You are on page 1of 67

‘Bagaimana gambaran

Rumusan klinis dan


Masalah penatalaksanaan serta
perjalanan penyakit
pasien yang mengalami
penyakit demam tifoid’.

tinjauan ilmu teoritis


mengenai penyakit
demam tifoid,
mengintegrasikan ilmu
kedokteran terhadap Tujuan
kasus penyakit demam Penulisan
tifoid pada pasien secara
langsung serta Untuk
memahami perjalanan
penyakit demam tifoid
Memperkokoh landasan
teoritis ilmu kedokteran di
bidang ilmu penyakit dalam,
khususnya mengenai
penyakit demam tifoid

bahan informasi bagi


pembaca yang ingin
mendalami lebih lanjut
topik-topik yang berkaitan
dengan penyakit demam
tifoid
Penyakit infeksi sistemik yang
disebabkan oleh kuman batang gram
negatif Salmonella typhi maupun
Salmonella paratyphi A,B,C.
 Seseorang dapat terinfeksi Salmonella bila
memakan makanan terkontaminasi Salmonella
yang berasal dari tinja/urin

 Terjadinya penyakit bergantung dari bbrp faktor:


1. Jumlah kuman tertelan
1000  jarang sakit
100.000  25 % sakit
1 milliar  95 % sakit

2. Keasaman lambung
Hipoasiditas kerana antasida, antagonis H2
memudahkan terjadi penyakit
GEJALA KLINIK
TANDA KLINIK
LABORATORIUM
 MI: 10 – 20 (3 – 56 hari)
 Paratifoid 1 – 10 hari
Minggu ke1 : tidak spesifik
 Demam terutama sore hari
 Naik bertahap seperti anak tangga
(stepladder)
 Sakit kepala,Nyeri otot, malaise
 Konstipasi, diare
 Batuk non produktif
 Pada anak bisa terjadi kejang demam
dengan suhu tubuh sangat tinggi
Minggu kedua :

 Apatis, suhu tubuh makin tinggi

 Splenomegali

 Rose spot di bagian atas abdomen


sampai ke bagian bawah dada.
Rose spots
Akibat
embolisasi
bakteri
Rose spots
on abdomen
Minggu ke 3 :

 Demam kontinua, tinggi


 Gangguan kesadaran : konfusi, delirium
 Diare kuning kehijauan, distensi abdomen
 Pneumonia
 Miokarditis
 Perdarahan sal cerna
 Perforasi
 Kematian
 Diagnosa pasti adalah :

 Kultur
darah atau sumsum tulang
terdapat pertumbuhan Salmonella

 Pertumbuhan kuman pada kultur


tinja/urin mungkin ok karier  harus
didukung manifestasi klinis untuk
menetapkan diagnosa demam tifoid.
Pemeriksaan Darah Rutin

 Hemoglobin dapat normal atau


menurun

 Leukopenia +/-, bisa lekositosis

 Neutropenia dengan limfositosis relatif.

 LED Meningkat

 Trombosit normal atau menurun


KRITERIA WHO

KASUS PASTI (Confirmed case)


Demam (> 38°C) > 3 hari
Kultur Positif

Kasus probable ( Probable case )


Demam (> 38°C) > 3 hari
Serologis positif atau dijumpai antigen
Kultur tidak dilakukan atau negatif

Karier kronik
Tdp Salmonella pd urin / tinja selama 1 th stlh fase akut
O

Vi

H
 Pemeriksaan serologis :
 Widal:antibody O: hari 6-8, antibody H
hari 8-10

 Pemeriksaan serologis relatif


baruMendeteksi IgM S typhi Contoh :
Typhidot, Tubex
 Jika hasil positif : Pasti

 Jika hasil negatif, belum tentu bukan Demam


Tifoid

 Negatif palsu terjadi bila :

Jumlah darah terlalu sedikit;


Darah tidak segera dimasukan ke dalam
MEDIA Darah membeku sehingga
kuman terperangkap di dalam bekuan;
Sudah mendapatkan terapi antibiotika
 Dapat mendeteksi kuman yang terdapat
dalam jumlah sedikit
 Spesimen yang digunakan dapat berupa
darah, urin, cairan tubuh lainnya serta
jaringan biopsi.

