You are on page 1of 31

TUGAS RECOVERY

JALANoleh
POLBAN
:
PENDAHULUAN

* Kinerja perkerasan (pavement


performance) harus dapat memberikan
pelayanan yang aman dan nyaman
selama umur rencana kinerja
fungsional berhubungan dengan
bagaimana jalan tersebut memberikan
pelayanan kepada pemakai jalan yaitu
berupa kenyamanan mengemudi.Selain
kinerja fungsional tedapat juga kinerja
struktural yang dipengaruhi oleh beban
lalu lintas dan lingkungan
 
SEJARAH POLITEKNIK NEGERI B
* Jalan Politeknik dibangun pada tahun 1982.
Awalnya jalan tersebut dibangun sampai
pintu gerbang belakang , karena pada waktu
itu yang menjadi gerbang utama kampus
adalah gerbang belakang .Saat itu masih
banyak kendaraan proyek yang keluar masuk
Polban. Pada tahun 1994-1996 dibuat rute
baru sampai gerbang depan sekarang dan
menjadi gerbang utama kampus Polban.
Awalnya desain jalan Polban adalah dibangun
jembatan menembus Politeknik Pos
Indonesia. Tapi dengan adanya pembebasan
lahan dekat kawasan Setra Duta maka desain
jalan Polban seperti sekarang melintas dekat
kawasan Setra Duta.
KLASIFIKASI DAN FUNGSI JALAN
Jalan Politeknik terletak pada ___⁰LU -
___⁰LS dan ___⁰BB - ___⁰BT dan teretak
provinsi Jawa Barat tepatnya di bagian
Bandung selatan Kabupaten Bandung
Barat,Kecamatan Parongpong, Desa
Ciwaruga .

Nama ruas jalan : Ciwaruga-sarijadi


No. Link : non status
Panjang jalan : 1018 m
Nama wilayah BPJ : Kabupaten Bandung
Barat
Kabupaten : Kabupaten Bandung Barat
Status Jalan : Propinsi
Fungsi Jalan : Lokal
Desain Jenis Perkerasan : Perkerasan
lentur
*TINJAUAN SISTEM DRAINASE
Drainase jalan sangatlah penting guna mendukung kinerja perkerasan yang
ada. Hal ini untuk menghindari sifat destruktif air pada perkerasan. Dengan
adanya sistem drainase yang baik pula DDT dapat dipertahankan pada kondisi
kadar air optimum. Dikarenakan drainase yang buruk ditakutkan dapat
mempengaruhi DDT yang ada.

Suatu sistem drainase yang efesien meliputi :


• Drainase permukaan jalan
• Pengumpulan dan penyaluran air permukaan melalui samping
• Pembuangan melalui gorong ke saluran alamiah
• Drainase bawah tanah
• Saluran pencagat untuk menyalurkan air dari daerah luar yang mengalir
ke arah jalan
• Pemeliharaan dan perbaikan dimana diperlukan
Bangunan drainase jalan dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

a. Bangunan drainase permukaan, yaitu bangunan yang dibuat untuk mengendalikan air
(limpasan) permukaan akibat hujan.

b. Bangunan drainase bawah permukaan, yaitu bangunan yang dibuat untuk mengalirkan
air yang terkumpul dibawah struktur lapisan perkerasan.

Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu survey kondisi
drainase adalah sebagai berikut :
Saluran samping : ada/ tidak ada, tersumbat/ tdak tersumbat, teratur/
memadai/ tidak memadai.
Jalur Pejalan Kaki: ada/ tidak ada, rata/ tidak rata, rusak/ baik.
Bahu : terlalu tinggi/ sama tinggi/ terlalu rendah, miring/ tidak rata.
Tepian atau kerb : ada/ tidak ada, rusak/ baik.
*  Nilai Kondisi Sistem Drainase
Saluran Samping Angka

Ada 0
Tidak ada 7
Tersumbat 2
Tidak tersumbat 0
Teratur 0
Tidak teratur 2
Memadai 0
Tidak memadai 3

Penghubung Angka

Ada 0
Tidak ada 3
Tersumbat 2
Tidak tersumbat 0

Bahu Angka

Terlalu tinggi 2
Sama tinggi 0
Terlalu rendah 2
Miring 0
Tidak rata 2
Diperkeras 0
Tidak diperkeras 1

Sumber : Tata Cara Program Pemeliharaan Jalan Kota No.018/T/bnkt/1990


Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam menilai kondisi sistem drainase
yang ada, perlu diperhatikan 3 komponen dalam penilaian, yaitu saluran
samping, penghubung, bahu jalan. Dari ketiga komponen tersebut ada suatu
keterkaitan yang erat agar sistem drainase berjalan dengan maksimal.
* Berikut ini contoh hasil pengamatan yang diambil.

