digunakan dalam proses metabolisme

(Yusnaini, 2008).

Sistem pencernaan makanan pada ikan terdiri dari dua bagian yaitu saluran

pencernaan dan kelenjar pencernaan. Mulut dari muka ke belakang saluran

pencernaan tersebut terdiri dari mulut, kerongkongan, esophagus, lambung, usus, dan

dubur. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati, kantong empedu, selain itu
juga saluran pencernaan berfungsi sebagai tempat dilaluinya makanan

(Mudjiman, 1995).

Pencernaan pada kelas pisces terdapat pada kelenjar pencernaan yang berupa

hepar yang terletak pada rongga badan sebelah anterior dan mengandung vesica fage

yang salurannya menuju intestine sedangkan kelenjar pangkreas tidak terpisah-pisah

oleh hati (Horton, 1993).

E. Sistem Peredaran Darah

Sistem perdaran darah pada ikan berupa satu jalur sirkulasi (bersifat tunggal)

yaitu peredaran dari jantung ke insang dan disebar ke seluruh tubuh kemudian

kembali ke jantung. Fungsi jantung adalah untuk memompakan darah yang berkadar

oksigen rendah ke insang dan mengikat O2 kemudian disebarkan keseluruh tubuh.

Komponen-komponen dalam sirkulasi ini yaitu : jantung, darah, saluran darah dan

limpha (Yusnaini, 2008).

Sistem peredaran darh terdiri dari jantung yang merupakan pusat pemompa

darah, vena yang membawa darh menuju jantung, arteri yang membawa darah dari

jantung dan kapiler yang menghubungkan arteri dengan vena. Otot licin pada dinding

pembuluh memungkinkan adanya kontraksi di atas ke dua pembuluh tersebut

(Effendie, 1991).

Diantara semua vertebrata, ikanlah yang sistem pereedaran darahnya paling

sederhana. Pada dasarnya bentuk peredaran darah ikan adalah suatu sistem peredaran

langsung dari jantung, melalui insang tempat darah itu merayap oksigen keberbagai
organ serta bagian tubuh yang membutuhkan oksigen tersebut dan akhirnya kembali

lagi kejantung (Ammanney, 1982).

F. Sistem Urogenitalia

Hormon klasistokimia yang terdapat pada ikan-ikan memacu keluarnya getah

empedu dari hati. Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus,

yang kemudian ditampung didalam kantung empedu. Dinding usus tersebut juga

mengeluarkan hormon sakretin dan pankreozinin, sakretin akan memacu pengeluaran

getah empedu dan getah pangkreas (Rudi, 2007).

Secara anatomi ikan terdiri dari sepuluh sistem yang bekerja sama untuk

membentuk keseluruhan tubuh yaitu sistem integumen, sistem rangka, sistem

peredaran darah, sistem ekskresi, sistem genetalia, sistem saraf dan sistem hormon.

Dari beberapa sistem anatomik tersebut merupakan komponen utama penyusunan

tubuh ikan (Rahardjo, 1980).

Sistem urogenitalia merupakan kombinasi dari sistem urinalia dan genetalia.

Organ-organ yang termasuk dalam urinaria adalah ginjal, volvian duct, urinaria

baldder, urinaria papila. Sedangkan alat reproduksi jantan meliputi testis, vas deferens

dan genital pore, sedangkan alat reproduksi betina adalah ovari dan oviduct

(Yusnaini, 2008).
III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 29 November 2008, pukul

10.00-12.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan universitas Haluoleo, Kendari.

B. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini dapat dilihat

pada Tabel 4. yaitu sebagai berikut :

Tabel 4. Alat dan Bahan yang Digunakan pada Praktikum Beserta Kegunaannya

No. Alat dan Bahan Kegunaan


Alat :
1. Baki (dissecting pan) Untuk menyimpan bahan
2. Pisau cutter Untuk membelah dan memotong bahan
3. Lap kasar/halus Untuk membersihkan peralatan
4. Baskom Untuk menyimpan bahan
5. Alat tulis menulis Untuk menggambar hasil pengamatan

Bahan:
1. Air panas Untuk merendam daging ikan
2. Ikan cakalang Bahan pengamatan
(Katsuwonus pelamis)
3. Ikan kembung Bahan pengamatan
(Rastrelliger kanagurta)

C. Prosedur Kerja
1. Sistem Urat daging

- Menusukkan jarum preparat pada bagian medulla oblingata agar rusak, bila

ikan preparat masih hidup.

- Membuang semua sisik terutama pada bagian yang akan di kelupas kulitnya.