MAHAL
AMAT……
 Malaria
 Sepsis ok bakteri lain
 Leptospirosis
 Dengue
 Hepatitis akut
 Tirah baring selama beberapa hari sampai
demam mereda.
 Banyak bergerak
 Kuman terlepas dari tempat
perkembangannya
 di usus masuk ke dalam darah
 Suhu badan akan naik
 Risiko PERFORASI usus
 (pada minggu ke 3 – 4)
Terapi Nutrisi
Lunak rendah serat
Dianjurkan Tidak dianjurkan
 KH : beras di bubur / di  KH : beras ketan, beras
tim, roti bakar tumbuk merah
 Protein hewani : daging  Protein hewani : daging
empuk berserat kasar
 Protein nabati : tahu,  Protein nabati : kacang
tempe di tim; pindakas merah, kacang kering
 Sayuran : kacang
 Sayuran : daun singkong,
panjang, buncis muda
daun pepaya, daun/buah
direbus
melinjo, sayuran mentah
Terapi Nutrisi
Lunak rendah serat
Dianjurkan Tidak dianjurkan
 Buah-buahan : sari  Buah-buahan : dimakan
buah, buah segar dg kulit, dg kulit ari,
matang tanpa kulit produksi gas
 Lemak : margarin,  Lemak : minyak utk
mentega, minyak menggoreng, lemak
terbatas hewani, kelapa dan
 Minuman : teh encer, santan
sirup  Minuman : kopi, teh
 Bumbu : garam, vetsin, kental, soda, alkohol
gula cuka terbatas  Bumbu : cabe, merica
Obat oral lini pertama Obat oral lini kedua
Kepekaa
Dosis
n Dosis
harian
Antibiotik harian Hari Antibiotik Hari
(mg/kg
(mg/kg)
)
Fluorokuinolo
50 – 75
n Kloramfenikol
75 – 14 – 21
Sangat (mis: Amoksisilin
15 5-7 100 14
peka ofloksasin, Trimetoprim-
8 14
siprofloksasi Sulfametoksazol
40
n)
Resisten Azitromisin
Fluorokuinolo
Obat 15 5 – 7 Sefalosporin gen 8 – 10 7
n,
Ganda 15 - 20 7 - 14 3 15 - 20 7 – 14
Cefixime
(MDR) (mis: sefiksim)
7
Azitromisin 8 – 10 Sefalosporin gen
Resisten
atau 3 20 7 – 14
kuinolon 10 –
Ceftriaxone 75 (mis: sefiksim)
14
TREATMENT OF SEVERE TYPHOID
FEVER (WHO, 2003)
Obat Parenteral lini pertama Obat Perenteral lini kedua
Kepekaan Dosis Dosis
Antibiotik harian Hari Antibiotik harian Hari
(mg/kg) (mg/kg)
14 –
Fluorokuinolo Kloramfenikol
100 21
n Ampisilin
Sangat 100 10 –
(mis: 15 10 - 14 Trimetoprim
peka 8 14
ofloksasin, Sulfametoksa
40 10 –
siprofloksasin) zol
14
Resisten 10 –
Seftriakson
Obat Fluorokuinolo 60 14
15 10 - 14 atau
Ganda n 80 10 –
sefotaksim
(MDR) 14
Seftriakson
Resisten 60 Fluorokuinolo 10 –
atau 10 - 14 20
kuinolon 80 n 14
sefotaksim
 Sefalosporin generasi ke 3 (14 hari)
 Cefotaksim 1gr/8jam/iv
(Anak : 200 mg/h, dosis terbagi)
 Ceftriakson 1 gr / 12jam/iv
 Kloramfenikol:
 Dosis : 500 mg/4jam s/d demam hilang
dilanjutkan 500 mg / 6 jam
 Efek toksik : anemia aplastik
 Kotrimoksazol : 2 x 960 mg
 Azitromisin
Kortikosteroid
 Indikasi : Tifoid berat (gangguan
kesadaran, syok)
 Dosis : Inisial 3mg/kgBB
 Lanjutan : 1 mg/kgBB/6jam sd 3 hari
 Karier kronik

 Tdp Salmonella pd urin / tinja selama 1


th stlh fase akut

 1-5
% penderita demam tifoid akan
menjadi karier

 Penderitakarier meningkat pada


wanita, penderita berusia diatas 50
tahun, penderita batu empedu
Terapi
Amoksisilin atau Ampisilin (100 mg per kg bb/hari)
ditambah probenesid (Benemid®) (1 gr oral atau 23
mg per kg bb pada anak-anak)
TMP-SMZ (160 to 800 mg 2 x sehari) diberikan selama
6 minggu;  60% menjadi negatif kultur
Siprofloksasin 750 mg, 2 x sehari selama 28 hari atau
400 mg norfloksasin atau kuinolon yang lain
memberikan hasil yang sama.
Untuk menskrining penderita karier digunakan
antibodi Vi . Biasanya diperiksa pada juru masak dan
kasus wabah. Anti bodi Vi dijumpai meningkat pada
penderita karier.
 Intestinal:
 Perdarahan
 Perforasi