Sta 0+000 - 0+100

Identifikasi awal : dilihat dari kontur yang ada, ketika hujan limpahan air dari arah
Ciwaruga umumnya teralirkan ke bawah, pada kondisi ini awal kemungkinan air
dapat bersifat destruktif.

Penilaian kondisi drainase :

- Saluran samping : ada, tersumbat, tidak teratur, tidak memadai :7


- Penghubung : ada, tersumbat : 2
- Bahu : terlalu tinggi, tidak rata, tidak diperkeras : 5
Total = 14
Gambar hasil foto :

Kesimpulan : Perlu dilakukan perbaikan-perbaikan yang berarti pada sistem drainase


dengan memasukan ke dalam program pemeliharaan berkala.
Sta 0+100 - 0+200

Identifikasi awal : saluran samping banyak terdapat endapan tanah, drainase


mengalami penyempitan, banyak tumbuh ilalang sehingga menghampat aliran
air pada saat hujan. Terlihat adanya gorong-gorong memotong ke sisi kanan
jalan, tetapi fungsinya tidak maksimal dikarenakan tersumbat.

Penilaian kondisi drainase :

- Saluran samping : ada, tersumbat, tidak teratur, tidak memadai :7


- Penghubung : ada, tersumbat : 2
- Bahu : terlalu rendah, tidak rata, tidak diperkeras : 5
Total = 14
Gambar hasil foto :

Kesimpulan : Perlu dilakukan perbaikan-perbaikan yang berarti pada sistem drainase


dengan memasukan ke dalam program pemeliharaan berkala.
KESIMPULAN
Sistem Drainase ini bukanlah hanya sekedar pelengkap jalan saja akan tetapi
merupakan bagian terpenting yang harus diadakan untuk pengamanan konstruksi
jalan itu sendiri dan petunjuk bagi pengguna jalan agar unsure kenyamanan dan
keselamatan dapat terpenuhi, sehingga pemeliharaan rutin terhadap komponen harus
di gerakkan jika tidak mungkin jalan tersebut akan seperti gambar dibawah ini :
* TINJAUAN DIMENSI DAN
PERKERASAN
Dalam survey kali ini diambil jalan Kampus Polban sebagai objek
surveynya. Jalan Kampus Polban statusnya merupakan jalan
pribadi/khusus milik Polban, yang batasnya di sebelah utara adalah
portal, dan di sebelah selatan adalah gerbang perumahan setra duta.
Para pengguna jalan Polban juga tidak hanya berasal dari mahasiswa
Polban saja, tapi berasal juga dari masyrakat sekitarnya. Jalan Polban
memiliki peranan yang sangat penting dalam aktifitas keseharian orang-
orang, karena jalan ini merupakan jalan penghubung/lintasan antara
Kota Cimahi dengan wilayah Bandung Barat.
Jalan sebagai sarana penghubung transportasi, menurut statusnya dibagi
menjadi
Survey jalan Polban kali ini dimulai dari Sta 0+000 – Sta 1+018, yaitu dimulai dari
portal atas, sampai portal bawah (dekat sungai), pengamatan yang dilakukan
adalah terhadap :
• Dimensi Jalan
• Perkerasan Jalan
 Dimensi Jalan
Pengukuran dimensi jalan sangatlah penting dalam sebuah perencanaan,
karena dari sana akan ditentukan pula lalulintas rencana, umur rencana, dan
status/fungsi jalan rencana. Pengukuran dimensi kali ini meliputi panjang jalan,
dn lebar jalan. Pengukuran dilakukan per stasiun, dan panjang tiap stasiun
adalah 25 m. Berikut adalah data dimensi jalan kampus Polban :
Perkerasan Jalan
Jenis perkerasan yang digunakan di jalan kampus Polban adalah flexible
pavement (perkerasan lentur, aspal), namun banyak ditemukan kerusakan pada
badan jalannyaa, hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaara lain
disebabkan karena, adanya genangan air di permukaan akibat buruknya saluran
drainase dan kemiringan jalan yang tidak sesuai spesifikasi, yang lama kelamaan
akan merusak struktur pondasi jalan tersebut. Adanya debit dan beban lalu
lintas yang berlebihan (tidak sesuai dengan yang di rencanakan) yang sebetulnya
jalan Polban ditujukan hanya untuk warga Polban dengan beban-beban
kendaraan yang kecil.
Jalan Polban juga memungkinkan untuk dibentuk dengan rigid pavement, hal ini
disebabkan karena biaya pengerjaan dan maintenance yang murah dari
perkerasan kaku.  
Sta Jalan Panjang Jalan Yang Diukur Lebar Jalan