- Ikan yang akan dikuliti direndam dengan air panas (mendidih) kira-kira 1-2

menit sampai ikan tersebut kejang dan kulitnya mudah dikelupas, perendaman

jangan terlalu lama sebab urat daging akan rusak sehingga akan menyulitkan

pengelupasan dan pengawetan.

- Mengelupas kulit ikan dengan menggunakan pinset dan jarum penusuk

- Membuka beberapa keping tulang pada bagian kepala untuk mengamati urat

dagingnya.

2. Sistem Pencernaan

Menusuk medulla oblingata supaya ikan tidak bergerak dan melakukan

pembedahan untuk mengamati alat pencernaan ikan dengan prosedur sebagai berikut:

- Menusukkan gunting bedah dengan bagian yang tumpul ke bagian anus,

kemudian tubuh ikan ke arah rongga perut bagian atas.

- Setelah gunting mencapai ujung rongga perut bagian atas terdepan

(bagian kepala), mengarahkan gunting ke bagian bawah sampai ke dasr perut

kemudian membuka daging yang telah tergunting tersebut sehingga organ-organ

tubuh bagian dalam akan terlihat, dan alat pencernaan dapat di keluarkan dari

dalam tubuh.
- Menggunting bagian bawah kepala ikan hingga terbelah dua, memotong

bagian terdepan esophagus dan menarik usus keluar kemudian memotong ujung

akhir anus.

3. Sistem Peredaran Darah

- Melakukan pembelahan seperti pada waktu melihat alat pencernaan tetapi

pembedahan dasar perut diteruskan sampai ke dekat insang untuk mempermudah

pengambilan jantung.

- Menggunting bagian depan bulbus snteriosus, cabang ductus cuvieri serta

vena hepatica, mengeluarkan jantung kemudian memasukkan ke dalam larutan

fisiologis agar konsentrasi jantung dapat tahan lama.

- Untuk mengamati bagian-bagian jantung, sebaiknya digunakan jantung yang

telah di formalin agar tidak rusak sewaktu dibedah.

4. Sistem Urogenitalia

- Melakukan pembedahan seperti pada waktu pengamatan alat pencernaan

makanan kemudian mengeluarkan saluran pencernaan tersebut agar mudah untuk

pengerjaan selanjutnya.

- Mengeluarkan testis dan ovarium yang akan diamati dengan menggunakan

gunting untuk memotong dan pinset untuk menarik keluar.

- Menggunakan mikroskop untuk mengamati sperma dan telur.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Sistem Urat Daging

Keterangan :
1. Septum
horizontale
2. Supracarinalis
3. Septum verticale
4. Myomer
(myoseptum)
5. Myotome
6. Corpus abdominis
7. Cavum abdominis

Gambar 6. Potongan Urat Daging Melintang Ikan Cakalang (K. Pelamis)

Ketrangan :
1. Myoseptum
2. Myomere
3. Epaxial muscule

Gambar 7. Potongan Urat daging Menyamping Ikan Cakalang (K. Pelamis)

2. Sistem Pencernaan
Keterangan :
1. Mulut
2. Rongga mulut
3. Esophagus
4. Lambung
5. Anus
6. Usus
7. Phylorus

Gambar 8. Sistem Pencernaan pada Ikan Kembung (R. kanagurta)

3. Sistem Peredaran Darah

Keterangan :

1. Ventricle

2. Ventra Aorta

3. Bilbus arteriosus

Gambar 9. Jantung Ikan Cakalang (K. Pelamis)

Keterangan :
1. Anterior cardinal ven
2. Posterior cardinal
3. Subelavian vein
4. Hepatic vain
5. Iliac vein
6. Sinus venosus
7. Ventricle
8. Conus arteriosus
9. Bulbus arteriosus
10. Ventral aorta
11. Katub
arteriovebtricular
12. Katub Sinuatrial
atrium
13. Jaguar vein

Gambar 10. Jantung Pembanding

4. Sistem Urogenitalia

Keterangan :
1. Kidney
2. Urinari bledder
3. Testes
4. Vasdeferens
5. Intestine
6. Wolfial duct
Gambar 11. Organ Urogenitalia pada Ikan Kembung (R. kanagurta)
B. Pembahasan

Pada praktikum ini pengamatan yang dilakukan yaitu sistem urat daging, sistem

pencernaan, sistem peredaran darah dan sistem urogenetalia pada ikan, khususnya

pada ikan cakalang dan ikan kembung.