 Hati,K.Empedu dan Pankreas :


 Hepatitis
 Kolesistitis
 Pankreatitis

 Jantung :
 Miokarditis dengan tanda2:
 Takikardia, nadi dan suara jantung lemah,
hipotensi.
 Paru:
 Bronkitis
 Pneumonia
 Konsolidasi

 Siatem syaraf:
 Konfusi, disorientasi,gelisah,delirium
 Twitching/kejang pd wajah, psikosa,
katatonia, meningitis, ensefalitis,
mielitis, neuropati.
 Hematologis :
 Hemolisis karena defisiensi G6PD
 Koagulasi Intravskular Disseminata (KID)

 Ginjal :
 Glomerulitis
 Sindroma nefrotik

 Otot :
 Zenker’s degeneration (degenerasi hialin
serat otot)
 Polimiositis
Peningkatan Higiene Dan Sanitasi
perbaikan higiene dan sanitasi saja dapat
menurunkan insidensi demam tifoid.
(Penyediaan air bersih, pembuangan dan
pengelolaan sampah).
Menjaga kebersihan pribadi dan menjaga apa
yang masuk mulut (diminum atau dimakan)
tidak tercemar Salmonella typhi.
Pemutusan rantai transmisi juga penting yaitu
pengawasan terhadap penjual (keliling)
minuman/makanan.
Vaksin Demam Tifoid
Vivotif (Oral)

Mengandung Salmonella hidup yang dilemahkan

4 kapsul yang diminum setiap selang sehari dalam


waktu seminggu

Perlindungan: 5 tahun

Tidak dianjurkan untuk anak kurang dari 6 tahun


Vaksin Demam Tifoid
Typhim Vi

Vaksin suntik dosis tunggal


Mengandung antigen berupa kapsul polisakarida

Efektif dua minggu setelah suntik dan bertahan sampai


dua tahun.

Dapat diberikan pada anak usia dua tahun


Susan
22 Februari
1994 17 Thn

Dokter Muda :
Dokter : dr. Parhusip
Tanggal Masuk : 17 Maret 2011
ANAMNESIS

Automentesis Heternomentesis

 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


• Keluhan Utama : Demam
• Deskripsi : Demam sudah dialami os sejak ± 5
hari yang lalu. Demam bersifat naik turun, menggigil (-
), kejang (-), mimisan (-), gusi berdarah (-). Demam
turun dengan obat penurun panas.
Pusing (+), dialami sejak ± 5 hari yang lalu, lemas (-)
Nyeri perut (+) , mual (+), muntah (-), Penurunan nafsu
makan (+), nyeri sendi (+)
Batuk (-), Sesak (+)
• BAK (+) normal, BAB(+), berwarna hitam
• RPT : Tidak jelas
• RPO : Thiamphenicol, Fe Sulfat
Tanggal Penyakit Tempat Pengobatan
Perawatan dan Operasi

- - - -
Riwayat Imunisasi
Riwayat Alergi

Tahun Jenis

Tahun Bahan/Obat Gejala Imunisasi

- -

- - -
Hobi : Tidak ada yang khusus

Olah Raga : Tidak ada yang khusus

Kebiasaan Makanan : Tidak ada yang khusus

Merokok : (-)

Minum Alkohol : (-)

Hubungan Seks : (+)


Umum : Keadaan umum Abdomen : Nyeri perut tengah atas
baik (+), mual(+)
Kulit: tidak ada keluhan Alat kelamin: tidak ada keluhan

Kepala: Ginjal dan Saluran Kencing:


Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Leher: Tidak ada keluhan

Mata: tidak ada keluhan Hematologi: BAB hitam

Telinga: Tidak ada keluhan Endokrin / Metabolik:


Nafsu makan menurun.
Hidung: Tidak ada keluhan Musculoskeletal:
Tidak

Mulut: Tidak ada keluhan Sistem saraf: Tidak ada


Tenggorokan: Tidak ada keluhan
keluhan

Pernafasan : Sesak (+), lemas (+) Emosi : Terkontrol

Jantung: Tidak ada keluhan Vaskuler : Tidak ada keluhan


Kesan Sakit:
Ringan Sedang Umum

Gizi → BB : 50 kg TB : 160 cm
IMT = 19,53 kesan : Normoweight
Kesadaran Compos Mentis Deskripsi : Komunikasi baik,
rasa awas terhadap
lingkungan baik
Nadi 88 x/I
Reguler, t/v : cukup
HR 88 x/I
Tekanan Darah Berbaring : Duduk :
Lengan kanan : 100/60 Lengan kanan : 100/70
mmHg mmHg
Lengan kiri : 100/60 Lengan kiri : 100/70 mmHg
mmHg