Sta 0+000 25 m 10.84 m

Sta 0+025 25 m 7.20 m

Sta 0+050 25 m 6.50 m

Sta 0+125 75 m 5.80 m

Sta 0+175 50 m 6.50 m

Sta 0+200 25 m 6.25 m

Sta 0+275 75 m 5.70 m

Sta 0+300 25 m 7.25 m

Sta 0+400 100 m 6.45 m

Sta 0+500 100 m 6.50 m

Sta 0+600 100 m 6.80 m

Sta 0+700 100 m 6.05 m

Sta 0+800 100 m 6.25 m

Sta 0+900 100 m 6.15 m

Sta 1+000 100 m 5.78 m

Sta 1+018 18 m 5.60 m


* TINJAUAN TERHADAP BAHU
JALAN
Ketentuan Bahu Jalan
Jalur lalu lintas hendaknya dilengkapi dengan bahu jalan, hanya bila jalur lintas
dengan median, jalur pemisah atau jalur parkir maka bahu jalan tidak
diperlukan lagi.
Bahu jalan sebaliknya diperkeras, Bahu yang diperkeras dipertimbangkan
apabila ada pertimbangan ekonomi.

Lebar Minimum Bahu Jalan Sebelah Luar/ Kiri


Lebar minimum bahu jalan sebelah luar/kirir dicantumkan pada tabel 5.6 kolom
kedua bila tidak memiliki jalur pejalan kaki/sepeda atau kolom ketiga bila
memiliki jalur pejalan kaki/sepeda pada sebelah luar bahu jalan
Klasifikasi Lebar Bahu Kiri/Luar(m)
Perencanaan Tidak Ada Trotoar Ada Trotoar
Standar Pengecualian Lebar Yang
Minimum Minimum Diinginkan
Tipe I Kelas 1 2.0 1.75 3.25  
Kelas 2 2.0 1.75 2.5  
Tipe II Kelas 1 2.0 1.50 2.5 0.5
Kelas 2 2.0 1.50 2.5 0.5
Kelas 3 2.0 1.50 2.5 0.5
Kelas4 0.5 0.50 0.5 0.5
Lebar Minimum Bahu Jalan
Catatan: Pengecualian Minimum sebaliknya hanya dipakai pada jembatan dengan bentang 50 m atau lebih pada terowongan
atau pada daerah dengan ROW terbatas

Lebar Bahu Dalam/Kanan

Kelas Perencanaan Lebar Bahu Jalan Dalam(m)


Tipe I Kelas 1 1.00
Kelas 2 0.75
Tipe II Kelas 1 0.5
Kelas 2 0.5
Kelas 3 0.5
Kelas 4 0.5
Sketsa Gambar Jalan POLBAN
 
Gambar-gambar Peninjauan

Gambar Peninjauan ke-1

Gambar Peninjauan ke-2

Gambar Peninjauan ke-3


Gambar Peninjauan ke-3

Gambar Peninjauan ke-4

Gambar Peninjauan ke-5

Gambar Peninjauan ke-6


Gambar Peninjauan ke-10

Kesimpulannya
Di sepanjang jalan POLBAN memiliki bahu jalan sehingga panjang bahu
jalannya sama dengan panjang jalan tersebut yaitu sebesar 1018 m.
Akan tetapi, bahu jalan tersebut telah dikombinasi seperti salah satunya
bahu jalan yang bersatu dengan trotoar sehingga berbeda dengan
ketentuan-ketentuan yang telah telah ditetapkan.
Pada jalan POLBAN memiliki masalah yang salah satunya disebabkan
karena sistem bahu jalan yang tidak memenuhi persyaratan, seperti
lebar minimum bahu jalan yang kurang dihiraukan pada saat
perencanaan jalan sehinnga mengakibatkan banyak kerusakan-
kerusakan.
*TINJAUAN
KERUSAKAN JALAN
Kerusakan yang terjadi diakibatkan dari beberapa faktor, salah
satunya adalah genangan air. Genangan yang terjadi dikota Bandung
berdampak pada kondisi sosial dan ekonomi masyarakat terutama pada
sarana transportasi darat. Genangan air pada badan jalan dapat berdampak
perubahan bentuk lapisan permukaan jalan berupa lubang
(potholes),bergelombang (rutting), retak-retak dan pelepasan butiran
(ravelling) serta gerusan tepi yang menyebabkan pelayanan kinerja jalan
menjadi menurun
Dalam pengamatan empiris menunjukan bahwa timbulnya genangan air
disebabkan oleh sistem drainase jalan yang tidak terintegrasi dengan baik
dengan penataan ruang yang tidak terkendali. Penelitian dilakukan di jalan
Politeknik.
 