a. Sistem Urat Daging

Berdasarkan hasil pengamatan sistem urat daging pada ikan cakalang, terlihat

urat daging yang nampak ada yang berbentuk lingkaran yang menyerupai lingkaran

tubuh ikan tersebut dan ada juga yang menyerupai garis yang memanjang secara

horizontal yang disebut septum horizontal. Pada potongan melintang tubuh ikan

tersebut nampak suatu susunan otot dalam daging ikan tersebut, otot ikan yang

menyerupai garis yang membatasi antara dua blok disebut myoseptum sedangkan

ruang antar blok urat daging ikan disebut myotome. Otot pada tubuh ikan terbagi

menjadi dua bagian yang pada bagian atas disebut epaxial dan pada bagian bawah

disebut hypaxial serta antara kedua bagian urat daging tersebut dibatasi oleh garis

yang memanjang secara horizontal yang disebut horizontal steletogenus septum.

Secara keseluruhan urat daging yang tampak pada tubuh ikan tersebut terdiri dari

supracarinalis yang terdapat pada tubuh ikan bagian atas (punggung), corpus

vertebrata yang merupakan tulang belakang yang terdapat pada bagian tengah tubuh

ikan, cavum abdominis yang merupakan rongga yang terdapat dibawah septum

horizontal dab bagian yang disebut infracarinalis merupakan urat daging yang

terdapat pada bagian bawah (ventral) tubuh ikan tersebut. Hal ini sesuai yang
dikatakan oleh Buchar (1992), yang menyatakan bahwa urat daging pada ikan tampak

merupakan kesatuan, sebenarnya tersusun dari komponen-komponen penyusunnya,

blok urat daging disebut myoteme dan kumpulan dari myoteme disebut myosepta.

Myoseptum merupakan otot ikan yang menyerupai garis yang membatasi antar blok

antar blok. Dan myoteme merupakan ruang-ruang antar blok urat daging. Urat daging

pada tubuh ikan terbagi menjadi dua bagian yaitu urat daging bagian atas yang

disebut dengan epaxial dan urat daging bagian bawah yang disebut hypaxial. Kedua

bagian tersebut dipisahkan oleh “horizontal skeletogeneus septum”. Urat daging

(otot) pada tubuh ikan mempunyai peranan dan fungsi yang sesuai dengan letak atau

posisi dalam tubuhnya. Fungsi urat daging adalah sebagai tempat melekatnya rangka,

sebagai alat gerak aktif dan untuk melindungi organ-organ tubuh bagian dalam.

b. Sistem Pencernaan

Berdasarkan hasil pengamatan pada sistem pencernaan ikan kembung, terlihat

organ-organ pencernaan seperti mulut, rongga mulut, faring, esopagus, lambung,

pilorus, usus dan anus. Mulut dan rongga mulut pada ikan merupakan tempat pertama

masuknya makanan sekaligus proses pencernaan makanan secara mekanik kemudian

makanan yang telah dicerna akan diteruskan ke esophagus dimana pada esophagus ini

memiliki lendir yang berguna untuk memperlancar jalannya makanan menuju

lambung. Makanan yang telah tiba di lambung, lambung merupakan segmen

pencernaan yang diameternya relatif besar, apabila lambung di bandingkan dengan

segmen lainnya. Besarnya ukuran lambung ini berkaitan dengan fungsinya sebagai
penampung makanan dan tempat mencerna makanan kedua secara mekanik dan

kimiawi. Makanan yang telah dicerna di lambung kemudian akan disalurkan menuju

kepilorus yang terletak di depan usus, pilorus merupakan penebalan lapisan otot

melingkar yang mengakibatkan terjadinya penyempitan saluran pencernaan pada

segmen ini berarti segmen pilorus berfungsi sebagi pengatur pengeluaran makanan

dari lambung ke usus. Dibelakang pilorus terdapat segmen yang memanjang dari

saluran pencernaan dan ukuran ikan sangat bervariasi tergantung dari kebiasaan

makan masing-masing ikan. Dalam usus ikan terdapat lapisan mukosa yang

dilengkapi dengan villi-villi usus yaitu beberapa tonjolan-tonjolan yang berguna

untuk membantu menghancurkan makanan yang tiba dalam usus. Didalam usus

merupakan tempat penyerapan zat sisa yang masih dibutuhkan oleh tubuh dan sisa

makanan yang tidak dibutuhkan lagi akan dibuang keluar tubuh melalui anus. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Horton (1993), yang menyatakan bahwa sistem pencernaan

makanan pada ikan dimulai dari mulut dan berakhir di anus. Secara umum alat

pencernaan makanan pada ikan meliputi mulut, rongga mulut, faring , esophagus,

lambung, philorus, usus dan anus. Serta organ pencernaan ini dalam mencerna

makanan di bantu oleh kelenjar pencernaan yaitu hati dan pangkreas. Fungsi

pencernaan makanan adalah untuk menghancurkan makanan menjadi zat yang

terlarut sehingga makanan tersebut mudah diserap dan kemudian digunakan dalam

proses metabolisme. Proses pencernaan terjadi dalam dua bentuk yaitu secara fisik