Temperatur Aksila : 36,9°C


KULIT : dalam batas normal
KEPALA : Kepala simetris, rambut hitam, tidak mudah rontok
LEHER: TVJ R -2 cm H20, trakea medial, pembesaran kelenjar
getah bening (-), struma (-)
TELINGA DAN HIDUNG: Dalam batas normal
RONGGA MULUT DAN TENGGORAKAN : Dalam batas normal

MATA : Conjunctiva
palpebra inferior pucat
(-)/(-),
sclera ikterik (-)/(-),RC
(+)/(+), Pupil isokor,
ki=ka,
ø 3mm
Depan Belakang

Inspeksi Simetris Fusiformis Simetris Fusiformis

Palpasi SF Ka=ki ; kesan SF Ka=Ki : kesan


normal normal
Perkusi Sonor pada kedua Sonor pada kedua
lapangan paru lapangan paru
Auskultasi SP : Vesikuler SP : Vesikuler
ST : - ST :-
 JANTUNG
 Batas Jantung Relatif : Atas : ICR III sinistra
Kanan: Linea sternalis dextra
Kiri : 1 cm LMCS, ICR V
 Jantung : HR : 88 x/I, regular, M1 > M2, A2 > A1, P2
> P1, A2 > P2, desah (-). Gallop (-)

 ABDOMEN
Inspeksi : Simetris, normal
Palpasi : soepel, Hepar, Lien, dan Ren : tidak
teraba , nyeri tekan (+), undulasi (-)
Perkusi : Timpani, pekak hati (+), pekak
beralih (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) N, double sound (-)
 PINGGANG
Ballotement (-), tapping pain (-/-)

 EKSTREMITAS
Superior : oedem (-)/(-)
Inferior : oedem (-)/(-)

 ALAT KELAMIN : Perempuan


Tidak dilakukan pemeriksaan

 REKTUM
Tidak dilakukan pemeriksaan

 NEUROLOGI :
Refleks Fisiologis (+) Normal
Refleks Patologis (-)

 BICARA
Komunikasi baik
PEMERIKSAAN LAB IGD (11/01/2011)

Darah rutin : Hb : 11,5 g/dl; Leukosit : 7,60 /mm3; Ht :


35.40%; Trombosit :
161.000/mm3; MCV : 87.80fL; MCH : 29.30 ρg; MCHC :
33.30 g/dl.
Tes Widal : Titer O : 1/320 1/160 1/80 1/160
Titer H : 1/320 1/160 1/80 1/160

Urinalisa Ruangan: tidak dilakukan pemeriksaan


Faeces Rutin
Tidak dilakukan pemeriksaan
RESUME DATA DASAR
(Diisi dengan Temuan Positif)
Dokter Muda :
Nama Pasien : Susan No. RM : 27.72.89
1. KELUHAN UTAMA : Febris
1. ANAMNESIS : (Riwayat Penyakit Sekarang, Riwayat PenyDahulu,Riwayat
Pengobatan, Riwayat Penyakit Keluarga, Dll.)

Febris, ± 5 hari yang lalu. Febris bersifat intermiten, menggigil (-), Febris turun
dengan antipiretik. Sefalgia (+), dialami sejak ± 5 hari yang lalu,
Nyeri perut (+) , nausea (+), muntah (-), Penurunan nafsu makan (+),
athralgia (+)
Dyspnea (+)
Melena (+)

Laboratorium : Anemis, titer O dan H 1/320

Pemeriksaan fisik : Conj.palp.inf. pucat (+)


RENCANA AWAL
Nama
Penderita: No. RM 46.46.81
Iman
Rencana yang akan dilakukan masing-masing (meliputi rencana untuk
diagnosis, penatalaksanaan dan edukasi)
No. Masalah Rencana Diagnosis Rencana Terapi Rencana Rencana Edukasi
Monitoring
1 Demam Tifoid U/D/F rutin -IVFD - Klinis Menerangkan dan
- Laborat menjelaskan keadaan
-RFT Ringer
urium penatalaksanaan dan
-LFT Laktat komplikasi penyakit
-Elektrolit 20gtt/i pada pasien dan
keluarga.
-PCT tab
3x1
-Amoxicilin
3x1
-Inj XD 2:1
18:20
-Neurodex
2x1
Tgl S O A P
Therapy Diagnostic