Luas Kerusakan Lubang Kerusakan Terkelupas
Jarak Per STA
(%) (m2) (%) (m2)
0.00-0.05 80 240    
0.05-0.10 40 120    
0.10-0.15 10 30    
0.15-0.20 3 9    
 
0.20-0.30 70 420    
0.30-0.40 0,5 3    
0.40-0.50 0,33 2    
0.50-0.60 1,16 7    
0.60-0.70 - - 0,73 2
 
0.70-0.82 1,83 11 0,16 1
 
0.82-0.92 0,83 0,5    
0.92-1.02 0,16 1    
1.02-1.12 1,67 10 0,83 5
 
1.12-1.18 0,16 1    
 
Jumlah 12,07 854,5 0,11 8
* TINJAUAN PRASARANA
PELENGKAP JALAN
KETERANGAN
A = Portal
B = Plang Batas POLBAN
C = Info Portal (Plang)
D = Lampu Penerangan (jarak antar
lampu 40)
E = Halte
F = Hati – hati Rawan Kecelakaan (plang)
G= Rambu – Rambu Jalan
H= Hati-hati keluar masuk kendaraan
POLBAN (plang)
I = Rambu-rambu Jalan (STOP)
J = Rambu – rambu Jalan (BUndaran)
K = Dinding
L = Trotoar
M= Pembatas Jalan
 
 
nb : Di beberapa ruas jalan terdapat
kereb
Infrastruktur Pelengkap Jalan
Infrastruktur pelengkap jalan di jalan Politeknik Negeri Bandung (POLBAN)
kondisinya mengecewakan, hal ini kami katakana setelah melakukan syrvey
kondisi fasilitas pelengkap jalan di ruas tersebut. Secara garis besar kami akan
menjelaskan beberapa poin tenteang fasilitas pelengkap jalan yang telah kami
survey secara langsung.
Fasilitas Penerangan Jalan
Secara struktur, lampu penerangan jalan yang ada di jalan POLBAN telah
memenuhi SNI 7391 : 2008 tentang spesifikasi penerangan jalan di kawasan
perkotaan, namun dari segi tingkat pencahayaan, tata letak lampu dan jarak
dari lampu ke lampu selanjutnya belum memenuhi spek. Apalagi secara
perawatan dan perbaikannya, banyak lampu penerangan yang tidak bekerja
pada malam hari.
 
Marka Jalan
Marka jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau diatas
permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis
membujur, garis melintang, garis serong serta lambing lainnya yang berfungsi
untuk mengarahkan arah lalu lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu
lintas. Survey yang telah kami lakukan kondisi jalan POLBAN hamper 90%
tidak memiliki marka jalan.
 
Perambuan Jalan
Rambu lalu lintas adalah salah satu alat perlengkapan jalan dalam bentuk
tertentu yang memuat lambing, huruf, angka, kalimat atau perpaduan di
antaranya, yang digunakan untuk memberikan peringatan, larangan, perintah
dan petunjuk bagi pemakai jalan. Rambu-rambu yang ada di jalan POLBAN telah
kami sket di gambar di belakang. Secara spesifikasi teknis mengenai rambu
belum kami temui namun jika melihat dari kondisi traffic dan status jalan
khusus yang dimiliki POLBAN, rambu – rambu yang ada sudah cukup mewakili.
 
Alat Pengatur Lalu Lintas (APIL)
Jika dilihat dari kondisi traffic dan status jalan khusus yang dimiliki POLBAN
APIL berupa traffic lamp atau sebagainya tidak terlalu dibutuhkan di ruas jalan
POLBAN.
 
Pembatas Jalan
Kontur jalan di POLBAN dapat dikatakan berada di bukit yang bersebelahan
langsung dengan lembah dan sungai yang ada di bawahnya, kondisi ini
membutuhkan fasilitas pelengkap jalan berupa pembatas jalan, dari hasil
survey kami sudah ada beberapa tempat yang diberi pembatas jalan maupun
tembok pembatas, namun secara garis besar kondisi itu belum mencukupi
seluruh ruas tersebut
TINJAUAN KONDISI UMUM LALU LINTAS

KONDISI UMUM LALU LINTAS

SETELAH MELAKUKAN SURVEY, DIDAPATKAN KLASIFIKASI KENDARAAN DAN LHRNYA sbb:

NO JENIS KENDARAAN JUMLAH / JAM PERSENTASE

1 MOTOR 611 85.10%

2 MOBIL PENUMPANG 104 14.48%

3 TRUK RINGAN 2 0.28%

4 TRUK 2 AS 1 0.14%

LHR / JAM 718

SURVEY INI DILAKUKAN PADA PUKUL 07.00 - 08.00 PAGI, YANG MERUPAKAN
HASIL

You might also like