(terutama dalam rongga mulut dan lambung) serta secara kimia (terutama dalam

lambung dan usus). Ukuran mulut ikan dapat memberikan petunjuk terhadap
kebiasaan makan, terutama bila dikaitkan dengan ukuran dan tempat gigi berada.

Lambung pada ikan berfungsi sebagai penampung makanan dimana di dalam

lambung ini akan terjadi proses pencernaan secara kimiawi yaitu dengan bantuan

asam lambung dan penggiling makanan. Pilorus merupakan segmen yang terletak

antara lambung dan usus depan. Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang

mengecil/menyempit. Segmen pilorus ini berfungsi sebagai pengatur pengeluaran

makanan (cyme) dari lambung ke segmen usus. Usus merupakan segmen yang

terpanjang dari saluran pencernaan. Pada bagian depan usus terdapat dua saluran

yang masuk kedalamnya, yaitu saluran yang berasal dari kantung empedu dan yang

berasal dari pangkreas. Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan atau

merupakan tempet keluarnya sisa makanan yang tidak dicerna lagi oleh tubuh. Pada

ikan bertulang sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital.

c. Sistem Peredaran Darah

Berdasarkan hasil pengamatan pada sistem peredaran darah ikan cakalang,

dimana pada pengamatan ini diperoleh adanya insang dengan kapiler-kapiler darah

merah yang berguna untuk mengikat oksigen terlarut dalam air untuk proses

pernapasan. Sistem peredaran darah pada ikan dikenal dengan sistem peredaran darah

tunggal. Sistem peredaran darah tunggal yaitu darah mengalir dari jantung ke insang

kemudian disebarkan keseluruh tubuh dan kembali ke jantung. Jantung merupakan

alat untuk memompa darah yang akan diedarkan ke seluruh tubuh ikan. Sedangkan

dibelakang jantung terdapat bulbus arterious yang mempunyai suatu dinding yang
tebal yang terdiri dari serabut otot jaringan pengikat halus, dimana yang nantinya

bulbus arteriosus akan menjadi aorta ventral ketika keluar dari rongga parikardial.

Bulbus anteriosus sangat berperan dalam mengatur tekanan darah yang berasal dari

jantung. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Fitdianto (2007), yang menyatakan

bahwa umumnya pada ikan cakalang memiliki sistem peredaran darah yang hanya

mempunyai satu jalur sirkulasi yaitu peredaran darah tunggal, darah akan mengalir

dari jantung ke insang dan kemudian tersebar ke seluruh tubuh dan akan kembali

kejantung. Fungsi jantung adalah memompa darah yang berkadar oksigen rendah ke

insang dan mengikat oksigen dan kemudian disebarkan keseluruh tubuh.

Komponen-kompone dalam sirkulasi ini meliputi jantung, darah, saluran darah dan

limpha. Jantung ikan terdiri dari dua ruang dan terletak di bagian posterior lengkung

insang. Kedua ruang tersebut ialah atrium yang berdinding tipis dan verticle yang

berdinding tebal. Pada jantung terdapat suatu ruang tambahan yang berdinding tipis

yang disebut sinus venosus, yang berfungsi sebagai penampung darah dari ductus

cuvieri dan vena hepaticus. Antara sinus venosus dengan atrium terdapat katup yang

disebut dengan katup sinuatrial.

d. Sistem Urogenitalia

Berdasarkan hasil pengamatan pada sistem urogenitalia pada ikan kembung,

setelah dilakukan pembedahan di temukan adanya organ reproduksi seperti testes

yaitu berupa organ yang terletak dirongga tubuh. Testes bersifat internal dan

bentuknya langitudinal, dan pada umumnya berpasangan. Sistem urogenitalia


merupakan kombinasi dari sistem urinaria (ekskresi) dan sistem genitalia

(reproduksi). Sistem urinaria meliputi pembuangan sisa hasil metabolisme baik

melalui usus dan kulit maupun alat ekskresi khususnya ginjal. Organ-organ yang

termasuk dalam sistem ini adalah ginjal, wolfian duct, urinaria bledder (kantung

kemih) dan urinaria papila. Ikan membuang beberapa hasil metabolismenya melalui

saluran pencernaan dan kulitnya, tetapi sebagian besar dibuang lewat ginjal. Ginjal