18/3/2 Dema Sens: CM ,TD: 100/60 - Demam - IVFD RL - Darah


011 m(+), mmHg Tifoid 20gtt/i rutin
Pusin Pols : 96 x/mnt, - DF - PCT 3x1 - Widal
g(+), reguler t/v: cukup - DHF - Amoxicilin test
Lema RR : 24 x/mnt, - 3x1
h(+), Temp:39°C Chikungun - Neurodex
Batuk Pemeriksaan fisik: ya 2x1
(+), Mata: conj.palpebra - Thiamphen
Nyeri inferior pucat (+)/(+), icol 4x1
ulu
hati(+
)
19/3/ Pusing Sens: CM ,TD: 100/70 mmHg Demam tifoid - IVFD RL - Da
2011 (+) Pols : 83 x/mnt, reguler t/v: 30gtt/i ra
cukup - Thiamph h
RR : 22 x/mnt, Temp:36,0 °C enicol 4x1 rut
- Ranitidin in
1amp/12j - Wi
am dal
- Amoxicili tes
n 3x1 t
- Neeurod
ex 2x1
- Domperi
done 3x1
- Paraceta
20/3 Demam (- Sens: CM ,TD: 100/70 Demam - Tirah baring
/201 ), BAB (-), mmHg Tifoid - Diet MB
1 BAK (+), Pols : 95 x/mnt, reguler t/v: - IVFD RL
Pusing (- cukup 30gtt/i
), Lemas RR : 24 x/mnt, Temp:37,0 - Thiamphenico
(+), Nyeri °C l 4x1
ulu hati (- - Ranitidin
), Batuk 1amp/12jam
(-) - Amoxicilin 3x1
- Neeurodex 2x1
- Domperidone
3x1
21/3/ Pus Sens: CM ,TD: 100/70 Demam - IVFD RL
2011 ing mmHg tifoid 30gtt/i
(+) Pols : 83 x/mnt, reguler - Thiamphenic
t/v: cukup ol 4x1
RR : 22 x/mnt, - Ranitidin
Temp:36,0 °C 1amp/12jam
- Amoxicilin 3x1
- Neurodex 2x1
- Domperidone
3x1
- Paracetamol
3x1
22/3 Pusing Sens: CM ,TD: 100/70 Demam - IVFD RL
/201 (+), mmHg Tifoid 30gtt/i
1 berdenyut Pols : 82 x/mnt, reguler t/v: - Thiamphenico
-denyut cukup l 4x1
RR : 24 x/mnt, Temp:36,0 - Ranitidin
°C 1amp/12jam
- Neurodex 2x1
- Domperidone
3x1
- Paracetamol
3x1
23/3 Pusing (- Sens: CM ,TD: 100/70 Demam - IVFD RL
/201 ), hoyong mmHg Tifoid 30gtt/i
1 (-) Pols : 82 x/mnt, reguler t/v: - Thiamphenico
cukup l 4x1
RR : 24 x/mnt, Temp:36,0 - Ranitidin
°C 1amp/12jam
- Neurodex 2x1
- Domperidone
3x1
- Paracetamol
3x1

PASIEN PULANG BERAWAT JALAN


DAFTAR MASALAH

Nama Penderita : : Susan 27.72.89


No. RM

Masalah

Tanggal
No. MASALAH
Ditemukan Selesai/Tan Terkontrol/ Tetap
ggal Tanggal

1. - 23/3/2011

17 Maret 2011 Demam tifoid


Kesimpulan dan Prognosis
Ny. Susan, 17 tahun mengalami demam tifoid. Pasien pulang
berobat jalan pada tanggal 23/03/2011 setelah terkontrol

Prognosis :
- Ad Vitam : dubia ad bonam
- Ad Functionam : dubia ad bonam
- Ad Sanactionam : dubia ad bonam

VERIFIKASI Dokter Ruangan Chief of Ward Sie. Pendidikan

Tanda tangan
Demam tifoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteri Salmonella typhi ditandai adanya demam 7
hari atau lebih, gangguan saluran pencernaan dan
gangguan pada sistem saraf pusat. Penyakit demam tifoid
terus menjadi masalah yang disebabkan beberapa faktor
yaitu. adanya strain Salmonella typhi yang resisten
terhadap antibiotik, masalah pada identifikasi dan
penatalaksanaan carrier, keterlambatan membuat
diagnosis yang pasti, pathogenesis dan faktor virulensi
yang belum dimengerti sepenuhnya serta belum
tersedianya vaksin yang efektif, aman dan murah

You might also like