berbentuk ramping dan memanjang dengan warna merah tua, terletak dibagian atas

rongga perut di bawah tulang punggung yang berjumlah sepasang. Ginjal ikan

mempunyai dua tipe anatomik dasar, yaitu pronephros dan mesonephros. Testes dan

ovari terdapat pada bagian atas rongga tubuh dengan perantaraan mesovaria di bawah

atau disamping gelembung gas. Telur melawati oviduct menuju kloaka dan keluar

melalui lubang genital. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rudi (2007), yang

menyatakan bahwa pada jenis ikan kembung betina pada umumnya mempunyai

organ reproduksi yang terdiri atas ovarium dan rongga ovarium atau oviduct yang di

jadikan sebagai tempat untuk menyimpan sel-sel telur sebelum di buahi.


V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat di simpulkan sebagai

berikut :

1. Sistem urat daging pada ikan cakalang meliputi: Septum horizontale,

Supracarinalis, Septum verticale, Myomer (myoseptum), Myotome, Corpus

abdominis, Cavum abdominis, dan Epaxial muscule

2. Alat pencernaan pada ikan kembung terdiri dari mulut, rongga mulut, faring,

esophagus, lambung, pilorus, usus dan anus.

3. Organ-organ yag digunakan dalam sistem peradaran darah ikan cakalang

meliputi insang yang dilengkapi dengan kapiler-kapiler darah, jantung (olfactory

nerve), opticus lobe, serta perangkat-perangkat lainnya yang berkaitan dengan

sistem peredaran darah pada ikan.

4. Alat-alat ekskresi pada ikan kembung terdiri dari ginjal, wolfian duct, urinaria

bladder dan urinaria papilla. Sedangkan alat reproduksi ikan kembung jantan

meliputi testes, vas severens dan genital pores.

B. Saran

Saran yang dapat praktikan sampaikan pada praktikum ini adalah agar dalam

praktikum selanjutnya jenis ikan yang digunakan berasal dari habitat yang berbeda

agar dapat di lihat perbedaan dari sistem urat daging maupun sistem lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ammanney. 1982. Taksonomi dan Kunci Ikan I dan II. Bina Cipta. Bogor.

Andheryanti. 2008. Damandiri Cakalang. http://www.damandiri.or.id/file/andihery


an ti/rukkaipbbab2.pdf. 19 November 2008, Pukul 06.30 WITA.

Buchar, Tariono,. 1992. Laporan Akhir Kegiatan Magang Mata Kuliah Ikhtiologi di
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Fakulstas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Palangkaraya. Palangkara.

Burhanuddin. 2008. Suku Scrombridae, Tinjauan Mengenai Ikan Tuna, cakalang


dan tongkol. Lembaga Oseanologi Nasional. LIPI Jakarta. Jakarta.

Effendie. 1991. Ekologi Ikan. Dirjen Perikanan departemen Pertanian. Jakarta.

Fitdianto. 2007. Aneka Ichtiologi. http://fitdianto.blogspot.com/2007/11/aneka-


ikhtiologi.html. Diakses pada hari Senin pukul 17.00 WITA.

Horton. 1993. Biologi Ikan edisi II. Tira pustaka. Jakarta.

Mudjiman. A. 1993. Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Murniyanti. 2003. Biologi 100 Ikan Laut Ekonomis Penting di Indonesia Edisi 2.
Sekolah Usaha Perikanan Menengah Negri Palangkaraya. Palangkaraya.

Nontji. 2005. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.

Rahardjo, M.F., 1980. Ichtiologi. IPB. Bogor.

Rudi. 2007. Organ Reproduksi Ikan Kembung (Rastrelliger kanagurta)


http://www.Rudipascaunhas.net/jurnal_pdf/sc_7_2/1Jurnal_pasca%20Mukti.pdf.
Diakses pada hari senin, tanggal 1 November 2008 pukul 17.00 WITA.

Sugeng. 1992. Beternak Ikan Dalam kolam. Aneka Ilmu. Semarang.

Yasin. 1990. Biologi Ikan. Aneka Ilmu. Semarang.

Yusnaini, M. Idris, Hamsah, La Ode Abdul Rajab, Rosmawati dan Halili. 2008.
Penuntun Pratikum Ichtyologi. Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universita Haluoleo. Kendari.
.

You might also like